Rena hanya bisa tertunduk dengan rasa malu di hadapan Zela. Kini Rena tidak bisa lagi menyembunyikan kenyataan dari Zela. Pada akhirnya Zela akan tahu jika selama ini Rena adalah pemuas pria hidung belang.
"Sudah berapa lama kau menjalani pekerjaan ini, Ren?" tanya Zela penuh iba.
"Belum lama. Aku tidak ada pilihan lain selain menjadi bayaran untuk tetap bisa bertahan sampai saat ini," balas Rena dengan dada yang sesak.
Zela tidak pernah menyangka jika sahabatnya akan menggeluti dunia kelam seperti ini. Bahkan melayani pria secara bergantian. Meskipun Zela sempat merasa kecewa, tetapi dia juga tidak bisa menghakimi Rena begitu saja. Hidup di negara bebas itu bukanlah sesuatu yang tabu lagi. Bahkan saat ini sangat sulit untuk mencari wanita yang benar-benar masih suci. Mungkin hanya Zela yang masih terlalu naif akan pergaulan di negara bebas.
"Jadi apakah pekerjaan yang kau janjikan itu adalah menjadi wanita pemuas?" tanya Zela dengan intens.
Rena mengangguk pelan lalu berkata, "Oleh sebab itu aku tak memberikan kabar lagi. Aku tidak ingin membawamu masuk kedalam dunia ku, Zel! Cukup aku saja yang menjadi wanita pemuas, karena aku sangat membutuhkan biaya hidup."
"Maafkan aku yang tidak bisa berbuat apa-apa untukmu, Ren. Tapi setidaknya bukan dengan menjadi wanita pemuas. Kau bisa mencari pekerjaan lainnya, Ren."
Rena menggeleng dengan tersenyum tipis. Bagi Rena mencari sebuah pekerjaan itu tidaklah seperti membalikkan telapak tangannya. Bukan Rena tidak berusaha untuk mencari pekerjaan lainnya. Rena sudah berusaha, tetapi tak satupun perusahaan yang mau menerima dirinya. Hingga suatu saat tanpa sengaja Rena bertemu dengan seorang wanita bernama madam Re yang menawarkan pekerjaan kepada Rena dengan iming-iming gaji yang besar.
Rena yang saat itu tidak tahu apa-apa sangat tergiur oleh tawanan madam Re, hingga menyetujui tawaran untuk bekerja dengannya. Namun, siapa yang menyangka jika pekerjaan itu adalah untuk menjadi wanita malam. Awal mula Rena tidak rela untuk menyerahkan tubuh kepada pria hidung belang, tetapi karena desakan ekonomi, Rena hanya bisa pasrah. Saat ini Rena adalah salah satu wanita yang paling diminati oleh langganan BLACK CLUB, karena selain layanan yang diberikan oleh Rena sangat memuaskan, Rena adalah satu-satunya wanita paling muda diantara teman-temannya.
"Apakah kau tidak takut terkena penyakit menular? Itu berbahaya, Ren!"
"Aku tidak sebodoh itu Zela! Semua pria yang berhubungan denganku harus memakai pengaman dan tidak boleh dikeluarkan di dalam," jelas Rena.
Zela hanya bisa memijat kepalanya yang terasa berdenyut. Apakah Zela juga akan menjalani pekerjaan sama seperti Rena untuk menjadi wanita pemuas? Zela menggeleng dan berkata, "Tidak. Aku tidak mau menjual tubuhku. Mending aku hidup menderita, Ren."
"Aku tak pernah memaksamu untuk ikut terjun keduniaku.Tapi jika kau memintaku untuk mencarikan sebuah pekerjaan aku tidak bisa," ucap Rena.
***
Zela memilih pulang dengan perasaan campur aduk. Pekerjaan yang sangat menjanjikan. Hanya melayani pria hidung belang saja sudah bisa mendapatkan uang banyak, tanpa harus bekerja keras.
"Astaga ....apa yang kupikirkan?" Zela menepis bayangan dirinya yang sedang menjual tubuhnya kepada pria hidung belang
"Tidak! pasti akan ada pekerjaan lain yang bisa aku dapat! Aku tidak sudi jika tubuhku di jamah oleh pria hidung belang. Sedangkan disentuh oleh Jack saja aku tidak mau."
Mendadak Zela mengingat pria brengsek yang telah memutuskan dirinya. Meskipun Zela sangat mencintai pria itu tetapi dia tidak ingin larut dalam kesedihannya. Bagi Zela harga diri seorang wanita itu lebih berharga. Pantang bagi Zela untuk mengemis kepada para pria yang telah mencampakkan dirinya begitu saja, termasuk Gilbert.
