Mobil Gilbert sudah memasuki halaman yang luas nan lebar. Malam ini dia terpaksa harus pulang ke rumah Omanya kerena sebuah ancaman. Jurusan andalan sang Oma adalah mencoret nama Gilbert dari daftar anggota keluarga. Dan itu terbukti sangat mujarab.
Derap langkah Gilbert terdengar nyaring membuat sang Oma segera menyambut kedatangan cucunya.
"Akhirnya kau pulang juga."
Gilbert memberikan sedikit pelukan kepada Omanya dengan raut wajah kesalnya. Sudah tiga hari Gilbert tidak bisa memuaskan hasrat karena pekerjaannya dan saat dia ingin menuntaskan, sang Oma menyuruh dia untuk pulang.
"Ada hal penting apa yang membuat Oma menyuruhku untuk pulang?"
Oma segera melepaskan pelukan hangat dari Gilbert dan langsung melayangkan pukulan kecil ke tubuh Gilbert.
"Sampai kapan kau akan terus durhaka kepadaku?"
"Aduh ... ampun Oma."
Pertengkaran kecil seperti itu sudah wajar terjadi antara dua generasi yang berbeda. Meskipun begitu, tetapi Gilbert sangat menyayangi Omanya. Dia rela mengabaikan hasratnya demi panggilan Oma.
Gilbert terpaksa harus menemani wanita tua itu makan malam, meskipun dia sendiri sudah kenyang.
"Oma, jadi ada apa Oma memanggilku untuk pulang?" tanya Gilbert disela-sela makan malamnya.
Oma menatap Gilbert dengan tatapan menusuk. Sepertinya Gilbert sudah melakukan sebuah kesalahan, tetapi Gilbert tidak tahu apa itu.
"Gil, bisakah kau berhenti untuk bermain bersama dengan wanita malam? Semakin hari usiamu semakin bertambah. Apakah tidak ada sedikitpun niatmu untuk menikah?"
Gilbert seketika tersedak oleh ludahnya saat mendengarkan pertanyaan keramat dari sang Oma.
Menikah?
Satu kata yang tidak ada dalam angan-angan seorang Gilbert. Baginya menikah itu hanya berbagi ranjang lalu melahirkan seorang anak. Tanpa menikah pun, Gilbert bisa mendapatkan kepuasan diatas ranjang bersama dengan para wanita cantik.
"Apakah kau tidak berminat untuk menikah? Lebih baik kau menikah dan kau bisa menggauli istri setiap malam tanpa takut kau akan terkena penyakit kelamin, Gil! Jangan kau pikir Oma tidak tahu apa yang kau lakukan di luar sana!"
Gilbert membuang kasar napas beratnya. Pernikahan seperti apa yang diinginkan oleh sang Oma.
"Oma ... Gil belum siap untuk menikah. Apalagi untuk mencari wanita yang tulus itu sangat sulit. Para wanita zaman sekarang lebih mencintai harta ketimbang suaminya. Gil tidak mau salah untuk mencari pendamping hidup, Oma," jelas Gilbert dengan berat.
"Tapi sampai kapan? Sampai kapan, Gilbert? Oma sudah tua, sebentar lagi malaikat akan menyabut nyawa Oma dan kamu belum menikah juga?"
Gilbert membisu untuk sesaat. Namun, dia tetap tidak ingin mengalah dari Omanya. Berbagai alasan Gilbert jelaskan, meskipun tidak masuk akal.
Melihat dirinya yang terus disudutkan akhirnya Gilbert memilih untuk meninggalkan Omanya.
"Kau mau kemana? Aku belum selesai berbicara! Apakah kau benar-benar tidak peduli denganku lagi?".
Gilbert membuang napas kasarnya lalu berkata, "Aku ingin beristirahat. Bukankah Oma tidak mengizinkanku untuk keluar?"
"Terserah kau saja! Tapi jangan menyesal jika kelak aku telah menghadap Tuhan dan kau masih belum menikah juga!"
****
Beberapa hari telah berlalu.
