“Selamat yaa!! SMA Karunia bagus banget penampilannya. Sumpah…” Kata salah satu temanku dari SMAN 2 Jombang. SMA yang menyelenggarakan acara ini.
“Iya, makasih banyak ya Nda…” Kataku sesaat setelah naik kembali ke tribun dan disambut oleh dia di tangga.
“Gimana Mas penampilan kami??” Tanya kami ke Mas Fariz, pelatih kami saat kami sudah duduk kembali di tempat duduk kami sendiri di tribun peserta nomer 3.
“Lumayan bagus. Sekarang jangan terlalu berharap dulu. Peserta lain masih banyak yang mungkin lebih baik dari kita. Sebaiknya kita kembali berdo’a saja.”
“Oke Mas…” Dan kami pun segera mulai berkonsentrasi pada do’a kami sendiri dalam hati.
Sesaat kemudian pasukan SMA Prapanca menempati tribunnya. Aku perhatikan sesaat si Hasan. Dan dia juga memperhatikanku. Aku beranikan diri untuk bertahan lama memandangnya. Mungkin dengan itu aku bisa mencari arti dari pandangan misteriusnya tersebut. Tapi apa yang aku temukan dari pandangan tersebut?? Hanya sebuah senyuman. Dan aku makin penasaran ada apa sebenarnya dengan dia?? Dan kesalahan apa yang aku perbuat hingga dia tak mau sedikitpun meninggalkan pandangan dariku?? Aku harus mencari tahu hal ini…
Waktu terus berjalan. Jam pun sudah menunjukkan pukul 11.30. Ternyata sudah siang. Perut kami sudah keroncongan. Adi, teman kami yang menjadi Official Team pun segera ke sekretariat untuk mengambil konsumsi.
“Eh, ini dia makanannya…” Seru si Hasan.
Agaknya OT dari SMA-nya sudah mengambil jatah konsumsi. Dan dia segera membagikan konsumsi itu ke teman-temannya. Selang beberapa lama, setelah banyak sekali hal-hal ribet yang tak perlu terjadi, si Hasan duduk tepat di sebelahku. Aku pun sebenarnya tidak tahu. Kalau bukan karena temannya yang berbicara seakan ke arahku dan memang ternyata tepat di sebelahku si suara merdu itu berkata.
“Nggak usah cemburu bidadariku… Aku hanya sebatas duduk kok!! Jangan kuatir…” Katanya kepada salah seorang teman ceweknya. Dan serentak teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan Hasan berbicara seperti itu. Padahal tak ada yang lucu menurutku.
“Eh,, hati-hati ya! Tanya dulu dia punya pacar apa belum. Jangan tiba-tiba PDKT aja!!” Kata salah satu teman cowoknya yang ada di sebelahnya.
“Tenang aja, aku yakin dia belum punya kok!!”
Aku tak tahan mendengar pembicaraan mereka. Akhirnya aku pun menoleh. Dan memang benar mereka serentak memandangku ketika aku juga menoleh padanya. Aku tak tahan melihat tawa mereka yang seakan mengejekku. Dan tanpa ba-bi-bu aku pun pindah tempat duduk.
Hampir ashar ketika pengumuman itu segera di bacakan. Aku turun dengan 4 orang temanku untuk upacara penutupan. Dalam upacara yang tak lebih dari 10 menit tersebut, kakiku sudah kaku. Entah karena memang sudah capek atau karena tekanan batin. Kami menunggu hasil perjuangan kami yang akan diumumkan pada akhir upacara ini. Tapi kami sudah tidak sabar rasanya…
“Sebentar lagi akan kami bacakan pemenang-pemenang dari setiap kategori.” Kata Kepala Sekolah SMAN 2 Jombang yang menjadi Pembina Upacara Penutupan ini.
“Best Mading 3D Photograph diraih oleh… SMK Negeri 3 Jombang!!” Serentak seluruh GOR bergemuruh. Aku sudah kecil harapan akan Madingnya. Hasil kerja keras teman-temanku seakan tak bermakna. Tapi… ternyata lain nasib kami.
“Mading Terfavorit, diraih oleh… SMA Negeri 1 Karunia!!!” Dan sekali lagi satu GOR bergemuruh. Aku jingkrak-jingkrak tak karuan. Teman-teman di tribun juga spontan melakukan hal yang sama. Tapi karena aku ingat posisiku tadi istirahat di tempat, aku pun segera memperbaikinya lagi. Dan hanya mesam-mesem tak jelas. Walaupun itu hasil kerja keras teman-teman bagian Mading di luar Tribun sana, tapi aku juga bangga pada mereka. Paling tidak nama SMAN Karunia sempat berjaya disini.
“Dan ini adalah pemenang-pemenang Best. Diantaranya adalah Best Formasi, Best PBB, dan Best Danton. Yang pertama adalah Best Formasi. Jatuh pada… SMA Negeri 2 Malang!!” Satu GOR kembali bergemuruh. Satu harapan hilang untuk juara Best.
