Saat ini Gilbert sedang menjalani persidangannya dengan Nyonya besar, pemilik perusahaan. Kesalahan Gilbert cukup fatal dan dikenakan sanksi sesuai keinginan sang Oma.
"Lancang sekali kau memencet wanita itu? Selama aku masih hidup, aku masih berhak untuk menentukan siapa yang pantas untuk bekerja di perusahaan ini, termasuk dirimu juga."
Oma menatap Gilbert dengan penuh rasa kecewa karena telah memecat Zela sesuka hatinya. Padahal Oma yang membawa Zela untuk bekerja dan dengan mudahnya Gilbert memecat Zela.
"Tapi dia sudah menipu Gil, Oma." Gilbert memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri.
"Tapi alasanmu itu tidak tepat! Kau memberikan alasan yang tidak masuk akal, Gil! Kau pikir semua orang akan sepertimu yang tidak ingin saling mencintai? Kau salah jika membawa perasaanmu kedalam perusahaan!"
Dengan bantuan Kimi, Oma akhirnya duduk kembali sambil menatap tajam kearah Gilbert. Tak henti-hentinya sang cucu membuat masalah.
"Sekarang kau cari wanita itu dan bawa dia kembali ke perusahaan atau kau yang keluar dari perusahaan. Aku masih punya orang bisa diandalkan daripada kau!" ancam Omanya.
Gilbert membuang napas beratnya dan berkata, "Oke, Gil akan cari Zela agar Oma puas!"
Karena semua sudah jelas akhirnya Gilbert memilih pergi meninggalkan Omanya yang masih dibantu Kimi untuk masuk ke dalam kamar. Dengan perasaan kesal, Gilbert menelepon Madam Re untuk mencarikan sesuatu yang dia inginkan. Mungkin dengan seperti itu perasaan akan lebih membaik.
***
Zela yang sudah beberapa hari terus mengelabui mamanya dengan cara berpura-pura tetap berangkat kerja, membuatnya semakin merasa bersalah. Apalagi menunggu kabar dari Rena yang tak kunjung datang. Begitu juga dengan Jack yang tidak bisa di hubungi lagi.
"Jack kemana lagi sih? ponselnya tak pernah bisa dihubungi," gerutu Zela. Saat ini Zela sangat membutuhkan bahu Jack untuk bersandar. Namun, nyatanya sang kekasih hilang seperti tertelan bumi yang tidak ada kabarnya.
Lelah dengan hatinya yang galau, Zela memutuskan untuk sekedar cuci mata ke salah satu mall terbesar. Niatnya hanya ingin menyegarkan pikiran dan matanya. Namun, siapa yang menyangka jika dia malah menemukan kenyataan pahit yang membuat hatinya hancur berkeping.
Zela awalnya ragu, tetapi dia tidak salah lagi setelah melihat lebih dekat.
"Jack," gumam Zela pelan.
Terlihat diseberang sana, pria yang begitu dia cintai ternyata sedang bersama dengan wanita lain dengan kedekatan yang intim. Bahkan terlihat juga saat memeluk erat pinggangnya wanita itu.
Air matanya keluar, tetapi dia segera menepisnya dan terus mengikuti langkah Jack yang akan meninggalkan mall.
"Aku harus tahu siapa wanita itu!"
Zela berlari kecil agar bisa menghentikan langkah keduanya. Tepat di pintu keluar, Zela sudah berhasil menarik tangan Jack.
"Jack!" serunya.
Jack yang merasakan lengannya ditarik, langsung menoleh kebelakang. Dengan mata yang membulat Jack menyebut nama Zela.
"Zela," ucapnya.
"Jelaskan apa ini?" tanya Zela dengan Nada ketus, berharap dugaannya tidak benar.
"Sayang, siapa dia?" tanya wanita yang ada disamping Jack.
Jantung Zela sepertinya hendak lepas dari dalam dadanya. Sebuah panggilan sayang, membuat darah merahnya semakin mendidih.
"Jack jelaskan!" ulang Zela lagi dengan meninggikan suaranya.
"Aku ... aku.... " Ucapan itu terhenti. Jacak menatap wanita yang ada disampingnya lalu menatap kearah Zela dan berkata, "Sorry Zel, sepertinya hubungan kita harus berakhir. Aku bosan denganmu yang tidak bisa memuaskanku. Aku pria normal yang, Zel. Aku butuh kepuasan. Dan kau tidak bisa memberikan itu kepadaku. Jangan salahkan aku jika aku memilih wanita lain memberikan ku kehangatan. Aku lelah untuk berpura-pura. Sekarang kau sudah tau kenyataan jadi aku tak perlu menutupinya lagi," jelas Jack panjang lebar.
