NovelToon NovelToon

Transmigrasi Mendadak Jadi Istri

Bab 1

Happy Reading

"Dasar kau yah! "

Terdengar suara teriakan dan makian menggema seluruh ruangan, seorang perempuan terlihat kesakitan dengan rambut yang di jambak oleh wanita setengah baya itu. Tiba-tiba terlihat mata perempuan itu membulat sempurna.

"Hey apa yang kalian lakukan! " teriak perempuan yang tengah di jambak itu.

"Kau berani meneriaki ku? " sahut wanita setengah baya itu tidak kalah kerasnya membuat perempuan itu memejamkan mata dan menutup hidungnya.

"Anda kenapa menjambak saya, mana mulut bau jengkol lagi! " Ucapan perempuan itu membuat semua yang berada di sana terkejut bercambur tawa ditahan tanpa terkecuali.

"Anak kurang ajar! " seiring suara yang nyaring tangan wanita setengah paruh baya itu semakin mengencangkan cengkramannya dikepala perempuan itu.

"Arraghh, lepaskan tangan peotmu itu! " perempuan itu mengerang kesakitan sambil berusaha menyingkirkan tangan ibu setengah baya itu dari atas kepalanya.

"Annasya, kamu mulai membantahku kau adalah anak yang dijual kekeluarga ini maka kau harus tunduk dan patuh padaku!" ucap wanita setengah baya membuat perempuan itu mengerutkan keningnya bingung.

"Hiaaahhhh! " suara dari mulut perempuan yang dipanggil Annasya oleh wanita setengah baya itu menggelager, tentu saja karena Annasya memegang tangan wanita itu lalu dengan semua kekuatannya dia cengkram dan setelah terlepas dari kepalanya dia lempar wanita setengah baya itu ke lantai, bagai wonder woman.

"Benarkah itu Non Annsya? "

"Dia menjadi berani dan kuat? "

"Perdebatan bakalan panas!"

"Mungkin Non Annasya sudah lelah dijahatin mulu jadi dia mencoba untuk membela diri sekarang, "

"Itu sebuah keajaiban bagi Non Annasya, kalian denger kan kalau Non Annasya bilang mulut Nyonya bau jengkol, ngakak sumpah! "

"Ini yang kita harapkan dari Non Annasya menjadi berani, lelah rasanya melihat Non Annasya selalu di siksa dan tanpa melawan. "

Semua pembantu yang berada di sana berbisik setelah melotot melihat kejadian di hadapannya dan menutup mulutnya masing-masing saat seorang wanita dewasa berbicara menghardik Annasya.

"Woy Annasya jangan harap selamat setelah melukai ibuku! " tangan wanita dewasa itu melayang dan akan menampar pipi Annasya, tapi gagal karena Annasya menahannya.

"Lho siapa? " tanya Annasya, akhirnya dia bisa bicara demikian setelah kebingungan melanda pikirannya.

"Gue orang yang sangat membenci lho, hidup adek gue Elmanno menjadi terpuruk karena harus berpisah dengan kekasihnya dan menikah dengan budak ingusan macam lho! " mata yang menatap tajam Annasya serta telunjuk yang tajam menghantam kening Annasya. Sedangkan Annasya sendiri semakin dibuat bingung, dia melilitkan telunjuk wanita dewasa itu hingga kesakitan.

"Awas lho! " teriak wanita dewasa itu menghampiri dan membangunkan sang ibu yang tadi tersungkur di lantai lalu membawanya pergi.

Annasya melihat sekeliling yang nampak asing, bukan rumahnya karena itu terlalu mewah dan bukan pakaiannya karena seingat dia baru saja tengah berpakaian seragam leb dikampusnya tapi kenapa bisa begini. Lama larut dalam pikirannya seorang pembantu menyadarkannya.

"Non Annasya apa anda baik-baik saja? " tanya pembantu itu, Annasya menoleh pada pembantu itu lalu menatapnya intens.

"Kamu tadi panggil aku siapa? " tanya Annasya.

"Non Annasya, non hari ini sangat berani saya sampai terkejut melihatnya karena kemarin-kemarin Non selalu saja pasrah kalau di siksa Nyonya. " beritahu pembantu itu dengan senyumnya.

"Annasya? Aku Sarani bukan Annasya apa aku sudah meninggal dan hidup dibelahan dunia lain? " gumam Annasya mencubit pipinya dan menepuk keningnya di rasa kalau dia tengah mimpi.

