18. Minggu yang Melelahkan

Dan baru aku sampai di tempat teman-teman, Bang Handy sudah mengambil tempat untuk mengambil alih pasukan. Desi pun tidak sempat menentramkanku lagi.

“Untuk CAPASKA 2011, pimpinan saya ambil alih. Siap Grak!!”

Suara Bang Handy menggelegar membuat teman-teman semburat tak tentu arah mengambil posisi sesuai dengan ketinggian.

Setelah beberapa kali PBB, untuk mengingatkan dan menyamakan lagi, Bang Handy masuk ke ruangan dalam dan kami pun dibiarkan dalam keadaan siap. Cukup lama. Hingga ketahanan tubuh beberapa temanku mulai goyah. Ada yang sudah mulai berayun ke depan dan belakang, ada yang sudah mulai berbicara, padahal dalam barisan dilarang berbicara ataupun sekadar menggerakkan mulut.

Aku sendiri sedang benci bukan main pada Hasan. Ku lirik dia, tetap tegar di posisinya kedua tertinggi setelah Ridan. Sebenarnya apa yang membuatku merasa begini ke dia?? Dia juga nggak salah. Dia kan memang akan aku kasih stiker itu, jadi dia juga harus membalas kebaikanku kan… Tapi… Tetap saja dia ada alasan berbuat kebaikan seperti itu, nggak tulus dari hatinya.

Aduuhh, entahlah. Kulirik lagi dia. Dia begitu menarik hatiku. Wajahnya, tubuhnya, candanya. Aku sebenarnya suka ke dia. Tapi kenapa dia terkadang bersikap seperti tadi ke aku??

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…” Kata Mbak Siska, PASKAB 2010, salah satu senior kami yang wajahnya laksana “Snow in the Sahara”. Saking asyiknya aku memikirkan Hasan sampai tak sadar kalau Mbak Siska sudah ada di depan. Dan biasanya berita yang dibawa pasti tidak enak.

“Saya disini akan memberitahukan keputusan panitia CAPASKA 2011. Sebelumnya, ada yang sakit??”

Dan serentak kami semua menjawab.

“Siap tidak!!”

“Baiklah. Kami panitia CAPASKA 2011 sekali lagi mengingatkan, bahwa hari-H pengibaran semakin dekat, jadi kami sangat menghimbau kepada adik-adik agar menjaga kesehatan, hindari makanan yang mengandung penyakit. Sementara ini ibaratnya puasa dulu lah. Ditahan dulu godaan pengen makanan ini itu. Kalian juga udah gede kan, jadi pasti udah bisa memilih dan memilah mana yang lebih baik buat kalian sendiri.”

Kami semua juga sudah tau kalau masalah itu, tapi aura tersendiri dari Mbak Siska yang membuat seakan kami tak akan bosan-bosan selalu dihimbau untuk menjaga kesehatan. Kulihat banyak teman-teman CAPASku yang cowok menatap lurus kedepan. Padahal tadi sebelum ada Mbak Siska mereka semua sudah pada loyo. Entah sekarang karena takut ketinggalan info, atau takut ketinggalan kesempatan memandang wajah cantik. Hadeehh… Dasar cowok!!

“Kemudian yang kedua, tentang peraturan baru, yang masih ada hubungannya dengan formasi pasukan nanti.”

Sembari Mbak Siska membalik lembar yang kedua, dia berkata.

“Dalam hal ini baik cowok ataupun cewek akan menerima peraturan ini tanpa ada alasan. Artinya wajib dilaksanakan. Dan jika memang salah satu dari kalian mengalami kesulitan dengan peraturan ini, harap bisa menghubungi panitia langsung. Kalau saya kira yang cowok tidak banyak halangan dengan peraturan ini. Mungkin banyak halangan di cewek.”

Aaahh… Kebiasaan, nggak langsung ditunjukin dari awal peraturannya apa. Aku mengutuk keadaan ini dalam hati. Dan kayaknya banyak juga teman-teman yang seperti itu. Antara takut peraturannya memberatkan, dan penasaran…

“Untuk yang cowok, mulai Jum’at minggu depan sudah diharapkan tidak ada lagi rambut yang panjang dan berantakan. Panitia menerapkan potongan 0-1. Semuanya. Ada yang tidak faham dengan peraturan tersebut??”

