Bab 18 Salah Orang

Brakkkk

Suara pintu ditutup kasar menggema ruang kamar mandi itu, Annasya menoleh kebelakang dan terkejut melihat Elmanno yang tengah menatapnya tajam.

"Sana keluar gue mau mandi! " pekik Annasya.

"Tinggal mandi! " sahut enteng Elmanno membuat Annasya terkejut.

"Tidak bisa karena ada loe di sini! Sana keluar! " Annasya hendak akan membukakan pintu tapi di tahan oleh Elmanno.

"Loe cemburu sama Stepanie hm? Loe bersikap kasar kaya gini mau cari perhatian sama gue, minta cerai dan akan bersama orang lain? Bukankah loe juga melakukan perselingkukan sebelumnya dalam pernikahan kita, sekarang kita impas! " suara Elmanno penuh penekanan dan mendorong Annasya hingga terbentur ketembok tepat dibawah shower, Elmanno menyalakan kran air sehingga air itu membasahi keduanya.

Annasya menjadi gugup dan merasa takut, matanya mencoba untuk menatap Elmanno agar tidak terlihat payah.

"Apa mau loe! Gue gak bisa hidup kaya gini, status istri orang tapi seperti digantung! Dan apa peduli loe, gue mau gimana saja semenderita bagaimana saja loe gak pernah peduli kan! Bahkan loe lebih memilih kekasihmu itu di banding gue, oke fine gue gak se molek model itu gak secantik model itu. Gue hanya disiksa dan di acuhkan, jadi gue minta cerai dari loe setidaknya loe bisa bebas sama dia dan gue juga bisa bebas!" jelas Annasya dirinya sudah basah kuyup seta bibir bergetar menahan dinginnya air itu.

"Sekarang loe pandai bicaraya!" gumam Elmanno dirinya melihat Annasya yang telah basah dengan air sehingga terlihat warna pakaian dalam dibalik seragamnya membuat Elmanno menelan ludahnya.

"Sana kekeluar! " Teriak Annasya mendorong dada bidang Elmanno.

Elmanno akhirnya menurut dia keluar dari kamar mandi dan berdiri di depan pintu, sedangkan Annasya mengunci pintu itu rapat-rapat.

"Laki-laki biadab! masih gak nyangka gue harus berurusan dengan laki-laki macam gitu!"ucap Annasya.

Sedangkan Elmanno yang basah itu segera mengganti pakaiannya lalu tidak sengaja pandangannya teralihkan pada benda pipih persegi di atas kasurnya, dan ternyata itu adalah ponsel milik Stepanie yang tertinggal di sana.

"Kenapa dia melupakannya," gumam Elmanno, karena dia penasaran dengan isinya akhirnya dia pun membuka ponsel yang tidak memakai kunci pengaman itu.

"Tidak pakai sandi, dan apa ini kontaknya cuman aku saja! Bukankah dia seorang model yang butuh nomor menejer dan orang-orang penting? Bahkan nomor mamih dan Naraya pun gak ada di sini, apakah dia bisa menghapal nomor orang-orang oh tidak masuk akal! " ucap Elmanno lalu melempar ponsel itu dan bergegas menemui sang mamih.

Annasya telah selesai dengan ritual mandinya, dirinya terasa segar dan harum.

"Gue tidak tahan di rumah ini! " pekik Annasya, dia pun mengambil ponselnya di meja dan segera menelepon Alenza tapi,

STAKKKK (Masuk dalam alur cerita)

"Sial! " pekik hati Annasya.

"Loe mau godain gue! " tiba-tiba saja dia tengah memeluk Elmanno dikasur dengan baju kurang bahan itu, membuat dirinya menagis dalam hati.

"Aduh jadi cewek kok gampangan banget, gue jadi ilfil kalau begini! Hah untung dia bisa lupa dengan semua omongan gue tadi, kalau tidak malu gue! Minta cerai malah ngeggoda gini kan gak etis! " gumam batin Annasya.