"Ah ... mengapa malah bayangan bos brengsek itu sih!" Zela mengacak rambutnya saat dia menyadari jika sedang memikirkan Gilbert, pria kaya yang angkuh dan sesuka hatinya sendiri. Hal itu membuat beberapa mata tertuju kepada dirinya. Bahkan ada yang sampai menertawakan Zela.
"Hidupku memang menyediakan, tak perlu kau tertawakan!" bentak Zela. Gara-gara mengingat Gilbert, Zela seakan menjadi orang gila.
Sesampainya di rumah, Zela terkejut saat mobil mewah telah terparkir di depan rumahnya. Zela takut jika ada orang jahat yang sedang ingin menyakiti mamanya. Dengan setengah berlari, Zela segera masuk kedalam rumah.
Pandangan pertama yang Zela lihat adalah pria tak asing di matanya yang sedang berbincang dengan mamanya. Terlihat sesekali sang mama tertawa kecil dibuat pria itu.
"Zela," panggil mamanya saat menyadari kedatangan Zela. "Kau darimana saja? Lihatlah kekasihmu sudah menunggumu sejak tadi. Jika kalian sedang bertengkar bicarakan baik. Jangan langsung ngambek dan tidak masuk kerja. Untuk saja yang punya perusahaan adalah kekasihmu sendiri. Coba kalau bukan, pasti kami sudah dipecat," sambung mamanya Zela lagi.
Zela yang tidak tahu apa-apa hanya membulatkan matanya dengan dahi yang mengkerut.
"Maksud mama apa?"
"Sini duduk!" perintah ibunya sambil menunjuk sebuah sofa di samping Gilbert. Pria yang dikatakan kekasih ternyata adalah Gilbert, pria yang Zela benci setelah Jack.
"Sayang, maafkan aku. Jangan marah lagi ya." Senyum sinis terukir di bibir Gilbert.
"Zela seharusnya kau bersyukur memiliki kekasih seperti dia. Selain tampan dia juga akan membiayai pengobatan mama ke luar Negeri. Kau harus meminta maaf kepadanya!"
Sampai disini Zela tidak tahu permainan apa yang sedang dipermainkan oleh mantan bosnya. Dia terlalu licik dalam menggunakan kesempatan yang ada. Terlebih memberikan harapan terbesar untuk mamanya.
"Tapi dia bukan kekasihku, Ma! Dia itu pria angkuh dan sesuka hatinya sendiri dalam memutuskan sebuah keputusan," bantah Zela.
Entah racun apa yang telah diberikan Gilbert kepada mamanya sehingga sang mama lebih percaya kepada pria yang baru saja dikenalnya dalam hitungan menit.
"Sayang, aku minta maaf. Tolong jangan katakan itu. Sebagai permintaan maaf, aku akan bawa mama berobat ke luar negeri secepatnya. Ku mohon besok kau kembali lagi bekerja ya. Aku tidak bisa bisa apa-apa jika tanpamu di kantor." Kini Gilbert mengerlingkan satu matanya untuk membuktikan bahwa kali ini dia tidak akan gagal untuk membawa Zela kembali lagi ke kantor.
Tuhan, rencana apa yang sedang dia mainkan? Dasar pria licik.
Zela tidak bisa berkata apa-apa lagi, ditambah lagi sang mama yang terus mendesaknya dan percaya sepenuhnya atas ucapan Gilbert.
Setelah berhasil menyakinkan Sarla, Gilbert pun segera berpamitan untuk pulang. Setelah ini dia tidak akan mendapatkan hukuman dari Oma karena telah berhasil membawa Zela kembali lagi ke kantor.
"Kau lihat saja, bagaimana jika seorang Gilbert sudah turun tangan. Jangan hanya meyakinkan seorang wanita tua, menyakinkan seluruh dunia saja itu adalah hal yang sangat mudah," kekeh Gilbert saat keluar dari rumah Zela.
... ➿Bersambung ➿...
1 like
1 komentar
itu adalah vitamin terbesar untuk author.
apalagi dengan taburan hadiah.
Terimakasih ya sudah mampir ke Novel receh ini. Dukung terus agar bisa muncul ke beranda 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Echy Charly
Mimin yg baik hati dan tidak sombong, saran sich ya, sebagai seorang cwo' macho dan gagah, apa lagi cendrung sprti Casanova🤭, klo bsa jgn mnyebut nama dirinya Gil, sy /aku aja gtu kan lbh keren, klo nyebut nama sndri rasanya agak alay ,GK cocok sama karakter nya yg super woww... heheh...
2023-10-01
1
Sarniabdullah Nani
Lanjut ya aku suka klu mereka jadian trus smpe menikah n bahagia so sweet bangeeet
2023-10-01
0
Benazier Jasmine
lanjut thooor
2023-01-02
0