Zela masih terpaku dengan pengakuan dari Jack yang sangat melukai hatinya. Bahkan dia tidak bisa mengenali jika itu adalah Jack.
"Jack, tunggu." Sadar akan Jack yang sudah keluar, Zela berlari untuk mencegahnya lagi.
"Jack bukankah kau bilang jika kau tidak ingin menyentuhku sebelum kita menikah? Lalu mengapa kau malah seperti ini Jack?"
"Zela ... aku tahu kau wanita yang baik dan aku tidak pantas untukmu. Aku akan merasa sangat bersalah jika terus bersama denganmu. Hubungan kita telah berakhir, lupakan semua mimpi kita!"
Jack pergi begitu saja tanpa ingin tahu bagaimana perasaan Zela saat ini. Tanpa disadari oleh Zela, jika sepasang mata telah mengawasi Zela dari jarak jauh.
Dengan langkah gontai, Zela menapaki trotoar yang juga lalu lalang para pejalan kaki. Karena tidak memperhatikan langkahnya, Zela menabrak seseorang yang ada didepannya.
Bruukkk.
"Sorry!" ucap Zela kemudian menatap sosok yang ada di depannya.
Pria yang mempunyai sorot tajam, tersenyum sinis kearah Zela yang masih ternganga. Tidak disangka keduanya akan dipertemukan lagi setelah Zela dipecat begitu saja.
"Menyedihkan sekali," cibir Gilbert sinis.
Zela yang masih kesal dengan insiden pemecatannya memilih berlalu tanpa kata, seakan acuh tak menanggapi cibiran Gilbert.
"Kembalilah bekerja!"
Langkah Zela terhenti. Dua kata yang keluar dari bibir Gilbert membuat Zela tersenyum sinis untuk menertawakannya. Setelah dia dipecat dengan alasan konyol, kini Gilbert menyuruhnya untuk kembali bekerja dengan cara seperti ini.
"Aku tahu hidupku menyediakan. Tapi setidaknya aku masih punya harga diri! Maaf Tuan Gilbert yang terhormat, aku tidak akan pernah mau untuk kembali lagi bekerja di perusahaan anda. Meskipun aku tahu namaku telah masuk dalam blacklist, tapi aku tetap tidak akan kembali."
Mendengar jawaban Zela yang menyombongkan dirinya, Gilbert hanya bisa menahan napas sambil mengepalkan tangannya. Jika bukan karena ancaman dari Oma, Gilbert tidak sudi untuk menemui Zela, wanita yang telah merusak kepercayaan.
Zela pun berlalu dengan perasaan kesal. Meskipun saat ini hidupnya menyediakan, setidaknya dia masih punya harga diri yang harus dia jaga.
"Seenaknya saja menyuruh orang untuk kembali lagi bekerja, setelah memecatku begitu saja. Kau kira dengan kekuasaanmu kau bisa seenaknya saja terhadap orang lain. Dasar pria kaya yang sombong!"
Tidak ada pilihan lain selain mendatangi apartemen milik Rena. Zela sudah sabar menunggu kabar dari Rena, tetapi sahabatnya tak memberikan respon dan malah mematikan ponselnya.
"Sahabat macam apa dia? Saat dibutuhkan hingga seperti ditelan bumi," gerutu Zela.
Dengan langkah santai Zela menelusuri lorong untuk mencari kamar milik sahabatnya. Karena Zela sudah mengetahui password pintu kamar Rena, dia tidak lagi membunyikan bel. Zela langsug masuk saja. Awalnya Zela ingin langsung memberikan kejutan saja agar Rena terkejut, tetapi nyatanya Zela salah besar.
Detak jantungnya berdebar hebat saat mendengar suara Rena men.de.sah di kamarnya. Tak berselang lama suara pria juga. me.de.sah.
"Ahh ... Baby," ucap pria itu.
"Lagi baby ... ahh ... lagi."
Zela merinding mendengarkan suara yang saling bersahutan. Zela bukan wanita bodoh, dia tahu apa yang sedang dilakukan Rena didalam kamar sana.
...♥️ Bersambung ♥️...
...Terimakasih atas dukungan dari kalian semua. Mudah-mudahan dukungan kalian akan menambah semangat Author....
...Jangan lupa Like dan komennya 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🅰️Rion bee 🐝
good zela kamu hebat kamu berani apapun keadaanya kamu punya harga diri salut buatmu..👍👍👍
2022-08-11
2
🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí
jangan zela .jangan ikut kerja bareng rena gk baik sesulit apapun hidup mu jangan sampai ambil jln pintas
2022-08-04
2
Erlin Novianti Ahmad
thor mungkin maksudnya menyediakan=menyedihhkan ya.. biasanya caplock/tuts nya wkt nulis Jd otomatis....
2022-08-04
3