Kirana

Kirana

Bab 1. Kirana Menolong Orang Asing

Malam sangat pekat, tak ada cahaya bintang atau pun bulan, langit begitu gelap. Angin dingin menusuk tulang. Tak ada suara terdengar, bahkan jangkrik pun enggan berderik. Hanya suara sendal yang berjalan di atas jalan yang beraspal. Suaranya terdengar tergesa-gesa. 

 Bagaimana tidak? Dia berjalan seorang diri di malam yang gelap. Kanan kirinya tidak ada pemukiman, hanya pohon-pohon yang tinggi, menjadikan jalan ini sangat gelap. Kirana terpaksa berjalan menggunakan senter ponselnya saja sebagai penerangan.

Kirana sedikit berlari, punduknya terasa dingin dan merinding. 

Sayup-sayup Kirana mendengar suara, seperti ada yang merintih meminta tolong. Kirana mempercepat langkahnya, karena dia berpikir kalau itu adalah makhluk halus yang ingin mengganggunya.

Namun, dia berpikir lagi, bagaimana jika itu adalah seorang manusia yang memang butuh pertolongan? Kirana melambatkan langkahnya dan berhenti, dia kembali menimbang, haruskah dia melihat untuk memastikan apakah itu manusia atau bukan?

 Kirana melihat ke sekeliling dengan senter ponsel jadulnya, sangat sepi. Dia lalu mengambil nafas dan berdoa lalu berbalik badan. Di senterinya jalan di depannya, tidak ada apa pun.

Kirana melangkah perlahan menyusuri jalan, sambil terus berdoa dalam hati. Sayup-sayup terdengar kembali suara rintihan itu, Kirana berhenti. 

Netranya berkeliling mengamati sekitarnya dengan cahaya senter yang mengikuti arah pandang Kirana.

Tidak ada siapa pun, atau apa pun. Lantas dari mana suara rintihan itu? Apakah itu makhluk gaib? 

"Tolong." Suara itu terdengar lagi. Namun, kali ini terdengar lebih jelas. Suaranya berasal dari sebelah kanannya.

Kirana memberanikan diri mendekati suara itu. Semakin dekat, suara itu semakin jelas terdengar, walau pelan. Senter ponselnya dia arahkan menuju selokan air. 

Kirana melihat sepasang kaki yang memakai sepatu hitam di dalam selokan, reflek Kirana menutup mulut dengan tangannya. Dia sempat menahan nafasnya sesaat. Jantungnya berdebar kencang, darah seakan turun dari kepala menuju kakinya. 

 "Apa itu? Manusia atau setan?" gumam Kirana pelan. Lalu cahaya senternya dia arahkan terus lebih ke depan. Terlihat oleh Kirana sepasang kaki memakai celana jeans, terus lebih naik lagi dan terlihat kaos merah. Pelan-pelan tapi pasti, Kirana semakin mengarahkan cahaya senternya ke depan dan terlihat sebuah kepala dan kedua tangan di atas kepalanya, dalam keadaan terikat. 

 "Astagfirullah! Ini mah orang, manusia, cowok. Aduh gimana ini?" Kirana panik dia bergegas mendekati lelaki itu. 

 "Aduh maaf, mas. Tadi saya pikir setan," ucap Kirana tidak enak, seraya turun ke selokan yang untungnya airnya hanya sedikit.

 "Mas, ... Mas! Bisa dengar saya nggak?" Tanya Kirana. Tidak ada  jawaban dari lekaki itu. 

 "Aduh, udah mati kali, ya?" Tanya Kirana pada dirinya sendiri. 

 "Tolong." Lelaki  itu  kembali bersuara pelan.

 "Eh, dia bisa ngomong! Berarti belum mati. Ayo Mas, saya bantu ke atas." Kirana berusaha mengangkatnya, tapi dia hanyalah seorang perempuan yang tenaganya tidak seberapa. Di samping itu lelaki ini terlihat lebih tinggi darinya. 

Kirana menyerah, lelaki itu tidak terangkat sedikit pun. Kirana lalu berpikir apa yang harus di lakukannya? Dia melihat ke arah sekeliling, mungkin saja ada orang yang lewat untuk dimintai tolong. Namun, di jam seperti ini di kampung, mana ada yang berkeliaran padahal jam baru menunjukkan pukul sepuluh malam. 

Kirana mencoba lagi mengangkat lelaki itu. Kali ini dia mengangkatnya dari depan dengan cara menarik tangannya yang terikat. Kirana lupa belum melepaskan ikatan tali itu, lalu Kirana membuka ikatan talinya. 