"Jangan sakiti diri Non. Bibi ngerti menjadi menantu yang tidak di inginkan memang harus sabar. Mendingan Non cepat ke kamar, bersihkan tubuh Non lalu istirahat karena sebentar lagi Tuan dan Tuan Muda akan pulang tentunya Nyonya tidak akan berani berbuat jahat lagi sama Non kalau mereka ada. " suruh pembantu itu, bukannya menuju kamar Annasya malah menajamkan tatapannya pada sang Bibi.

"Apa! Menantu? Aku-"

"Non pasti tengah banyak pikiran, mendingan cepat lari ke kamar! " pembantu itu mendorong paksa Annasya yang tengah di liputi pertanyaan dari otaknya.

"Ini tahun berapa? " tanya Annasya, mungkin saja dia terlempar ke masa depan atau masa lalu.

"Ini tahun 2022 Non, " jawab pembantu itu dan menggiring Annasya menuju ruang kamar yang berada di lantai dua.

"Ini kan tahun sekarang, kalau

bukan terhempas kemasa lalu atau depan ini di belahan dunia mana?" pikir Annasya yang berjiwa Sarani itu, pintu kamar terbuka dan segera Annasya masuk kedalamnya dan tidak lupa pembantu tadi meninggalkan dirinya sendiri di sana.

Pemandangan kamar yang luas bak seorang kolongmerat terpampang jelas dipandangannya, tidak ada bingkai poto atau lukiasan di sana hanya ada tv led dan beberapa sofa serta laci. Annasya perlahan melangkahkan kakinya menuju kaca besar di sudut ruangan wajahnya yang kusam rambutnya acak-acakan serta pakaian kusut dan membuat dirinya bergidik.

"Wajah masih wajah gue, badan ramping masih milik gue tapi mereka siapa mana manggil gue Annasya padahal kan gue Sarani! Baju dekil kek gini mana gak bermerek lagi tuh nenek lampir main jambak rambut aja tadi berani banget ma gue, emang gak ada akhlah dia! "Annasya yang berjiwa Sarani itu kembali berjalan menuju lemari pakaian lalu membukanya.

"Walah, ini baju laki-laki semua? Dan ini kamar siapa? Kok gue digiring ke kamar ni! Ah ini ada yang gak beres gue dimana?" Annasya melangkahkan kakinya kekamar mandi karena dirinya bau amis dan terlihat dekil.

Satu jam berlalu Annasya keluar dengan bibir yang merekah sempurna diwajahnya. Kini handuk yang melilit di tubuh rampingnya yang hanya menutupi bagian dada dan setengah pahanya dengan rambut yang tergetai basah mengeluarkan bau yang sangat harum.

Setelah berendam dan menggosok tubuhnya yang penuh dengan sel kulit mati itu, Annasya menjadi fress dan terlihat bercahaya. Kaki jenjangnya menghampiri lemari yang penuh dengan pakaian laki-laki itu hingga dia mengingat pembicaraannya tadi bersama sang bibi.

"Bibi tadi bilang gue menantu, apa artinya gue udah menikah. Ya Tuhan padahal gue masih mahasiswa mana gak pernah pacaran nah sekarang main jadi menantu aja! Ishhhh! "

"Ngapain lho di sana? " tanya seorang pria yang memiliki suara briton itu, membuat Annasya segera menoleh ke sumber suara.

"Lho siapa? " Annasya malah bertanya balik membuat laki-laki yang sekarang tengah di ambang pintu itu mengerutkan keningnya bingung.

"Sejak kapan bicara lho gue! " laki-laki itu dengan santai menutup pintunya lalu meletakan tas disofa sedangkan Annasya sadar kalau dirinya belum memakai baju.

"Lho keluar! " teriak Annasya, tentu saja laki-laki itu malah di buat bingung dan menghampiri Annasya yang kini sedikit gugup di hadapkan laki-laki tampan dan terlihat gagah, nasib jomblo emang.

"Ngapain kemari sana jauh-jauh! " Annasya yang melihat laki-laki itu semakin menghampirinya membuatnya berjalan mundur dan mentok dilemari tanpa bisa berjalan lagi.

Brrakkkk

"Ya Ampun! " gumam Annasya terkejut karena laki-laki itu menepuk lemari tepat di bagian samping Annasya.

