Alexandria

Alexandria

Bab. 1. Misi Dimulai

Di bandara Soekarta Hatta tampak seorang gadis muda yang cantik jelita turun dari pesawat penerbangan internasional. Dialah Alexandria William puteri Tuan Wiliam pemilik William Group sebuah perusahaan ternama di negeri ini. Alexa terus berjalan menuju tempat transit pesawat. Dia akan melanjutkan dengan penerbangan domestik. Saat di dalam pesawat domestik Alexa bertemu dengan wanita paruh baya dan mereka terlihat sangat akrab.

“Alexa kamu cantik sekali dan terlihat sangat segar dan ceria.” ucap wanita paruh baya tersebut sambil memeluk Alexandria.

“Terimakasih Tante.” jawab Alexa sambil tersenyum ramah. Mereka berdua duduk berdampingan sambil terus ngobrol.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di kota tujuan. Mereka kemudian menuju ke sebuah penginapan sederhana. Mereka berdua memasuki sebuah kamar.

Tidak lama kemudian

“Alexa kamu sudah terlihat beda.” ucap wanita paruh baya tersebut sambil menatap puas penampilan baru Alexandria.

“iya Tante, sudah hilang Alexa sekarang harus pakai nama siapa ya.. Xandria apa ya Tan.” ucap Alexa sambil melihat tampilannya di cermin. Rambut panjangnya sudah dikepang dua dengan kaca mata tebal menghiasi wajahnya.

“Jangan Xandria, pakai nama Sandra saja.” jawab wanita paruh baya tersebut.

“Baik Tan, mulai sekarang aku menjadi Sandra gadis cupu dan lugu yang baik hati.” ucap Alexandria yang sudah berubah wujud menjadi Sandra.

“Sudah ayo aku antar kamu ke panti asuhan Budi Luhur. Aku salah satu donatur di sana. Nanti aku bilang kalau aku menemu kamu di jalan ha... ha....” ucap wanita paruh baya itu sambil tertawa.

“Mulai sekarang kamu harus berlatih menjadi Sandra.” ucap wanita paruh baya itu lagi

“Baik Nyonya.” jawab Sandra dengan sopan.

Mereka berdua lalu dijemput mobil dan menuju ke panti asuhan yang berada di luar kota. Alexandria yang sudah berubah menjadi Sandra diterima menjadi penghuni panti. Dia berada di panti dalam beberapa waktu. Setelah Alexandria merasa cukup observasinya pada kehidupan anak panti dan juga sudah bisa menghayati kehidupan sebagai anak panti. Sandra pamit kepada pimpinan Panti Asuhan. Dia pamit dengan alasan akan mencari kerja di kota.

Alexandria yang sudah menjelma menjadi Sandra pergi ke ibu kota seorang diri. Dia akan menuju ke perusahaan Jonathan Co. dengan memakai transportasi umum. Untuk sampai di perusahaan Jonathan Co, Sandra harus berganti ganti transportasi.

Sandra turun dari transportasi umum terakhirnya, dia berjakan di sepanjang trotoar jalan raya. Setelah sampai di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi dia berhenti. Pandangan matanya menyapu bagian bagian gedung tersebut mencari jalan masuk untuk pejalan kaki. Saat dia sudah mendapatkan pintu masuk dia berjalan dengan pelan pelan. Namun tiba tiba...

“Hei jangan ngemis di sini!” teriak seorang satpam memberi peringatan.

Sandra masih terus berjalan tanpa menghiraukan teriak pak Satpam yang berada di ruang jaganya. Pak Satpam dengan wajah emosi lalu keluar dari ruang jaganya dan berlari mendatangi gadis tersebut.

“Hai... dengar tidak sih.. jangan ngemis di sini.” teriak Pak Satpam lagi dengan suara lebih keras dan dengan nada emosi.

“Pak saya bukan pengemis.” jawab Sandra.

“Terus mau ngapain?” tanya Pak Satpam sambil berjalan mendekati Sandra.

“Saya mau melamar pekerjaan Pak.” jawab Sandra.

“Modelmu seperti itu mau kerja apa?” tanya Pak Satpam meremehkan.

“Sana sana..pergi sebelum pemilik perusahaan ini melihatmu. Aku bisa kena marah jika ada orang macam kamu masuk berkeliaran di sini.” usir Pak Satpam sambil memukul pelan pantat Sandra dengan pentungan.

