Pagi hari itu, Annasya menepuk kepalanya setelah bangun tidur. Dirinya masih merasa bukan di dunianya hingga suara lenguhan dari sampingnya membuat Annasya menoleh.
"Kenapa gue sering denger kata stakk gitu ya, dan nantinya seluruh tubuh gue jadi kaku dan selalu bergerak serta bicara sendiri tanpa gue mau, Sebenarnya ini di mana? Apa ini di dunia astral?" lirih Annasya hingga terdengar suara briton di sampingnya.
"Ini udah jam setengah tujuh loe gak sekolah? " tanya Elmanno sedangkan Annasya belum sadar kalau dirinya harus menjalani aktivitas Annasya yang notabenya adalah masih sekolah menengah atas.
"Hah jam kuliah nanti siang!" Annasya belum sadar.
"Loe ling lung ya, loe itu masih SMA bukan kuliahan ngarep banget cepat gede! " sentak Elmanno membuat Annasya mengerjap lalu menatap Elmanno yang tengah turun dari ranjang.
"Biasanya masuk sekolah jam delapan kan? " tanya Annasya polos sedangkan Elmanno hanya menggelengkan kepalanya lalu segera ke kamar mandi, sampai akhirnya...
Meong
Meong
"Aaaaaaaaa, kucing! " teriak Annasya lalu berlari entah kemana hingga Elmanno yang mendengar jeritan Annasya membuka pintu kamar mandi terkejut dengan Teriakan Annasya.
"Hey loe kenapa? " tanya Elmanno menatap Annasya yang semakin mendekat padanya.
"Eh itu El ada kucing , gue ogah, gue geli sono singkirin! " Annasya sembunyi di balik punggung Elmanno, dan menyentuh punggungnya yang licin penuh dengan busa sabun.
Annasya menoleh kebawah dan dilihatnya kalau Elmanno tidak memakai pakaiaan sehelai pun.
"Aaaaaaaaa, mata gue mata gue!" Annasya melompat-lompat di dalam kamar mandi. Elmanno yang menyadari dirinya tanpa busana segera menutup pintu kamar mandi lalu menguncinya dan lupa kalau Annasya juga berada di dalam.
"Yakk kenapa dikunci loe mau macam-macam ama gue hah! " Annasya kalang kabut mencari sesuatu hingga penggosok toilet itu ia acungkan ke Elmanno dengan satu tanganya yang menutupi matanya.
"Loe itu kenapa sih main masuk kamar mandi aja, bukannya loe tau gue lagi mandi. Gue gak tau kalau loe ada di sini makanya gue kunci noh pintu.!" Elmanno menarik sikat toilet itu dari tangan Annasya agar tidak sampai memukul dirinya.
"Itu burungnya dilepas dulu napa, seneng banget jadi tongtonan mata gue! Emang ya om om ini mesumnya minta ampun! " Annasya melepaskan pegangan sikat toilet itu lalu merayap tangannya ketembok mencari pintu keluar sambil menutup matanya, tapi itu cuma pemikiran Annasya aja karena buktinya dia bahkan akan meraba sesuatu yang ada pada tubuh Elmanno.
"Bukan gue yang mesum, lo yang mesum. Sana loe keluar!" Elmanno menarik tangan Annnasya lalu mendorong tubuhnya keluar kamar mandi.
"Enak aja main lepas, emangnya lego yang bisa bongkar pasang lagian gue baru tau dia gak suka kucing padahal dia kan suka banget kemarin-kemarin pada hewan itu, sampai nada pada ponselnya aja suara kucing. Benar-benar aneh bocah itu! " gumam Elmanno sambil mengguyur seluruh tubuhnya oleh air sower.
Annasya terpaku di depan pintu kamar mandi beberapa kali dia menepuk pipinya dan matanya yang tidak berkedip, melihat hal yang tidak seharusnya di lihat membuat pikirannya trapeling kemana-mana.
" Apakah ada yang jomblo sampai gini liat yang begituan, keinget mulu! Ish ish menyingkirlah dari otak gue! " Annasya kali ini memukul kepalanya hingga suara kucing itu kembali terdengar.
"Hah gue lupa ganti nada dering! " Annasya segera mengambil ponselnya, dan di sana terlihat nama Alenza meneleponnya. Annansya pun menggeser tanda hijau itu.
"Hallo! "
"Nasya lo gak sekolah? Tumben jam segini belum datang juga setengah jam lagi ini bel masuk bunyi?" terdengar suara dari sebrang sana membuat Annasya membulatkan matanya sempurna dia melempar ponsel itu sembarang lalu menggedor pintu kamar mandi.
"Ya El cepat lah! Gue kesiangan! " teriak Annasya membuat Elmanno yang berada di dalam kamar mandi tersenyum jail.
"Sini masuk aja! " sahut Elmanno membuka pintu.