"Bagaimana pun loe godain gue, tetap gak kegoda! " ucap laki-laki itu di muka Annasya, sedangkan Annasya yang terlihat menelan ludahnya gugup, mengeratkan pegangannya pada handuk bagian depan agar tidak lepas.

"Mana ada gue ngegodain orang macam kaya om om gini," gumam Annasya tapi masih terdengar oleh laki-laki itu.

"Apa loe bilang, bukannya perjodohan ini loe yang ingin dan membuat gue harus putus sama Stepanie semua gara-gara loe! " teriak laki-laki itu dan rahangnya terlihat mengeras, Annasya yang tidak suka dibentak pun mendorong kuat laki-laki itu hingga terhunyung kebelakang, dan tanpa sadar laki-laki itu pun menarik tangan Annasnya sehingga mereka terjatuh bersamaan di lantai dengan posisi Annasya diatas laki-laki itu.

Sesaat pandangan mereka bertemu, Annasya yang berdegup karena baru kali ini dia menatap laki-laki dengan jarak sangat dekat sedangkan laki-laki itu setelah menatap mata Annasya beralih kebawah. Annasya yang melihat hal itu segera bangkit dan membenarkan handuknya.

"Om-om mesum! " hardik Annasya.

"Kenapa bukankah loe selalau berpakaian kurang bahan itu untuk menggoda gue, sekarang so jual mahal bagaimana pun gue gak bakalan tertarik. " Laki-laki itu bangun lalu merenggangakan dasi di lehernya, sedangkan Annasya merasa bahaya akan selalu menghantuinya.

"Dimana pakaian gue! " ucap Annasya dia pikir belum waktunya berdebat dia harus pake baju dulu.

"Noh di laci! Loe hilang ingatan! " Laki-laki itu duduk di sofa lalu memijit pelipisnya.

"Parah nyimpen baju aja sampai di laci, semenderita apa ini tubuh! " Annasya berjalan menuju laci dan menemukan pakaian wanita di sana tidak banyak hanya tiga laci saja. Annasya membuaka semua lacinya lalu terkejut dengan penemuannya.

"Seragam SMA!" teriak Annasya dambil melotot membuat laki-laki itu geram karena Annasya berteriak.

"Kenapa mulut loe jadi cempreng dan banyak omong sekali, emang kenapa ilang baju sekolah loe! " laki-laki itu berdiri dan beranjak ke kamar mandi tapi di hentikan oleh Annasya.

"Sumpah ini semua maksudnya apa, masa gue masih sekolah menengah atas . Dan masa pula anak SMA udah menikah. Mana mertuanya galak banget lagi. Woy apa gue sudah gila karena sering menghalu gara-gara baca novel, sadar lah sadarlah! " Annasya menepuk kembali kepalanya, dia merasa sedikit ketakutan pasalnya semua orang disana tidak ada yang dikenalnya.

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, VOTE DAN FAVORIT YA...

Bab 2

Happy Reading

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA....

Laki-laki itu telah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya, memperlihatkan tonjolan-tonjolan kotak pada perutnya, atau biasa di sebut sixpack.Annasya yang tengah memikirkan sesuatu di sofa tak sengaja pandangannya menoleh pada laki-laki itu, tentu saja hal itu membuat matanya tak berkedip merasa baru pertama kali melihat dan sedikit terpesona.

"Bicara dan tingkah loe hari ini berbeda tapi tetapan mata jelalatan itu masih belum berubah!" Laki-laki itu menatap remeh pada Annasya.

Annasya tersadar lalu kembali pada pemikirannya, dia mencoba menyambungkan tiap perkataan orang-orang itu.

"Wanita dewasa itu bilang kalau gue telah merusak hidup adiknya dengan menikahinya, nenek lampir yang jambak rambutku bilang kalau gue telah di jual, mana ada orang tua jual anak sendiri nah bibi tadi bilang gue menantu yang tidak di inginkan, dan laki-laki ini bilang gara-gara gue harus putus ma pacarnya berarti dia..." ucap hati Annasya lalu kembali menoleh pada laki-laki yang tengah mengambil baju di lemarinya.

"Elmanno! " ucap Annasya lalu laki-laki itu menoleh.

"Napa? " sahut laki-laki itu yakni Elmanno tanpa menoleh.

"Tentu saja, gue terjebak di dunia lain. Tapi masih belum pasti dimana gue terdampar. " kembali hati Annasya bergumam.