“Mengotori pandangan mata saja.” ucap Pak Satpam.

“Pak, tolong saya Pak.” teriak Sandra memelas.

“Tidak bisa sana sana...” hardik Pak Satpam

Tidak lama kemudian ada mobil berhenti di depan gedung tersebut. Dan seorang perempuan setengah baya turun dari mobil tersebut, kemudian berjalan masuk lewat jalan untuk pejalan kaki.

“Ada apa Pak, pagi pagi sudah ribut?” tanya perempuan tersebut

“Selamat pagi bu Rina ini ada orang tidak jelas mau minta minta.” jawab Pak Satpam.

“Saya usir tidak pergi pergi.” ucap Pak Satpam kemudian.

“Saya bukan pengemis bukan minta sedekah Bu, tapi saya mau melamar pekerjaan.” jawab Sandra sambil menatap Ibu Rina.

Terlihat Ibu Rina memandang perempuan muda tersebut. Ada rasa iba melihat penampilan perempuan muda tersebut. Wajah cupu dihiasi kaca mata model kuno dengan lensa yang besar dan tebal. Penampilannya yang kelewat sederhana ditambah perjalanan jauh dengan transport umum yang berganti ganti menyempurnakan wajah kumal Sandra.

“Siapa namamu?” tanya Ibu Rina sambil menatap tajam pada Sandra.

“Sandra Bu, saya dari desa pengen cari pekerjaan buat hidup Bu, tolong saya.” jawab Sandra.

“Baiklah ayo aku antar di bagian HRD.” ucap Ibu Rina dengan tegas.

“Terimakasih Bu.” ucap Sandra.

“Ayo ikut aku.” ucap Ibu Rina lalu dia berjalan dan Sandra mengikutinya.

“Pak Satpam kembali saja ke tempat jaga.” ucap Ibu Sandra kemudian karena melihat pak Satpam masih berdiri dengan wajah kesal.

“Baik Bu.” jawab Pak Satpam.

“Jangan senang senang dulu kamu gembel.” gumam Pak Satpam bersungut sungut sambil melangkahkan kaki menuju ke pos jaganya.

Ibu Rina dan Sandra akhirnya berjalan menuju ke ruangan HRD. Sandra terlihat wajahnya menoleh kiri kanan melihat lihat bagian bagian gedung yang dilewati. Tampak beberapa karyawan menatap heran dan cenderung tatapan menghina penampilan Sandra. Namun karena di sebelahnya ibu Rina kepala divisi pantry mereka hanya berani menatap sekilas dan tidak berani berkata kata atau berbisik bisik dengan sesama karyawan.

Beberapa menit kemudian Ibu Rina dan Sandra sudah sampai di depan pintu bagian HRD. Ibu Rina mengetuk pintu. Tidak lama kemudian pintu terbuka tampak seorang gadis cantik karyawan HRD.

“Silahkan Ibu Rina.” ucap gadis cantik karyawan HRD yang membukakan pintu tersebut.

“Terimakasih.” ucap Ibu Rina

“Ayo ...” ucap Ibu Rina sambil menoleh pada Sandra. Karyawan gadis cantik yang masih memegang handel pintu terlihat kaget dengan orang yang dibawa ibu Rina, dia menatap Sandra, dengan tatapan merendahkan karena melihat tampilan Sandra.

Ibu Rina lalu masuk menuju ruangan kepala HRD. Sandra terlihat canggung lalu digandeng tangannya oleh Ibu Rina.

“Selamat pagi Pak.” sapa Ibu Rina.

“Selamat pagi Ibu Rina, tumben pagi pagi ke sini. Ada yang bisa saya bantu?” tanya kepala HRD

“Gini Pak, gadis ini namanya Sandra tadi saya ketemu di depan dia ingin melamar pekerjaan.” jawab Ibu Rina.

“Baiklah, mana berkas berkas lamarannya.” ucap Kepala HRD

“Ehmmm belum buat Pak.” jawab Sandra

“Ya sudah besok balik lagi bawa berkas berkas dan surat lamaran.”

“Iya Pak.” Jawab Sandra sambil menundukkan kepala

“Coba lihat id card mu.” pinta kepala HRD.

