RBB 16 | Pria Pemaksa

"Kenapa kau membawaku kesini?" tanya Zela saat mobil Gilbert telah masuk ke sebuah parkiran.

Dengan sedikit tarikan napas Gilbert berkata, "Apakah kau lupa jika ibumu telah menyerahkan mu kepadaku? Selama ibumu berada di luar negeri, kau akan tinggal di tempatku."

Zela mendongak dengan rasa tak percaya. "Tapi aku tidak mau!"

"Mau tidak mau harus mau!"

"Cih, dasar pemaksa!"

Zela tak punya pilihan lain saat Gilbert menarik paksa tangan Zela agar keluar dari mobil. "Jangan sampai aku melakukan kekerasan kepada mu!"

Saat ini Gilbert membawa Zela pulang ke rumah pribadinya sendiri. Para pelayan dengan tunduk menyambut kedatangan tuanya. Namun, kedatangannya kali ini membuat sebagian para pelayan sedikit terkejut. Karena ini adalah kali pertama tuannya datang dengan seorang wanita.

"Selamat malam, Tuan. Apakah ada yang harus kami persiapkan?" tanya bibi Lie, pengasuh Gilbert semasa kecilnya.

"Beri wanita ini pelayan yang baik karena aku telah membawanya pulang dan bawa wanita ini langsung ke kamar. Aku masih ada pekerjaan."

"Baik, Tuan."

Zela mengernyitkan keningnya saat bibi Lie membawanya kesalah satu kamar mewah. Zela yakin itu adalah kamar Gilbert.

"Kenapa kau malah membawaku ke kamar ini?" tanya Zela heran.

"Anda adalah wanita Tuan kami. Kamar tuan kami berarti juga kamar anda, Nona," ucap bibi Lie.

"Aku bukan wanitanya Gilbert jadi aku tidak mau satu kamar dengannya!"

"Apakah anda ingin membuat kami kehilangan pekerjaan kami? Menurutlah, Nona. Nasib kami saat ini bergantung kepada anda."

"Maksudmu apa?" Zela menautkan alisnya dengan rasa penasaran.

Bibi Lie tak menjawab lagi Zela. Wanita tengah baya itu segera menyiapkan air untuk mandi Zela dan pakaian yang akan Zela kenakan malam ini.

"Jika ada sesuatu yang kurang, segera panggil pelayan," kata bibi Lie sebelum meninggalkan kamar Zela.

Berita kehadiran Zela ke rumah pribadi Gilbert langsung terdengar ke telinga Oma. Wanita tua itu merasa sangat penasaran dengan wanita mana yang telah berhasil mengambil hati cucunya sehingga sampai membawanya ke rumah pribadi miliknya, jika bukan wanita yang sangat berarti.

"Kim, apakah kau tahu siapa wanita itu?"

"Hanya ada satu wanita yang mampu membuat Gil menjadi gila. Dia adalah Zela, wanita yang ada pilihan sebagai sekertaris pribadi Gil, Nyonya," jelas Kimi.

Nyonya Roberto menarik satu garis alisnya. "Apakah wanita itu adalah Zela?"

"Benar, Nyonya. Semenjak kedatangan Zela, Gil terlalu banyak memikirkan wanita itu dan sedikit melupakan tentang dunia malam." Kimi menyatakan sebuah pengakuan kepada sang Oma.

Oma menarik kedua garis simpul bibirnya dan berharap jika Zela mampu membuat Gilbert berhenti menjadi penikmat wanita malam. Oma sangat berharap jika Gilbert hidup dengan normal dan memiliki sebuah keluarga sebelum malaikat maut datang mengambil nyawanya.

"Kau pantaun terus perkembangan mereka!"

Kimi mengangguk pelan lalu membawa Nyonya besar masuk kedalam kamar. Dadanya terasa sesak saat sang Nyonya telah memberikan lampu hijau atas kedekatan Gilbert dengan Zela. Entah sejak kapan rasa itu bersarang dalam hatinya. Hati Kimi selalu sakit menyaksikan Gilbert bermain ranjang dengan para wanita malam, tetapi Kimi tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia juga sadar siapa dirinya sendiri.

Rasa itu hanya tersimpan dalam hati Kimi, entah sampai kapan rasa itu akan menghilang, meskipun Kimi selalu menepis perasaannya sendiri.

"Nyonya, anda beristirahatlah. Ini sudah malam."

"Kau juga harus beristirahat. Maaf wanita tua ini selalu merepotkanmu."

"Anda jangan berbicara seperti itu, Nyonya. Itu sudah pekerjaanku."

