Bab 2

Happy Reading

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA....

Laki-laki itu telah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya, memperlihatkan tonjolan-tonjolan kotak pada perutnya, atau biasa di sebut sixpack.Annasya yang tengah memikirkan sesuatu di sofa tak sengaja pandangannya menoleh pada laki-laki itu, tentu saja hal itu membuat matanya tak berkedip merasa baru pertama kali melihat dan sedikit terpesona.

"Bicara dan tingkah loe hari ini berbeda tapi tetapan mata jelalatan itu masih belum berubah!" Laki-laki itu menatap remeh pada Annasya.

Annasya tersadar lalu kembali pada pemikirannya, dia mencoba menyambungkan tiap perkataan orang-orang itu.

"Wanita dewasa itu bilang kalau gue telah merusak hidup adiknya dengan menikahinya, nenek lampir yang jambak rambutku bilang kalau gue telah di jual, mana ada orang tua jual anak sendiri nah bibi tadi bilang gue menantu yang tidak di inginkan, dan laki-laki ini bilang gara-gara gue harus putus ma pacarnya berarti dia..." ucap hati Annasya lalu kembali menoleh pada laki-laki yang tengah mengambil baju di lemarinya.

"Elmanno! " ucap Annasya lalu laki-laki itu menoleh.

"Napa? " sahut laki-laki itu yakni Elmanno tanpa menoleh.

"Tentu saja, gue terjebak di dunia lain. Tapi masih belum pasti dimana gue terdampar. " kembali hati Annasya bergumam.

"Gue besok mau ke rumah orang tua bisa loe antar kan? " pertanyaan Annasya membuat Elmanno menghentikan sesaat aktivitasnya lalu menolah dan menghampiri Annasya.

"Ogah! " ucap Elmanno tepat di telinga Annasya yang membuat dirinya bergidik.

"Elmanno gue mau nanya deh, napa semua orang benci ma gue? Padahal lo tinggal tolak aja tuh perjodohan biar gak ribet dan gak putus ama pacar lo! " teriak Annasya karena Elmanno yang semakin jauh berjalan darinya.

Kembali Elmanno di buat terkejut dengan ucapan Annasya, dirinya kini berlari kembali menghampiri Annasya masih dengan lilitan handuk dan baju di sebelah tangannya. Lalu sesampainya didepan Annasya, Elmanno mencengkram rahang Annasya.

"Ini semua gara-gara lo! Perjodohan konyol yang melibatkan perusahaan membuat gue terpaksa harus menikah dengan anak kecil macam lo! Semua keluarga gue jadi benci sama lo itu karena lo tidak sesuai dengan kriteria di keluarga gue! " teriak Elmanno membuat Annasya sedikit mengeluarkan air mata, bukan karena ucapan Elmanno melainkan cengkaraman di rahangnya yang semakin kuat dan membuat sakit.

Plakkkkk

Sepontan Annasya menampar kasar pipi Elmanno, dia tidak terima dirinya di hina seperti itu. Sampai akhirnya tangan Elmanno terlepas dari Annasya.

"Lo dan keluarga loe luar biasa bodoh, menurut kalian keluarga baik itu yang suka siksa orang? Kriteria maksud lo, bahkan gue melihat kalian muak! Gue paling gak suka sama orang yang suka kekerasan. Tentu saja gue tidak memenuhi kriteria secara gue lebih berperasaan dibanding kalian secara kelakuan kaya preman semua dan gue tidak pantas berada dirumah ini, maka nanti besok kembalikan gue ke orang tua gue!" Sentak Annasya menatap tajam pada Elmanno sambil mengusap kedua rahangnya yang terasa sakit.

Elmanno terlihat diam sambil mencerna ucapan Annasya, lalu pandangannya membalas tatapan tajam yang baru pertama kali dia lihat pada sosok wanita di depannya.

Wanita yang tadinya selalu diam, penurut, lugu dan berusaha menggapai cinta suaminya hingga rela menyerahkan dirinya hanya untuk di jamah. Kini berbanding terbalik, wanita itu menjadi berani dan membangkang membuat Elmanno sedikit terkejut apalagi ini pertama kalinya wanita di hadapannya menampar dirinya.

"Kenapa? Takut perusahaan lo hancur kalau cerai sama gue? Padahal tadi ibu mu bilang gue dijual, sakit ya dibilang kaya gitu perasaannya sudah gak ada! Tapi kalau di pikir-pikir kenapa mereka membeli gue kalau tidak sesuai kriteria, atau mungkin sebaliknya! " Annasya melongos begitu saja menuju ranjang dan duduk di sana sedangkan Elmanno yang mendengar ucapan Annasya mengepalkan tangannya.

"Keluarga gue mana bisa dibilang seperti pereman, bukannya lo yang kurang ajar! Anak kecil yang kasar! " Elmanno segera memakai pakaiannya di sana, lalu menghampiri Annasya dan melemparkannya di kasur lalu mengukungnya.

" Apa lo hilang ingatan, papah lo yang paksa kita nikah dengan alasan dia yang sakit-sakitan dan ingin menitipkan anaknya pada sahabat baiknya yaitu pada papih gue, dan gue yang kini menjadi korban harus menikahi lo karena papah lo yang mulai sekarat kala itu! Jadi gue terpaksa! Gue ter-"

"Mereka gak akan pernah memberikan anaknya pada orang-orang yang hanya menyiksanya dan selallu mencacinya. Keluarga gue memandang keluarga lo itu adalah baik , yang bisa menitipkan anaknya dan tenang kala tiada tapi kenyataan tidak sesuai ekspetasi. Kalau keluarga gue tau perlakuan keluarga lo kaya gini, maka keluarga gue juga pasti tidak akan pernah menjodohkan gue sama lo. Jadi jangan khawatir gue udah gak bisa hidup macam seperti ini, bahkan pernikahan sakral pun di anggap remeh. Lo harus tau pas kata terima dari ijab kobul yang lo ucap semua hidup gue, dunia akhirat di tanggung oleh lo. Lo seharusnya panutan gue, tapi sayang gue gak bisa jadi makmum lo lagi, sikap lo sama gue kaya hewan. Bahkan lo gak pernah anggap gue, di mana ilmu lo? Cumah jadi pemimpin perusahaan, tapi tidak tau adab. Gue hanya ingin menjadi makmun yang bisa dibawa imamnya pada kebahagiaan bukan pada penyiksaan, menyingkir dari atas gue! " Jelas Annasya lalu mendorong tubuh Elmanno yang tengah bengong hingga terhempas ke ranjang.