"Mas aku akan mempertahankan pernikahan kita, aku ingin menikah satu seumur hidupku!" ucap Annasya lembut, sedangkan Elmanno terlihat senyum sangatt tipis hingga tidak bisa Annasya melihatnya.

"Tapi gue gak suka sama loe, minggir! " Elmanno mengibaskan tangan Annasya yang melingkar diperutnya.

"Mas kasih aku kesempatan menjadi istri yang baik untuk Mas, jika memang Mas tidak bisa merubah hati untuk ku maka terserah Mas saja! " Annasya menunduk dan memalingkan pandangannya dari Elmanno.

"Bukankah sudah dua bulan ini loe jadi istri gue, dan loe juga sering ngomong kaya gitu! Loe udah tau jawaban gue kan, gue hanya cinta sama Stepanie!" ucap Elmanno, dan Annasya mulai terisak.

"Kasih kesempatan aku untuk buktikan kalau aku bisa membuat Mas cinta sama aku! " sahut Annasya menoleh dan menggengam tangan Elmanno.

"Lucu! Emang apa yang bisa loe lakukan untuk membuat gue berpaling dari Stepanie?" Elmanno tersenyum sinis.

"Setidaknya satu poin aku dapatkan yaitu bisa menikah dengan Mas dan dia tidak bisa, lagi aku bisa deketan sama Mas gini setiap hari dan dia gak bisa maka banyak kesempatan aku untuk merubah Mas menjadi cinta sama aku! " ucap Annasya dengan percaya diri.

"Terserah loe gue gak peduli dengan yang loe katakan, gue mau tidur jangan sentuh gue risih sono menjauh! " Elmanno membelakangi Annasya dan menarik selimut itu sampai bahunya.

Elmanno juga laki-laki normal kali, liat wanita berpakaian kurang bahan dan selalu menempel pada badannya mana bisa tahan lama-lama. Makanya dia mencoba untuk tidur saja, kalau mau keluar kamar dia takut ditegur sama sang papih.

"Mas! " Annasya mengusap lengan Elmanno lembut dibalik selimut tebal itu.

"Ya ampun! Ini menjijikan ayolah kembali keluar alur itu lagi! " pekik batin Annasya.

"Mas udah tidur? " Annasya mendekatkan wajahnya kepundak Elmanno, membuat Elmanno mengerang tertahan sambil mengepal.

"Mas nanti pagi aku akan memasakan makanan yang enak untuk mu, tidur yang nyenyak! " lirih Annasya tepat ditelinga Elmanno hingga dia sukses membuat gairah Elmanno keluar.

Elmanno begitu saja mengungkung badan Annasya lalu meraup bibir munyil dan berisi itu dengan rakus.

"Ini yang loe mau? " tanya Elmanno dengan nafas yang menggebu, sedangkan Annasya tersenyum dan mengangguk.

"Ini kewajiban ku Mas! " lirih Annasya.

"Tidak! Gue dibuat jantungan semua anggota tubuh gue yang polos harus menyaksikan dan merasakn hal yang tidak semestinya, ayolah ini menakutkan! Keajaiban datanglah hentikan aksi yang tidak senonoh ini." pekik batin Annasya cemas.

Elmanno mulai meremas aset milik Annasya dan bibirnya yang betah menjelajahi leher jenjang Annasya, kata ah pun keluar dari mulut Annasya membuat Elmanno semakin menjadi dia merobek semua baju yang dikenakan Annasya.

"Aku menyerahkan semuanya untuk mu, Mas El! " suara itu terdengat seksi ditelinga Elmanno apalagi nama dia disebut.

"Oh rasanya em gini ya! Tidak! Ini tidak benar gue gak boleh terpedaya dengan nafsu! Ayolah udah napa! Gue masih jomblo loh!" teriak batin Annasya.

Elmanno mengusap perut Annasya dan membenamkan wajahnya didada Annasya, lenguhan kembali terdengar sedangkan batin Annasya mulai prustasi.