***

"Kau belum tidur?" tanya Gilbert saat melihat Zela masih memainkan ponselnya di atas ranjang.

"Aku tidak mau tidur seranjang dengan mu!" ketus Zela kesal.

Gilbert tak langsung membalas ucapan Zela. Dengan santainya Gilbert melenggang pergi ke kamar mandi. "Terserah kau saja. Tapi jika kau tak ingin seranjang denganku, kau boleh tidur dihalaman!"

"Gilbert, aku ingin pulang!" teriak Zela.

Zela mendengus kesal. Sudah dua kali dia keluar dari kamarnya dan selalu ditahan oleh para pelayan yang tengah berjaga di depan kamarnya.

"Dasar pria pemaksaan! Mentang-mentang kaya, lalu seenaknya saja memperselakan orang lain! Oh Tuhan, mengapa aku harus bertemu dengan pria seperti ini?"

Tak berselang lama Gilbert sudah keluar dari kamar mandi dengan sebuah piyama yang telah membuat tubuhnya. Matanya tertuju kepada Zela yang masih memasang wajah kesalnya.

"Bukankah kita sudah pernah berbagi ranjang dan sudah pernah ...."

"Diam kau!" bentak Zela.

Gilbert malah menertawakan wajah Zela yang semakin kesal. "Kau lebih manis jika sedang marah. Aku suka itu!"

Zela menaikkan satu alisnya. "Kau pikir aku akan langsung terbuai dengan bibir manis mu? Kau salah target jika menginginkan untuk memuaskan hasratmu! Aku sama sekali tidak tertarik dengan pria sepertimu yang selalu menjelajahkan diri bersama dengan para wanita penghibur."

Gilbert tersenyum sinis. "Kau pikir aku akan menjadikanmu wanitaku malam ini? Kau salah besar! Perlu kau garis bawahi, aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita yang sudah tidak perawan lagi, mengerti kau?"

"Dasar pria brengsek! Bukankah kau yang mengambil kehormatan ku secara paksa?"

Gilbert mendekatkan wajahnya didepan wajah Zela, hingga hembusan napas keduanya bisa saling mereka rasakan. Detak jantung Zela sudah tak beraturan saat aroma mint menegangkan jaringan syarafnya.

"Apakah kau sangat berharap jika aku akan menjadikanmu wanitaku malam ini? Jika kau memang menginginkan aku akan layananimu dengan senang hati."

Zela segera mendorong tubuh Gilbert agar menjauh, tetapi Gilbert langsung mencekal tangan Zela. "Sebenarnya aku ingin membuat kesepakatan denganmu jika kau setuju, aku akan memberikan sepertiga kekayaanku untukmu. Aku jamin setelah ini ibumu akan bangga denganmu," ujar Gilbert dengan licik.

"Katakan, kau mau apa?"

"Oke. Mari kita bicara sebentar!"

Zela akhirnya mengikuti Gilbert untuk duduk disebuah sofa. Zela juga membaca sebuah lembaran kertas yang membuat dadanya kian berdesir lebih kuat. Matanya terbelalak saat membaca poin demi poin.

"Bagaimana, apakah kau setuju?" tanya Gilbert dengan smirk.

Zela belum bisa menetralkan detak jantungnya. Saat ini dia sedang membaca sebuah kontrak yang juga akan menguntungkan dirinya. Karena jika Zela setuju, maka sepertiga kekayaan yang dimiliki oleh Gilbert akan langsung menjadi miliknya.

"Oh Tuhan ... mimpi apa ini? Aku akan langsung kaya setelah menandatangani kontrak ini. Tapi ...."

"Jadi bagaimana, apakah kau setuju?" Gilbert mengulangi pertanyaannya.

"Iya. Aku setuju."

*****

Halo-Halo ... Hari Senin woy !! Cuma mau bilang kali aja ada yang mau sedekahin Vote untuk novel ini. Hihihi

Terpopuler

Comments

🅰️Rion bee 🐝

🅰️Rion bee 🐝

kepo nih emang zela disuruh ngapain sih sampe gil mo nyerahin 1/3 kekayaanya 🤔🤔🤔
jangan lama2 up nya ya thor..

2022-08-16

2

Putra Alif

Putra Alif

episode y dikit..up LG thor

2022-08-16

1

dealove

dealove

kawin kontrak thor?

