Mobil memasuki komplek perumahan Aditya.
Tak lama mobil sudah berhenti di depan sebuah gerbang.
Aji sang penjaga rumah buru-buru membuka gerbang saat melihat mobil Aditya.
Mobil masuk garasi, dilihatnya Johan yang mengendarai mobil. lelaki itu merasa bingung karena tadi pergi Aditya membawa mobilnya sendiri, tapi sekarang malah Johan yang duduk di belakang kemudi.
Dia tergesa menghampiri Johan saat dilihatnya Johan turun dari mobil.
"Pak Ibu pergi." bisik Aji di telinga Johan, sangat pelan dan hati-hati, tapi tetap saja kabar itu membuat Johan membelalakkan matanya tak percaya.
"Bagaimana bisa? apa kamu tidak mencegahnya?!"
kata- kata Johan seolah menuduhnya membiarkan istri dari Bos mereka pergi.
"Sudah saya cegah Pak, tapi Ibu tetap pergi sambil membawa tas besar."
Aji pun teringat kembali saat dia mencegah Rianti pergi.
"Ibu jangan pergi nanti Bapak marah." ucapan Aji saat melihat Rianti tergesa membuka pintu gerbang padahal Aji sudah melarangnya.
Tapi saat melihat wajah Rianti yg sedang menangis seolah menghiba untuk di biarkan pergi membuat dia pun tidak tega.
"Sejak kapan?!" pertanyaan Johan membuyarkan pikiran Aji.
"Tidak lama setelah Bapak pergi, Ibu juga pergi."
Rahang Johan mengeras.
"Apa yang Ibu katakan?!" tanya Johan menatap tajam Aji.
"Ibu cuma bilang dia tidak mau kehilangan anaknya Pak."
Obrolan mereka terhenti ketika melihat pergerakan Aditya di jok mobil.
"Bantu saya bawa Bapak ke kamar." pinta Johan sambil membuka pintu.
Aji hanya mengangguk bingung, tidak tau apa yg terjadi dengan majikannya itu. dia memang tidak mendengar sama sekali pertengkaran kedua majikannya di dalam rumah, karena pos tempat dia berjaga memang lumayan jauh dari rumah utama.
Johan dan Aji mengeluarkan Aditya dari dalam mobil memapahnya masuk ke dalam rumah berjalan melewati tangga.
Saat sampai di atas mata Johan terhenti pada sebuah pintu yg rusak, berhenti untuk beberapa saat sebelum melanjutkan membawa Aditya ke kamar.
Sampai depan pintu kamar Aditya langkah mereka terhenti saat melihat keadaan di dalam yg sangat berantakan seperti habis terkena angin topan.
Johan menarik nafas panjang, entah apa yang sekarang ada di dalam pikirannya.
Sampai di sisi ranjang mereka merebahkan Aditya secara perlahan.
"Pak, ini rumah kenapa?" tanya Aji mengeluarkan rasa penasaran yg sejak tadi di simpannya.
"Kamu tidak medengar apapun?" Johan malah balik bertanya.
"Tdak Pak, pos saya kan jauh." jawab aji.
Mereka pun memilih untuk keluar dari dalam kamar Aditya.
Johan memasuki kamar tamu memeriksa pintu yang tadi di hancurkan oleh Aditya, melihat ke dalam kamar, dan tempat itu pun sama berantakannya dengan kamar Aditya.
"Besok suruh tukang rapikan pintu ini." perintah Johan sambil menatap pintu yang hanya menyisakan engselnya saja yang menggantung.
"Riantiiii." lagi-lagi obrolan mereka terhenti ketika mendengar suara Aditya.
Mereka masuk ke dalam kamar terhenti di depan pintu ketika melihat Aditya sedang berusaha bangun dari ranjang lalu keduanya tergesa mendekat ketika melihat Aditya malah tersungkur ke lantai.
"Mari Pak, saya bantu." ucap Johan mendekati dan berusaha menggapai Aditya.