Dan tak ayal, banyak teman-teman cowok yang memprotes terselubung. Mereka hanya mengumpat dalam hati mungkin. Karena memang potongan itu identik khas Angkatan, dan lebih banyaknya tidak menunjukkan penampilan yang baik. Hahahaha… Kasian mereka..

“Disini pastinya semua tidak keberatan kan?? Karena saya nggak mau dengar alasan tidak mau potongan 0-1 dengan alasan jelek, tidak modis, dan sebagainya. Karena kalian disini dididik untuk menjadi seorang Pengibar Bendera, bukan seorang foto model. Bisa dimengerti??”

“Siap bisa!” Walaupun dalam hati menyesalkan kenapa mereka semua harus menjawab itu.

“Baiklah, masalah dengan yang cowok sudah selesai, sekarang ganti dengan cewek-ceweknya, panitia menerapkan potongan pendek ke kalian, potongan dibawah telinga. Untuk keseragaman potongan baik cewek maupun cowok, hari Selasa besok semuanya datang kesini, nanti ada yang bagian motong sendiri. Oleh karena itu, untuk ceweknya, semuanya wajib melepas kerudung. Ada yang keberatan??”

Nyata banyak teman-teman yang kelihatannya ‘beragama kuat’ mengeluh. Dan ada yang mengangkat tangan, tampaknya itu teman-teman yang berasal dari Madrasah Aliyah.

“Siap, nama saya Syifa. Saya mengajukan keberatan saya, mbak. Karena ada kendala dari pihak sekolah. Kami yang dari Madrasah Aliyah diizinkan ikut Paskibra asalkan tidak melepas kerudung. Bagaimana dengan hal itu mbak?”

Kami semua melirik ke arah CAPASKA dari MAN Jombang tersebut.

“Baiklah, kami dari pihak panitia sudah merapatkan hal tersebut. Kami memberi kelonggaran kepada CAPASKA yang berasal dari sekolah berbasis Islam. Kalian boleh tetap memakai kerudung. Asalkan konsisten walaupun latihan juga memakai kerudung. Bisa dimengerti?”

“Siap bisa!!” Jawab teman-teman yang berasal dari Madrasah Aliyah.

“Baiklah, protes ditutup. Kami Panitia sudah tidak menerima protes-protes lain. Kami memaklumi kalau itu memang ketentuan dari sekolah. Jadi sebagai kesimpulannya, kami Panitia akan menunggu kalian lengkap seluruh anggota, untuk siap dipotong, disini, hari Selasa besok. Jadi tidak ada yang potong sendiri. Semua dari sini. Dan mulai sejak itu kalian latihan dengan penampilan baru. Sampai sini, bisa dimengerti?”

Teman-teman speechless mendengar semua peraturan sepihak itu. Tapi apa daya. Speechless tetap speechless.

“Bisa dimengerti?” Pertanyaan yang diulang sudah dua kali. Tiga kali kami akan kena push up. Akhirnya kami pun menjawab dengan sangat berberat hati, “Siap, mengerti”.

“Oke, untuk kali ini kita tidak melaksanakan pemilihan pasukan dahulu, Jumat depan baru kami laksanakan. Kalian bersiap saja untuk pemotongan rambut dahulu.”

***********************************************

“GAWAT!!!” Teriakku kearah Desi.

Tiba-tiba saja aku ingat kalau Nenek mengharuskan aku memakai kerudung. Baru kemarin malem Nenek mengingatkan untuk tetap memakai kerudung kemanapun, selama latihan dan pengibaran sekalipun.

“Gawat Des!!” Kataku dengan wajah urgent ke arahnya. Aku sudah melupakan marahku yang tadi.

“Gawat kenapa?” Kata Desi cuek. Kebiasaan aku memang selalu mengagetkan dengan membuat suasana baru.

“Gawat Des, aku nggak dibolehin Nenek nglepas kerudung. Gimana nanti kalau Nenek tahu aku udah lepas kerudung selama latihan dan pengibaran nanti? Bisa diseret pulang aku Des, kacau…” Kataku gawat darurat memandang ke arah Desi.