“Apa Pak?” tanya Sandra

“KTP.” jawab kepala HRD

“Tidak ada Pak.” ucap Sandra dengan takut takut

“Kartu Pelajar, SIM.” ucap kepala HRD lagi

“Ehm maaf Pak.. dompet saya dicopet di bis.” ucap Sandra

“Bagaimana aku percaya dompetmu dicopet.” ucap Kepala HRD

“Maaf Bu Rina, saya tidak bisa membantu. Perusahaan tidak bisa menerima calon karyawan tanpa memiliki id card.” ucap Kepala HRD sambil menatap Ibu Rina.

“Pak, tolonglah saya, saya bawa ini surat keterangan dari Panti Asuhan.” ucap Sandra memohon

“Tidak bisa.” jawab kepala HRD dengan tegas.

“Bu tolong saya.” ucap Sandra sambil menoleh menatap Ibu Rina.

“Maaf Sandra kamu tidak punya kartu identitas jadi tidak bisa. Maafkan aku tidak bisa menolongmu.” jawab Ibu Rina

“Bu, tapi saya orang baik baik.” ucap Sandra lagi

“Maaf Bu Rina saya masih banyak pekerjaan.” ucap Kepala HRD

Ibu Rina lalu meninggalkan ruang pimpinan HRD tersebut sambil menggandeng tangan Sandra.

“Bu.. tolong saya butuh pekerjaan saya butuh makan.” ucap Sandra masih terus memohon.

“Sudah tidak bisa ya tidak bisa. Sana ngemis saja malah dapat makan tidak perlu KTP.” ucap karyawan yang membukakan pintu tadi.

Sebelum karyawan HRD yang cantik membukakan pintu. Pintu sudah terbuka dengan mantap. Semua orang terlihat kaget kecuali Sandra yang masih memohon mohon pertolongan.

“Ada apa?” tanya Vadeo sang CEO dengan suara berat.

“Ini Pak, orang ini minta pekerjaan. Tapi tidak punya KTP, bisa saja orang jahat pura pura..” ucap karyawan HRD yang cantik.

“Diam aku tidak tanya kamu.” hardik Vadeo

“Ada apa Ibu Rina?” tanya Vadeo lagi

“Ini Pak, perempuan ini mau melamar pekerjaan.” Jawab Ibu Rina.

“Benar kamu mau bekerja?” tanya Vadeo

“Iya Pak, saya butuh pekerjaan untuk penghidupan saya.” jawab Sandra sambil menundukkan kepalanya

“Tapi saya cuma bawa ini, dompet saya dicopet di dalam bis.” ucap Sandra kemudian sambil memperlihatkan surat keterangan dari panti asuhan. Sekilas Sandra melihat Vadeo, dia memperkirakan kalau Vadeo adalah pemilik Jonathan Co.

“Lihat.” pinta Vadeo lalu menarik surat keterangan dan membacanya sekilas.

“Ayo masuk.. Bu Rina mari kita masuk ke ruang pimpinan HRD.” ucap Vadeo sambil melangkah menuju ke ruangan kepala HRD.

“Stave.” panggil Vadeo

“Maaf Pak, saya melakukan sesuai peraturan perusahaan tidak menerima calon karyawan tanpa id card.” ucap Stave sang kepala HRD saat melihat Vadeo datang bersama Ibu Rina dan Sandra.

“Kamu telpon panti asuhan ini, tanya apa benar ini surat keterangan yang mereka buat, tanya apa dia dari panti ini.” ucap Vadeo sambil menyerahkan surat keterang kepada Stave.

Terlihat Stave sang kepala HRD menerima surat keterangan dari tangan Vadeo dan selanjutnya melaksanakan perintah Vadeo untuk menelpon panti asuhan yang membuat surat keterangan.

“Iya Pak, benar dia penghuni panti tersebut.” ucap Stave setelah menutup sambungan telpon.

“Baiklah, ijinkan dia bekerja tapi dengan syarat syarat : Selama tiga bulan hanya dapat uang makan, tinggal di rumah Ibu Rina dengan pengawasan, Cari surat keterangan polisi. Urus semua itu Stave, biarkan dia kerja di divisi Ibu Rina.” ucap Vadeo

“Ibu Rina tolong training dia dan awasi dia.” ucap Vadeo pada Ibu Rina, tampak ibu Rina menganggukkan kepalanya.

