"Aw, " Elmanno mengerang merasakan sakit di bahunya.
"Nasya parah loe ini pecakah kaca masih ada di bahu gue, bener tega loe! " pekik Elmanno.
"Loe yang tega, ya tega ya mesum ya kurang ajar yang curi kesempatan dalam kesempitan! Plus-plus banyak buruknya loe! " Annnasya merogoh ponselnya di saku lalu menyalakan senter disana.
"NASYA! " teriak Elmanno terkejut melihat wajah Nasya yang tersorot cahaya ponsel itu.
"Brisik! " sahut Nasya, lalu menyoroti bahu Elmanno.
"Duh berdarah parah, sakit ya? " Annasya terkejut melihat bahu Elmanno yang mengeluarkan darah dan masih ada potongan kaca lampu itu.
"Kok bisa gitu ya, kulit kan lentur! " gumam Annnasya membuat Elmanno geram.
"Loe bersihin lampu kaca yang berserakan di lantai! " titah Elmanno.
"Males! " sahut Anansya.
"Tanggung jawab! " Elmanno melotot pada Annasya tentu saja Annasya tidak bisa melihat karena gelap.
"Loe juga meremas aset gue kan! " ucap Annasya.
"Gue udah nikah sama loe, meremas begitu saja harus tanggung jawab yang ada loe dapat pahala kali loe harus terima kasih sama gue. Lagian kalau gue remas seluruh tubuh loe juga gak bakalan haram, so jual mahal sekarang! " Elmanno berjalan untuk mencari ponsel tapi sial kakinya menginjak serpihan kaca dari lampu itu.
"Nasya bersihkan! " teriak Elmanno.
"Iya iya! " Akihirnya Annasya pun menurut untuk membersihkannya.
Tidak lama lampu kembali menyala Annasya dan Elmanno kini berasa di sofa dengan Annasya yang tengah mengobati luka Elmanno.
"Pelan-pelan! " ucap Elmanno.
"Ini juga! " sahut Annasya dan beberapa pikirannya menggangu otaknya
"Hm, El apa kamu mulai sadar kalau gue berbeda maksudnya gue adalah satu orang yang memiliki sifay yang berbeda jauh. " ucap annasya.
"Kenapa emang! " sahut Elmannol
"Tidak hanya bertanya saja! " Annasya sambil membersihkan luka pada bahu Elnanno. Sedangkan Elmanno sendiri terlihat tersenyum menyeringai dalam tunduknya.
STAKKKKK
Annasya mengerjap, tiba-tiba saja dia berada di dapur sambil membawa makanan di tangannya, dengan setelan seragam sekolah.
"Non apa supnya panas, biar bibi bawa nampan! " dari arah belakang sang bibi terlihat mencari sesuatu dan memberikannya pada Annasya.
"Non memang istri idaman setiap pagi selalu membuatkan makanan untuk suami, padahal bibi juga ada," ucap bibi itu seraya tersenyum pada Annasya.
"Itu sudah kewajibanku melayani Mas El! " Annasya meletakan mangkuk berisi sup itu di nampan dan membawanya ke meja makan, di sana Sahara, dan Naraya sudah duduk dengan manis seraya tersenyum pada Annasya.
"Nenek lampir dan anaknya senyum begitu, pasti ada racun di tangannya," batin Annasya, hingga dia mengingat bayangan semalam.
"Apa mereka akan memfitnah ku, sekarang! Sudah kuduga! " kembali hatinya berucap.
Annasya meletakan sup itu dimeja, lalu duduk di kursi tapi Sarani mencegah Annasya untuk duduk dengan berkata, " Nasya kamu gak sopan makan mendahului Elmanno, sana panggil dia! "
Annasya pun beranjak dari kursinya dan melangkah menjauhi meja makan menuju kamar, sedangkan Sarani dan Naraya tertawa tertahan melihat Annnasya pergi.
"Ini kaki bener-benar! Gue mencoba untuk berhenti tapi gak bisa! " teriak batin Annasya.
Annasya tiba dikamar lalu membuka pintu itu dan menampakan Elmanno yang hanya memakai boksernya saja.
"Ya Tuhan, ini memalukan! " gumam hati Annasya dan tidak sengaja menatap bahu Elmanno yang mulus tanpa luka.
"Bahkan lukanya pun jadi hilang, selain hilang ingatannya juga!" sambung hati Annasya, luka di bahu dan kaki Elmanno terlihat menghilang seperti tidak ada yang terjadi semalam.
"Mas ayo kita makan! " ucap Annasya lembut dan tersenyum manis.
"Menjijikan! " komentar hati Annasya.
"Gue lagi dibaju, loe gak liat! " ucap ketus Elmanno sedangkan Annasya hanya diam saja.
"Aku akan menunggu! " Annasya berjalan ke sofa dan duduk di sana.
"Ayolah kembali ke meja makan, pasti di racunin itu sup! " khawatir hati Annasya.