STAKKKKK (Keluar alur cerita)

Annasya mengerjap lalu menoleh pada Elmanno yang tengah asik dengan dua gundukan miliknya, dan di rasa tangan Elmanno mulai mengusap bagian bawahnya.

"TIDAKKKKKKKK! " teriak Annasya memekik memenuhi sudut ruang itu dan membuat Elmanno terkejut.

"Kenapa? " tanya Elamnno yang sudah penuh dengan nafsunya.

"Menyingkir dari atas gue! " Annasya menghentakan kakinya lalu mendorong Elmanno agar menyingkir.

"Loe yang ingin kan, kenapa berubah pikiran! " Elmanno menarik tengkuk Annasya lalu menciumnya liar.

Tangan Annasya tidak diam dia memukul Elmanno sekuat tenaganya, bahkan kakinya pun tidak dia hentikan untuk bergerak dan tanpa sengaja dia menendang dua butir telur milik Elmanno.

"Arghhnnn! " Elmanno mengerang, dan Annasya menjadikan kesempatan itu untuk kabur.

Annasya menarik selimut untuk membungkus dirinya yang polosan itu, dan dia pun menjauh dari Elmanno.

"Nasya! " teriak Elmanno dan berlari kearah Annasya.

Annasya kali ini ketakutan peluhnya bercucuran, rasa khawatir dan degupan jantung terpacu sangat cepat. Badannya bergetar dan bibirnya mengatup.

"Jangan sentuh gue, sana loe!" teriak Annasya mengeratkan selimut itu ditubuhnya tatapannya melotot dengan suara yang bergetar.

"Hm loe yang udah bikin gue bernafsu, gue yang awalnya selalu bilang kalau loe tidak menggoda tapi kali ini beda ya! Loe harus tanggung jawab, adek gue meronta pengen kehangatan! " perlahan Elmanno menghampiri Annasya.

"Itu bukan gue! Itu badanya Annasya gue Sarani! Jadi jangan macam-macam sama gue!" masih dengan suara gemetar Annasya berucap.

"Terserah loe siapa sekarang gue butuh pelampiasan! " ucap Elmanno membuat Annasya terkejut bukan main, mau minta tolong, sama siapa?

"Ku mohon El, jangan! jangan! " Annasya menyatukan telapak tangannya dan air matanya semakin deras membasahi pipinya.

"Bukankah ini mau loe tadi, jangan bikin gue marah! " teriak Elmanno dan Anansya semakin takut dibuatnya.

"Percayalah El itu bukan gue, kumohon jangan! " Annasya kembali memohon agar Elmanno tidak melakukannya, mau lari keluar takut semua orang tau bahkan mereka tidak akan menolong juga kan karena mereka sudah halal.

Elmanno menghiraukan ucapan Annasya, dia malah mendorong tubuh Annasya ke sofa. Annasya semakin mengeratkan pegangannya di selimut dan terus menunduk. Elmanno menarik paksa dagu Annasya dan kembali meraup bibirnya.

"Hmmmmmmm, " Annasya memejamkan matanya.

"Aw! " Elmanno menarik bibirnya karena digigit Annasya.

"Ku mohon El, gue Sarani bukan Annasya! Jadi jangan lakukan itu ke gue! " lirih Annasya.

Elmanno malah membalikan tubuh Annasya dan menarik paksa selimut yang melekat pada tubuhnya, dia menciumi dan menyesap seluruh punggung Annasya lalu pergi begitu saja kekamar mandi. Annasya bernafas lega, dia terisak di sofa serta memeluk lututnya.

Dikamar mandi Elmanno tersenyum dan menyentuh bibirnya, "Manis Sarani! " ucapnya.

JANGAN LUPA KASIH JEJAK DAN SEMANGAT, DENGAN LIKE KOMEN FAVORIT JUGA VOTE. TENTU SAJA JANGAN KETINGGALAN DENGAN CERITANYA YA.........

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!