“Terimakasih Pak.” ucap Sandra namun Vadeo hanya diam dan tanpa menoleh. Dia tidak menghiraukan ucapan terimakasih dari Sandra. Vadeo langsung pergi meninggalkan ruang divisi HRD, Riris sang sekretaris pribadi Vadeo yang sejak tadi mendampingi Vadeo menoleh pada Sandra menetapkan dengan tatapan tidak suka.

“Kok bisa sih gembel seperti ini diperbolehkan kerja.” ucap Riris lalu melangkah mengikuti Vadeo. Namun ucapan didengar oleh Sandra.

Terpopuler

Comments

Nit_Nit

Nit_Nit

kamu tidak tahu siapa sandra sebenarnya riris

2024-03-17

0

Nurwana

Nurwana

jgn belagu Riris drimu hanya sekertaris.

2023-10-23

4

Ilan Irliana

Ilan Irliana

coba mmpir ke crt ortu'y si Twins ach..

2023-06-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Misi Dimulai
2 Bab. 2. Jonathan Co
3 Bab. 3. William Group
4 Bab. 4. Karyawan Baru
5 Bab. 5. Karyawan Kesayangan
6 Bab. 6. Kacamata Sandra
7 Bab. 7. Radar Bergetar
8 Bab. 8. Curiga
9 Bab. 9. Pindah Divisi
10 Bab. 10. Rahasia Sang Sekretaris
11 Bab. 11. Tawaran Sang Sekretaris
12 Bab. 12. Perjodohan Vadeo
13 Bab. 13. Pertunangan Vadeo
14 Bab. 14. Menjadi Sekretaris Pribadi Vadeo
15 Bab. 15. Titik Terang
16 Bab. 16. Curahan Hati Vadeo
17 Bab. 17. Mengumpulkan Bukti
18 Bab. 18. Jebakan Justin
19 Bab. 19. Dalam Bahaya
20 Bab. 20. Melarikan Diri
21 Bab. 21. Alarm
22 Bab. 22. Rumah Sakit
23 Bab. 23. Vadeo Mencari Sandra
24 Bab. 24. Kedatangan Alexandria
25 Bab. 25. Rencana Alexandria
26 Bab. 26. Laporan Alexandria
27 Bab. 27. Vadeo Memergoki Riris
28 Bab. 28. Rencana Baru Justin
29 Bab. 29. Proses Hukum Dimulai
30 Bab. 30. Justin Melarikan Diri
31 Bab. 31. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
32 Bab. 32. Di Ambang Kebingungan
33 Bab. 33. Rencana Justin Operasi Plastik
34 Bab. 34. Menunda
35 Bab. 35. Balas Dendam Justin
36 Bab. 36. Sesuatu Syarat dari Alexandria
37 Bab. 37. Penguntit Alexandria
38 Bab. 38. Pengintai Di Mension William
39 Bab. 39. Menemukan Obyek Mencurigakan
40 Bab. 40. Menjebak Penguntit
41 Bab. 41. Penguntit Kedua
42 Bab. 42. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
43 Bab. 43. Bungkam
44 Bab. 44. Senjata Api
45 Bab. 45. Data Pelaku
46 Bab. 46. Tembakan
47 Bab. 47. Tertembak
48 Bab. 48. Memori Alexandria
49 Bab. 49. Membujuk Tuan Jonathan
50 Bab. 50. Gelora di Dada
51 Bab. 51. Pertemuan Vadeo dengan Keluarga William
52 Bab. 52. Tim Indipenden
53 Bab. 53. Proses Akuisisi Dimulai
54 Bab. 54. Kecurigaan Vadeo
55 Bab. 55. Datang ke Jonathan Co
56 Bab. 56. Strategi Alexandria
57 Bab. 57. Salah Sasaran
58 Bab. 58. Rencana Menjebak Justin
59 Bab. 59. Ijin Tuan William
60 Bab. 60. Justin Panik
61 Bab. 61. Menghadap Tuan William
62 Bab. 62. Pembicaraan Serius dengan Tuan William
63 Bab. 63. Aksi Dimulai
64 Bab. 64. Strategi Alexandria Berhasil
65 Bab. 65. Strategi Lain
66 Bab. 66. Pingsan
67 Bab. 67. Penculikan
68 Bab. 68. Menuju ke Villa
69 Bab. 69. Mempertahankan
70 Bab. 70. Curiga
71 Bab. 71. Penambah Gairah
72 Bab. 72. Aku Alexandria
73 Bab. 73. Meneruskan Hasrat
74 Bab. 74. Ternoda
75 Bab. 75. Emosi Vadeo
76 Bab. 76. Segerakan
77 Bab. 77. Tidak Fair
78 Bab. 78. Hotel Bintang Lima
79 Bab. 79. Perlawanan
80 Bab. 80. Pemeran Pengganti
81 Bab. 81. Rencana Nanti Malam
82 Bab. 82. Salah Paham
83 Bab. 83. Menit Menit Terakhir
84 Bab. 84. Terjebak
85 Bab. 85. Suntik Kebiri
86 Bab. 86. Rencana Pulang untuk Pergi
87 Bab. 87. Menunggu
88 Bab. 88. Jaminan Justin
89 Bab. 89. Menanti Justin
90 Bab. 90. Pasrah
91 Bab. 91. Ke Mension Jonathan
92 Bab. 92. Penculikan Lagi
