"Kenapa kau membawaku kesini?" tanya Zela saat mobil Gilbert telah masuk ke sebuah parkiran.
Dengan sedikit tarikan napas Gilbert berkata, "Apakah kau lupa jika ibumu telah menyerahkan mu kepadaku? Selama ibumu berada di luar negeri, kau akan tinggal di tempatku."
Zela mendongak dengan rasa tak percaya. "Tapi aku tidak mau!"
"Mau tidak mau harus mau!"
"Cih, dasar pemaksa!"
Zela tak punya pilihan lain saat Gilbert menarik paksa tangan Zela agar keluar dari mobil. "Jangan sampai aku melakukan kekerasan kepada mu!"
Saat ini Gilbert membawa Zela pulang ke rumah pribadinya sendiri. Para pelayan dengan tunduk menyambut kedatangan tuanya. Namun, kedatangannya kali ini membuat sebagian para pelayan sedikit terkejut. Karena ini adalah kali pertama tuannya datang dengan seorang wanita.
"Selamat malam, Tuan. Apakah ada yang harus kami persiapkan?" tanya bibi Lie, pengasuh Gilbert semasa kecilnya.
"Beri wanita ini pelayan yang baik karena aku telah membawanya pulang dan bawa wanita ini langsung ke kamar. Aku masih ada pekerjaan."
"Baik, Tuan."
Zela mengernyitkan keningnya saat bibi Lie membawanya kesalah satu kamar mewah. Zela yakin itu adalah kamar Gilbert.
"Kenapa kau malah membawaku ke kamar ini?" tanya Zela heran.
"Anda adalah wanita Tuan kami. Kamar tuan kami berarti juga kamar anda, Nona," ucap bibi Lie.
"Aku bukan wanitanya Gilbert jadi aku tidak mau satu kamar dengannya!"
"Apakah anda ingin membuat kami kehilangan pekerjaan kami? Menurutlah, Nona. Nasib kami saat ini bergantung kepada anda."
"Maksudmu apa?" Zela menautkan alisnya dengan rasa penasaran.
Bibi Lie tak menjawab lagi Zela. Wanita tengah baya itu segera menyiapkan air untuk mandi Zela dan pakaian yang akan Zela kenakan malam ini.
"Jika ada sesuatu yang kurang, segera panggil pelayan," kata bibi Lie sebelum meninggalkan kamar Zela.
Berita kehadiran Zela ke rumah pribadi Gilbert langsung terdengar ke telinga Oma. Wanita tua itu merasa sangat penasaran dengan wanita mana yang telah berhasil mengambil hati cucunya sehingga sampai membawanya ke rumah pribadi miliknya, jika bukan wanita yang sangat berarti.
"Kim, apakah kau tahu siapa wanita itu?"
"Hanya ada satu wanita yang mampu membuat Gil menjadi gila. Dia adalah Zela, wanita yang ada pilihan sebagai sekertaris pribadi Gil, Nyonya," jelas Kimi.
Nyonya Roberto menarik satu garis alisnya. "Apakah wanita itu adalah Zela?"
"Benar, Nyonya. Semenjak kedatangan Zela, Gil terlalu banyak memikirkan wanita itu dan sedikit melupakan tentang dunia malam." Kimi menyatakan sebuah pengakuan kepada sang Oma.
Oma menarik kedua garis simpul bibirnya dan berharap jika Zela mampu membuat Gilbert berhenti menjadi penikmat wanita malam. Oma sangat berharap jika Gilbert hidup dengan normal dan memiliki sebuah keluarga sebelum malaikat maut datang mengambil nyawanya.
"Kau pantaun terus perkembangan mereka!"
Kimi mengangguk pelan lalu membawa Nyonya besar masuk kedalam kamar. Dadanya terasa sesak saat sang Nyonya telah memberikan lampu hijau atas kedekatan Gilbert dengan Zela. Entah sejak kapan rasa itu bersarang dalam hatinya. Hati Kimi selalu sakit menyaksikan Gilbert bermain ranjang dengan para wanita malam, tetapi Kimi tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia juga sadar siapa dirinya sendiri.
Rasa itu hanya tersimpan dalam hati Kimi, entah sampai kapan rasa itu akan menghilang, meskipun Kimi selalu menepis perasaannya sendiri.
"Nyonya, anda beristirahatlah. Ini sudah malam."
"Kau juga harus beristirahat. Maaf wanita tua ini selalu merepotkanmu."
