Ranjang Big Bos
Disebuah kamar hotel, Gilbert tengah menatap lekat seorang wanita yang tengah melepas satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Sorot tajam matanya meneliti tubuh polos yang sudah menantang kejantanan. Sambil menggoyangkan gelas yang berisi alkohol Gilbert berkata, "Apakah aku harus percaya jika kau masih perawan?"
"I-iya. Aku masih pe-perawan."
Gilbert terus menatap lekat pada pemandangan didepannya. Entah apa yang diteliti, tetapi Gilbert yakin jika wanita itu sudah tidak perawan lagi.
"Kau tidak perawan lagi!" ujar Gilbert dengan malas.
Wanita itu tercengang tidak percaya lalu memungut kembali pakaiannya dengan rasa kesal.
"Meskipun aku tidak perawan lagi, setidaknya aku masih bisa memuaskan mu," ujarnya
"Keluar!"
Wanita itu semakin tidak percaya dengan ucapan Gilbert yang menyuruhnya untuk keluar padahal dia belum memberikan pelayanan untuknya.
"Apa maksudmu?"
"Apakah aku harus mengulangi kata-kata ku?"
"Ta-tapi ...."
Mata Gilbert memberi isyarat agar wanita itu segera keluar dari kamarnya.
"Dasar! Berani sekali mereka memberikan barang palsu untukku. Apakah mereka sudah tidak ingin bernapas lagi."
Rasa kesal akibat telah tertipu membuat Gilbert sudah tidak berselera lagi untuk berfantasi malam ini. Dengan perasaan amat kesal, Gilbert hanya menenggelamkan tubuhnya diatas tempat tidur.
Pukul 07.00 pagi.
Langkah tegap nan gagah membuat mata yang melihatnya tak ingin mengalihkan pandangannya. Dengan kecamatan hitam yang melekat didepan matanya, sosok Gilbert terlihat sangat sempurna di mata para wanita.
"Kim, sudah kau kerjakan tugas yang aku berikan tadi malam? Aku ingin melihat mereka menanggung akibatnya."
Kimi yang berada dibelakang Gilbert mengangguk sambil berkata, "Sudah, Tuan. Aku pastikan club mereka akan segera tutup."
"Bagus."
Mobil Gilbert melaju pelan membelah kepadatan jalan. Bersama dengan Kimi, Gilbert segera menuju ke kantor.
"Kimi, apakah kau juga sudah mendapatkan sekertaris baru?"
Kimi yang sedang mengemudi sekilas melirik tuannya dari kaca spion. Wajah yang berkharisma mampu memikat wanita kapan saja, membuat Kimi menghela napas beratnya.
"Maaf Tuan, aku belum belum bisa menemukan sekertaris baru untuk anda karena sangat sulit untuk menemukan wanita yang sesuai dengan kriteria anda."
Hidup di negara bebas bergaul akan sangat sulit untuk menemukan wanita yang benar-benar masih perawan.
Terkadang Kimi harus berusaha keras untuk mencari wanita sesuai dengan keinginan bosnya. Bukan hanya urusan ranjang saja yang harus perawan, melainkan urusan pekerjaan juga harus mendapatkan sekertaris yang masih perawan.
"Sudah satu minggu, tapi belum juga kau dapatkan. Sebenarnya kau bisa bekerja atau tidak?"
"Maaf Tuan, aku juga sedang berusaha. Jika bukan karena salah satu kriteria dari anda, mungkin aku sudah menemukan sosok sekertaris untuk anda. Apa bedanya coba antara perawan dan tidak perawan?" protes Kimi kesal.
"Sudah berani memprotes ya? Bagus!" sinis Gilbert.
"Ya Tuhan, makhluk macam apa bosku ini? Mengapa tugasku hanya terus untuk mencari wanita perawan. Apakah dia adalah seorang alien yang sedang haus perawan? Oh Tuhan ... bantu aku mendapatkan wanita perawan untuk tumbal bosku, agar aku bisa sedikit bernapas."
Kimi hanya bisa melirik kesal kepada bosnya yang selalu membuatnya gila hanya karena seorang wanita.
Sesampainya di kantor, Gilbert segera masuk kedalam ruangan untuk segera berlayar pada pekerjaan yang sudah menantinya.