93 Bab. 93. Menit Menit Kedatangan Justin
94 Bab. 94. Kedatangan Justin 1
95 Bab. 95. Kedatangan Justin 2 (Perjuangan Justin)
96 Bab. 96. Rencana Menjemput Riris
97 Bab. 97. Keraguan Alexandria
98 Bab. 98. Serius
99 Bab. 99. Cincin Spesial
100 Bab. 100. Dingin
101 Bab. 101. Vadeo Harus Pergi
102 Bab. 102. Lamaran
103 Bab. 103. Lamaran 2
104 Bab. 104. Pengakuan Alexandria
105 Bab. 105. Hukuman?
106 Bab. 106. Reward
107 Bab. 107. Pesan Alexandria
108 Bab. 108. Pamit
109 Bab. 108. Dijemput Seorang Perempuan
110 Bab. 110. Pengawal Vadeo
111 Bab. 111. Ulah Chaterine
112 Bab. 112. Dibawa Kabur
113 Bab. 113. Bantuan Alexandria
114 Bab. 114. Curiga
115 Bab. 115. Kecelakaan
116 Bab. 116. Siapa?
117 Bab. 117. Kehilangan Jejak
118 Bab. 118. Hebohnya Keluarga William
119 Bab. 119. Berbagi Tugas
120 Bab. 120. Harapan pada Alexandria
121 Bab. 121. Mual
122 Bab. 122. Rencana Richie
123 Bab. 123. Undangan dari Chaterine
124 Bab. 124. Adu Skenario
125 Bab. 125. Satu Hotel
126 Bab. 126. Menunggu
127 Bab. 127. Melepas Rindu
128 Bab. 128. Rumah Sakit
129 Bab. 129. Emosi Richie
130 Bab. 130. Ancaman Richie
131 Bab. 131. Menemui Chaterine
132 Bab. 132. Pernyataan Vadeo
133 Bab. 133. Tertangkap
134 Bab. 134. Cemas
135 Bab. 135. Richie Lari
136 Bab. 136. Mengejar Richie
137 Bab. 137. Baku Tembak
138 Bab. 138. Pulas
139 Bab. 139. Jatuh?
140 Bab. 140.
141 Bab. 141. Mencari
142 Bab. 142. Ke Kantor Polisi
143 Bab. 143. Bertemu Mobil Richie
144 Bab. 144. Menyerahkan Diri?
145 Bab. 145. Kembali ke Frankfurt
146 Bab. 146. Gerrit Hansen
147 Bab. 147. Seleksi
148 Bab. 148. Fix
149 Bab. 149. Cemburu
150 Bab. 150. Delay
151 Bab. 151. Cemas
152 Bab. 152. Tiba di Indonesia
153 Bab. 153. Persiapan Pernikahan (Dipingit)
154 Bab. 154.
155 Bab. 155. Rencana Menggagalkan Pernikahan
156 Bab. 156. Observasi
157 Bab. 157. Gagal?
158 Bab. 158. Sah
159 Bab. 159. Ekor Alexandria
160 Bab. 160. Kamar Pengantin
161 Bab. 161.
162 Bab. 162.
163 Bab. 163.
164 Bab. 164. Sudah Isi?
165 Bab. 165. Saatnya Periksa
166 Bab. 166. Kabar Buruk
167 Bab. 167.
168 Bab. 168. Kesedihan Alexandria
169 Bab. 169. Penolakan Vadeo
170 Bab. 170. Hadiah
171 Bab. 171. Pengawal untuk Alexandria
172 Bab. 172. Rahasia Keluarga
173 Bab. 173. Tersiksa Gelisah Kecewa
174 Bab. 174. Anti Radiasi
175 Bab. 175. Pulau Alexandria
176 Bab. 176. Tiga Perempuan
177 Bab. 177. Take Off
178 Bab. 178. Rumah Baru
179 Bab. 179.
180 Bab. 180.
181 Bab. 181.
182 Bab. 182.
183 Bab. 183.
184 Bab. 184.
185 Bab. 185.
186 Bab. 186.
187 Bab. 187.
188 Bab. 188.
189 Bab. 189.
190 Bab. 190.
191 Bab. 191
192 Bab. 192.
193 Bab. 193.
194 Bab. 194.
195 Bab. 195.
196 Bab. 196.
197 Bab. 197.
198 Bab. 198.
199 Bab. 199.
200 Bab. 200.
201 Bab. 201.
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205.
206 Bab. 206
207 Bab. 207.
208 Bab. 208.
209 Bab. 209.
210 Bab. 210.
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213.
214 Bab. 214.
215 Bab. 215.
216 Bab. 216
217 Bab. 217.
218 Bab. 218.
219 Bab. 219
220 Bab. 220.
221 Bab. 221.
222 Bab. 222.
223 Bab. 223.
224 Bab. 224.
225 Bab. 225
226 PENGUMUMAN
227 Bonchap 1. Inisial
228 Bonchap 2. Kedatangan Richardo
229 Bonchap 3. Ulah Baby Twins ( Anak Ajaib?)
230 Bonchap 4. Mengajak Baby Twins ke Pulau Alexandria
231 Bonchap. 5. Menuju Bukit Pohon Asam
232 Bonchap. 6. Berteman dengan Ular
233 Bonchap. 7. Vadeo Pingsan
234 Bonchap. 8. Ke Sungai
235 Bonchap. 9. Hadiah Buat Oma William
236 PROMO NOVEL BARU
237 PROMO NOVEL BARU
238 Promo Novel Married with Daddy
239 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 239 Episodes

