Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra

Sebuah tebing yang menampakan pemandangan kota memanjakan mata Annasya, terpaan angin sepoi-sepoi mengajak rambut panjang miliknya untuk menari dan melupakan sejenak masalah yang di dera. Bhadra tersenyum manis melihat orang yang dicintainya tersenyum tipis sambil memejamkan matanya, menghirup udara segar disana. Walau hari menjelang tengah hari tapi di tebing itu terasa sejuk.

"Apa loe menikmatinya? " tanya Bhadra.

"Hm, setidaknya aku merasa sedikit tenang makasih! " Annasya tanpa menoleh pada Bhadra.

"Nasya apa ada anggota keluarga loe yang meninggal atau sakit? Kayaknya loe niat mau sekolah kan tapi malah gak jadi! " Bhadra melihat kalau Annasya memakai setelan seragam lengkap.

"Iya keluarga yang paling gue sayangi sakit! " sahut Annasya dan Bhadra pun mengangguk paham.

STAKKKK (Keluar dari Alur Cerita)

Annasya mengerjap lalu menatap Bhadra, sedangkan Bhadra yang ditatap hanya mengerutkan dahinya bingung.

"Bhad ayo kita kesekolah, gue harus ketemu Alenza! " Ucap Annasya menarik tangan Bhadra tiba-tiba.

"Tanggung Nasya kita udah bolos, yang ada nanti kita malah kena hukum!" sahut Bhadra.

"Lah gimana dong, gue ada hal penting yang harus di omongin sama dia! " Annasya duduk di tanah sambil mengerucutkan bibirnya tanpa sadar membuat Bhadra gemas melihatnya.

"Jangan ngambek masih ada hari esok! " ucap Bhadra duduk disamping Annasya.

"Belum tentu juga gue besok ketemu sama Alenza, hah bete gue! " Annasya menghentakan kakinya.

"Nasya loe udah gak sedih nih, lagian bilang saja sama gue, loe nyari Alenza untuk di ajak curhat masalah loe kan? Gue bakalan tutup mulut kok! " Bhadra mencoba menghibur Annasya.

"Loe gak bakalan mengerti lagian nanti juga ya kalau udah masuk Stakk semua pembicaraan kita ini loe lupain! " Annasya mengerucutkan kembali bibirnya.

"Lupa? Apa maksud loe?" sahut Bhadra.

"Loe bisa bandingin gue tadi sama yang sekarang bukannya beda sikaf kan? " tanya Annasya.

"Iya sik agak sedikit berbeda! " Bhadra mengusap tengkuknya.

"Kami emang berbeda!"ucap Annasya dan malah membuat Bhadra tambah bingung hingga dia mengalihkan pembicaraan.

"Berbeda terlihat lebih ceria sekarang! " Bhadra menolah pada Annasya.

"Ceria pala loe, gue lagi galau! " sentak Annasya menyahuti ucapan Bhdra.

"Galau kenapa?" penasaran Bhdra.

Sedangkan Annasya yang mendengar Bhadra bertanya pun memajukan mukanya sedekat mungkin sampai Bhadra dibuat wajah nya memerah.

"Loe mau ngapain? " lirih Bhadra terlihat kalau dia sedang gugup.

Semakin dekat muka Annasya membuat Bhadra memejamkan matanya.

"Nanya aja loe kepo! hahahahahah! " Ucap Annasya pelan tepat di depan telinga kiri Bhadra lalu menjauh dan tertawa lepas membuat Bhadra malu habis habisan.

"Hey loe ngerjain gue! " pekik Bhadra, mendengar kalau Bhadra kesal Annasya pun berdiri dan berlari sambil terus tertawa.

"Yak loe berhenti! " teriak Bhadra mengejar Annasya.