“Best PBB, diraih oleh… SMA Negeri 5 Kediri!!” Satu harapan kembali hilang. Sorak sorai dari Suporter maupun pemenang sudah tak terdengar lagi. Aku mendadak berkeringat dingin memikirkan apa jadinya jika semua ini gagal. Apa jadinya jika memang usaha kerasku selama ini, latihan di tengah terik matahari, guyuran hujan, ataupun lelehan air mata, serta nilai-nilai ulangan yang merosot tajam dan banyak waktu yang tersita, harus jatuh berkeping-keping disini. Di pusat lapangan GOR Jombang ini. Dan apa pula kata orang-orang yang sudah menitipkan amanat padaku??
“Best Danton diraih oleh… SMA Negeri 1 Prapanca!!!”
“Hasan…” Kataku dalam hati. Dan dia pun segera turun ke bawah menuju perwakilan-perwakilan dari setiap pemenang didepan tempat Juri Utama. Aku sudah hilang harapan meraih Juara Best Danton. Harapan untuk pulang kerumah membawa piala sendiri pupus sudah karena harapan itu sudah dibawa oleh Hasan. Seseorang yang kini tengah tersenyum bangga pada dirinya sendiri.
Inikah yang dimaksud oleh dia sebagai suatu cara untuk mengalahkanku dan teman-temanku?? Aku tak terima jika harus seperti ini. Dan entahlah, aku juga tak punya alasan yang jelas kenapa aku tak terima seperti ini. Padahal menurut alam bawah sadarku, dia sehat melawanku, melawanku sendiri sebagai Danton. Karena memang dia lebih unggul dalam segala hal denganku untuk jadi Danton. Tapi… Oohh… Aku juga ingin membawa piala membanggakan itu disaat aku sendiri sudah kecil harapan pletonku akan memperoleh Juara Umum. Bagaimana jadinya dengan orang-orang yang harusnya aku dan teman-teman banggakan?? Hasan… Darahku bergejolak…
“Juara 3 Gelegar 2011 diraih oleh….. SMA Negeri 1 Jombang!!” Gegap gempita memenuhi seluruh GOR. Aku sudah tak merasakan darahku lagi. Semuanya dipenuhi oleh keringat dingin.
“Juara 2 Gelegar 2011 diraih oleh….. SMA Negeri 1 Jember” Tinggal 1 kesempatan lagi. Dan harapan itu tak memenuhi seluruh hatiku. Karena kesempatan itu masih banyak kemungkinannya diraih oleh SMA-SMK lain yang lebih mempunyai reputasi.
“Dan… Inilah… Juara 1 Gelegar 2011… diraih oleh….” Lama. Atau aku sendiri yang merasa lama. Entahlah… Pandangan di depanku seakan melambat. Keringat-keringat sebutir jagung meleleh dari keningku melewati bagian dalam kerudungku. Padahal aku sendiri tahu kalau tak ada lagi kesempatan pletonku memenangkan semua ini. Masih ada SMAN Mojoagung, yang lebih pantas disebut Kuda Hitam, ataupun masih ada SMAN 1 Blitar, SMAN 2 Krian, SMAN 3 Jombang, SMK KAL 1 Surabaya… Tapi… Suara itu berkata…
“ SMA NEGERI 1 KARUNIA!!!” Dan dunia seakan hilang. Semuanya dipenuhi oleh jeritan bangga teman-temanku. Aku sendiri baru sadar jika aku menang ketika temanku Ana yang kali itu barisannya tepat dibelakangku memelukku dan mengguncangku. Sontak aku sadar jika aku menang dan aku baru bisa menangis. Lelehan air mata yang sampai tiba dirumah pun masih belum mau berhenti.
“Kamu disuruh mewakili Nin untuk penerimaan pialanya.” Kata Ana masih dengan sesenggukan.
Dan aku segera kedepan tempat Juri Utama bersama dengan Juara-Juara lain. Ketika aku menerima pialanya, dengan bangga aku mengangkatnya dan teman-temanku meneriakkan yel-yel andalan kami. Darahku berdesir. Kulihat senyum bangga dan tak percaya dari orang-orang yang menggugah semangatku. Mulai dari kakak-kakak seniorku yang berada di tribun penonton, Mas Fariz pelatihku, dan Bang Jaya pendiri Paskibra Sekolahku, dan teman-teman yang tidak ikut turun ke lapangan. Kubuktikan pada mereka semua bahwa kami bisa, terutama aku bisa mengemban amanat dari Bang Jaya, dan kepada satu Jawa Timur, bahwa Paskibra SMAN 1 Karunia adalah yang terbaik.
“POYOW YOWMA, PRASAKA IS THE BEST…”
Bersambung
****************
Selamat membaca ☺
Semoga suka...
Tetap baca kelanjutan ceritanya ya, karna akan semakin seru 😉
Jangan lupa like, komen, dan vote ya...
Terima kasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments