RBB 17 | Wanita Kerbau

Zela segera membubuhkan tanda tangannya di diatas sebuah materai. Meskipun tidak masuk akal, tetapi Zela telah mantap dengan keputusan, sebab dalam ada poin yang menyebutkan jika tidak ada hubungan fisik diantara keduanya. Bahkan kedua belah pihak tidak berhak ikut campur dalam masalah pribadi masing-masing, termasuk dengan pasangan mereka masing-masing

"Meskipun aku tidak yakin dengan poin terakhir, itu tidak masalah. Setidaknya aku sudah memiliki sepertiga dari hartamu. Dan yang pasti aku bisa membungkam mulut orang-orang yang telah menghinaku dengan statusku," ujar Zela dengan penuh semangat..

"Jangan terlalu bermimpi karena pernikahan ini hanya sesaat dan yang pasti hanya sebuah kontrak dengan sebuah kesepakatan!"

Zela masih tersenyum tipis. "Tenang saja, aku pasti tahu diri, kok!"

Kesunyian malam pun terasa lebih panjang saat Zela tak bisa memejamkan matanya. Bagaimana bisa Gilbert tak punya hati dan perasaan. Jelas-jelas dia yang menyuruh Zela untuk tidur di dalam kamarnya, lalu Zela tak diberikan ranjang tempat tidur. Hanya sebuah sofa panjang yang menjadi tempat tidurnya.

"Dasar pria brengsek! Bukankah di rumah ini banyak sekali kamar kosong. Lalu mengapa aku harus ditempatkan disebuah sofa? Jika seperti ini, aku tidak akan pernah bisa untuk memejamkan mataku." Mata Zela melirik kearah Gilbert yang sudah terlelap pulas. Bahkan kemungkinan saat ini Gilbert telah bermimpi indah.

"Ih ... sial ... sial!" umpat Zela dengan kesal.

***

Saat pertama kali Gilbert membuka matanya dia langsung mengedarkan pandangan matanya ke arah sofa, dimana Zela berada. Namun, matanya harus membulat saat tak menemukan keberadaan Zela diatas sofa. Saat Gilbert sudah merasa panik dan hendak turun dari ranjang, matanya terfokus di lantai.

"Zela," gumam Gilbert.

Gilbert langsung menghampiri Zela yang sudah tergeletak di lantai. "Hei, bangun! Apakah kau masih hidup?" Gilbert mengguncangkan tubuh Zela.

Dengan jelas Gilbert masih bisa mendengarkan dengkuran kecil yang menandakan jika Zela masih hidup. Dia masih tidur.

"Bangun!"

Tak ada pergerakan dari Zela membuat Gilbert memilih meninggalkan Zela begitu saja. "Dasar wanita merepotkan saja." Gilbert segera memindahkan tubuh Zela keatas ranjangnya. Bahkan saat baru diletakkan di tempat tidur, Zela segera mencari guling untuk diapitnya.

"Benar-benar wanita kerbau!"

Karena pagi ini Gilbert akan ada rapat penting, dia memilih bergegas untuk ke kantor tanpa ingin mengganggu Zela. Entah mengapa Gilbert merasa iba saat melihat wajah lelapnya Zela dan membiarkan untuk beristirahat lebih lama. Gilbert tahu jika malam tadi Zela tidak bisa tidur, tetapi Gilbert tidak tahu mengapa Zela bisa sampai ada di lantai.

"Kau layani wanita itu dengan baik. Jangan biarkan dia keluar rumah. Satu lagi, ingatan jika nanti siang aku akan menjemputnya untuk bertemu dengan Nyonya besar!" pesan Gilbert pada salah satu pelayannya.

"Baik, Tuan," jawab pelayan dengan tunduk.

Gilbert sudah bertekad ingin menjadikan Zela sebagai wanita yang akan dia nikahi demi sang Oma. Hanya sebatas pernikahan kontrak yang sama-sama saling menguntungkan. Gilbert bisa mewarisi semua warisan sang Oma dan Zela mendapatkan bagian dari sepertiganya. Menurut pengamatan Gilbert, Zela termasuk wanita baik-baik, mandiri dan pekerja keras. Gilbert yakin jika Zela tidak akan ngelunjak.

Sepeninggal Gilbert, Zela mengerjap pelan karena dia merasakan sesuatu yang berbeda.

Sambil menguap, Zela bergumam, "Eh, kenapa bisa ada disini?" Zela kemudian membuka selimut yang menutupi tubuhnya. "Syukurlah, masih aman."

Zela dibuat ternganga saat memasuki kamar mandi. Dimana semua keperluan juga telah disediakan dengan lengkap. Bahkan pakaian ganti juga sudah tersedia.

