Selamat membaca ......
Stakkkk
Terdengar suara itu lagi, kini jiwa Sarani bisa menggerakkan tubuh Annasya kembali sesuai kehendaknya. Masih di depan kelas bersama siswa laki-laki yang di panggil Bhadra itu untuk mengerjakan soal Fisika.
"Gue juga bisa, sini sepidolnya! " Annasya merebut sepidol dari tangan Bhadra lalu mulai mencorat coret papan tulis itu dengan rumus dan berbagai angka di sana, membuat semua orang yang berada di kelas menatap Annasya tanpa berkedip.
"Noh beres inimah kecil! " ucap Annasya, menaruh sepidol itu di meja guru lalu kembali duduk di kursinya.Begitu juga semua sisiwa dikelas itu di buat melongo olehnya.
"Heh Nasya ini beneran loe? Kok jadi mendadak pintar gini padahal loe tadi seperti khawatir tidak bisa mengerjakannya," ucap Alenza teman sebangku Annasya itu.
"Emang soal itu begitu tidak sulit kok! " sahut Annasya pada teman sebangkunya tentu saja dia adalah Alenza yang tadi nelpon.
"Ada yang aneh, hm aku mau nanya deh loe?" Alenza menatap Annasya dengan tajam.
"Napa? " Anansya menoleh pada Alenza.
Stakkk
"Huhhhhh, Nasya memang gak pintar alias bodoh!"
"Tapi dia cantik! "
"Jangan ribut," Suara Pak guru sambil mengetukan spidol ke meja.
"Annasya makin giat lagi belajarnya atau kamu bisa belajar bersama Bhadra," sambung Pak guru fisika itu, sedangkan Annasya hanya melongo dia masih belum mengerti bagaimana dirinya.
"Tadi kan aku yang ngerjain solanya malahan udah duduk pula ini jadi gini gimana urusannya," Annasya mengerutkan keningnya karena dirinya ternyata masih berdiri di depan bersama Bhadra.
"Aneh memang, jelas-jelas tadi gue udah lah gue pusing kaya papan catur aja hidup serasa ada yang menggerakan sendiri. " grutu Annasya.
Anansya dan Bhadra kembali ke tempat duduk masing-masing, Annasya kembali termenung memikirkan hidupnya yang serasa ada yang mengaturnya sendiri bahkan gerakan dan bicara pun seperti sebuah dialaog orang lain, Sarani sendiri yang berada di dalam tubuh Annasya merasa tidak bebas setelah suara nyaring itu terdengar.
Stakk
"Hey-hey Bhadra!" setelah terdengar suara itu ditelinganaya Annasya sekarang bisa leluasa bicara, dan kini dia penasaran dengan adegan tadi maka dia pun bertanya pada Bhadra.
"Apa? " Bhadra yang kebetulan duduk didepan Annasya pun menoleh.
Ting tong
Tiba-tiba suara bel istirahat berbunyi membuat Annasya ada kelegaan sendiri pasalnya dia akan bertanya pada Bhadra nanti di kantin biar leluasa untuk bertanya padanya.
"Nasya tadi loe mau ngapain manggil gue? " tanya Bhadra membuat Annasya tersenyum dan itu di artikan lain oleh Bhadra dan teman sebangku Bhadra sedangan Alenza dia buru-buru ke peprustakaan.
"Lampu hijau noh! " ucap teman Bhadra membuat Bhadra sendiri tersenyum sedangkan Annasya hanya sibuk merapikan buku di mejanya.
"Diam loe! " bisik tegas Bhadra tepat di telinga temannya itu.
"Bhadra ada yang ingin aku omongin nih, kekantin yok! " ucap Annasya sambil berdiri menunggu Bhadra.
"Khmm! Penantian panjang akhirnya tak sia-sia!" sindir teman Bhadra sebut saja namanya Bimo.
"Diam loe jangan bikin gue gugup! "
"Bhadra! " Annasya memanggil Bhadra karena dia terlalu lama membuatnya menunggu.
"Yok! " Bhadra berdiri dan menarik tangan Annasya menuju kantin, semua siswa yang masih berada dikelas beranggapan kalau mereka sudah pacaran karena Bhadra yang selalu cari perhatian pada Annasya.
Mereka kini berada di kantin sekolah duduk saling berhadapan, dua mangkuk bakso telah terhidang di atas meja serta minuman jus alpuket dan tomat pun ikut menemani mereka.
"Bhadra, hm loe nyadar gak kalau tadi yang ngerjain soal itu gue?" ucap Annasya dan membuat Bhadra tersedak dan sepontan membuat Annasya menberikan jus miliknya.