“Terus.. Kenapa nggak bilang tadi??” Sahut Hasan tiba-tiba yang datang ke arahku dan Desi, bersama sahabat barunya yang ajaib sekali cepat lengket, Ridan.

“Bukan urusan kamu. Pergi sana..” Kataku sewot dengan wajah cemberut. Masih sakit hati dengan sikapnya yang tadi.

“Loh, kok diusir sih? Berani ngusir aku Nin?” Tanya Ridan sambil menunjuk dirinya.

“Kalau kamu tetep disini aja. Kamu kan sahabatku Dan. Tapi kalau kamu ngajak dia ya aku males..” Jawabku terang-terangan sambil mengejek Hasan.

“Aduh, udah donk Nindy. Maafin Hasan. Yang tadi itu udah biarin tadi.” Katanya kearahku.

“Sini deh kalian, ngapain masih berdiri disitu?” Ajak Desi. Dan Hasan pun duduk disebelahku yang masih cemberut minta ampun.

“Maaf Nin.. Yang tadi itu aku nggak bermaksud buat pengen dapetin stiker itu doank. Tapi aku tulus kok nganterin kamu. Swear!” Kata Hasan dengan memandang kearahku.

“Telat!” Kataku tetap sewot.

“Yaudah deh, aku harus minta maaf kayak gimana lagi? Apa perlu aku push up?” Katanya memelas.

“Ha?? Push up? Kamu kira aku Seniormu apa?” Kataku.

“Maka dari itu maafin aku Nin. Tadi cuma salah faham kok.. Please Nin..” Melas banget.

“Tumben itu penting buat kamu? Biasanya kamu nggak peduli kan aku marah dan gondok sekalipun??” Kataku memandang kearahnya.

“Ya penting Nin, aku merasa bersalah. Aku ngaku aku salah ngomong tadi..” Katanya masih dengan wajah memelas.

Akhirnya aku merasa kalau nggak ada gunanya lagi marah terus-terusan ke dia.

“Yaudah deh, aku maafin kamu. Tapi inget, aku nggak suka digituin.”

“Oke sayang, aku janji nggak gitu lagi.” Katanya dengan tersenyum-senyum.

Dan serentak aku, Desi, dan Ridan tercengang mendengar perkataannya.

“Sayang? Sayang mbahmu….” Kataku mengumpat.

“Uups, sorry. Hehehe..”

Dan sisa hari itu berlangsung damai antara aku dan Hasan.

Bersambung

**************

Selamat membaca ☺

Semoga suka...

Tetap baca lanjutan ceritanya ya... Akan semakin asyik lho 😉

Like, komen, dan vote ya...

