Bab 12 tamparan suami selingkuh

Annasya terlihat berlari dan mengusap air matanya setelah melihat foto Elmanno dan Stepanie di ponsel milik Naraya itu, membuka pintu kamar dengan keras lalu kembali menutupnya dengan asal hal itu dilihat Sahara dan Naraya, mereka seraya tersenyum kemenangan.

Annasya menghempaskan tubuhnya di kasur dan menenggelamkan wajahnya dibantal, meluapkan semua amarah dan sedih disana sampai sore menjelang.

"Ayolah ini sudah sore dan gue harus nangis mulu kan cape, mana seragam belum diganti lagi gerah ini! Heh Annasya bodoh banget sih nangisin laki-laki biadab kaya dia mending mikiran Bhadra kan! " pekik hati Annasya.

"Mas kau tega samaku," lirih Annasya dengan suara seraknya karena dari siang sampai sekarang dia menangis dan tidak merubah posisi dikasur. Hingga suara pintu dibuka pun dia tidak mendengarnya.

"Loe ngapain! " Elmanno meletakan tasnya disofa dan membuka kancing kemejanya sambil menatap Annasya bingung.

Annasya yang mendengar sang suami pulang beranjak dari kasur lalu berjalan kearah Elmanno.

"Mas kau tega sama aku! " ucap Annasya, tapi Elmanno hanya meliriknya dan tersenyum sinis.

"Loe tau kalau gue sama Stepanie tadi? Kenapa, sakit hati? Bukannya itu resiko loe mau nikah sama gue! Terima aja kali! " Nada sinis itu terucap dari mulut Elmanno.

"Setidaknya Mas hargai diriku!" Annasya kembali mengeluarkan air matanya di depan Elmanno tapi Elmanno hanya mengacuhkannya dan beranjak kekamar mandi.

STAKKK

"Woy loe laki-laki biadab! " teriak Annasya, Elmanno pun menoleh dan menatap bingung pada Annasya.

Annasya berjalan menghampiri Elmanno dengan tatapan membunuh serta kedua tangan yang mengepal.

Bugh

Bugh

"Rasakan! " teriak Annasya, Elmanno yang mendapat serangan dadakan itu hanya melongo dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"Inget ya gue Sarani gak bakalan bikin loe hidup tenang, suami biadab macam loe layak mendapat pukulan ini! Hiaaaattt! " Annasya meninju rahang Elmanno tidak peduli apa pun nantinya yang penting dia meluapkan emosinya pada laki-laki dihadapannya.

"Loe gila!" Elmanno hendak akan menampar Annasya tapi tertahan.

"Gue gila, loe yang stres! " Pekik Annasya lalu menginjak kaki Elmanno dengan kasar hingga kesakitan.

"Minggir! Gue capek harus nangis mulu gara-gara loe, gerah gue! " Annasya mendorong dada Elmanno untuk menyingkir dari sana dan berjalan ke kamar mandi, tapi tangan Annasya di cengkram oleh Elmanno.

"Loe berani mukul gue! " ucap Elmanno dengan rahang yang mengeras.

"Tentu saja gue berani, laki-laki tidak berperasaan! " Annasya mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Elmanno.

"Lepas! " teriak Annasya, lalu menggigit lengan Elmanno yang mencengkaram lenganya hingga berdarah.

"Aw, kenapa loe jadi kasar dan gede baget lagi tenaganya! " bingung Elmanno seraya mengibaskan tangannya yang di gigit Annasya.

"Heh Om kalau loe berani nyakitin gue, awas aja! " Annasya melotot pada Elmanno lalu masuk kamar mandi, sedangkan Elmanno dibuat cengo dengan tingkah laku istri kecilnya itu.

"Menarik! " lirih Elmanno.

Sedangkan dirumah Alenza terlihat beberapa buku di mejanya seperti sebuah novel, dia melirik ke arah jendela memandang hamparan langit yang indah dengan hiasan bintang yang berada memenuhi langit malam ini.

"Bahkan bintang dan tatanan surya yang diciptakan penulis begitu sama dengan aslinya, kapan aku bisa melihat lagi hal yang asli dan melakukan semua berdasarkan diri sendiri! Aku menyesal! " Alenza menundukan kepalanya dalam menitihkan air mata itu.