"Aku lupa jika aku baru saja menandatangani kontrak pernikahan dengan Gilbert. Itu artinya aku akan dilayani oleh para pelayan di rumah ini. Astaga, mimpi apa ini?"

***

Zela yang baru saja keluar dari kamar langsung disambut dengan dua orang pelayan yang berdiri di depan pintu kamar. "Selamat pagi, Nona," sapanya.

Zela mengerutkan dahinya dan membalas sapaan keduanya. "Pagi juga," jawabnya pelan.

Zela menuruni anak tangga dengan suara nyaring. Entah dari bahan apa yang digunakan oleh Gilbert sehingga anak tangga yang dia tapaki bisa memantulkan suara heelsnya.

Dibawah sana sudah ada beberapa maid yang juga menyambut kedatangan Zela. Saat ini Zela merasa sedang di ratukan di rumah Gilbert.

"Sarapan anda sudah siap, Nona.".

Zela menautkan alisnya. "Dimana Gilbert?" tanya Zela yang tak mendapati batang hidung Gilbert di rumahnya.

"Tuan Gil sudah berangkat ke kantor dan beliau berpesan agar anda tidak pergi kemana-mana," ucap salah seorang pelayan.

Zela menautkan alisnya. Sejak kapan dia menjadi tawanan Gilbert? "Tapi aku ingin ke kantor."

"Ini adalah perintah, Nona. Satu lagi, nanti siang akan ada jamuan makan siang bersama dengan Nyonya besar."

"Nyonya besar?" cicit Zela.

"Iya, Nona. Beliau adalah Nyonya Roberto, Oma Tuan Gilbert," jelas pelayan lagi.

Ah, iya aku lupa. Aku sudah menandatangani kontrak dengan Gilbert. Jadi mulai saat ini aki harus terbiasa dengan gaya hidupnya, batin Zela.

"Ok." Zela menghela napas panjangnya sebelum menuju ke meja makan.

Disisi lain, Kimi merasa sangat heran saat mendapati Gilbert yang tengah melamun dengan senyum bibir yang mengembang luas. Kimi yakin jika saat hati Gilbert dalam suasana bahagia.

"Selamat pagi, Tuan. Sepertinya aku telah melewatkan sesuatu," sapa Kimi saat memasuki ruangan Gilbert.

Gilbert mendongak sambil menetralkan diri agar, menyembunyikan perasaan yang sedang bermekaran dihatinya.

"Apakah wanita tua itu sudah sembuh?" Gilbert mengalihkan pembicaraan.

"Nyonya besar baik-baik saja. Bukankah siang nanti akan ada pertemuan Nyonya besar dengan Nona Zela."

"Ah, iya. Aku lupa." Gilbert menarik kedua garis simpul bibirnya. "Aku ingin setelah ini kau persiapan jamuan makan siang dengan sempurna. Terutama kau urusan wanita yang ada di rumah! Aku ingin dia juga tampil sempurna!"

"Anda tenang saja, Tuan. Aku akan mengatur dengan baik."

Apakah Gilbert sudah memiliki perasaan kepada Zela? Apakah Gilbert benar-benar mencintai Zela?

Pikiran Kimi terus berkecamuk dalam dadanya. Rasa sesak tak dapat dibendung lagi. Apakah ini yang disebut dengan patah hati?

Rasa itu hanya tersimpan dalam hati, tak bisa Kimi ungkapkan. Seberapa besar cintanya pada Gilbert tidak akan pernah bisa untuk terbalaskan, karena Kimi sadar akan siapa dirinya. "Aku akan merasa lebih bahagia jika Zela mampu membuatmu berhenti dari dunia malam, Gil. Ku harap kau tidak akan pernah menyia-nyiakan Zela.

Terpopuler

Comments

Echy Charly

Echy Charly

cinta yg tulus Kimii... tapi aq kok jdi baper sama Kimi...hiks.... sbgtunya keikhlasan cinta Kimi....

