Sama seperti saat memasuki rumah Gilbert kemarin, kedatangan Zela ke rumah Oma disambut antusias oleh para pelayan yang ada. Berita tentang Gilbert yang akan menikahi Zela minggu depan telah tersebar luas di rumah utama. Meskipun hanya para pelayan, tetapi mereka semua sudah dianggap keluar oleh Oma.
Gilbert langsung membawa Zela ke sebuah ruangan. Namun, baru saja Gilbert hendak membuka pintu langkah tertahan. "Sebaiknya kamarku saja," katanya sambil mengurungkan niatnya membuka pintu ruangan tersebut.
Zela yang berada dibelakang Gilbert mengernyit saat Gilbert menarik tangannya untuk kamar pribadi milik Gilbert. "Nah, disini saja. Bukankah kita akan menikah." Gilbert menutup kembali pintu kamarnya.
Zela mendengus pelan, tetapi dia tidak bisa memberontak. Zela takut melakukan satu kesalahan yang akan membuat Gilbert membatalkan perjanjiannya.
"Bukankah ini masih siang? Untuk apa kita berada didalam kamar?" protes Zela.
"Lalu kita akan dimana? Di rumah ini hanya ada kita berdua dan juga para pelayan. Apakah kau ingin menggosip bersama para pelayan?" Gilbert mengangkat satu garis alisnya.
"Apakah aku terlihat seperti tukang menggosip? Aku hanya tidak ingin memandangku sebagai wanita rendah yang mudah kau bawa kemana-mana."
Gilbert tertawa pelan kemudian tangannya menekan sebuah tombol. Sebuah dinding pembatas bergerak pelan layaknya sebuah pintu untuk menuju ruangan rahasia. Dengan menautkan alisnya Zela bertanya, "Apakah kau memiliki ruang rahasia di kamar ini?"
Gilbert gak menjawab, tetapi kakinya melangkah ke dalam ruangan tersebut. Zela yang penasaran memilih untuk mengikuti Gilbert. "Wah ... aku apakah ini adalah ruang bawah tanah?" kagum Zela saat dia mengikuti Gilbert masuk ke ruang tersembunyi.
"Kau harus berbangga hati, karena kau adalah satu-satunya wanita pertama yang aku bawa ke ruangan ini. Asal kau tahu, pelayan yang membersihkan tempat ini saja hanya pelayan pilihan, bukan pelayan sembarangan," ujar Gilbert.
Zela masih terkagum dengan ruangan tersembunyi milik Gilbert. Dimana banyak lukisan kuno dan barang antik lainnya. Sepertinya Gilbert sengaja untuk mengoleksi benda antik. Namun, Zela tertegun pada salah satu benda yang membuatnya enggan berkedip. Sebuah lukisan absurd, tetapi membuat tak jengah untuk memandang.
"Kenapa? Kau kagum dengan lukisan itu? Meskipun hanya sebuah lukisan absurd, tetapi lukisan itu memiliki arti yang mendalam. Kau tak akan pernah tahu bagaimana rasanya kehilangan sejumlah orang yang kau sayangi dalam sekejap mata. Ini adalah karya Daddy-ku sebelum dia pergi untuk selamanya." Tiba-tiba saja wajah Gilbert berubah menjadi sendu. Dan ini adalah kali pertama Zela melihat ada kesedihan di mata Gilbert yang angkuh. Ternyata Gilbert mampu menyembunyikan perasaan rapuhnya.
Zela mendekat lalu berkata kepada Gilbert. "Kau pikir aku tidak bisa merasakan bagaimana kehilangan seseorang yang yang berarti dalam hidup ini. Bahkan setelah kepergian nasib buruk terus saja mendatangi, meskipun sudah berada di dasar jurang paling dalam. Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan. Aku juga kehilangan papa ku." Zela membuang napas beratnya. Dadanya terasa sesak saat mengingat kejadian malam kecelakaan maut yang menewaskan papanya dan menghancurkan masa depan mamanya.
"Tapi Tuhan masih sayang kepadaku. Meskipun aku kehilangan sosok ayah, tetapi Tuhan masih menyelamatkan ibuku, meskipun dalam keadaan yang menyedihkan."
Gilbert memandang Zela yang masih fokus pada lukisan Daddy-nya. "Kau masih beruntung, ada sosok ibu disamping mu. Sedangkan aku? Aku tak memiliki siapa-siapa yang tersisa lagi selain wanita tua itu." Gilbert berjalan menjauhi Zela lalu menekan sebuah tombol yang membuka sebuah pintu ke ruang rahasia lagi.
Zela menoleh lalu melihat Gilbert telah masuk ke dalam ruangan tersebut. "Astaga, ini rumah atau penjara bawah tanah," gumam Zela.
Tak ingin melewatkan apa yang ada di ruangan tersebut, Zela segera menyusul langkah Gilbert yang telah lebih dahulu memasuki ruangan tersebut.
"Ini ruangan apa lagi?" tanya Zela heran.
"Ini adalah tempat dimana kakak ku di kurung selama bertahun-tahun lamanya. Aku tidak tahu mengapa orang tuaku mengurungnya di ruangan ini. Tetapi saat dia telah berhasil melarikan diri, semua berubah menjadi tragedi maut." Gilbert menahan sesak di dadanya saat mengingat kembali masa lalunya. "Ah, mengapa juga aku menceritakan aibku kepada mu? Pasti kau akan menertawakan saja."
Zela tak memberikan komentar apa-apa, sebab Zela tahu bagaimana rasanya ditinggalkan orang yang dicintai, terlebih itu adalah keluarganya sendiri.
"Aku baru tahu jika seorang Gilbert bisa bersedih juga," cibir Zela.
"Kau!" geram Gilbert kesal.
Gilbert merutuki perbuatan yang terlalu ceroboh untuk menceritakan masa lalunya kepada Zela. Entah mengapa Gilbert merasa nyaman saja saat berada di dekat Zela yang mampu menghipnotis dirinya untuk luluh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
lanjut kak
2023-01-02
1
Lisa
lanjut thor
2022-09-17
0
dealove
aku jdi org pertama yg ngelike nih thor !! semangat ya...
2022-08-18
1