STAKKKK

Alenza mengerjap dan melihat dirinya bergitu saja berada disebuah mini market, setelan jaket dan celana jeans kini melekat di tubuh Alenza dengan kranjang belanjaan ditangannya.

"Eh loe tau ga sih Pak Elmanno tadi bersama Stepanie mereka terlihat serasi, apa lagi Stepanie yang bergelayut manja di lengan Pak Elmanno itu sangat manis! " terdengar suara seseorang, Alenza pun menoleh dan mendapati tiga orang perempuan yang tengah memilih barang belanjaan di sana.

"Iya sih tapi loe tau gak rumor tentang mereka yang sempat putus itu!" sahut perempuan lain.

"Gue tau, tapi kan akhirnya mereka kembali lagi kan! Udah jangan bahas yang gak bener, yang pasti-pasti aja! "

Alenza berjalan menuju rak makanan ringan dan tidak sengaja melihat Bhadra di sana, dan terlihat Bhadra pun kembali melihatnya.

"Alenza! " sapa Bhadra dan Alenza pun mengerutkan dahinya.

"Loe gak sama Annasya? " tanya Bhadra.

"Enggak lah," jawab Alenza.

"Gue tadi liat Annasya dihalte nangis loe tau dia kenapa?" kembali Bhadra bertanya.

"Benarkah? Nasya nagis? Tapi tadi pas keluar sekolah bareng gue dia gak kenapa-napa!" sahut Alenza dan wajahnya pun sesaat menoleh pada ketiga wanita itu.

"Kenpa ya, gue khawatir! Tapi gue juga gak bisa maksa dia untuk menceritakan masalahnya!" sedih Bhadra dan Alenza terkekeh.

"Loe akhirnya ngaku juga suka sama Annasya, kalian emang cocok sih!" ucap Alenza memasukan beberapa snack ke keranjangnya.

"Wih tentu saja lah, bantu gue ya Za! " Bhadra tersenyum pada Alenza.

"Gue gak jamin ya! " Alenza berjalan melewati Bhadra.

"Gue comlangin loe sama Rio deh! "

"Amit-amit! " pekik Alenza dan Bhadra hanya tertawa melihat ekspresi Alenza.

"Napa loe bilang amit-amit, nanti baru tau rasa kalau loe minta-minta cinta gue! " tiba-tiba saja Rio berada dibelakang mereka.

"Loe sama dia tadi? " tanya Alenza pada Bhadra.

"Tentu saja, kami tetangga dan gak sengaja kita bertemu dan mau kemini market ya jadi barengan! " ucap Bhadra.

"Hah Sial! " guman Alenza dan untungnya mereka yidak mendengar.

"Ya udah gue duluan! " Alenza buru-buru ke kasir.

"Kita barengan saja! " Rio berteriak membuat beberapa orang yang berada di sana menoleh padanya.

"Memalukan! " gumam Alenza.

Alenza keluar dari mini market itu tapi malah hujan, hingga akhirnya Bhadra dan Rio pun keluar.

"Kita kehujanan! " Bhadra berucap.

"Za apa rumah loe jauh?" tanya Rio.

"Gak bakalan mau nebeng ama loe! " begitu saja Alenza kepedean dikira Rio mau mengajaknya karena Rio terlihat mendekati mobil yang berada dihadapannya.

"Kepedean banget sih loe, gue cuma nanya!" sahut Rio dan membuat Bhadra memijat pelipisnya yang berdenyut akibat kedua temannya yang tengah bertengakar itu.

"Gue cuma nerka ajah! " pekik Alenza.

"Kalian ini ya berisik amat, gue duluan!" Bhadra begitu saja naik kemobilnya dan melajukan mobil itu tanpa membawa Rio yang berlari mengejarnya.

"Haha makanya loe jadi orang jangan rese!" ucap Alenza sedangkan Rio kembali mendekati Alenza dan berdiri di sampingnya.

"Gue sengaja nyuruh dia pulang duluan! " ucap Rio.

"Ah masa, buktinya loe tadi sampai ngejar dia kan! " Alenza menoleh pada Rio.

"Itu cuma pura-pura saja! " alasan Rio dan membuat Alenza tambah ketawa saja.

STAKKKKK

"Rio maafin gue ya! " ucap Alenza dan Rio pun menoleh.

"Udah selayaknya loe minta Maaf sama gue," Sahut Rio.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!