16. Dijemput Hasan

Aku terbangun pagi-pagi buta di hari minggu. Teringat kalau hari ini adalah seleksi untuk penempatan pasukan. Dan segera saja aku semangat kembali.

Setelah menyiapkan segalanya kemarin, aku jadi tidak tergopoh-gopoh kesana kemari di menit-menit terakhir. Setelah mandi dan berganti pakaian, Mas Okta tiba-tiba masuk ke kamarku. Aku lupa waktu ganti baju tadi nggak aku kunci.

“Eh, maen slonong aja, ketuk pintu donk!!” Kataku memarahi dia.

“Ooohh,, harus pakai ketuk pintu dulu ya?? Lha biasanya kamu ketuk pintu nggak kalau ke kamarku??” Katanya. Selalu. Nggak mau kalah.

“Nggak, tapi itu tadi aku habis ganti baju. Kalau kamu nglihat aku pas nggak pakai baju gimana??” Kataku terus ngeyel.

“Terus kenapa??” Jawabnya enteng. Membuatku semakin sebal dengan Masku yang satu ini.

“Ya udah, lain kali awas kalau kamu sampai masuk kamarku disaat jam aku ganti baju seperti ini.”

“Oke boss… Eh iya, aku nanti ke kampus pakai motor kamu aja ya. Motorku mau aku servisin. Boleh ya??” Katanya memelas.

“Terus aku pakai motor mana?? Aku juga kan harus ke PPI.” Kataku yang tidak percaya kalau Mas Okta tidak ingat dengan jadwal latihanku.

“Pakai mobil aja. Kalau aku nggak mungkin pakai mobil. Soalnya nanti aku kerja lapangan, jadi biar nggak ribet gitu.” Katanya dengan kekehnya yang menyebalkan.

“Pakai mobil?? Kamu gila apa?? Nggak ada anak CAPAS yang pergi latihan bawa mobil. Niat latihan apa niat mejeng??” Kataku tetap tidak mau kalah.

“Nggak pa pa. Biar ada yang pernah gitu. Hehehehe…” Katanya dengan terkekeh-kekeh.

Haduuuhh.. Mas Okta apa-apaan sih.. Pakai acara gini-ginian lagi. Tapi belum sempat aku mengajukan keberatanku lagi, Nenek sudah berteriak-teriak dari depan. Apa lagi ya Allah???

“Nindy?? Udah bangun ta??” Teriak Nenek dengan logat jawanya yang kental.

“Udah Nek, ini udah mau berangkat latihan… Ada apa sih??” Kataku sambil keluar kamar dengan diikuti Mas Okta.

Dan saat itu juga aku melihat Hasan, dan teringat kalau hari ini, Minggu, aku dijemput oleh dia.

“Hasan?? Maaf-maaf, aku lupa kalau mau kamu jemput.” Kataku seraya tersenyum-senyum sendiri…

Dan aku berbalik ke Mas Okta yang ajaib sekali masih pakai celana boxer yang biasanya dibuat tidur. Bikin malu saja.

“Aku berangkat sama Hasan dulu. Nanti pulangnya kamu harus jemput aku.” Tapi sebelum Mas Okta memprotes, Hasan sudah menyahuti.

“Eeee… Nggak usah Nin, nanti aku anter pulang sekalian kok…” Katanya dengan senyum seperti malaikat.

“Tuh kan, dia udah baik banget gitu. Ndang berangkat gih! Hehehe…” Kata Mas Okta menyahuti. Membuatku semakin sebal saja dengan dua kaum adam ini.

“Ya udah deh, aku berangkat dulu.” Kataku pada mereka semua. Dan aku pun siap melangkah.

“Eh… Pakai jilbab dulu!” Kata Nenek.

Dan aku baru ingat kalau aku belum dandan sama sekali, apalagi memakai jilbab. Dan dengan tawa yang innocent aku segera kembali ke kamar untuk mempersiapkan semuanya.

Setelah beberapa saat, aku keluar dan menemui Hasan sedang berbincang dengan Mas Okta, di serambi depan rumahku. Aku sempat kaget, tapi kemudian mereka sama-sama berdiri, dan Hasan mengawali pembicaraan.

“Udah siap??”

Mas Okta hanya tersenyum saja.

“Udah. Kita berangkat sekarang?” Aku bertanya ke Hasan.

“Terserah. Kalau semuanya sudah prepare.” Jawab Hasan dengan diiringi senyuman. Aku jadi heran dengan kedua orang ini. Apa yang mereka perbincangkan??

“Udah semua kok.” Jawabku masih dengan memandangi antara mereka berdua.

“Ya udah kalau udah siap semua, ndang berangkat. Waktunya sudah mepet…” Kata Mas Okta masih dengan diiringi senyuman.

“Ya udah, ayo…” Kataku menutup semua sesi nggak jelas ini.

Bersambung

**************

Selamat membaca ☺

Semoga suka...

Kok dikit sih thor?

Tenang, masih ada lanjutannya di bawah.

Tetap baca lanjutan ceritanya ya... Akan semakin asyik lho 😉

Like, komen, dan vote ya...