2023-10-02

0

🅰️Rion bee 🐝

🅰️Rion bee 🐝

buat kamu zela MERDEKA..!!!
selamat ya sekarang udah jadi putri cinderella..😍
ciee yg sekarang ikutan jadi orang kaya..😉

2022-08-17

2

lihat semua
Episodes
1 RBB 01 | Gara-gara Perawan
2 RBB 02 | Sekertaris Baru
3 RBB 03 | Memaksa
4 RBB 04 | Kembali
5 RBB 05 | Dipecat
6 RBB 06 | Ketahuan
7 RBB 07 | Rencana Gilbert
8 RBB 08 | Kembali ke Kantor
9 RBB 09 | Sakit Jantung
10 RBB 10 | Mimpi Buruk
11 RBB 11 | Menjual Tubuh
12 RBB 12 : Malam Panas 1
13 RBB 13 : Gilbert Gila
14 RBB 14 : Pengakuan Rena
15 RBB 15 | Dua Pilihan
16 RBB 16 | Pria Pemaksa
17 RBB 17 | Wanita Kerbau
18 RBB 18 | Bertemu Dengan Oma
19 RBB 19 | Ruang Tersembunyi
20 RBB 20 | Rencana Pernikahan
21 RBB 21 | Menemui Jack
22 RBB 22 | Terbakar Api Cemburu
23 RBB 23 | Hanya Mual
24 RBB 24 | Kemarahan Gilbert
25 RBB 25 | Kepergian Gilbert
26 RBB 26 | Rencana Oma
27 RBB 27 | Sentuh Aku!
28 RBB 28 | Hamil
29 RBB 29 | Sedang Tidak Baik-Baik Saja
30 RBB 30 | Menuju Pelaminan
31 RBB 31 | Hari Pernikahan
32 RBB 32 | Kerbau Rakus
33 RBB 33 | Wanita Lain
34 RBB 34 | Kekhawatiran Gilbert
35 RBB 35 | Kedatangan Oma
36 RBB 36 | Dia Monica
37 RBB 37 | Kedatangan Monica
38 RBB 38 | Kedatangan Gilbert
39 RBB 39 | Bertemu Dengan Jack
40 RBB 40 | Mangga Muda
41 RBB 41| Durian Muda
42 RBB 42 | Aku Mencintaimu
43 RBB 43 | Di Culik
44 RBB 44 | Sebuah Tuduhan
45 RBB 45 | Bertemu Dengan Monica
46 BELENGGU PERNIKAHAN SEMU by : TEH IJO
47 RBB 46 | Operasi
48 Pesan Dari Mommy
49 RBB 47 | Menghukum Monica
50 Akulah Jodohmu by : teh ijo
51 RBB 48 | Membujuk Zela
52 RBB 49 | Berangkat Liburan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
RBB 01 | Gara-gara Perawan
2
RBB 02 | Sekertaris Baru
3
RBB 03 | Memaksa
4
RBB 04 | Kembali
5
RBB 05 | Dipecat
6
RBB 06 | Ketahuan
7
RBB 07 | Rencana Gilbert
8
RBB 08 | Kembali ke Kantor
9
RBB 09 | Sakit Jantung
10
RBB 10 | Mimpi Buruk
11
RBB 11 | Menjual Tubuh
12
RBB 12 : Malam Panas 1
13
RBB 13 : Gilbert Gila
14
RBB 14 : Pengakuan Rena
15
RBB 15 | Dua Pilihan
16
RBB 16 | Pria Pemaksa
17
RBB 17 | Wanita Kerbau
18
RBB 18 | Bertemu Dengan Oma
19
RBB 19 | Ruang Tersembunyi
20
RBB 20 | Rencana Pernikahan
21
RBB 21 | Menemui Jack
22
RBB 22 | Terbakar Api Cemburu
23
RBB 23 | Hanya Mual
24
RBB 24 | Kemarahan Gilbert
25
RBB 25 | Kepergian Gilbert
26
RBB 26 | Rencana Oma
27
RBB 27 | Sentuh Aku!
28
RBB 28 | Hamil
29
RBB 29 | Sedang Tidak Baik-Baik Saja
30
RBB 30 | Menuju Pelaminan
31
RBB 31 | Hari Pernikahan
32
RBB 32 | Kerbau Rakus
33
RBB 33 | Wanita Lain
34
RBB 34 | Kekhawatiran Gilbert
35
RBB 35 | Kedatangan Oma
36
RBB 36 | Dia Monica
37
RBB 37 | Kedatangan Monica
38
RBB 38 | Kedatangan Gilbert
39
RBB 39 | Bertemu Dengan Jack
40
RBB 40 | Mangga Muda
41
RBB 41| Durian Muda
42
RBB 42 | Aku Mencintaimu
43
RBB 43 | Di Culik
44
RBB 44 | Sebuah Tuduhan
45
RBB 45 | Bertemu Dengan Monica
46
BELENGGU PERNIKAHAN SEMU by : TEH IJO
47
RBB 46 | Operasi
48
Pesan Dari Mommy
49
RBB 47 | Menghukum Monica
50
Akulah Jodohmu by : teh ijo
51
RBB 48 | Membujuk Zela
52
RBB 49 | Berangkat Liburan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!