Setelah terbuka, Kirana memegang pergelangan tangan lelaki itu lalu menariknya, posisi Kirana, adalah berdiri, kakinya berada di sebelah kanan dan kiri badan pria itu. Kirana lalu membungkuk dan menarik tangan pria itu sekuat  tenaga, namun, yang terjadi justru di luar prediksinya. Kirana yang tertarik dan terjatuh di atas tubuh lelaki itu. 

"Ugh ...."  Lelaki itu merintih karena tertiban tubuh Kirana dengan keras. Mata kirana membelalak, dia terpaku di atas tubuh lelaki itu, bibirnya pun menyentuh bibir sang lelaki.  Kirana tersadar dan cepat-cepat bangkit, takut dia melukainya selain itu dia merasa malu. 

"Maaf, tidak sengaja. Kamu lupakan saja, ya," pinta Kirana pada sang lelaki, yang tentu saja tidak akan ada tanggapan karena lelaki itu tidak sadarkan diri. Kirana merasakan tubuhnya basah karena lelaki itu berada di selokan air. Kirana berpikir, tubuhnya pasti kedinginan. Kirana harus cepat menolongnya. 

Kirana menyentuh bajunya yang basah, tetapi dia mencium sesuatu, bau hanyir. Kirana melihat tangannya ada darah, dia lalu menyenteri bajunya, benar bajunya terkena noda darah. Kirana lalu mengarahkan senternya pada lelaki itu dan terlihat bajunya yang berwarna merah. 

 Setelah diamati lagi, ternyata bukan bajunya berwana merah, melainkan merah itu adalah darah yang merembas ke pakaiannya. Kirana panik seketika, itu artinya jika tidak cepat di tangani lelaki ini akan kehabisan darah. Kirana segera berpikir bagaimana cara membawa lelaki ini.

Kirana mengedarkan pandangannya dan mengarahkan senter mengikuti netranya. Dia melihat sebuah tali panjang, bekas mengikat tangan pria ini. Kirana mengambilnya dan memeriksanya, lumayan cukup panjang. 

Kirana lalu menyelipkan tali itu di bawah punggung sang pria. Ujung tali satunya dia pegang lalu dia berdiri membelakangi di antara sela kaki si pria. "Bismillah semoga berhasil. Amin." Kirana lalu duduk membelakangi di sela paha si pria. Dia memegang tali itu di kanan dan kiri, lalu tangan Kirana  masing-masing memegang tangan kanan dan kiri si pria, l dia menarik tangannya ke arah punggungnya. Pria itu, kini duduk bersandar pada punggung Kirana. Tangan sang pria berada di atas pundak kanan dan kiri Kirana.

Ditarik tali yang dia pegang, sampai dia rasa cukup lalu diikatkan pada dirinya. Diulangi sekali lagi dan di ikatkan.

Dia berusaha bangkit dengan memegang pinggir selokan.

"Bismillah, semoga berhasil. Ya Allah bantulah hamba, menolong pria ini, selamatkan dia. Amin." Kirana mengusap wajahnya lalu dia berusaha bangkit. Kirana berpegang pada pinggir selokan sekuat tenaga dia berusaha bangun. Alhamdulillah akhirnya Kirana berhasil berdiri.

Namun, dia tidak bisa berdiri tegak karena punggungnya menahan tubuh pria ini. Kirana berusaha naik ke atas keluar dari selokan.

Satu tangannya memegang kedua tangan si pria agar mengalung di lehernya.

Dia kemudian merangkak naik, sungguh, penuh perjuangan. "Kamu berhutang banyak padaku." ucap Kirana.

Kirana berhasil naik, dia lalu berusaha berdiri, syukurlah dia bisa, tubuh pria ini juga tidak jatuh. Kirana mengambil ponsel di saku celananya, lalu menyinari  jalan yang gelap.

Kirana berjalan perlahan, punggungnya mulai sakit dan dadanya terasa sesak karena ikatan pada tubuhnya. Dia juga membungkuk sepanjang jalan. Rumahnya sudah dekat, dia mempercepat langkahnya. 

Saat sudah sampai di depan rumahnya, Kirana mengetuk pintu dengan kencang. Pintu terbuka dan tampaklah seorang pria paruh baya mengenakan pakaian koko dan sarung serta peci putih. Dia melihat ke arah Kirana yang membungkuk, sambil menggendong seorang  pria di punggunggnya. 

