Gilbert memanggil Zela untuk segera ke ruangannya. Dia harus mendengarkan penjelasan Zela mengenai siapa sosok pria yang dipeluknya tadi malam.
Zela hanya bisa tertunduk takut saat Gilbert menanyakan siapa pria yang dia peluk tadi malam.
"Jadi apakah benar dia adalah kekasihmu?" tanya Gilbert mengintimidasi.
Jantung Zela bergerumuh dengan kuat, mengingat kesalahan apa yang sudah dia lakukan.
Dengan memejamkan matanya Zela berkata, "Maaf, Pak."
Hanya dengan dua kata Gilbert sudah bisa menyimpulkan kenyataan, bahkan apa yang telah terjadi.
"Bukankah kau sudah tahu jika aku paling benci dengan para pendusta? Kau telah menghancurkan kepercayaan ku, Zela!" bentak Gilbert, membuat Zela terkejut.
"Kau pikir aku akan main-main dengan ucapanku? Sekarang kemasi mejamu dan keluar dari kantor ini! Tenang saja, aku akan membayar kinerjamu dalam satu bulan penuh."
Zela terbelalak. Dia tidak percaya dengan keputusan Gilbert yang mengartikan bahwa saat ini Gilbert telah memecat dirinya.
"Ta-tapi, Pak ...."
"Tapi apa? Aku tidak suka mengulang kata-kata. Sebaiknya kau segera keluar!"
Zela hanya pasrah. Dengan helaan napas panjang, Zela meninggalkan ruangan Gilbert dengan sesak. Dengan perasaan berat Zela mengemasi barang-barang yang ada diatas meja kerjanya. Hal itu juga tak luput dari pantauan Gilbert dari dalam ruangan. Namu, Gilbert tidak peduli karena sejak awal Gilbert sudah mengatakan jika dia tidak menyukai kebohongan.
"Pada dasarnya semua itu sama. Sama-sama tidak bisa dipercaya."
Ingatlah Gilbert berputar ke 4 tahun lalu.
Flash Back Masa Lalu
Setelah melakukan perjalanan bisnis yang melelahkan dan tuntutan pekerjaan yang membuatnya harus pergi ke kantor, Gilbert tak menghubungi siapa-siapa jika dia sudah berada di kantor. Terutama Monica, sekretaris sekaligus kekasihnya sendiri.
Gilbert sangat mencintai Monica, bahkan mereka juga sudah membicarakan masalah pernikahannya kepada Oma. Namun, satu kejadian yang membuat Gilbert murka dan membenci wanita yang pura-pura lugu, tapi ternyata suhu.
Siang itu Gilbert langsung masuk kedalam ruangannya. Karena ingin memberikan kejutan kepada Monica, Gilbert tidak memberi tahu jika dia sudah berada di kantor.
Mata Gilbert membulat dengan gigi menggeretak saat Gilbert membuka sebuah tirai yang menjadi penutup pembatas ruangannya dengan ruangan Monica.
Gilbert bisa melihat dengan jelas bagaimana Monica dengan Mike sedang melakukan hubungan terlarang. Bahkan keduanya sama-sama polos tanpa busana.
Murka akan hal itu, Gilbert langsung beranjak ke ruangan Monica dengan membawa scurity untuk menyeret keduanya. Ternyata tanpa sepengetahuan dari Gilbert, ternyata Monica memang menjalin hubungan dengan Mike. Sejak saat itu Gilbert tidak membenci kebohongan dan bermain bersama wanita malam.
Flash Back Off
Saat ini Zela tidak tahu akan ke perusahaan mana lagi dia menyodorkan CV-nya. Karena setelah ini perusahaan manapun pasti tidak akan menerima dirinya karena Gilbert telah memblacklist nama Zela. Semua perusahaan pasti akan berpikir berkali-kali untuk menerima Zela.
"Ya Tuhan .... kenapa hidup ini begitu berat." Zela membuang napas beratnya lagi sebelum meninggalkan gedung tertinggi di kotanya.
Namun, Zela tidak ingin larut dalam kesedihannya. Dia yakin jika Tuhan memiliki rencana lain dibalik pemecatan saat ini. Zela pun memutuskan untuk pulang, berharap dia bisa menenangkan pikirannya.
Sesampainya di rumah, Zela langsung keberadaan mamanya. Sudah bisa ditebak jika mamanya pasti akan berada di dalam kamar.
"Rena," gumam Zela saat melihat wanita yang sangat dia kenal sedang berada di kamar mamanya.