"Gue besok mau ke rumah orang tua bisa loe antar kan? " pertanyaan Annasya membuat Elmanno menghentikan sesaat aktivitasnya lalu menolah dan menghampiri Annasya.

"Ogah! " ucap Elmanno tepat di telinga Annasya yang membuat dirinya bergidik.

"Elmanno gue mau nanya deh, napa semua orang benci ma gue? Padahal lo tinggal tolak aja tuh perjodohan biar gak ribet dan gak putus ama pacar lo! " teriak Annasya karena Elmanno yang semakin jauh berjalan darinya.

Kembali Elmanno di buat terkejut dengan ucapan Annasya, dirinya kini berlari kembali menghampiri Annasya masih dengan lilitan handuk dan baju di sebelah tangannya. Lalu sesampainya didepan Annasya, Elmanno mencengkram rahang Annasya.

"Ini semua gara-gara lo! Perjodohan konyol yang melibatkan perusahaan membuat gue terpaksa harus menikah dengan anak kecil macam lo! Semua keluarga gue jadi benci sama lo itu karena lo tidak sesuai dengan kriteria di keluarga gue! " teriak Elmanno membuat Annasya sedikit mengeluarkan air mata, bukan karena ucapan Elmanno melainkan cengkaraman di rahangnya yang semakin kuat dan membuat sakit.

Plakkkkk

Sepontan Annasya menampar kasar pipi Elmanno, dia tidak terima dirinya di hina seperti itu. Sampai akhirnya tangan Elmanno terlepas dari Annasya.

"Lo dan keluarga loe luar biasa bodoh, menurut kalian keluarga baik itu yang suka siksa orang? Kriteria maksud lo, bahkan gue melihat kalian muak! Gue paling gak suka sama orang yang suka kekerasan. Tentu saja gue tidak memenuhi kriteria secara gue lebih berperasaan dibanding kalian secara kelakuan kaya preman semua dan gue tidak pantas berada dirumah ini, maka nanti besok kembalikan gue ke orang tua gue!" Sentak Annasya menatap tajam pada Elmanno sambil mengusap kedua rahangnya yang terasa sakit.

Elmanno terlihat diam sambil mencerna ucapan Annasya, lalu pandangannya membalas tatapan tajam yang baru pertama kali dia lihat pada sosok wanita di depannya.

Wanita yang tadinya selalu diam, penurut, lugu dan berusaha menggapai cinta suaminya hingga rela menyerahkan dirinya hanya untuk di jamah. Kini berbanding terbalik, wanita itu menjadi berani dan membangkang membuat Elmanno sedikit terkejut apalagi ini pertama kalinya wanita di hadapannya menampar dirinya.

"Kenapa? Takut perusahaan lo hancur kalau cerai sama gue? Padahal tadi ibu mu bilang gue dijual, sakit ya dibilang kaya gitu perasaannya sudah gak ada! Tapi kalau di pikir-pikir kenapa mereka membeli gue kalau tidak sesuai kriteria, atau mungkin sebaliknya! " Annasya melongos begitu saja menuju ranjang dan duduk di sana sedangkan Elmanno yang mendengar ucapan Annasya mengepalkan tangannya.

"Keluarga gue mana bisa dibilang seperti pereman, bukannya lo yang kurang ajar! Anak kecil yang kasar! " Elmanno segera memakai pakaiannya di sana, lalu menghampiri Annasya dan melemparkannya di kasur lalu mengukungnya.

" Apa lo hilang ingatan, papah lo yang paksa kita nikah dengan alasan dia yang sakit-sakitan dan ingin menitipkan anaknya pada sahabat baiknya yaitu pada papih gue, dan gue yang kini menjadi korban harus menikahi lo karena papah lo yang mulai sekarat kala itu! Jadi gue terpaksa! Gue ter-"

