17. Demi Stiker

Waktu dijalan, aku interogasi Hasan habis-habisan.

“Eh, ngapain tadi berdua sama Masku?? Ngomongin apa kalian??” Tanyaku seraya mendekat ke arahnya.

“Apa sih??” Katanya seraya meluruskan duduknya, sehingga secara otomatis, jarak wajahku dan wajahnya amat dekat. Aku sempat tersentak sesaat. Dan dia malah ketawa…

“Tadi?? Nggak ngapa-ngapain kok… Cuma ngobrol aja berdua… Habisnya kamu pakai acara kerudungan dulu segala. Nggak prepare banget…”

Lohh, kok malah aku yang dimarahin??

“Ehh.. Denger ya. Aku itu tadi lupa kalau mau kamu jemput. Aku habis bertengkar itu tadi sama Mas gara-gara aku nggak ada motor buat ke Jombang.” Kataku berpanas-panasan.

“Apa?? Nggak denger…” Katanya masih dengan mengendarai motornya.

“Aduuuhh… Udah ah, nggak penting juga.” Kataku. Dan tak ayal, aku cemberut bukan main.

Dan tanpa aku sadari, dia menoleh ke arahku…

“Iiihh… Cemberut. Hahahaha… Tapi ngomong-ngomong, kamu cantik banget lho kalau gak pake kerudung.” Diucapkan dengan serius olehnya sambil tetap menoleh ke arahku.

Wajahnya kembali menyiratkan ekspresi yang sama saat GELEGAR dahulu, pandangannya sayu dan seakan matanya ingin tetap selalu memandangku. Kalau saja kami saat itu tidak di atas motor, maka akan aku biarkan saja dia memandangku, karena aku sendiri juga ingin mengetahui apa arti dari pandangannya, namun aku akhiri pandangannya itu dengan memarahinya.

“Sampai aku kamu jatuhin, aku gugat kamu ke pengadilan. Bonceng yang bener!”

Dan sampai sepanjang perjalanan, dia tidak banyak bicara, mungkin karena sudah terburu waktu. Dan benar saja, sampai disana teman-teman sudah banyak yang datang. Dan setelah aku turun dari motor balap Hasan, Desi dan Ridan menghampiriku.

Setelah saling salaman ala Paskibra, Desi melihatku seakan aku ini orang baru dalam hidupnya.

“Udah ada kemajuan nih??” Katanya dengan tersenyum aneh, persis sama seperti Mas Okta tadi. Hari ini kenapa ya semua orang??

“Kemajuan apa?” Dan belum sempat Desi menjawab, Ridan sudah mengajukan pertanyaan kepada Hasan.

“Udah berani bawa temanku sekarang ya… Hahahaha…”

Hasan pun dengan tanpa bersalah sama sekali menjawab.

“Demi stiker, tahu!” Dan tanpa ketinggalan, dengan diiringi oleh tawanya yang membuat hatiku mendidih.

“Eh, jadi kamu baik hati kayak tadi cuma gara-gara stiker?? Iya??” Kataku tanpa tedeng aling-aling langsung ke arahnya.

“Kalau iya kenapa? Salah?” Katanya menantang. Cepat sekali makhluk GJ ini berubah jadi ngeselin habis-habisan.

Dan tanpa banyak kata, aku buka tasku dan kukeluarkan stiker satu buat dia, lalu kuambil tangannya, dan kukasihkan kepadanya dengan ku tepukkan ke telapak tangannya.

“Ini… Ini kan yang kamu mau?? Terima kasih tumpangannya! Nanti aku nggak butuh lagi…” Kataku menahan amarah.

Tega sekali dia seperti itu. Aku bisa berangkat sendiri tanpa dia, (walaupun terpaksa harus pakai mobil), tapi aku lebih nggak terima jika ada orang baik ke aku hanya gara-gara ingin sesuatu dari aku. Aku pun pergi meninggalkan mereka dahulu tanpa permisi. Bahkan Desi pun tak aku gubris.

Sesaat, senyum Hasan memudar, tapi aku nggak butuh maaf dari dia. Aku yakin tadi dia ngomong seperti itu langsung dari hati.

“Nindy…” Ternyata Desi mengejarku.

“Nindy, udah donk. Kok kamu jadi sensitif gini sih sekarang? Kamu lagi dapet ya?” Tanya Desi yang sudah di sampingku dan memegang lenganku.

“Enggak!” Jawabku cuek.

“Aduh Nindy, jangan ngambek gitu donk. Tadi Hasan itu cuma becanda…” Kata Desi menjelaskan.

“Becanda apa?? Dia serius itu tadi ngomongnya… Dan aku udah nggak terima penjelasan dari dia lagi.” Aku tetap melanjutkan jalanku ke arah teman-teman yang lain.

Entah kenapa, aku sebegini emosionalnya. Apa itu karena Hasan sudah mulai aku percaya?

Bersambung

**************

Selamat membaca ☺

Semoga suka...

Tetap baca lanjutan ceritanya ya... Akan semakin asyik lho 😉

Like, komen, dan vote ya...