"Tidak usah!" Aditya menepis tangan Johan.
"Panggil Rianti." kata Aditya kemudian. Aji dan Johan malah saling menatap bingung.
"Kenapa kamu masih di situ, tidak dengar aku bicara apa tadi!" bentak Aditya saat melihat Johan masih di tempatnya berdiri tidak bergerak sama sekali.
"Pak."
"Sudah tidak usah biarkan dia tidur!!" Aditya memotong perkataan Johan sebab dia mengira Rianti pasti sudah tidur di kamar tamu.
Johan yang semula ingin memberitahu perihal kepergian Rianti tidak melanjutkan perkataannya.
Dia memperhatikan Aditya yang terduduk di tepi ranjang mengurut keningnya.
Johan pun berpikir untuk segera mencari Rianti,
dia tau Aditya akan mengamuk saat tidak menemukan istrinya.
"Han ambilkan saya minum." kata Aditya sambil memegangi kepalanya yang pusing.
"Baik Pak." Johan berjalan keluar sambil menarik lengan Aji.
"Kita harus segera mencari Ibu Ji." kata Johan ketika sedang berada di dapur.
Aji hanya mengangguk mengerti.
Johan kembali ke kamar membawa segelas air
menyerahkannya pada aaditya yang langsung di tenggak habis.
"Han, tolong rapihkan kamar ini saya telah membuatnya kacau." kata Aditya sambil menyerahkan gelas pada Johan dengan
matanya berkeliling memperhatikan kamar yang berantakan.
"Saya juga telah menghancurkan pintu kamar tamu, cepat kamu betulkan karena Rianti tidur di kamar itu, saya mau tidur saya lelah." lanjut Aditya seraya merebahkan tubuhnya di ranjang.
Johan mengangguk kemudian mematikan lampu lalu berjalan keluar kamar, menutup pintu kamar perlahan ketika dilihatnya Aditya telah memejamkan matanya.
Johan menarik nafas panjang, tidak terbayangkan apa yang akan terjadi jika dia tidak segera menemukan Rianti dan membawanya kembali.
Dia berhenti di depan kamar yang Rianti tempati,
memperhatikan pintu, membayangkan bagaimana Aditya menghancurkan pintu itu.
"Tidak bisakah ka.u seperti dulu Pak." gumam Johan, dia kasihan pada Aditya, juga merasa kasihan pada Rianti yang mungkin sudah benar-benar sakit hati dengan Aditya,
Rianti itu pasti kecewa karena di tuduh selingkuh oleh suaminya sendiri.
wanita mana yg tidak sakit hati mendengar tuduhan yg tidak pernah dilakukannya.
Lagi- lagi Johan menarik nafas, lalu berjalan cepat menuruni tangga meninggalkan kamar yg berantakan membiarkan Aditya tidur sekarang, sebelum terbangun besok pagi dan sadar bahwa istrinya telah pergi karena kesalahan yang di lakukan Aditya.
Aditya sekarang sangat jauh berebeda dengan Aditya yg dulu.
kenapa hanya karena wanita seperti Melly Aditya seperti ini.
"Kenapa wanita itu harus datang kembali setelah sekian lama pergi." pikir Johan.
Rianti telah sampai di bandung dia segera mencari rumah Nanda, masih dengan taksi yg tadi dia naiki dari Jakarta, dia sudah sangat mengantuk tapi tetap ia tahan karena masih belum sampai di rumah temannya itu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Fiera
walaupun ngulang beberapa kali baca, tapi masih kerasa greget nya
2025-02-27
0
Lisdayanti Londak
semoga Adit bisa menyadari atas kesalahan nya,, yg selalu menyiksa Rianti
2022-01-20
1
🍾⃝Jᴇͩsᷞsͧɪᷡᴄͣᴀ🅓🅛🅤🅝🅐✨️
dasar aditya dudul gk ada rahang, baca aja ku kzl apa lagi ganti posisi jadi rianti ckckck... 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2022-01-19
1