"Makasih! " Bhadra telihat sangat bahagia karena Annasya mau berbagi minumannya.
"Apa tadi loe dengar aku ngomong? " Annasya menatap serius Bhadra.
"Nasya apa kamu tadi lupa ingatan, gue lah yang ngerjain malahan loe juga melihatnya sendiri bukan?" sahut Bhadra menbuat Annasya melotot sempurna.
"Beneran loe gak lihat, bahkan setelah gue ngerjain soal itu gue langsung saja duduk dibangku loh! " Annasya menyakinkan Bhadara.
"Nasya kamu lagi sakit ya? Mau aku belikan obat? Jelas-jelas tadi loe barengan sama gue saat mau duduk di bangku! " Bhadra menaruh sendok garpunya dan membalas tatapan bingung Annasya.
"Apa gue udah gila, apa gue selalu menghalu dan seakan itu benar terjadi aduh gue jadi pusing sendiri!" Gumam Annasya dan memijat kepalanya yang di rasa berdenyut membuat Bhadra khawatir hingga dia berpindah menjadi duduk di samping Annasya.
"loe baik-baik saja kan? " Bhadra menggengam sebelah tangan Annasya tapi Annasya melepaskan gengaman itu.
"Aku tidak apa-apa, sebaiknya aku kekelas aja deh dan uangnya-"
"Jangan pikirlan itu biar nanti aku yang bayar! Tunggulah aku akan membayar dulu nanti kita bersama-sama ke kelas! " Bhadra segera berlari sebelum Annasya mencegahnya.
"Hah apa aku harus ke periksa kedokter psikiater? Gue takut gila! " Annasya bermonolog sendiri hingga Alenza begitu saja menghampiri Annasya.
"Nasya loe disini sendiri napa gak ajak gue kalau mau kekantin?" tanya Alenza lalu duduk di samping Annasya dan matanya tak sengaja melihat dua mangkuk dan dua gelas di sana.
"Loe berdua?" kembali Alenza bertanya membuat Annasya menoleh pada Alenza sambil terus memijit keningnya.
"Nasya yuk! " tiba-tiba Bhadra datang membuat Alenza tersenyum.
"Oh kalian udah jadian yah? Kalau begitu jangan lupa pajak jadiannya! " Annasya menaik turunkan alisnya.
"Belum! " Bhadra berbisik pada Alenza sedangkan Anansya hanya acuh dia sibuk dengan pikirannya sekarang.
"Nasya! " Bhadra menpuk pundak Annasya lalu terlihat annasya terperanjat.
"Udah, makasih ya tapi aku sebaiknya ke UKS aja deh biar Alenza aja yang anterin gue kasihan loe direpotin gue!" ucap Annasya dan berdiri lalu menarik tangan Alenza.
"Baiklah, Alenza jaga Nasya ya! " ucap Bhadra membuat Alenza mengacungkan sebelah jempolnya.
Alenza dan Annasya pun berjalan meninggalakan Bhadra sendiri dengan senyumnya.
"Sebentar lagi Annasya loe gue dapetin! " Gumam Bhadra percaya diri.
"Hm, Alenza apa gue punya penyakit? " tanya Annasya membuat Alenza menoleh.
"Setau gue loe emang sehat aja, menurut loe yang punya badan gimana? " Alenza mengerutkan dahinya masih menatap Annasya yang kini sedang berjalan beriringan bersamanya menuju ruang kelas.
"Eh, Alenza loe liat gue kan tadi yang ngerjain soal fisika itu malahan loe juga sempat terkejut kan saat gue bisa mengerjakan soal itu, ia kan?" Annasya menatap Alenza penuh antusias tapi bukan ekspresi bingung yang terlihat dari wajah Alenza melainkan ekspresi terkejut.
"Hm, kamu masih Annasya yang aku kenal kan? " tanya Alenza menyelidik membuat Annasya sendiri menelan ludahnya.
"Alenza apa maksudmu aku tidak waras? " tanya Annasya.
"Ah maksudku aku tadi lupa karena tidak memperhatikan sekeliling orang aku ketiduran juga! " Alenza memalingkan wajahnya dengan tawa paksanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
bneran g blum faham sma nih crita
2024-04-19
1
Huby Huby
apasih kagak jelas
2022-10-17
1
Lita Puspitasari
ga paham 2 jiwa masih nempel
ceritanya bagus, ga paham tiba-tiba muncul nasya asli ga terlalu suka lembek
2022-09-18
3