Terima kasih 😘

Episodes
1 Prolog
2 1. Awal Mula
3 2. Pertempuran Pun Dimulai
4 3. Dan Pandangan Itu Kembali Ada
5 4. Tersadar Kembali
6 5. Perkenalan
7 6. Mencoba Menanamkan Persepsi Lain
8 7. Sepasang Mata yang Mengawasi
9 8. Mengantar Pulang
10 9. Nomor HP
11 10. Lah, Jadi Ini Siapa?
12 11. SRB
13 12. Debat Dengan Mas Okta
14 13. Klarifikasi
15 14. DRAG
16 15. Seperti Deja Vu
17 16. Dijemput Hasan
18 17. Demi Stiker
19 18. Minggu yang Melelahkan
20 19. Terlalu Ganteng
21 20. Potong Rambut
22 21. Awas, Bisa Jadi Karma Lho!!
23 22. Pemilihan Pasukan
24 23. Deja Vu (1)
25 24. Melayang
26 25. Jalan-Jalan ke Bengkel
27 26. Rayyan
28 27. Menata Ulang
29 28. Ke Rumah Hasan
30 29. Bang Rayhan
31 30. Akan Aku Lakukan Apapun
32 31. Menutupi
33 32. Memang Aku Suka Kamu
34 33. Minta Traktir
35 34. Semangkuk Bakso dan Kebahagiaan
36 35. Mendung Kelabu
37 36. Tolong, Jangan Kejar Dia!!!
38 37. Khawatir
39 38. Sambungan Telfon yang Tidak Disengaja
40 39. MORPAS
41 40. Peraih Nilai Tertinggi
42 41. Luka-Luka Misterius
43 42. Kertas dan Vandalisme
44 43. Cerita Ridan
45 44. Bang Handy
46 45. Menjenguk Hasan
47 46. Tour Kamar
48 47. Cuma Olesi Obat, Kok!
49 48. Masalah Harga Diri
50 49. Deja Vu (2)
51 50. Penjelasan dan Pernyataan Cinta
52 51. Sebuah Fakta
53 52. Penjelasan Bi Sum
54 53. Menahan Keinginan (1)
55 54. Agak Aneh
56 55. Sandi HP
57 56. Berpacu Dengan Waktu (1)
58 57. Berpacu Dengan Waktu (2)
59 58. Terkoneksi
60 59. Ray Kedua
61 60. Kejuaraan Nasional Drag Bike
62 61. Terungkap (1)
63 62. Terungkap (2)
64 63. Penyesalan yang Dalam
65 64. Villa dan Keindahan Malam
66 65. Minta Peluk
67 66. Menahan Keinginan (2)
68 67. Penjelasan (1)
69 68. Penjelasan (2)
70 69. Penjelasan (3)
71 70. Rasa Sayang
72 71. Di Perjalanan Pulang
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
1. Awal Mula
3
2. Pertempuran Pun Dimulai
4
3. Dan Pandangan Itu Kembali Ada
5
4. Tersadar Kembali
6
5. Perkenalan
7
6. Mencoba Menanamkan Persepsi Lain
8
7. Sepasang Mata yang Mengawasi
9
8. Mengantar Pulang
10
9. Nomor HP
11
10. Lah, Jadi Ini Siapa?
12
11. SRB
13
12. Debat Dengan Mas Okta
14
13. Klarifikasi
15
14. DRAG
16
15. Seperti Deja Vu
17
16. Dijemput Hasan
18
17. Demi Stiker
19
18. Minggu yang Melelahkan
20
19. Terlalu Ganteng
21
20. Potong Rambut
22
21. Awas, Bisa Jadi Karma Lho!!
23
22. Pemilihan Pasukan
24
23. Deja Vu (1)
25
24. Melayang
26
25. Jalan-Jalan ke Bengkel
27
26. Rayyan
28
27. Menata Ulang
29
28. Ke Rumah Hasan
30
29. Bang Rayhan
31
30. Akan Aku Lakukan Apapun
32
31. Menutupi
33
32. Memang Aku Suka Kamu
34
33. Minta Traktir
35
34. Semangkuk Bakso dan Kebahagiaan
36
35. Mendung Kelabu
37
36. Tolong, Jangan Kejar Dia!!!
38
37. Khawatir
39
38. Sambungan Telfon yang Tidak Disengaja
40
39. MORPAS
41
40. Peraih Nilai Tertinggi
42
41. Luka-Luka Misterius
43
42. Kertas dan Vandalisme
44
43. Cerita Ridan
45
44. Bang Handy
46
45. Menjenguk Hasan
47
46. Tour Kamar
48
47. Cuma Olesi Obat, Kok!
49
48. Masalah Harga Diri
50
49. Deja Vu (2)
51
50. Penjelasan dan Pernyataan Cinta
52
51. Sebuah Fakta
53
52. Penjelasan Bi Sum
54
53. Menahan Keinginan (1)
55
54. Agak Aneh
56
55. Sandi HP
57
56. Berpacu Dengan Waktu (1)
58
57. Berpacu Dengan Waktu (2)
59
58. Terkoneksi
60
59. Ray Kedua
61
60. Kejuaraan Nasional Drag Bike
62
61. Terungkap (1)
63
62. Terungkap (2)
64
63. Penyesalan yang Dalam
65
64. Villa dan Keindahan Malam
66
65. Minta Peluk
67
66. Menahan Keinginan (2)
68
67. Penjelasan (1)
69
68. Penjelasan (2)
70
69. Penjelasan (3)
71
70. Rasa Sayang
72
71. Di Perjalanan Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!