Mereka pun saling kejar dan saling ketawa di temani terpaan angin sejuk, Bhadra merasakn dirinya sangat beruntung hari ini bisa menghabiskan waktu bersama Annasya momen yang sangat di tunggu akhirnya tercapai juga sedangkan Annasya yang mengaggap kalau itu hanya lelucon saja, karena memang karakter Sarani yang jail dan suka bercanda.

"Kena loe! " Bhadra menarik tangan Annasya sampai mereka saling berhadapan dan saling memandang, hembusna nafas yang memburu akibat larian itu menerpa tubuh orang yang berada di hadapannya masing-masing.

"Nasya andai waktu berhenti disini sejenak, gue seneng liat loe kaya gini! " Bhadra menatap sendu Annasya tangannya terulur merapikan rambut Annasya yang menghalangi mukanya.

Jangan ditanya bagaimana rekasi Annasya, tentu saja terkejut, dan gugup. Annasya yang notabenya Sarani itu merasakan degupan jantungnya terpacu lebih cepat.

"Apa gue suka sama bocil ini? Oh tidak! " gumam Annasya dalam hati.

"Khm," Annasya berdehem menetralakan dirinya dan suasana tentunya.

"Dunia ini akan berakhir jika ceritanya udah selesai! " Ucap Annasya memegang tangan Bhadra yang sedang sibuk mengelus pipinya.

"Cerita, apa maksudnya dari tadi ngomongnya aneh deh! " Sahut Bhadra.

"Loe sama gue itu berada di dunia yang penuh dengan panggung drama tau!" pekik Annasya.

Cup

Bhadra mencium kening Annasya, membuat tawa itu berhenti dan kembali suasana menjadi canggung terutama Annasya.

"Ayolah sifat jomblo kembali lagi, jangan baper sama nih bocil! " teriak hati Annasya.

"Maaf gue nyium loe tanpa permisi, gue sayang sama loe setidaknya loe mengetahui itu! " Bhadra melangkah mundur.

"Hah! Dasar loe ya! " Annasya melotot dan berjalan ke arah Bhadra lalu memukul rahang Bhadra.

"Ampun, maaf dong ya maaf Nasya! " Bhadra mencoba menghentikan aksi Annasya.

"Gak itu kening perdana loe cium!" Annasya semakin menjadi untuk menyiksa Bhadra.

"Ampun beneran, gue kasih apa saja yang loe mau, beneran apa saja asal jangan gebukin gue lagi stop sakit tau! " Bhadra akhirnya memegang kedua tangan Annasya kuat,lalu Annasya pun menarik kedua tangannya dan sekarang...

"Aw,, Nasya sakit ini! " Bhadra memegang tangan Nasya yang menjewer telinganya.

"Tenang rasa sakit loe bakalan loe lupain, dan sebelum ini berakhir loe harus tepatin janji lo! Teraktir gue ayam bakar sepuas-puasnya hahahah! " tawa Annasya menggema sedangkan Bhadra di buat heran dengan ucapan dan tingkah Annasya yang berubah. Yang tadinya anggun kini jadi bar-bar, tapi hal itu menjadikan Bhadra semakin menyukai sosok Annasya.

"Lupa gimana, mana mungkin gue lupa momen indah tapi sedikit menjengkelkan ini!" sahut Bhadra.

"Sut jangan banyak nyeng nyong, mari jalan ke tukang abang ayam bakar! " seru Annasya merangkul leher Bhadra dan mengajaknya pergi dari sana.

Sedangkan disekolah Alenza kalang kabut menelepon Annasya, karena dari semalam dia tidak enak hati dia takut apa yang di pikirkannya menjadi kenyataan.

"Nasya loe dimana? Dan kenapa tidak sekolah seharusnya loe sekolah hari ini! " Cemas Alenza.

"Hai cewek kayaknya cemas gitu! " Rio dari arah belakang mengejutkan Alenza.

"Iya Nasya hari ini gak sekolah gue jadi khawatir," sahut Alenza, ini di luar alur cerita jadi dia bisa sedikit sopan sama Rio.