"Mereka gak akan pernah memberikan anaknya pada orang-orang yang hanya menyiksanya dan selallu mencacinya. Keluarga gue memandang keluarga lo itu adalah baik , yang bisa menitipkan anaknya dan tenang kala tiada tapi kenyataan tidak sesuai ekspetasi. Kalau keluarga gue tau perlakuan keluarga lo kaya gini, maka keluarga gue juga pasti tidak akan pernah menjodohkan gue sama lo. Jadi jangan khawatir gue udah gak bisa hidup macam seperti ini, bahkan pernikahan sakral pun di anggap remeh. Lo harus tau pas kata terima dari ijab kobul yang lo ucap semua hidup gue, dunia akhirat di tanggung oleh lo. Lo seharusnya panutan gue, tapi sayang gue gak bisa jadi makmum lo lagi, sikap lo sama gue kaya hewan. Bahkan lo gak pernah anggap gue, di mana ilmu lo? Cumah jadi pemimpin perusahaan, tapi tidak tau adab. Gue hanya ingin menjadi makmun yang bisa dibawa imamnya pada kebahagiaan bukan pada penyiksaan, menyingkir dari atas gue! " Jelas Annasya lalu mendorong tubuh Elmanno yang tengah bengong hingga terhempas ke ranjang.

Annasya segera menuju laci dan membereskan pakaiannya, hanya tiga laci berukuran besar pakaiannya. Di rumah sebesar bahkan dikamar sebesar itu dia merasa kalau diri Annasya ini malah menjadi kecil, walau ruangan luas tapi dia tidak bisa bergerak bebas.

"Gue Sarani, bukan Annasya! Gua harus cari tau kenapa gue bisa jadi Annasya yang dibilang lugu ini! Mana mau aja di siksa lagi! " gumam Annasya mencari tas di sana dan malah menemukan ponsel ber merk di sana.

"Ponselnya mahal juga! " Annasya mengambil ponsel itu lalu menghidupkannya, sedangkan Elmanno hanya terdiam memperhatikan punggung Annasya.

"Tuan dan Nona sudah di tunggu di ruang makan! " terdengar suara ketuk pintu dan ucapan sang bibi dari luar kamar membuat Elmanno dan Annasya menoleh pada pintu.

Elmanno dan Annasya pun kini berada di ruang makan, beserta anggota keluarga lainnya.

"Nenek lampir lagi! " gumam Annasya dalam hati.

"Pah nanti akan ada Stepanie ke rumah, mau silaturahmi katanya. " tiba-tiba saja Sahara ibunya Elmanno yang di panggil nenek lampir oleh Annasya itu berkata demikian membuat Elmanno tersenyum sedangkan Annasya terlihat acuh dan fokus pada makanannya.

"Kalau niatnya baik ya gak apa-apa mampir kemari, asal jangan sampai cerita masa lalu membuat luka dimasa depan! " jawab papih Elmanno sebut saja namanya Elga.

"Tentu saja dia berniat baik, malahan katanya dia mau menginap untuk beberapa hari bolah kan pak! " pekik wanita dewasa itu, kakak dari Elmanno yang bernama Naraya.

"Gak boleh! " sahut Elga tegas membuat orang yang berada di sana terdiam kecuali Annasya.

"Tapi Pah! " Naraya merajuk.

"Hargai perasaan Annasya, dia adalah menantu disini dan adik iparmu." perkataan Elga membuat Annasya menghentikan makannya lalu menatap teduh pada mertua dadakannya itu.

"Ada juga yang peduli ama gue! " gumam Annasya dalam hati.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja kok masa lalu biar lah berlalu." Ucap Annasya dengan senyumnya.

"Tuh kan Pih dia aja bilang kaya gitu udah izinin nginep nanti Stepanie! " Kembali Naraya merajuk pada Elga.

"Tapi jika ingin mengembalikan masa lalu ke masa sekarang apa lagi kini sudah berbeda, rasanya sedikit tidak episien yah maaf saya bicara lancang! " ucapan Annasya membuat semua yang berada di meja makan menatapnya terkejut.

"Papih rasa memang seharusnya masa lalu hanya dijadikan kenangan aja , ha ha Annasya papih gak salah pilih kamu!" Elga tertawa sedangkan kedua wanita itu menatap Annasya benci.

"Kami telah selesai makan! " Elamnno menarik tangan Annasya yang masih menginginkan makanannya. Beberapa kali tangannya di tepuk Annasya agar tidak menarik dirinya tapi dihiraukannya, hingga mereka tiba di kamar.

Bruggg

Suara pintu ditutup dengan sangat keras terdengar membuat Annasya terperanjat dan sedikit takut karena Elmanno menatapnya tajam dengan penuh kebencian.

"Loe mulai berani ngomong didepan keluarga gue! Jangan ikut campur urusan keluarga gue, lo cukup diam saja! " ucap Elmanno penuh penekanan di setiap katanya dengan rahang yang mengeras.

