Elmanno masuk kekamarnya lalu menutup pintu itu kasar dia tidak bisa membantah perkataan sang papih.
"Sial! " pekik Elmanno, lalu dia melihat tas sekolah Annasya juga berada di sofa.
"Ternyata dia udah datang! Gue sengaja pulang siang hanya ingin bertemu Stepanie doang, tapi gara-gara anak kecil itu gue jadi gak bisa! " Grutu Elmanno mengacak rambutnya prustasi.
Annasya terlihat berjalan menuju kamar padahal dirinya tidak mau kesana karena Elmanno pasti berada di dalam, suara pintu terbuka menampakan Elmanno yang tengah berdiri membelakanginya dengan otot lengannya yang terlihat kekar. Elmanno yang melihat ada yang masuk segera menoleh dan tersenyum sinis pada Annasya.
"Mas apa kita jadi ke rumah mamah? " tanya Annasya dan membuat Elmano mengepalkan tangannya.
'Hey Annasya males banget panggil dia dengan sebutan mas? Lagian dia bakalan mau kok gue udah tau, hanya saja dia sedang marah karena tidak bisa bermesraan dengan Stepanie pasti dia bakalah salahin kita nih' gumam Sarani dalam raga Annasya itu.
"Sono sendiri repotin aja!" sentak Elmanno dan tenpa disangka membuat Annasya menitikan air matanya.
"Tapi Mas udah janji sama mamah kan untuk berjiarah ke makan papah! " Annasya terus saja mengeluatkan air matanya.
"Iya! " Elmanno terlihat terpaksa dia kembali mengambil jas yang tadi sempat dia lempar ke sofa lalu berjalan ke luar.
"Loe kenapa diam saja! Cuma mau nyusahin gue doang! " kembali Elmanno berucap dengan nada keras.
"Maaf mas aku akan ganti baju dulu ini masih pake seragam"
"Gak usah, langsung berangkat saja! " Elmanno kembali melanjutkan langkahnya untuk keluar rumah, Annasya segera menyusul.
Didalam mobil tidak ada percakapan hanya suasana mencengkam saja karena Elmanno terlihat sangat emosi.
"Apa loe puas membuat gue menderita! " Elmanno tiba-tiba berbicata membuat Annasya terdiam.
"Ini badan ama mulut masih kaku saja, aku sudah gak sabar ingin membalas ucapannya" grutu Annasya dalam hati.
Tidak ada jawaban dari mulut Annasya dan hanya menunduk dan membuat Elmanno hanya memendam amarahnya.
Mereka telah sampai dirumah besar milik keluarga Annasya, sang mamah telah berada di ambang pintu untuk menyambut putri bersama menantunya.
"Sayang kamu udah datang? " Mamah Annasya merenggangkan kedua tangannya agar bisa memeluk anak bungsunya itu.
"Iya mah, mah apa Kakak juga ikut? " tanya Annasya.
"Dia menunggu kalian, yuk masuk kita makan dulu baru berangkat! "
Mereka pun terlihat makan bersama di meja makan, Kakak laki-laki Annasya dan istrinya, sang mamah, Annasya dan Elmanno. Tapi Elmano terlihat murung dan enggan untuk makan.
"Nak kenapa tidak di makan, gak enak ya makannnya apa mamah beli saja di luar? " tanya Elmanno membuat semua perhatian tertuju padanya?" sang mamah menatap teduh menantunya.
"Tidak usah, saya tadi di kantor sudah makan! " sahut Elmanno.
"Oh begitu rupanya! "
"Aku penasaran kenapa suara itu belum muncul lagi, gue udah lelah harus bergerak dan berucap tidak sesuai dengan yang diinginkan gue. Badan ini terasa milik berdua! " Annasya kembali merindukan suara itu, dia mulai mengerti jika ada suara yang berdengung itu maka hidupnya lain lagi.
Tapi yang masih dia pikirkan kenapa mereka jadi hilang ingatan saat dirinya bersikap layaknya Annasya yang pemberani itu.
Mereka telah selesai makan lalu berangkat berjiarah, bunga telah penuh di atas pemakaman sang papah. Panjatan doa pun dilantunkan untuk jiwa sang papah dialam sana.
Annasya tiba-tiba dirinya menjadi pusing, dia pun memegang kepalanya.
"Kau memang anak kurang ajar, biar aku kasih kau pelajaran! " Terika sang ibu mertua begitu saja terdengar jelas di telinga Annasya dan gambaran kalau sang mertua menenggelamkan kepalanya diwastafel.
"Aaahhh! " Annasya menjerit kepalanya berasa berdenyut, tapi setelah bayangan dan suara itu menghilang kepalanya pun kembali tidak merasakan sakit lagi.