Annasya segera menuju laci dan membereskan pakaiannya, hanya tiga laci berukuran besar pakaiannya. Di rumah sebesar bahkan dikamar sebesar itu dia merasa kalau diri Annasya ini malah menjadi kecil, walau ruangan luas tapi dia tidak bisa bergerak bebas.

"Gue Sarani, bukan Annasya! Gua harus cari tau kenapa gue bisa jadi Annasya yang dibilang lugu ini! Mana mau aja di siksa lagi! " gumam Annasya mencari tas di sana dan malah menemukan ponsel ber merk di sana.

"Ponselnya mahal juga! " Annasya mengambil ponsel itu lalu menghidupkannya, sedangkan Elmanno hanya terdiam memperhatikan punggung Annasya.

"Tuan dan Nona sudah di tunggu di ruang makan! " terdengar suara ketuk pintu dan ucapan sang bibi dari luar kamar membuat Elmanno dan Annasya menoleh pada pintu.

Elmanno dan Annasya pun kini berada di ruang makan, beserta anggota keluarga lainnya.

"Nenek lampir lagi! " gumam Annasya dalam hati.

"Pah nanti akan ada Stepanie ke rumah, mau silaturahmi katanya. " tiba-tiba saja Sahara ibunya Elmanno yang di panggil nenek lampir oleh Annasya itu berkata demikian membuat Elmanno tersenyum sedangkan Annasya terlihat acuh dan fokus pada makanannya.

"Kalau niatnya baik ya gak apa-apa mampir kemari, asal jangan sampai cerita masa lalu membuat luka dimasa depan! " jawab papih Elmanno sebut saja namanya Elga.

"Tentu saja dia berniat baik, malahan katanya dia mau menginap untuk beberapa hari bolah kan pak! " pekik wanita dewasa itu, kakak dari Elmanno yang bernama Naraya.

"Gak boleh! " sahut Elga tegas membuat orang yang berada di sana terdiam kecuali Annasya.

"Tapi Pah! " Naraya merajuk.

"Hargai perasaan Annasya, dia adalah menantu disini dan adik iparmu." perkataan Elga membuat Annasya menghentikan makannya lalu menatap teduh pada mertua dadakannya itu.

"Ada juga yang peduli ama gue! " gumam Annasya dalam hati.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja kok masa lalu biar lah berlalu." Ucap Annasya dengan senyumnya.

"Tuh kan Pih dia aja bilang kaya gitu udah izinin nginep nanti Stepanie! " Kembali Naraya merajuk pada Elga.

"Tapi jika ingin mengembalikan masa lalu ke masa sekarang apa lagi kini sudah berbeda, rasanya sedikit tidak episien yah maaf saya bicara lancang! " ucapan Annasya membuat semua yang berada di meja makan menatapnya terkejut.

"Papih rasa memang seharusnya masa lalu hanya dijadikan kenangan aja , ha ha Annasya papih gak salah pilih kamu!" Elga tertawa sedangkan kedua wanita itu menatap Annasya benci.

"Kami telah selesai makan! " Elamnno menarik tangan Annasya yang masih menginginkan makanannya. Beberapa kali tangannya di tepuk Annasya agar tidak menarik dirinya tapi dihiraukannya, hingga mereka tiba di kamar.

Bruggg

Suara pintu ditutup dengan sangat keras terdengar membuat Annasya terperanjat dan sedikit takut karena Elmanno menatapnya tajam dengan penuh kebencian.

"Loe mulai berani ngomong didepan keluarga gue! Jangan ikut campur urusan keluarga gue, lo cukup diam saja! " ucap Elmanno penuh penekanan di setiap katanya dengan rahang yang mengeras.

"Kalau lo mau masukin pacar lo itu kerumah ya silahkan, asal di ingat lagi aja gue masih istri lo di kata masih bocah juga di mata hukum dan agama lo suami gue jadi jika lo mau ngapa ngapain wanita itu biar tanggung jawab lo nanti di dunia maupun akhirat, dan asal lo tau tapi setitik saja air mata gue ngalir karena sakit hati yang lo buat ingatlah hukuman akan lebih berat nanti! " Annasya merasa jengkel pada Elmanno, emang tampan, gagah, berwibawa bahkan berkarisma tapi sikapnya yang nyebelin.

"Gue mau tanya sama lo, lo jadi berani gini punya nyali dari mana?" tanya Elmanno.

"Sarani Nabiha, wanita keca dan cantik serta baik hati gak kaya lo. Ganteng-ganteng tajir tapi istri sendiri dicuekin malah di jahatin lagi parah ni orang! " ucap Annasya dengan mulut ceplas ceplosnya.

"WHAT! YOUR MY WIFE? " teriak Elmanno tertawa mengejek.

"Alah wat wat wat, nanti juga bucin ama gue lo gara-gara kualat baru tau rasa ! "

Terpopuler

Comments

Septi Verawati

Septi Verawati

masih menyimak🤔🤔🤔

2023-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!