"Kalau lo mau masukin pacar lo itu kerumah ya silahkan, asal di ingat lagi aja gue masih istri lo di kata masih bocah juga di mata hukum dan agama lo suami gue jadi jika lo mau ngapa ngapain wanita itu biar tanggung jawab lo nanti di dunia maupun akhirat, dan asal lo tau tapi setitik saja air mata gue ngalir karena sakit hati yang lo buat ingatlah hukuman akan lebih berat nanti! " Annasya merasa jengkel pada Elmanno, emang tampan, gagah, berwibawa bahkan berkarisma tapi sikapnya yang nyebelin.

"Gue mau tanya sama lo, lo jadi berani gini punya nyali dari mana?" tanya Elmanno.

"Sarani Nabiha, wanita keca dan cantik serta baik hati gak kaya lo. Ganteng-ganteng tajir tapi istri sendiri dicuekin malah di jahatin lagi parah ni orang! " ucap Annasya dengan mulut ceplas ceplosnya.

"WHAT! YOUR MY WIFE? " teriak Elmanno tertawa mengejek.

"Alah wat wat wat, nanti juga bucin ama gue lo gara-gara kualat baru tau rasa ! "

Bab 3

Happy Reading

.

.

Meong

Meong

"KUCING! " teriak Annasya lalu loncat pada Elmanno. Kini kedua tangannya melilit di bahu Elmanno serta kedua kakinya yang menghimpit perut serta pinggangnya dan secara sepontan juga Elmanno menangkap Annasya.

"Singkirkan dia dari gue! " Annasya melirik kasana kemari mencari keberadaan kucing itu walau pada kenyataannya itu hanya suara ponsel milik Annasya, sedangkan sedikit Elmmano menyeruakan senyumnya melihat ekspresi ketakuatan Annasya.

"Turun jangan caper sama gue! " ucap Elmanno menurunkan tangannya sehingga Annasya semakin mengeratkan pegangannya pada leher Elmanno dan begitu juga kaki semakin erat dipinggangnya.

Meong

Meong

"Turun! " sentak Elmanno, tapi Annasya malah tertawa membuat Elmanno semakin geram.

"Suara ponsel gue emang ya! " Annasya akhirnya turun dari tubuh Elmanno dan memeriksa ponselnya ditas celananya.

Terlihat panggilan dari sang mamah membuat Annasya segera mengangkat telepon itu.

"Sayang bagaimana kabarmu? " tanya sang mamah dari sebrang sana.

"Aku baik-baik saja, " sahut Annasya lalu menjauh dari Elmanno.

"Elmanno gimana dia sehat? " kembali mamah bertanya.

"Dia mah sugar bugar melulu mah, apa lagi pac-"

"Mah apa kabar? " Tanya Elmanno, merebut ponsel yang ada di genggaman Annasya.

"Mamah baik, "jawab sang mamah Annasya.

"Nanti besok setelah Annasya pulang sekolah dan kalau nak Elmanno tidak sibuk bisa kerumah mamah ya, karena hari ini tepat hari ke seratus kematian papah Annasya kita berjiarah bersama." ucap Sang mamah, membuat Elmanno terdiam sedangkan Annasya menatap Elmanno dengan tatapan menyelidik.

"Ia nanti besok kami ke sana Mah! " jawab Elmanno tentu saja Annasya berfikir kalau dirinya akan pindah gak bakalan ke rumah ini lagi.

Sambungan telpon pun terputus, Elmanno pun berkata" Besok kita kerumah mamahmu, "

Annasya segera merebut kembali ponselnya lalu berjalan ke sofa dan sibuk membuka ponsel itu sedangkan Elmanno terlihat ke luar entah kemana? Hingga akhirnya dia menemukan sesuatu di sana.

"Aku memang telah masuk pada raga orang lain, tapi anehnya kenapa mukanya sama aja ama gue ya?" Kembali setelah berucap demikian dia mengutak ngatik ponsel itu.

Di dalam ponsel ada aplikasi bernama notebook, Annasya membukanya yang ternyata itu di jadikan dairy.

"Oh si Annasya ini memang cinta banget ama si Herman eh Elmanno maksudnya, tapi cintanya tidak terbalaskan malah keluarga Elmanno beranni nampar menampar ,ini keterlaluan. Tapi kenapa harus gue yang terdampar di sini." Gumam Annasya.