Annasya melihat sekelliling, dan dia masih berada di pemakaman sedangkan orang yang berada di sampingnya pun terlihat menunduk dan melantunkan doa, seperi tidak ada hal aneh yang Anansya alami.
"Apa itu tadi, seperi bayangan tapi seperti sungguhan. Gue juga merasa tadi menjerit karena terlalu sakit tapi kenapa mereka hanya diam saja" Kini Annnasya semakin bingung dan ketakutan dirinya entah berada di dunia apa.
"Apa kalian akan menginap? " tanya sang mamah setelah selesai berdoa dan kembali akan pulang.
"Sebaiknya kami pulang saja! " sahut Elmanno.
"Baiklah, dan mamah udah membeli ini untuk di bawa ke rumah ya salam sama papih dan mamih mu! " sang mamah menyodorkan sebuah bingkisan pada Elmanno.
"Mamah titip Annnasya ya jagain dia! " sambung sang mamah membuat Elanno menelan ludahnya susah.
"iya mah! " ucap Elamnno seraya menerima bingkisan itu.
Meraka telah masuk mobil masing-masing dan kini Annasya dan Elamanno berada di mobil. Annasya melirik Elmanno dengan canggung dan itu terlihat oleh Elmanno sendiri.
"Maaf kan aku Mas, telah membuatmu kerepotan! " ucap Annasya.
"Sudahlah! " sentak Elmanno.
STAKKK
Annasya menghembuskan nafas dalam-dalam, dia meregangkan orotnya di dalam mobil yang masih berjalan itu, membuat Elmanno meliriknya sekilas.
"Akhirnya badan gue bisa digerakin lagi! " gumam Annasya.
"Emang loe tadi udah ngapain, perasaan diam saja! " sahut Elmanno.
"Gue udah berekting jadi manusia yang menyedihkan tadi! " pekik Annasya lalu melipatkan tangannya di dada.
" Apa maksud loe? " Elmanno menjadi bingung sendiri.
"Lho gak nyadar ya, tadi gue bilang Mas ama lo dan sekarang gue ngomong sesuka hati gini ada perbedaan kan? " tanya Annasya dan Elamanno hanya mengerutkan dahinya bingung.
"Loe ngomong ngawur! " sentak Elmanno.
"Gue lapar, kita mampir dulu kelestoran terdekat! " Kemudian ucap Elamnno dan Annasya pun hanya mengiyakan saja.
Mobil yang ditumpangi Elmanno dan Annasya terparkir di sebuah lestoran megah, mereka pun keluar dan mulai memasuki lestoran itu.
"Loe mau makan lagi?" tanya Elamnno.
"Gak gue mau minum aja! " sahut Annasya.
Elmanno pun mengangkat tangannya memanggil pelayan di lestoran itu, setelah pelayan itu tiba Elmanno mengutarakan pesanan mereka.
Annasya menatap Elmanno tajam dari tadi di otaknya banyak sekali pertanyaan.
"Hm El gue mau nanya deh! Tadi pagi loe ingat gak kalau kita hampir mandi bersama? " tanya Annasya membuat Elmanno tertawa mendengar pertanyaan istri kecilnya itu.
"Itu mungkin loe ngarep sampai kebawa ke alam mimpi loe! " sahut Elmanno dan Annasya pun semakin ingin lebih bertanya.
"Tadi di pemakaman lo sadar gue sakit kepala? "
"Mana gue tau, loe terlihat menunduk dan menngis sesegukan! " jawan Elmanno.
"Tapi loe ingat kan kalau hm, itu hm semalam? " Annasya ragu untuk bertanya soal dirinya yang ingin disenyuh itu.
"Oh loe benar-benar ingin! " sentak Elmanno dan spontan tangan Annasya membungkan mulut Elmanno.
"Jangan keras-keras! " bisik Annasya dan melepaskan tangan dari mulut Elmanno.
"Kenapa? Kalau loe benar-benar ingin itu, kita lakukan saja. Asal jangan salahkan aku jika kau hamil masih sekolah! " ucapan Elmanno Membuat Annasya bergidik.
"Dia ingat semua saat kejadian di mana gue gak bisa menggerakan tubuh gue, tapi dia gak ingat seakan lupa saat gue menjadi diri gue sendiri. Ini aneh, apa ini juga terjadi sama nenek lampir dan orang lain juga? " pikir Annasya, sampai dia tidak sadar kalau pelayan itu telah menata makanan dan minuman di mejanya.
"Woy loe ngelamun mesum ya! " ucap Elmanno.
"Hah loe yang mesum! " balas Annasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
ciber ara
itu ... suara siapa kah?
2022-12-16
1
Tiya Flapiana
Sampai bab ini. Q masih bingung
2022-08-15
5