Zela tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Meskipun dia berusaha untuk tetap tegar dan mencibir Gilbert, tetapi hatinya benar-benar merasa sakit saat mendengar cerita Gilbert yang menceritakan kematian anggota keluarganya.
Andaikan saja saat itu sang kakak tidak kabur, mungkin saat ini Gilbert masih memiliki keluarga yang utuh serta kasih sayang dari kedua orang tuanya. Namun, takdir berkata lain. Semua anggota keluarganya terjebak dalam sebuah perangkap musuh yang pada. Sebuah kecelakaan yang sudah di rencanakan menewaskan mereka. Beruntung saja saat itu Gilbert dan sang Oma tidak ikut dalam penerbangan yang telah disabotase oleh sekelompok musuh yang memang sedang mengincar nyawa mereka.
"Kau menangis?" tanya Gilbert saat mendengar suara isak.
Zela langsung segera mengusap ingusnya dan menyangkal, tetapi Gilbert bukanlah pria bodoh yang bisa dibohongi dengan mudah.
"Apakah ceritaku terdengar menyedihkan?"
"Aku tidak sedang hanyut dalam ceritamu Namun, aku sedang merindukan papaku. Bahkan hingga sampai saat ini kasus kecelakaan malam itu di tutup oleh polisi karena tidak ada saksi mata di tempat kejadian. Jika saja aku tahu siapa pengemudi mobil yang telah menabrak mobil papa, pasti aku akan memberikan hukuman yang setimpal dengan apa yang telah dia lakukan."
Mata Gilbert memicing. "Kecelakaan? Malam?" cicit Gilbert. Namun, detik itu juga Gilbert mencoba menepis perasangkanya. "Kapan itu?" tanya Gilbert ingin memastikan.
"Sekitar tiga atau empat tahun yang lalu."
Deg!
Jantung Gilbert seakan ingin berhenti detik ini juga. Bagaimana bisa kecelakaan yang dialami oleh orang tua Zela juga bertepatan dengan kecelakaan dirinya. Mungkin hanya sebuah kebetulan saja, karena korban yang Gilbert tabrak masih terselamatkan malam itu Berbeda dengan orang tua Zela yang meninggal di tempat dan ibunya mengalami kelumpuhan.
****
Zela yang kelelahan akhirnya tertidur dengan mudah. Berbeda dengan Gilbert, meskipun mengatakan tidak ingin memikirkan pekerjaan kantor, tetapi Gilbert masih mengerjakan pekerjaan melalui laptopnya.
Tepat pukul lima sore, Oma telah datang untuk meninjau bagaimana keadaan Gilbert dan Zela.
"Dimana mereka?" tanya Oma pada salah satu orang yang dia percayai
"Mereka ada di kamar, Nyonya."
Oma segera menyuruh pelayan untuk menyiapkan makan malam. Entah sudah berapa lama mereka tertidur atau jangan-jangan mereka ...
Oma segera menangkup bibirnya dengan kedua tangannya. "Tidak mungkin Gil akan melakukan secepat ini." Oma menepis perasaannya.
Entah sudah berapa lama Zela tertidur. Gilbert merasa tidak tega saat hendak membangunkan wanita itu. Bibirnya hanya menyunggingkan lalu memilih meninggalkan Zela di dalam kamarnya.
"Kau mau kemana? Dimana Zela? Apakah kau baru saja menjelajahinya?" todong Oma saat melihat Gilbert hendak keluar rumah.
Gilbert mendengus dengan pelan lalu menoleh pada wanita yang dianggapnya selalu menyebalkan itu. "Aku hanya ingin mengambil berkas yang ada di mobil. Wanita itu sedang tidur dan perlu digaris bawahi aku sama sekali tidak menyentuhnya. Puas Oma?" Gilbert pun kemudian melanjutkan langkahnya yang terhenti.
Oma hanya bisa membuang pelan napasnya, berharap Gilbert menyudahi kegilaannya selama ini.
"Semua ini karena Monica. Dia sudah menghancurkan kepercayaan Gil terhadap para wanita. Aku berharap dengan kehadiran Zela, Gilbert bisa berubah." Oma bermonolog sendiri.
Ternyata malam ini Oma langsung membahas persiapan pernikahan mereka yang akan dilakukan minggu depan. Oma menginginkan sebuah pesta yang megah dan mewah, tetapi Gilbert menolak. Karena bagi Gilbert percuma saja mengadakan sebuah pesta jika pada akhirnya pernikahan itu akan berakhir juga. "Oma terlalu berlebihan. Aku tidak membutuhkan pesta besar. Cukup menikah saja sudah cukup," kata Gilbert.
"Tidak bisa seperti itu! Kau adalah satu-satunya penerus kelurga ini. Dan sudah sepantasnya acara pernikahanmu itu megah."
"Oma tidak takut dengan konsekuensi apa yang akan terjadi jika aku mengadakan pernikahan besar? Itu sama saja aku akan membahayakan nyawa Zela," pungkas Gilbert.
Zela tidak mengerti dengan arah pembicaraannya Gilbert. Namun, Zela tetap setuju dengan pendapat Gilbert yang tidak membuat acara pernikahan terlalu megah.
"Benar, Oma. Zela setuju dengan Gil, mengingat mama yang masih dalam masa pengobatan di luar negeri sana. Pasti mama akan merasa tidak berguna jika Zela melakukan pernikahan dengan megah tanpa kehadirannya," timpal Zela.
Oma hanya bisa mengangguk pelan. Bagaimanapun, Oma tidak akan memaksakan kehendaknya untuk saat ini. "Tetapi setelan ibu kembali, aku tetap akan mengadakan pesta pernikahan kalian!" tandas sang Oma.
***
Karena Zela menginap di rumah utama Gilbert, maka pagi ini dia berangkat ke kantor satu mobil dengan Gilbert. Seperti biasa, banyak pasang mata dari beberapa karyawan yang menatapnya dengan sinis dan penuh ketidaksukaan kepada Zela. Namun, sebisa mungkin Zela hanya mengabaikannya selama orang itu tidak menyerang Zela secara langsung.
"Apakah kau merasa terganggu dengan para mata mereka?" tanya Gilbert pelan. "Jika kau merasa tidak nyaman, aku bisa menyongkel mata mereka," lanjutnya lagi.
Zela mengernyit. "Kau terlalu berlebihan. Aku sudah biasa," datar Zela, meskipun sebenarnya Zela memang merasa tidak nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Anonymous
Lanjutannnnn
2022-08-19
1
🅰️Rion bee 🐝
gak kebayang gimana nanti perasaan zela kalo tau ternyata gilbert terlibat kecelakaan kedua orang tuanya..🤔
2022-08-19
0