Kembali dia melihat layar ponsel itu, melihat beberapa foto Elmanno yang di ambil dari berbagai sudut dan Elmanno tidak menyadarinya itu terlihat dari hasil fotonya. Ada foto Elmanno saat mengancingkan baju kerah, memakai jam, memakai dasi, terdiam duduk di sofa serta ada juga foto saat hanya memakai handuk saja.

"Waduh ini harus dihapus nih bahaya, mata gue udah gak perawan nih! " Annasya pun akan menekan tombol delete, tapi tiba-tiba

Stakk

Suara anah itu terdengar nyaring di telinga Annasya lalu semua tubuhnya jadi kaku dia tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya, hingga seseorang datang.

"Annasya besok gue bakalan jemput Stepanie ke bandara kebetulan baju gue belum distrika nih!" Naraya rupanya yang begitu saja masuk kamar dan melemparkan baju tepat ke muka Annasya.

"Baiklah! " ucapan itu begitu mulus keluar dari mulutnya, bahkan Annasya mengambil baju itu lalu berjalan ke ruang strika.

"Kenapa gue merasa berjalan sendiri, bibir gue juga merasa bicara sendiri kenapa semua anggota tubuh gue seperti ada yang menggerakan. Ini susah untuk aku gerakan sendiri. " Annasya terkejut, beberapa kali dia mencoba untuk putar balik dan menolak suruhan Naraya tapi tidak bisa.

Annasya kini mulai menggosokan strikaan itu, dan kembali suara..

STAKKK

Terdengar hingga matanya mengerjap dan kini semua anggota tubuhnnya kembali bisa dia gerakan. Annasya pun segera mencabut kabel strikaan lalu melemparkan pakaian Naraya, dia mana sudi disuruh orang yang hanya memanfaatkannya apa lagi yang berani menyiksanya.

Sesaat dia merasa aneh dengan dirinya, kenapa kejadian tadi menimpa dirinya. Apakah tadi yang menggerakan tubuh ini si Annasya asli?

Annasya berlari kembali menuju kamar tapi diambang pintu ternyata ada Elmanno yang tengah memperhatikannya sehingga dahi Annasya harus bertabrakan dengan dada bidang milik Elmanno karena Annasya tidak tau kalau ada orang di sana.

"Minggir! " Titah Anansya mendorong tubuh Elmanno, tapi Elmanno tetap diam.

"Heh dasar! " Annasya melipat kedua tanganya di dada lalu mengerucutkan kedua bibirnya.

"Jadi benar ibu dan kakak gue suka jahatin lo? " tanya Elmanno menatap lekat Annasya.

"Iya bahkan dia suka suruh-suruh gue! Kenapa lo mau tertawa dan bilang puas, silahkan! " sentak Annasya.

"Wah berarti lo emang nyebelin orang nya, mana bisa ibu sama kakak gue kaya gitu kalau loe nya yang kurang ajar sama mereka. " Elmanno seakan membela keluarganya.

"Eh Om, merasa bingung gak sih kalau kelakuan gue jadi rubah! Dulu gue pendiam jadi mana mungkin gue kurang ajar dan bersikap kasar, sekarang anugrah datang untuk membalas perlakuan kalian! Minggir! " Annasya mendorong tubuh Elmano dan kini akhirnya berhasil tapi,

Grep

Elmanno menarik lengan Annasya sehingga dia terhunyung dan mukanya terbentur pada dada bidang Elmanno, seketika Annasya menelan ludahnya susah.

"Waduh harum dan terlihat sekali kekarnya, bikin hati deg degan aduh jiwa jomblo gue meronta ini! " ucap hati Annasya masih dengan tangan yang di pegang Elmanno.

Pandangan mereka bertemu, Annasya menoleh ke atas sedangkan Elmanno menunduk untuk melihat Annasya.

"Terkesima! " ucap Elmanno dengan senyum smirknya.

"Hah ngapain narik tangan gue?" tanya Annasya dengan nada malas.

"Siapa Sarani Nabiha yang lo sebut itu! "

"Itu gue, Sarani Nabiha itu nama gue! "

STAKKK

Kembali suara itu berdengung di telinga Annasya dan tentu saja matanya mengerjap dia begitu saja ada di kamar, tepatnya sedang tidur dengan Elmanno di kasur.