Terima kasih 😘

Episodes
1 Prolog
2 1. Awal Mula
3 2. Pertempuran Pun Dimulai
4 3. Dan Pandangan Itu Kembali Ada
5 4. Tersadar Kembali
6 5. Perkenalan
7 6. Mencoba Menanamkan Persepsi Lain
8 7. Sepasang Mata yang Mengawasi
9 8. Mengantar Pulang
10 9. Nomor HP
11 10. Lah, Jadi Ini Siapa?
12 11. SRB
13 12. Debat Dengan Mas Okta
14 13. Klarifikasi
15 14. DRAG
16 15. Seperti Deja Vu
17 16. Dijemput Hasan
18 17. Demi Stiker
19 18. Minggu yang Melelahkan
20 19. Terlalu Ganteng
21 20. Potong Rambut
22 21. Awas, Bisa Jadi Karma Lho!!
23 22. Pemilihan Pasukan
24 23. Deja Vu (1)
25 24. Melayang
26 25. Jalan-Jalan ke Bengkel
27 26. Rayyan
28 27. Menata Ulang
29 28. Ke Rumah Hasan
30 29. Bang Rayhan
31 30. Akan Aku Lakukan Apapun
32 31. Menutupi
33 32. Memang Aku Suka Kamu
34 33. Minta Traktir
35 34. Semangkuk Bakso dan Kebahagiaan
36 35. Mendung Kelabu
37 36. Tolong, Jangan Kejar Dia!!!
38 37. Khawatir
39 38. Sambungan Telfon yang Tidak Disengaja
40 39. MORPAS
41 40. Peraih Nilai Tertinggi
42 41. Luka-Luka Misterius
43 42. Kertas dan Vandalisme
44 43. Cerita Ridan
45 44. Bang Handy
46 45. Menjenguk Hasan
47 46. Tour Kamar
48 47. Cuma Olesi Obat, Kok!
49 48. Masalah Harga Diri
50 49. Deja Vu (2)
51 50. Penjelasan dan Pernyataan Cinta
52 51. Sebuah Fakta
53 52. Penjelasan Bi Sum
54 53. Menahan Keinginan (1)
55 54. Agak Aneh
56 55. Sandi HP
57 56. Berpacu Dengan Waktu (1)
58 57. Berpacu Dengan Waktu (2)
59 58. Terkoneksi
60 59. Ray Kedua
61 60. Kejuaraan Nasional Drag Bike
62 61. Terungkap (1)
63 62. Terungkap (2)
64 63. Penyesalan yang Dalam
65 64. Villa dan Keindahan Malam
66 65. Minta Peluk
67 66. Menahan Keinginan (2)
68 67. Penjelasan (1)
69 68. Penjelasan (2)
70 69. Penjelasan (3)
71 70. Rasa Sayang
72 71. Di Perjalanan Pulang
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
1. Awal Mula
3
2. Pertempuran Pun Dimulai
4
3. Dan Pandangan Itu Kembali Ada
5
4. Tersadar Kembali
6
5. Perkenalan
7
6. Mencoba Menanamkan Persepsi Lain
8
7. Sepasang Mata yang Mengawasi
9
8. Mengantar Pulang
10
9. Nomor HP
11
10. Lah, Jadi Ini Siapa?
12
11. SRB
13
12. Debat Dengan Mas Okta
14
13. Klarifikasi
15
14. DRAG
16
15. Seperti Deja Vu
17
16. Dijemput Hasan
18
17. Demi Stiker
19
18. Minggu yang Melelahkan
20
19. Terlalu Ganteng
21
20. Potong Rambut
22
21. Awas, Bisa Jadi Karma Lho!!
23
22. Pemilihan Pasukan
24
23. Deja Vu (1)
25
24. Melayang
26
25. Jalan-Jalan ke Bengkel
27
26. Rayyan
28
27. Menata Ulang
29
28. Ke Rumah Hasan
30
29. Bang Rayhan
31
30. Akan Aku Lakukan Apapun
32
31. Menutupi
33
32. Memang Aku Suka Kamu
34
33. Minta Traktir
35
34. Semangkuk Bakso dan Kebahagiaan
36
35. Mendung Kelabu
37
36. Tolong, Jangan Kejar Dia!!!
38
37. Khawatir
39
38. Sambungan Telfon yang Tidak Disengaja
40
39. MORPAS
41
40. Peraih Nilai Tertinggi
42
41. Luka-Luka Misterius
43
42. Kertas dan Vandalisme
44
43. Cerita Ridan
45
44. Bang Handy
46
45. Menjenguk Hasan
47
46. Tour Kamar
48
47. Cuma Olesi Obat, Kok!
49
48. Masalah Harga Diri
50
49. Deja Vu (2)
51
50. Penjelasan dan Pernyataan Cinta
52
51. Sebuah Fakta
53
52. Penjelasan Bi Sum
54
53. Menahan Keinginan (1)
55
54. Agak Aneh
56
55. Sandi HP
57
56. Berpacu Dengan Waktu (1)
58
57. Berpacu Dengan Waktu (2)
59
58. Terkoneksi
60
59. Ray Kedua
61
60. Kejuaraan Nasional Drag Bike
62
61. Terungkap (1)
63
62. Terungkap (2)
64
63. Penyesalan yang Dalam
65
64. Villa dan Keindahan Malam
66
65. Minta Peluk
67
66. Menahan Keinginan (2)
68
67. Penjelasan (1)
69
68. Penjelasan (2)
70
69. Penjelasan (3)
71
70. Rasa Sayang
72
71. Di Perjalanan Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!