Wanita yang dipanggil Rena langsung menoleh dengan simpul bibir yang mengembang.
"Zela, kau sudah pulang?"
Zela menelan kasar salivanya. Di depan sang mama Zela tidak ingin menunjukkan jika dia telah dipecat dari perusahaan.
"Ah iya. Kebetulan bos tidak ada pekerjaan, jadi dia pulang dan juga menyuruhku pulang lebih awal," kilah Zela.
Setelah melihat keadaan mamanya, Zela kemudian pamit untuk membersihkan diri sebelum bergabung bersama dengan Rena dan mamanya.
Namun, siapa yang menyangka jika Rena akan mengikuti langkah Zela menuju kamarnya. Zela terkejut saat Rena malah nyelonong masuk kedalam kamarnya lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang miliknya.
Sambil membuang napas beratnya Rena berkata, "Kita udah temenan berapa tahun ya, Zel?" tanya Rena pura-pura.
Zela yang tidak mengerti maksud Rena hanya menjawabnya dengan jujur. "10 tahun lebih, Ren. kenapa? Apakah kau sudah bosan berteman denganku?"
Rena yang awalnya merebahkan tubuh diatas ranjang langsung bangkit kemudian menatap Zela teramat dalam.
"10 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Tapi mengapa kau masih bodoh tidak bisa menyembunyikan wajahmu yang menyedihkan? Aku tahu saat ini kau sedang menyembunyikan sesuatu. Katakan kepadaku jika kau masih menganggap aku sebagai sahabatmu!"
Zela memutarkan bola matanya kearah Rena. Satu-satunya sahabat yang masih setia berada disisinya meskipun keadaan Zela sudah berada seperti dulu lagi.
Zela langsung menyambar tubuh Rena untuk dipeluknya. Dalam pelukan Rena, Zela menumpahkan isaknya.
"Kenapa kau menjadi sahabat begitu peka kepadaku, sementara aku tidak tahu apa-apa tentangmu. Kau curang!"
Rena hanya menertawakan Zela yang saat ini mengelap ingus dengan kemejanya.
"Katakan, ada apa!"
Hanya kepada Rena, Zela menceritakan bagaimana dia bisa bekerja di selah satu perusahaan terbesar dan bagaimana juga dirinya bisa dipecat begitu saja. Seharusnya Zela bisa merasa bersyukur karena bisa lepas dari genggaman Gilbert yang suka memaksa. Namun, hal buruk harus dia hadapi.
Nama Zela telah di blacklist dari daftar penerimaan karyawan baru. Hal itu yang membuat Zela sangat kecewa.
"Mengapa tidak kau beri tahu Omanya saja? Kau kan masuk atas rekomendasi dari Omanya? Ini tidak bisa dibiarkan. Kasih tahu dimana rumah Oma!" Rena merasa tidak terima atas perlakuan Gilbert yang sesuka hatinya sendiri. Hanya masalah Zela telah memiliki kekasih lantas Gilbert memecatnya. Sungguh peraturan perusahaan yang sangat konyol.
"Sudahlah Ren, aku tidak ingin mama sampai mendengarkan masalah ini. Aku takut dia malah akan menyalahkan dirinya sendiri lagi."
Rena menarik kasar napasnya. Sungguh dia merasa iba atas kehidupan yang sedang mempermainkan nasib sahabatnya.
"Oh iya, Ren. Saat ini kau bekerja dimana? Bisakah aku ikut bekerja denganmu? Please, aku sedang membutuhkan biaya untuk pengobatan mama." Zela mengiba dengan raut wajah yang menyedihkan.
Sebagai seorang sahabat Rena tidak tega melihat Zela yang sedang membutuhkan bantuannya, tetapi Zela tidak ingin membawa Zela kedalam dunia gelapnya.
"Ren, kau bilang aku sahabatmu. Apakah kau tidak kasihan melihat nasibku saat ini?"
"Tapi Zel ... aku ...."
"Ren, please!" Zela memohon dengan penuh harapan.
Sambil membuang napas beratnya, Rena hanya bisa mengangguk pelan dengan tatapan kosong. Rena tidak tahu bagaimana jika Zela tahu jenis pekerjaan apa yang sedang dia geluti untuk bisa tetap bertahan seperti saat ini.
"Tapi berjanjilah. Berjanji untuk tidak menyesal."
...♥️ Bersambung ♥️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Reyna Fananta
monica kak, buka zela😁🙏
2022-08-03
7
dealove
lanjut thor
2022-08-03
3