"Apa ini? Tadi masih di ruang tempat strika baju kanapa jadi di kamar dan tiduran sama dia satu ranjang lagi! " pikir Annasya dan segera menggerakan tubuhnya agar menjauh dari sana tapi tetap tubuhnya tidak bisa di gerakan sesuka dirinya.

"Begini lagi, sebenarnya ini kenapa apa tubuh Annasya ini punya penyakit atau ini memang Annasya asli yang menggerakan! " kembali hatinya bermonolog sendiri.

Annasya terlihat mengusap pipi Elminno dengan lembut, lalu bergerak ke arah bibir.

"Tidak jangan dampai dia bangun sumpah ini bukan gue yang gerakin, kenapa jadi merinding gini, ini tubuh bikin horor aja!" kening Annasya penuh dengan peluh, dia dan matanya terlihat membesar tatkala kepalanya malah mencondongkan sendiri ke wajah Elmanno.

"Tidak! tidak ! Kenapa ini gue kok jadi mau nyium dia. Woy mulut gue juga susah untuk bicara jangan bangun jangan bangun! " Annasya menutup matanya.

Brukkk

Annasya terhempas dan terbaring lalu terlihat dia membuka matanya dan sungguh sangat terkejut karena kini dirinya berada di dalam kungkungan Elmanno.

"Dia bangun! " lirih Annasya dengan hati yang berdebar.

"Jelas-jelas lo ingin mencium gue, kenapa? gak tahan ingin di anuin ama gue hm! " Ucapan Elmanno berbisik sambil menyatukan kening mereka membuat Annasya yang berjiwa Sarani itu ketakutan.

"Hm! " Annasya begitu saja memanggutkan kepalanya menandakan dia menginginkan ucapan Elmanno itu.

"Parah ini kepala main ngagguk aja, Gue ogah gituan, belum siap dan gue masih perawan ting ting ini gimana? Tolong gue!" ucap Annasya matanya membulat sempurna peluh dingin bercucuran di dahinya dadanya bergemuruh.

Elmanno menurunkan tali baju dari pundak Annasya, bahkan Annasya juga kini di buat bingung juga dengan pakaiannya yang tadinya memakai kaos kini menjadi memakai pakaian kurang bahan itu.

"Jangan! JANGAN LAKUKAN ITU, GUE MASIH PERAWAN,!" Suara Annasya tertahan dia begitu susah untuk bicara.

STAKKKK

"Ya Tuhan tolonglah hambamu ini, aku didunia ku masih perawan belum menikah masa harus merasakan ini duluan. Kasian suami hamba nanti kalau dapat istri udah gak perawan! " Gumam Annnasya menggerakan bibirnya.

"Apa maksud ucapan loe! " terdengar suara Elminno, Annasya pun mengerjap.

"Nyingkir dari tubuh gue! " teriak Annasya, menyadari dirinya kembali bisa berbicara tangannya sepontan membungkam bibirnya. Padahal samar-samar dia mendengar kata stak itu.

"Bukannya loe tadi ingin gituan sama gue! " celetuk Elmanno membuat Annasya mati kutu, memang dirinya tadi menganggukan kepala tapi bukan dirinya yang ingin.

"Ogah! " Annasya mendorong kedua bahu Elmanno lalu berdiri dan duduk di sofa, membuat Elmanno menampakan raut muka bingung.

Sesaat Annasya merasa adegan tadi pernah ia temui atau kenal hingga dia mencoba untuk mengingat sesuatu.

"Eh gue pernah baca adegan yang baru saja terjadi pada novel yang aku baca sebelum masuk keruangan leb itu, dan oh astaga kalau di ingat-ingat juga pas di jambak, disentak dan disuruh serta perlakuan Elmanno yang kurang ajar persis seperti karakter tokoh dalam novel itu, dan gue? kok kaya pemeran utama yang di siksa, diacuhkan suami, di selingkuhi bahkan sangat menyedihkan dan gue baru ingat Annasya! Itu memang karakter utama wanita dalam novel tersebut! Apa gue masuk kedunia Novel?" Annasya betanya pada dirinya sensiri dengan pandangan cengo.

"Tidak mungkin ini terjadi! Apakah gue sedang bemimpi? " tanya Hati Annasya lalu tangannya terangkay mencubit pipinya.

"Aw! " lirih Annasya kesakiatan.

"Berisik! " sentak Elmanno di atas kasur.

"Ini nyata, gue masuk dunia novel! " Annasya melebarkan matanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!