Karena sibuk dengan tender yang telah dimenangkan, kini Gilbert dan timnya sibuk dengan peninjauan lokasi yang akan mereka bangun untuk mall besar.
Zela yang berstatus sebagai sekretaris Gilbert juga terkena imbasnya. Akhirnya dia harus lembur malam ini. Namun, Zela memohon kepada Gilbert agar Zela bisa membawa pekerjaannya untuk diselesaikan di rumahnya.
"Tidak bisa!" Gilbert tidak memberikan izin kepada Zela.
"Pak, tolonglah," rayu Zela lagi.
"Apakah kau tidak dengar jika aku katakan tidak, itu artinya tidak!"
"Tapi Pak ...."
"Jika kau sudah merasa bosan, silahkan kau berhenti bekerja saja!"
Zela tak mampu untuk melawan lagi. Jika dia berhenti, siapa yang akan berjuang untuk ibunya.
Dengan perasaan kesal, Zela meninggalkan ruangan Gilbert. Pikirannya saat ini adalah bagaimana dengan keadaan ibunya yang berada di rumah sendirian.
Zela mengambil ponsel lalu menghubungi nomer ibunya dan mengatakan jika saat ini Zela akan pulang telat.
Di dalam ruangannya, Gilbert bisa melihat aktivitas Zela, tetapi tidak dengan Zela yang tidak bisa melihat dibalik kaca pembatas antara ruangan dengan ruangan bos-nya.
"Kimi, cari tahu lebih banyak tentang Zela!"
Gilbert menurunkan perintahnya melalui sambungan teleponnya kepada Kimi.
Tepat pukul 20.30 wib, Zela telah menyiapkan pekerjaan dan bersiap untuk pulang. Satu pesan masuk membuat Zela semakin bersemangat untuk segera menuju ke parkiran karena dia telah dijemput oleh Jack, kekasihnya.
Hampir dua pekan tidak bertemu dengan Jack, Zela merasa sangat merindukan pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
"Honay ...." Jack merentangkan tangannya untuk mendapatkan pelukan dari Zela.
"Sayang ... kapan kamu pulang? Aku sangat merindukanmu." Zela segera memeluk erat kekasihnya.
Namun, ada satu kesalahan yang tidak disadari oleh Zela. Ucapan Zela sepertinya akan menjadi sebuah Boomerang untuk dirinya sendiri.
Awalnya Gilbert ingin memberikan tumpangan untuk Zela, tetapi karena tidak ingin terlalu mencolok, Gilbert memilih menunggu Zela di dalam mobil. Namun, siapa yang menyangka jika Gilbert akan melihat sepasang kekasih sedang berpelukan.
Dengan tangan yang mengepal keras, Gilbert memukulkan ke setir pengemudi.
"Kurang ajar! Jadi ternyata wanita itu telah membohongiku. Dia telah memiliki pasangan. Awas saja besok!" Gilbert mengancam Zela dalam hati.
Gilbert merasa dirinya sudah tertipu dengan pengakuan Zela saat hari pertama masuk kerja. Saat itu Zela mengatakan jika dia tidak memiliki kekasih. Namun, nyatanya ucapan Zela itu tidak benar. Zela saat ini memiliki kekasih.
"Bisa-bisanya aku tertipu," gerutu Gilbert lagi.
Gilbert memilih menenangkan dirinya dengan pergi ke Club, tetapi sebelum sampai Gilbert telah menghubungi seorang madam untuk mencarikan patner diatas ranjang dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
...♥️Bersambung ♥️...
NB : Novel ini sedang membutuhkan bantuan dari para pembaca. Jika tidak memiliki poin untuk mendukung penulis, pembaca bisa bantu dengan menonton iklan secara Gratis sebagai salah satu bentuk dukungan pembaca kepada penulis. Syukur-syukur ada mau memberikan vote, bunga ataupun kopi 😊 Sebelumnya penulis mengucapkan banyak terimakasih atas dukungannya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Erlin Novianti Ahmad
sdh kukasih bunga untukmu ya thor
2022-08-03
2
dealove
lanjut thor
2022-08-03
2