"Jangan khawatir kayaknya Nasya lagi sama Bhadra deh, gue liat di statusnya mereka lagi berduaan! " Ucap Rio.

"Mana liat gue! " Alenza menyodorkan tangannya.

"Nih! " Rio memberikan ponselnya pada Alenza dan seketika melotot melihat foto Annasya yang tengah duduk di bangku taman dan salah fokos pada tulisan dibawahnya dan tempat foto itu dikirim yaitu dalam forum chat.

"Ini bukan status tapi memberi tau kepada loe! " Alenza menyodorkan ponsel itu pada Rio.

"Ngantin bareng yuk! " ajak Rio.

"Yuk gue juga lapar nih! " sahut Alenza.

Mereka berdua pun pergi beriringan ke kantin tapi ada satu hal yang mengganjal di pikiran Alenza hingga membatalkan makan bareng di kantin bersama Rio.

"Maaf ya gue jadi gak berselera, jadi gue mau ke kelas saja! " Alenza buru-buru pergi dari sana dan meninggalkan Rio dengan tatapan bingungnya pada Alenza.

"Rio! " teriak seorang laki-laki dan Rio pun menoleh.

"Woy tunggu gue! " Sahut Rio lalu menghampiri temannya itu.

Mereka sampai di kantin Rio masih menatap makanan yang tersaji di meja dengan tatapan kosong, " Gue kok merasa aneh ya sama Alenza! "

"Rio loe kenapa? Udah jangan mikirin perempuan kalo jodoh juga nanti bersatu, "