Tak lama kemudian Elmanno begitu saja keluar kamar tanpa bicara pada Annasya yang sedari tadi menunggu. Melihat Elmanno yang keluar Annasya pun ikut keluar kamar juga dan mereka menuju ruang makan.
Di sana keluarga sudah berkumpul sedangkan hati Annasya gelisah karena sup buatannya yang terhidang buat Elmanno itu. hingga Elmanno hendak akan menyindukan sup itu.
"Jangan di makan! " teriak Annasya membuat semua orang yang berada di sana terkejut begitu juga dirinya, bahkan Elmanno pun menyimpan kembali sendoknya tanpa memakan sup itu.
"Kenapa? " tanya Elga, Sahara dan Naraya terlihat cemas dan memilih untuk meneruskan makan.
"Ah, i i itu aku lupa menambahkan garam ya itu! Ha ha! " Annasya tertawa garing lalu membawa mangkuk Elmanno ke dapur.
Di dapur Annasya menggelengkan kepalanya, " Bahkan dalam alur cerita aku bisa bicara tadi, benarkah aku bisa bicara! Bisa berjalan ke dapur juga. hebat!"
Pranggg
Terdengat suara benda terjatuh dan semua orang yang berada dimeja makan terkejut, begitu juga Annasya yang baru sampai di sana. Elmanno memegang dadanya kuat, dia terlihat pucat.
"El kamu kenapa? " tanya Sahara panik begitu juga Naraya, sedangkan Elga terlihat menelepon seseorang.
"El... " Lirih hati Annasya.
"Ini semua gara-gara anak itu yang tidak becus merawat El, kamu memang hanya pembawa sial buat Elmanno!" tiba-tiba saja Sahara berteriak dan menunjuk ke arah Annasya.
"Mah jaga ucapan mu! Sebentar lagi Dokter Hendin akan kemari! " Sahut Elga dan Anansya hanya menunduk.
"Ini maksudnya apa? Gue bisa merubah alur cerita tapi tetap Elmanno kesakitan! Dan lagi sekarang gue kembali tidak bisa bicara dan bergerak sesukanya! Gue harus ketemu dan bicara sama Alenza! " ucap hati Annasya.
"Gak usah panggil dokter ini udah agak mendingan! " ucap Elmanno, bahkan dirinya saja bingung yang mendadak sakit di dadanya hilang begitu saja.
"Kamu harus di periksa mamih takut kamu kenapa-napa! " Sahara terlihat sangat cemas.
"Biar papih membawa mu ke kamar, hari ini kamu harus istirahat biar Papih yang di kantor! " Elga berjalan ke arah Elamno dan mulai memapahnya.
"Pih aku baik-baik saja sekarang hanya saja tadi agak sedikit sakit karena mungkin belum serapan! " Elmanno menepis tangan Elga pelan lalu kembali duduk di kursinya.
"El ayolah jangan membuat kami khawatir setidaknya di periksa dulu kenapa biar kami tidak begitu cemas! " Naraya membujuk Elmanno.
"Terserah lah, tapi Pih hari ini akan ada rapat penting bagaimana? " Elmanno menoleh pada Elga.
"Biar Papih urus, itu juga masih perusahan Papih kan! " Elga tersenyum.
"Baiklah! " Elmanno pun akhirnya menurut.
Annasya tidak sabar ingin menanyakan hal yang terjadi padanya kepada Alenza hingga dia memutuskan untuk pergi sekolah saja.
"Hm tapi gue harus sekolah! " Annasya menutup mulutnya sambil melotot, lagi-lagi dirinya bisa bicara sesuka hatinya dan di dengar oleh orang-orang disekelilingnya.
"Arrggh! " Elmanno kembali kesakitan setelah Annasya bicara seperti itu.
"Kamu itu benar-benar istri durhaka, suami sakit malah mau pergi! El biar kakak panggil Stepanie saja! " Naraya merogoh ponselnya lalu menelepon Stepanie, sedangkan Annasya masih cengo melihat susana saat ini.
HAI READER,,, GIMANA CERITANYA? AYO KASIH SARAN ATAU MASUKAN ATAU ADA YANG MERASA BELUM PAHAM DENGAN ALUR CERITANYA BISA KOMENTAR YA!
INI ADALAH NOVEL PERTAMA BERTEMA ISAKAI YANG AKU BUAT, JADI PENGALAMAN PERTAMA JUGA DAN MASIH BELAJAR TENTUNYA.
SELAIN MEMAKLUMI JUGA MOHON KRITIKAN DAN SARANYYA AGAR BISA LEBIH BAIK LAGI DAN MENJADI PEMBELAJARAN BAGI AUTOR SENDIRI.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ova
gw spesial komen buat loe thooor..
ga usah nanya2 reader.. ntar loe pusing ndiri...
gw maunya loe kelarin ni novel buruan thooor..gw penasaran...
2022-09-15
2
Tiya Flapiana
Yuk semangat kakak
2022-08-17
1