 

Terpopuler

Comments

Kinan Rosa

Kinan Rosa

wah Kirana hebat bisa menggendong pria yang lagi pingsan

2023-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kirana Menolong Orang Asing
2 Bab 2. Ke Rumah Sakit
3 Bab 3. Bertemu Di Jakarta
4 Bab 4. OMG!!
5 Bab 5. Nazar Bintang
6 Bab 6. Bintang Pemaksa
7 Bab 7. Bertemu Orang Tua Bintang
8 Bab 8. Mengajak Pacaran
9 Bab 9. Pendekatan
10 10. Kirana Setuju Menikah
11 Bab 11. Bintang Marah Kirana Dibully
12 Bab 12. Melabrak Kirana
13 Bab 13. Melaporkan Pelaku Ke Polisi
14 Bab 14. Bintang Bertemu Orang Tua Kirana
15 Bab 15. Pulang ke Rumah Bintang
16 Bab 16. Wedding Day
17 Bab 17. Canggung
18 Bab 18. Sarapan Pertama Bersama
19 Bab 19. Berpisah Dengan Abah Dan Ambu
20 Bab 20. Kecewa
21 Bab 21. Yang Sebenarnya Terjadi
22 Bab 22. Perjanjian
23 Bab 23. Panas
24 Bab Pengumuman
25 Bab 24. First Kiss
26 Bab 25. Mencoba Percaya.
27 Bab 26. Permohonan Maaf Bintang.
28 Bab 27. Malu
29 Bab 28. Hukuman untuk Kirana
30 Bab 29. Agung Di Mutasi
31 Bab 30. Kewajiban Istri Hak Suami
32 Bab 31. Bintang Galau
33 Bab 32. Gara-gara Dia
34 Bab 33. Sebuah Rasa
35 Bab 34. Bertemu Maya
36 Bab 35. Menyimpan Rahasia
37 Bab 36. Pergi Menepi
38 Bab 37. Bertemu Adipati
39 Bab 38. Istirahat
40 Bab 39. Bintang Sampai Di Rumah Kirana
41 Bab 40. Canggung
42 Bab 41. Makan Siang Di Sawah
43 Bab 42. Pernikahan Yang Menghancurkan Hati Kirana
44 Bab 43. Bintang Berduka
45 Bab 44. Galau
46 Bab 45. Aurora Murka
47 Bab 46. Penjelasan Bintang
48 Bab 47. Ketegasan Bintang.
49 Bab 48. Kirana Cemburu
50 Bab 49. Rencana Bintang dan Nathan
51 Bab 50. Kirana Hamil (Tamat )
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. Kirana Menolong Orang Asing
2
Bab 2. Ke Rumah Sakit
3
Bab 3. Bertemu Di Jakarta
4
Bab 4. OMG!!
5
Bab 5. Nazar Bintang
6
Bab 6. Bintang Pemaksa
7
Bab 7. Bertemu Orang Tua Bintang
8
Bab 8. Mengajak Pacaran
9
Bab 9. Pendekatan
10
10. Kirana Setuju Menikah
11
Bab 11. Bintang Marah Kirana Dibully
12
Bab 12. Melabrak Kirana
13
Bab 13. Melaporkan Pelaku Ke Polisi
14
Bab 14. Bintang Bertemu Orang Tua Kirana
15
Bab 15. Pulang ke Rumah Bintang
16
Bab 16. Wedding Day
17
Bab 17. Canggung
18
Bab 18. Sarapan Pertama Bersama
19
Bab 19. Berpisah Dengan Abah Dan Ambu
20
Bab 20. Kecewa
21
Bab 21. Yang Sebenarnya Terjadi
22
Bab 22. Perjanjian
23
Bab 23. Panas
24
Bab Pengumuman
25
Bab 24. First Kiss
26
Bab 25. Mencoba Percaya.
27
Bab 26. Permohonan Maaf Bintang.
28
Bab 27. Malu
29
Bab 28. Hukuman untuk Kirana
30
Bab 29. Agung Di Mutasi
31
Bab 30. Kewajiban Istri Hak Suami
32
Bab 31. Bintang Galau
33
Bab 32. Gara-gara Dia
34
Bab 33. Sebuah Rasa
35
Bab 34. Bertemu Maya
36
Bab 35. Menyimpan Rahasia
37
Bab 36. Pergi Menepi
38
Bab 37. Bertemu Adipati
39
Bab 38. Istirahat
40
Bab 39. Bintang Sampai Di Rumah Kirana
41
Bab 40. Canggung
42
Bab 41. Makan Siang Di Sawah
43
Bab 42. Pernikahan Yang Menghancurkan Hati Kirana
44
Bab 43. Bintang Berduka
45
Bab 44. Galau
46
Bab 45. Aurora Murka
47
Bab 46. Penjelasan Bintang
48
Bab 47. Ketegasan Bintang.
49
Bab 48. Kirana Cemburu
50
Bab 49. Rencana Bintang dan Nathan
51
Bab 50. Kirana Hamil (Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!