Terima kasih 😘

Episodes
1 Prolog
2 1. Awal Mula
3 2. Pertempuran Pun Dimulai
4 3. Dan Pandangan Itu Kembali Ada
5 4. Tersadar Kembali
6 5. Perkenalan
7 6. Mencoba Menanamkan Persepsi Lain
8 7. Sepasang Mata yang Mengawasi
9 8. Mengantar Pulang
10 9. Nomor HP
11 10. Lah, Jadi Ini Siapa?
12 11. SRB
13 12. Debat Dengan Mas Okta
14 13. Klarifikasi
15 14. DRAG
16 15. Seperti Deja Vu
17 16. Dijemput Hasan
18 17. Demi Stiker
19 18. Minggu yang Melelahkan
20 19. Terlalu Ganteng
21 20. Potong Rambut
22 21. Awas, Bisa Jadi Karma Lho!!
23 22. Pemilihan Pasukan
24 23. Deja Vu (1)
25 24. Melayang
26 25. Jalan-Jalan ke Bengkel
27 26. Rayyan
28 27. Menata Ulang
29 28. Ke Rumah Hasan
30 29. Bang Rayhan
31 30. Akan Aku Lakukan Apapun
32 31. Menutupi
33 32. Memang Aku Suka Kamu
34 33. Minta Traktir
35 34. Semangkuk Bakso dan Kebahagiaan
36 35. Mendung Kelabu
37 36. Tolong, Jangan Kejar Dia!!!
38 37. Khawatir
39 38. Sambungan Telfon yang Tidak Disengaja
40 39. MORPAS
41 40. Peraih Nilai Tertinggi
42 41. Luka-Luka Misterius
43 42. Kertas dan Vandalisme
44 43. Cerita Ridan
45 44. Bang Handy
46 45. Menjenguk Hasan
47 46. Tour Kamar
48 47. Cuma Olesi Obat, Kok!
49 48. Masalah Harga Diri
50 49. Deja Vu (2)
51 50. Penjelasan dan Pernyataan Cinta
52 51. Sebuah Fakta
53 52. Penjelasan Bi Sum
54 53. Menahan Keinginan (1)
55 54. Agak Aneh
56 55. Sandi HP
57 56. Berpacu Dengan Waktu (1)
58 57. Berpacu Dengan Waktu (2)
59 58. Terkoneksi
60 59. Ray Kedua
61 60. Kejuaraan Nasional Drag Bike
62 61. Terungkap (1)
63 62. Terungkap (2)
64 63. Penyesalan yang Dalam
65 64. Villa dan Keindahan Malam
66 65. Minta Peluk
67 66. Menahan Keinginan (2)
68 67. Penjelasan (1)
69 68. Penjelasan (2)
70 69. Penjelasan (3)
71 70. Rasa Sayang
72 71. Di Perjalanan Pulang
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
1. Awal Mula
3
2. Pertempuran Pun Dimulai
4
3. Dan Pandangan Itu Kembali Ada
5
4. Tersadar Kembali
6
5. Perkenalan
7
6. Mencoba Menanamkan Persepsi Lain
8
7. Sepasang Mata yang Mengawasi
9
8. Mengantar Pulang
10
9. Nomor HP
11
10. Lah, Jadi Ini Siapa?
12
11. SRB
13
12. Debat Dengan Mas Okta
14
13. Klarifikasi
15
14. DRAG
16
15. Seperti Deja Vu
17
16. Dijemput Hasan
18
17. Demi Stiker
19
18. Minggu yang Melelahkan
20
19. Terlalu Ganteng
21
20. Potong Rambut
22
21. Awas, Bisa Jadi Karma Lho!!
23
22. Pemilihan Pasukan
24
23. Deja Vu (1)
25
24. Melayang
26
25. Jalan-Jalan ke Bengkel
27
26. Rayyan
28
27. Menata Ulang
29
28. Ke Rumah Hasan
30
29. Bang Rayhan
31
30. Akan Aku Lakukan Apapun
32
31. Menutupi
33
32. Memang Aku Suka Kamu
34
33. Minta Traktir
35
34. Semangkuk Bakso dan Kebahagiaan
36
35. Mendung Kelabu
37
36. Tolong, Jangan Kejar Dia!!!
38
37. Khawatir
39
38. Sambungan Telfon yang Tidak Disengaja
40
39. MORPAS
41
40. Peraih Nilai Tertinggi
42
41. Luka-Luka Misterius
43
42. Kertas dan Vandalisme
44
43. Cerita Ridan
45
44. Bang Handy
46
45. Menjenguk Hasan
47
46. Tour Kamar
48
47. Cuma Olesi Obat, Kok!
49
48. Masalah Harga Diri
50
49. Deja Vu (2)
51
50. Penjelasan dan Pernyataan Cinta
52
51. Sebuah Fakta
53
52. Penjelasan Bi Sum
54
53. Menahan Keinginan (1)
55
54. Agak Aneh
56
55. Sandi HP
57
56. Berpacu Dengan Waktu (1)
58
57. Berpacu Dengan Waktu (2)
59
58. Terkoneksi
60
59. Ray Kedua
61
60. Kejuaraan Nasional Drag Bike
62
61. Terungkap (1)
63
62. Terungkap (2)
64
63. Penyesalan yang Dalam
65
64. Villa dan Keindahan Malam
66
65. Minta Peluk
67
66. Menahan Keinginan (2)
68
67. Penjelasan (1)
69
68. Penjelasan (2)
70
69. Penjelasan (3)
71
70. Rasa Sayang
72
71. Di Perjalanan Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!