"Apa loe gila ya, masa berdua mandi bareng gak mau! Cepat keluar! " teriak Annasya dengan kaki yang di hentakan.
"Mana bisa gue belum selesai mandi masih rendaman! Lagian apa yang bisa membuat gue tergoda dengan tubuh loe! " Elmanno tidak mau mengalah, hingga akhirnya Annasya bingung sendiri.
"Ayolah ini udah siang banget, !" Annasya mencoba untuk merajuk.
"Kataku sini aja! Lagian biasanya loe mandi di kamar mandi untuk para pembantu! "
"Sial! " Annasya melongos begitu saja dari sana dan mencari kamar mandi dirumah segede itu, akhirnya dia menemukannya kamar mandi yang dekat dengan dapur.
"Dia bilang biasanya gue mandi di sini, ya kamar mandi pisah tapi tidur seranjang! Heh ihhhhh! " Annasya bergidik.
Annasya baru saja membuka seluruh pakaianannya dan bersiap untuk mengguyur badannnya dengan air dingin itu tapi...
Stakk
Kini Annasya sudah berada dikelas duduk dibangku dengan hidmat sambil pandangannya lurus kedepan memperhatikan guru didepan. Annansya segera akan menutup kedua dadanya dengan tangan tapi tidak bisa karena untuk menggerakan tangan saja terasa berat lalu melihat dirinya yang telah memakai baju seragam sekolah membuatnya bernafas lega.
"Suara itu apa lagi, memangnya didunia novel bisa teleportasi sesuka hati?" tanya Anansya pada dirinya sendiri.
"Annasya sini maju kedepan dan kerjakan soal fisika ini! " tiba-tiba suara guru itu membuat Annasya merasa bangga karena hitung menghitung adalah jagonya, tapi sayang yang jagonya itu Sarani bukan Annasya.
"Kenapa kakiku susah untuk berdiri," ucap Annasya dalam hati.
"loe mana bisa ngerjain soal ini kan? " ucap salah satu siswa di kelas itu. Annasya menoleh pada papan tulis itu adalah soal yang luar biasa gampang.
"Mmmhhh! " gumam Annasya dia susah untuk bicara hanya sekedar menyahuti siswa itu.
"Sini biar ngerti nanti bapak kasih tau caranya! " Guru itu menyodorkan spidol pada Annasya.
"Tapi pak! " ucap Annasya seakan ragu padahal itu bukan ucapan yang ingin di ucapkan Annasya.
"Tidak apa-apa! "
"Ngelamun aja sih lo! " bisik teman sebangkunya.
"Mana ada gue melamun tau tau gue udah duduk aja di bangku ini padahal tadi baru saja mau mandi!" grutu Anansya dalam hati.
Anansya pun berjalan ke depan dengan perlahan lalu mengambil spidol itu dari tangan Pak Guru.
"Ini tangan kaku aja, itu soal mudah ayolah itu sangat mudah lo tinggal tulis rumus nya dan ikuti jalannya susah banget nih badan dibilangin. " teriak hati Annasya.
"Baiklah Annasya sekarang kamu tinggal tulis dulu rumusnya, kalau hanya rumusnya kamu tau kan ini baru saja bapak beri tahukan tadi! " ucap Bapak Fisika itu tapi tubuh Annasya tidak merespon membuat Sarani yang berada dalam raganya geram.
"Itu Asas Black, mudah banget si Annasya ini memang bodoh! Aduh bisa di permalukan sekelas kalau gini, haihhh masih diam saja ini tubuh! " kesal Annasya dalam hati.
"Maaf Pak saya lupa! " Ucap Annasya terlihat cengengesan dan membuat semua orang yang di sana tertawa.
"Dasar malah bilang begitu lagi, woy gue adalah ahli di bidang sains hanya saja ni tubuh bodoh amat malah masih kaku aja sebenarnya ini tuh kenapa? " Jiwa Sarani meronta dia malu sekali baru kali ini dia di permalukan disekolahan gara-gara Annasya tentunya.
"Pak biar saya membantunya! " terdengar suara milik siswa laki-laki, semua orang pun menoleh padanya begitu pun Annasya dia terlihat tersenyum.
"Ini bibir main senyum aja? Padahal gue gak mau senyum! " hati Annasya menatap laki-laki itu yang semakin mendekatinya.
"Ciee sang pangeran datang siap menolong! " teriak siswa lain membuat semua siswa di kelas itu riuh menyoraki.
"Diam semua! Baiklah Bhadra kamu temani Annasya menyelesaiakan soal ini! " ucap guru itu.
"Bhadra? Itu adalah nama pemeran dalam tokoh novel itu juga, wah dia memang ganteng banget persis seperti yang dikatakan novel itu," guman Annasya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
ciber ara
curiga annasya asli masih ad
2022-12-16
2
shin chan
pening ku membacanya..
2022-08-29
4