bab 9

Rama sedang berada di sebuah cafe menunggu Melly, yang tadi malam mengirimkan pesan mengajaknya bertemu sambil ditemani secangkir kopi, matanya terus menatap pintu masuk cafe.

"Kemana dia? sudah lama aku nongkrong di tempat ini namun batang hidungnya belum kelihatan juga." rutuk Rama.

"Hai sudah lama menunggu?!"Melly muncul dari pintu cafe melambaikan tangan dan duduk di hadapan Rama.

"Sudah hampir 1 jam aku di sini!! kamu yg buat janji kenapa aku yg harus menunggu?"

sahut Rama kesal.

"Ada apa sebenarnya?" Rama sambil menyeruput kopinya yg sudah dingin.

"Kamu kenal Rianti kan?!" tanya Melly tanpa basa-basi lagi, sambil menatap mata Rama.

"Hah? Rianti?"

"Iyaa. Rianti istrinya Aditya tidak mungkin kamu tidak kenal." Melly sambil melirik pelayan yg mengantarkan pesanannya.

"Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan Rianti?! ada urusan apa sama dia?"

"Bantu aku."

"Maksudnya?"

"Dekati Rianti, aku tau kau menyukainya Ram!"

Rama terdiam, tidak menjawab perkataan Melly.

"Ayolah Ram, bantu aku." Melly seraya meraih tangan Rama memohon bantuan dari temannya itu.

"Mel aku memang mencintai Riaanti, dulu akupun sempat berpikir untuk merebutnya dari Aditya tapi saat aku tau Rianti sangat mencintai Aditya, aku merasa.."

"Tapi Aditya tidak mencintai Rianti! dan kamu tau kan Aditya hanya mencintaiku." potong Melly

"Tapi Mel."

"Ram tolonglah bantu aku, aku mencintai Aditya."

"Rianti tidak mencintaiku Mel, bagaimana mungkin aku bisa membantumu? kalau Rianti mencintaiku dia pasti menikah dengan ku bukan dengan Aditya."

"Dekati terus Ram, dia pasti akan luluh dan mencintaimu, kalau kau hanya diam dan menunggu bagaimana mungkin dia tersentuh, tunjukkan pengorbanan mu untuk mendapatkannya."

kata Melly meyakinkan Rama.

"Hhmm, aku akan memikirkannya."

"Ngapain masih mikir lg sih aram?! nanti Rianti malah akan semakin mencintai Aditya dan makin menjauhimu!" Melly kesal melihat sikap Rama.

"Baiklah." kata Rama tak lama kemudian.

"Deal?!" Melly sambil menyodorkan tangannya dan di sambut oleh tangan Rama.

"Deal." sahut Rama.

"Yes bagus terimakasih Ram kamu memang sahabat terbaikku." ucap Melly seraya bangun dari kursinya dan memeluk Rama sambil tersenyum senang karena temannya bersedia membantu.

"Bagaimana kabar keluargamu?"

tanya Rama tentang keluarga Melly.

"Nggak tau, aku kan udah nggak pernah menemui mereka." sahut Melly santai dengan wajah yang masih terlihat sumringah.

"Aneh, anak macam apa kamu? orang tua mu sendiri tidak kau pedulikan!" kesal Rama mengetahui Melly masih belum juga berubah, masih seperti dulu yang tidak pernah mau peduli dengan keadaan orang tua juga keluarganya yang lain.

"Biarinlah Ram, mereka juga nggak pernah mau ngurus aku dari kecil." Melly membela diri karena omongan Rama yang seakan menyudutkannya, seolah Rama tidak tau bagaimana kelakuan keluarganya padanya.