Pagi jam 4.30.
Rianti bangun dari tidurnya di kamar tamu,
dia berpikir untuk mulai tidur di kamar tamu, karena merasa Aditya tidak menginginkan dia tidur sekamar dengannya.
Sebenarnya Rianti jg enggan tidur dengan Aditya karena sikapnya yg mulai menakutkan bagi dirinya.
"Eemmm, tidurku nyenyak sekali." kata Rianti sambil meregangkan badannya dan bergegas dia turun dari ranjang, melangkah ke kamar mandi dan membersihkan diri untuk sholat subuh.
Selesai sholat dia melangkah keluar kamar menuju dapur, menyiapkan sarapan Aditya.
Walaupun sarapan itu tidak akan di sentuhnya sama sekali, tapi Rianti tetap menyiapkannya. karena ia berpikir itu sudah menjadi kewajibannya, toh jika tidak dimakan ya terserahlah, peduli apa? yg penting dia sudah menjalankan tugasnya sebagai istri.
Ya seorang istri yg di abaikan dan hanya di anggap sebagai pengisi rumah seorang Aditya, hanya pengisi rumah, bukan pengisi hati dari sang pemilik rumah.
Seperti itulah hidup Rianti sekarang.
wanita yg dulu ceria malah jadi wanita murung yg lebih sering menangis daripada tersenyum apalagi tertawa.
Rianti tersentak kaget mendengar suara langkah kaki menuruni tangga.
lamunannya terhenti ketika melihat Aditya menuruni tangga dengan masih menggunakan kaus dan celana pendek.
Dapur di rumah Aditya itu memang berada di dekat tangga jadi siapapun yg berjalan di tangga akan terlihat dari dapur.
"Tidur di mana kamu semalam?"
tanya Aditya tajam sambil menarik tangan Rianti.
flasback
Aditya terbangun tengah malam dan mendapati tidak ada Rianti di sampingnya
"Kemana wanita itu?" gumam Aditya.
baru Aditya ingin bangun dari ranjang tapi dia menghentikannya.
"Terserahlah dia tidur di mana, besok saja ku beri pelajaran. hari ini aku lelah."
pikir Aditya lalu kembali melanjutkan tidurnya.
flasback off
"Aku tidur di kamar tamu."
"Kenapa?! kamu tidak suka melihat ku hah!" bentak Aditya sambil mengguncang badan Rianti.
"Bukankah kamu yg bilang, kau muak melihat wajahku!" sahut Rianti kencang.
"Kenapa pagi-pagi sudah mencari masalah denganku." lanjut Rianti.
"Kamu berani menjawab ku!? kamu tidak merasa telah membuat masalah?!" Aditya semakin kencang mencengkeram tangan Rianti.
"Kenapa aku harus takut padamu? memang aku tidak berbuat salah." Rianti semakin berani menjawab.
"Kamu terlalu berani padaku!"
PLAK.
Tamparan Aditya membuat Rianti terhuyung dan tersungkur ke lantai marmer yang tampak mengkilap.
"Kamu sudah terlalu berani melawanku sekarang."
geram Aditya menendang kaki Rianti, meski tidak kencang tapi tetap saja dia lelaki dan Rianti wanita kekuatan mereka berbeda.
"Aaawwww. sakit Adit." rintih Rianti.
Adit masih terus saja tidak bergeming bahkan saat Rianti berkata bahwa tubuhnya sakit.
"Bunuh aku Dit! bunuh aku, lebih baik aku mati."
Rianti berkata sambil menangis, airmata yg sejak tadi dia tahan akhirnya tumpah juga membasahi wajah pucatnya.
"Aku sudah lelah menghadapimu. aku lelah hidup denganmu." ratap Rianti.
"Apa? bunuh?! membunuhmu hanya akan mengotori tanganku, lagipula aku lebih senang menyakitimu
daripada harus membunuhmu." Aditya berkata sambil memegang dagu Rianti lalu menghentakkannya dengan kencang hingga pelipis Rianti membentur lantai.
Aditya melangkah ke kamarnya tidak bahkan dia tidak memperdulikan tangisan Rianti.
Rianti terus terisak kencang. dan setelah puas menangis, Rianti bangun menghapus air matanya lalu menyusul Aditya di kamar.
Wanita itu menghampiri Aditya yg sedang memakai kemejanya bersiap untuk ke kantor.
"Apalagi?" tanya Aditya santai seolah tidak terjadi apa-apa, ketika melihat Rianti berdiri di sampingnya.
"Aku minta cerai, ceraikan aku dan kamu bisa menikah dengan Melly wanita yg sangat kamu cintai itu." ucap Rianti, dengan sorot matanya tajam menantang Aditya. walaupun matanya telah dipenuhi kembali oleh airmata.
Sontak aja amarah Aditya kembali meledak dan semakin tak terbendung lagi, dengan cepat dia menyeret Rianti dan menghempaskannya ke ranjang.
"Berhenti berbicara yg memancing emosiku Rianti!!"
bentak Aditya sambil menindih tubuh Rianti.
"Jangan cari masalah denganku!" ucap Aditya,
sorot matanya menampakkan amarah
seolah binatang buas yg siap menerkam mangsa di depannya saat ini.
''Dan jangan pernah kamu sebut nama Melly dihadapanku."
"Aku harus ke kantor." lanjut Aditya sambil menepuk-nepuk pipi Rianti.
"Lihat wajahmu penuh luka, ini karena kamu terlalu sering membantahku sekarang."
Aditya bangun dan berdiri.
"Hentikan tangisanmu, aku benci mendengarnya."
kata Aditya sambil meraih Jasnya lalu melangkah keluar dan pergi ke kantor meninggalkan Rianti yg terus terisak.
ADITYAAAAAAAAAAAAAA...
teriak Rianti pilu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Yaruah Ruah
flashback flashback terooooossss menjijik kan,,, bikin males baca nya😡😡😡
2023-08-14
0
Lia Rochmatuz
KDRT terus
2022-05-30
0
Nur Yanti
SUAMI KEJAM😣
2022-05-22
0