Hidup dalam kesendirian, tak lantas membuatnya kesepian karena akan ada wanita malam yang akan menemani malam panjangnya. Namun, siapa yang menyangka jika pagi itu ada seorang wanita tua yang telah duduk di kursi kebesarannya. Dengan mata yang membulat, Gilbert segera menghampirinya.
"Oma ... apa yang kau lakukan disini?"
Wanita yang dipanggil Oma langsung berdiri dengan dengan pelan. Tatapan tajam tanpa suara, Oma segera melayangkan pukulan kecil menggunakan tongkatnya ke tubuh Gilbert.
"Dasar kau cucu tidak berguna. Kenapa dulu ayahmu membuatmu jika pada akhirnya kau hanya akan seperti ini!"
"Oma ... Oma ... ampun Oma! Sakit."
Gilbert berusaha untuk menghindar, tetapi sang Oma yang masih cekatan tidak bisa dilawannya. Bukan tidak bisa, tetapi Gilbert memang tidak berani.
"Katakan kau tidur dengan berapa banyak wanita untuk malam ini?" Oma masih memukulkan tongkatnya ke tubuh Gilbert.
"Ampun Oma. Gilbert tidak tidur dengan wanita, Oma. Sumpah, Oma."
Saat itu juga Oma menarik kasar napasnya dan menghentikan pukulannya.
"Apakah kau tidak takut jika kau terkena penyakit kelamin? Kau adalah satu-satunya aset yang Oma miliki. Jika bukan kau yang akan meneruskan perusahaan ini siapa lagi? Tidak mungkin aku membangunkan ayahmu di alam kubur sana untuk melanjutkan perusahaan ini jika Oma meninggal sudah nanti!"
Gilbert langsung memeluk erat wanita tua yang kulitnya pun sudah mulai mengkerut. Bahkan rambutnya saja sudah memutih. Jika bukan karena pola makan yang baik dan perawatan, mungkin omanya sudah sangat keriput.
"Maafkan Gil, Oma. Gil tidak seperti yang Oma tuduhkan. Selamanya Gil tidak akan pernah terkena penyakit menjijikan itu, karena Gil tidak pernah berhubungan dengan wanita malam, Oma."
"Dasar kau pembual! Kau pikir Oma tidak tahu apa yang sudah kau lakukan selama ini? Kau pikir Oma bodoh yang mudah kau tipu? Sudahlah, berdebat denganmu hanya akan membuat kadar gula ku meningkatkan, karena bibir manis mu. Oma kesini membawa sekertaris baru untukmu. Tapi bukan untuk menemani mu di ranjang. Awas saja jika kau berani menyentuhnya sedikitpun, akan aku cincang perkututmu!" ancam Oma dengan keras.
Gilbert menautkan alisnya lalu menertawaka sang Oma.
"Oma kau sudah tua dan seharusnya kau tidak udah ikut campur dengan pekerjaanku. Aku bisa mengatasinya sendiri."
Bug.
Satu pukulan keras mendarat lagi di kepala Gilbert. "Dasar kau cucu durhaka! Aku akan coret namamu dari anggota keluarga!" ancam Oma lagi.
"Oma ... Oma ... tunggu! Gil hanya bercanda, Oma. Kalau Gil dihapus dari anggota keluarga, lalu siapa yang akan meneruskan perusahaan Oma?"
"Gilbert ... Gilbert. Oma bisa mengangkat cucu bahkan anak sekaligus jika mau. Jika kau telah terhapus, maka Oma akan memilih Kimi untuk melanjutkan perusahaan. Lalu Oma akan menyuruhnya untuk menikah dan mempunyai anak. Anak-anak Kimi kelak akan menjadi penerus perusahaan."
Perdebatan antara dua generasi tidak akan ada habisnya jika Gilbert tidak memilih mengalah. Apapun keputusan wanita tua itu harus Gilbert terima jika ingin tetap menjadi penerus perusahaan.
...Bersambung...
NB : Ini adalah cerita pertamaku. Mohon bantuan dan dukungan ya ♥️ Salam hangat dari Author Nitta Siregar ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Ryan Jacob
semangat Thor
2024-03-16
0
TE Sya Anggy
seruu
2023-10-06
0
Muh Nur
mampir yaa langsung vote
2023-10-03
1