"Hah! " Rio menghembuskan nafasnya menyahuti perkataan temannya itu.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6 Kembalinya Stepanie
7 bab 7 Pemakaman
8 Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9 Bab 9 Pengakuan Alenza
10 Bab 10 Dunia Novel
11 Bab 11 Pengakuan Bhadra
12 Bab 12 tamparan suami selingkuh
13 Bab 13 Mati Lampu
14 bab 14 Luka yang hilang
15 Bab 15 Menangnya pelakor
16 Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17 Bab 17 Perdebatan
18 Bab 18 Salah Orang
19 Bab 19 Buku Masa Depan.
20 Bab 20 Bertemu Plakor
21 Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22 Bab 22 Keanehan Elmanno
23 Bab 23 Amarah Alenza
24 Bab 24 Rio Menyadarinya
25 Bab 25 Sadarnya Elmanno
26 Bab 26 Penasaran Bhadra
27 Bab 27 Rencana Annasya
28 PENGUMUMAN
29 Bab 28 Penukaran minuman
30 Bab 29 Akibat obat itu
31 Bab 30 peringatan alenza
32 BAB 31 Pengakuan Elmanno
33 Bab 32 Rio sang penguasa
34 Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35 BAB 34 Pengendali alur
36 Mengorbankan Annasya
37 Kata hati Bhadra
38 Bab 37 Amarah Rio
39 Bab 38 Penculikan
40 Bab 39 perlakuan kasar
41 BAB 40 Pengorbanan Rio
42 Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43 Bab 42 Adanya Alenza Granita
44 Penyelamatan Annasya
45 Alenza hilang ingatan
46 Pecakapan di kamar
47 Hilang ingatan Alenza
48 Kecewa Annasya pada Bhadra
49 Antara Annasya dan Stepanie
50 Maaf
51 Kaleng dan bakso
52 Pengakuan Bhadra
53 I love u Sarani
54 Kesepakan El dan Rio
55 Kesal Elmanno
56 Hukuman dari Alenza Granita
57 Elmanno yang jahat kembali
58 Sakit hatinya Rio
59 Penyebab Alenza hilang ingatan
60 Khawatiran Alenza
61 Labrak
62 Seperti saputangan
63 penghinaan
64 cerita tamat
65 Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66 Dokter Ruslan apa Elmanno?
67 Kepulangan dari RS
68 Sebuah novel yang menyatukan
69 Kisah Alenza dan Rio
70 Acara Pernikahan.
71 Pengantin Pria diculik
72 Rencana jahat Sindi
73 Menikah dadakan
74 PENGUMUMAN
75 Sah suami istri dadakan
76 Hatiku berkata kau miliku
77 Malam dan pagi pertama
78 Kisah yang menjadi nyata
79 lamaran dadakan
80 Diterima
81 Sahabat luknut
82 Konsep pernikahan
83 Pernikahan Sarani
84 Hadiah
85 Mainan Mahal
86 London
87 Tentang rasa
88 Lahirnya baby twins
89 I love u
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6 Kembalinya Stepanie
7
bab 7 Pemakaman
8
Bab 8 Tragedi Kamar Mandi
9
Bab 9 Pengakuan Alenza
10
Bab 10 Dunia Novel
11
Bab 11 Pengakuan Bhadra
12
Bab 12 tamparan suami selingkuh
13
Bab 13 Mati Lampu
14
bab 14 Luka yang hilang
15
Bab 15 Menangnya pelakor
16
Bab 16 Kebersamaan Annasya dan Bhadra
17
Bab 17 Perdebatan
18
Bab 18 Salah Orang
19
Bab 19 Buku Masa Depan.
20
Bab 20 Bertemu Plakor
21
Bab 21 Kekecewaan Bhadra
22
Bab 22 Keanehan Elmanno
23
Bab 23 Amarah Alenza
24
Bab 24 Rio Menyadarinya
25
Bab 25 Sadarnya Elmanno
26
Bab 26 Penasaran Bhadra
27
Bab 27 Rencana Annasya
28
PENGUMUMAN
29
Bab 28 Penukaran minuman
30
Bab 29 Akibat obat itu
31
Bab 30 peringatan alenza
32
BAB 31 Pengakuan Elmanno
33
Bab 32 Rio sang penguasa
34
Bab 33 Peringatan untuk Elmanno
35
BAB 34 Pengendali alur
36
Mengorbankan Annasya
37
Kata hati Bhadra
38
Bab 37 Amarah Rio
39
Bab 38 Penculikan
40
Bab 39 perlakuan kasar
41
BAB 40 Pengorbanan Rio
42
Bab 41 Menyadarkan Elmanno
43
Bab 42 Adanya Alenza Granita
44
Penyelamatan Annasya
45
Alenza hilang ingatan
46
Pecakapan di kamar
47
Hilang ingatan Alenza
48
Kecewa Annasya pada Bhadra
49
Antara Annasya dan Stepanie
50
Maaf
51
Kaleng dan bakso
52
Pengakuan Bhadra
53
I love u Sarani
54
Kesepakan El dan Rio
55
Kesal Elmanno
56
Hukuman dari Alenza Granita
57
Elmanno yang jahat kembali
58
Sakit hatinya Rio
59
Penyebab Alenza hilang ingatan
60
Khawatiran Alenza
61
Labrak
62
Seperti saputangan
63
penghinaan
64
cerita tamat
65
Kembalinya Annasya menjadi Sarani.
66
Dokter Ruslan apa Elmanno?
67
Kepulangan dari RS
68
Sebuah novel yang menyatukan
69
Kisah Alenza dan Rio
70
Acara Pernikahan.
71
Pengantin Pria diculik
72
Rencana jahat Sindi
73
Menikah dadakan
74
PENGUMUMAN
75
Sah suami istri dadakan
76
Hatiku berkata kau miliku
77
Malam dan pagi pertama
78
Kisah yang menjadi nyata
79
lamaran dadakan
80
Diterima
81
Sahabat luknut
82
Konsep pernikahan
83
Pernikahan Sarani
84
Hadiah
85
Mainan Mahal
86
London
87
Tentang rasa
88
Lahirnya baby twins
89
I love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!