2022-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 RBB 01 | Gara-gara Perawan
2 RBB 02 | Sekertaris Baru
3 RBB 03 | Memaksa
4 RBB 04 | Kembali
5 RBB 05 | Dipecat
6 RBB 06 | Ketahuan
7 RBB 07 | Rencana Gilbert
8 RBB 08 | Kembali ke Kantor
9 RBB 09 | Sakit Jantung
10 RBB 10 | Mimpi Buruk
11 RBB 11 | Menjual Tubuh
12 RBB 12 : Malam Panas 1
13 RBB 13 : Gilbert Gila
14 RBB 14 : Pengakuan Rena
15 RBB 15 | Dua Pilihan
16 RBB 16 | Pria Pemaksa
17 RBB 17 | Wanita Kerbau
18 RBB 18 | Bertemu Dengan Oma
19 RBB 19 | Ruang Tersembunyi
20 RBB 20 | Rencana Pernikahan
21 RBB 21 | Menemui Jack
22 RBB 22 | Terbakar Api Cemburu
23 RBB 23 | Hanya Mual
24 RBB 24 | Kemarahan Gilbert
25 RBB 25 | Kepergian Gilbert
26 RBB 26 | Rencana Oma
27 RBB 27 | Sentuh Aku!
28 RBB 28 | Hamil
29 RBB 29 | Sedang Tidak Baik-Baik Saja
30 RBB 30 | Menuju Pelaminan
31 RBB 31 | Hari Pernikahan
32 RBB 32 | Kerbau Rakus
33 RBB 33 | Wanita Lain
34 RBB 34 | Kekhawatiran Gilbert
35 RBB 35 | Kedatangan Oma
36 RBB 36 | Dia Monica
37 RBB 37 | Kedatangan Monica
38 RBB 38 | Kedatangan Gilbert
39 RBB 39 | Bertemu Dengan Jack
40 RBB 40 | Mangga Muda
41 RBB 41| Durian Muda
42 RBB 42 | Aku Mencintaimu
43 RBB 43 | Di Culik
44 RBB 44 | Sebuah Tuduhan
45 RBB 45 | Bertemu Dengan Monica
46 BELENGGU PERNIKAHAN SEMU by : TEH IJO
47 RBB 46 | Operasi
48 Pesan Dari Mommy
49 RBB 47 | Menghukum Monica
50 Akulah Jodohmu by : teh ijo
51 RBB 48 | Membujuk Zela
52 RBB 49 | Berangkat Liburan
Episodes

Updated 52 Episodes

1
RBB 01 | Gara-gara Perawan
2
RBB 02 | Sekertaris Baru
3
RBB 03 | Memaksa
4
RBB 04 | Kembali
5
RBB 05 | Dipecat
6
RBB 06 | Ketahuan
7
RBB 07 | Rencana Gilbert
8
RBB 08 | Kembali ke Kantor
9
RBB 09 | Sakit Jantung
10
RBB 10 | Mimpi Buruk
11
RBB 11 | Menjual Tubuh
12
RBB 12 : Malam Panas 1
13
RBB 13 : Gilbert Gila
14
RBB 14 : Pengakuan Rena
15
RBB 15 | Dua Pilihan
16
RBB 16 | Pria Pemaksa
17
RBB 17 | Wanita Kerbau
18
RBB 18 | Bertemu Dengan Oma
19
RBB 19 | Ruang Tersembunyi
20
RBB 20 | Rencana Pernikahan
21
RBB 21 | Menemui Jack
22
RBB 22 | Terbakar Api Cemburu
23
RBB 23 | Hanya Mual
24
RBB 24 | Kemarahan Gilbert
25
RBB 25 | Kepergian Gilbert
26
RBB 26 | Rencana Oma
27
RBB 27 | Sentuh Aku!
28
RBB 28 | Hamil
29
RBB 29 | Sedang Tidak Baik-Baik Saja
30
RBB 30 | Menuju Pelaminan
31
RBB 31 | Hari Pernikahan
32
RBB 32 | Kerbau Rakus
33
RBB 33 | Wanita Lain
34
RBB 34 | Kekhawatiran Gilbert
35
RBB 35 | Kedatangan Oma
36
RBB 36 | Dia Monica
37
RBB 37 | Kedatangan Monica
38
RBB 38 | Kedatangan Gilbert
39
RBB 39 | Bertemu Dengan Jack
40
RBB 40 | Mangga Muda
41
RBB 41| Durian Muda
42
RBB 42 | Aku Mencintaimu
43
RBB 43 | Di Culik
44
RBB 44 | Sebuah Tuduhan
45
RBB 45 | Bertemu Dengan Monica
46
BELENGGU PERNIKAHAN SEMU by : TEH IJO
47
RBB 46 | Operasi
48
Pesan Dari Mommy
49
RBB 47 | Menghukum Monica
50
Akulah Jodohmu by : teh ijo
51
RBB 48 | Membujuk Zela
52
RBB 49 | Berangkat Liburan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!