"Anda jangan berbicara seperti itu, Nyonya. Itu sudah pekerjaanku."
***
"Kau belum tidur?" tanya Gilbert saat melihat Zela masih memainkan ponselnya di atas ranjang.
"Aku tidak mau tidur seranjang dengan mu!" ketus Zela kesal.
Gilbert tak langsung membalas ucapan Zela. Dengan santainya Gilbert melenggang pergi ke kamar mandi. "Terserah kau saja. Tapi jika kau tak ingin seranjang denganku, kau boleh tidur dihalaman!"
"Gilbert, aku ingin pulang!" teriak Zela.
Zela mendengus kesal. Sudah dua kali dia keluar dari kamarnya dan selalu ditahan oleh para pelayan yang tengah berjaga di depan kamarnya.
"Dasar pria pemaksaan! Mentang-mentang kaya, lalu seenaknya saja memperselakan orang lain! Oh Tuhan, mengapa aku harus bertemu dengan pria seperti ini?"
Tak berselang lama Gilbert sudah keluar dari kamar mandi dengan sebuah piyama yang telah membuat tubuhnya. Matanya tertuju kepada Zela yang masih memasang wajah kesalnya.
"Bukankah kita sudah pernah berbagi ranjang dan sudah pernah ...."
"Diam kau!" bentak Zela.
Gilbert malah menertawakan wajah Zela yang semakin kesal. "Kau lebih manis jika sedang marah. Aku suka itu!"
Zela menaikkan satu alisnya. "Kau pikir aku akan langsung terbuai dengan bibir manis mu? Kau salah target jika menginginkan untuk memuaskan hasratmu! Aku sama sekali tidak tertarik dengan pria sepertimu yang selalu menjelajahkan diri bersama dengan para wanita penghibur."
Gilbert tersenyum sinis. "Kau pikir aku akan menjadikanmu wanitaku malam ini? Kau salah besar! Perlu kau garis bawahi, aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita yang sudah tidak perawan lagi, mengerti kau?"
"Dasar pria brengsek! Bukankah kau yang mengambil kehormatan ku secara paksa?"
Gilbert mendekatkan wajahnya didepan wajah Zela, hingga hembusan napas keduanya bisa saling mereka rasakan. Detak jantung Zela sudah tak beraturan saat aroma mint menegangkan jaringan syarafnya.
"Apakah kau sangat berharap jika aku akan menjadikanmu wanitaku malam ini? Jika kau memang menginginkan aku akan layananimu dengan senang hati."
Zela segera mendorong tubuh Gilbert agar menjauh, tetapi Gilbert langsung mencekal tangan Zela. "Sebenarnya aku ingin membuat kesepakatan denganmu jika kau setuju, aku akan memberikan sepertiga kekayaanku untukmu. Aku jamin setelah ini ibumu akan bangga denganmu," ujar Gilbert dengan licik.
"Katakan, kau mau apa?"
"Oke. Mari kita bicara sebentar!"
Zela akhirnya mengikuti Gilbert untuk duduk disebuah sofa. Zela juga membaca sebuah lembaran kertas yang membuat dadanya kian berdesir lebih kuat. Matanya terbelalak saat membaca poin demi poin.
"Bagaimana, apakah kau setuju?" tanya Gilbert dengan smirk.
Zela belum bisa menetralkan detak jantungnya. Saat ini dia sedang membaca sebuah kontrak yang juga akan menguntungkan dirinya. Karena jika Zela setuju, maka sepertiga kekayaan yang dimiliki oleh Gilbert akan langsung menjadi miliknya.
"Oh Tuhan ... mimpi apa ini? Aku akan langsung kaya setelah menandatangani kontrak ini. Tapi ...."
"Jadi bagaimana, apakah kau setuju?" Gilbert mengulangi pertanyaannya.
"Iya. Aku setuju."
*****
Halo-Halo ... Hari Senin woy !! Cuma mau bilang kali aja ada yang mau sedekahin Vote untuk novel ini. Hihihi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🅰️Rion bee 🐝
kepo nih emang zela disuruh ngapain sih sampe gil mo nyerahin 1/3 kekayaanya 🤔🤔🤔
jangan lama2 up nya ya thor..
2022-08-16
2
Putra Alif
episode y dikit..up LG thor
2022-08-16
1
dealove
kawin kontrak thor?
2022-08-15
1