1
Bab. 1. Misi Dimulai
2
Bab. 2. Jonathan Co
3
Bab. 3. William Group
4
Bab. 4. Karyawan Baru
5
Bab. 5. Karyawan Kesayangan
6
Bab. 6. Kacamata Sandra
7
Bab. 7. Radar Bergetar
8
Bab. 8. Curiga
9
Bab. 9. Pindah Divisi
10
Bab. 10. Rahasia Sang Sekretaris
11
Bab. 11. Tawaran Sang Sekretaris
12
Bab. 12. Perjodohan Vadeo
13
Bab. 13. Pertunangan Vadeo
14
Bab. 14. Menjadi Sekretaris Pribadi Vadeo
15
Bab. 15. Titik Terang
16
Bab. 16. Curahan Hati Vadeo
17
Bab. 17. Mengumpulkan Bukti
18
Bab. 18. Jebakan Justin
19
Bab. 19. Dalam Bahaya
20
Bab. 20. Melarikan Diri
21
Bab. 21. Alarm
22
Bab. 22. Rumah Sakit
23
Bab. 23. Vadeo Mencari Sandra
24
Bab. 24. Kedatangan Alexandria
25
Bab. 25. Rencana Alexandria
26
Bab. 26. Laporan Alexandria
27
Bab. 27. Vadeo Memergoki Riris
28
Bab. 28. Rencana Baru Justin
29
Bab. 29. Proses Hukum Dimulai
30
Bab. 30. Justin Melarikan Diri
31
Bab. 31. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
32
Bab. 32. Di Ambang Kebingungan
33
Bab. 33. Rencana Justin Operasi Plastik
34
Bab. 34. Menunda
35
Bab. 35. Balas Dendam Justin
36
Bab. 36. Sesuatu Syarat dari Alexandria
37
Bab. 37. Penguntit Alexandria
38
Bab. 38. Pengintai Di Mension William
39
Bab. 39. Menemukan Obyek Mencurigakan
40
Bab. 40. Menjebak Penguntit
41
Bab. 41. Penguntit Kedua
42
Bab. 42. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
43
Bab. 43. Bungkam
44
Bab. 44. Senjata Api
45
Bab. 45. Data Pelaku
46
Bab. 46. Tembakan
47
Bab. 47. Tertembak
48
Bab. 48. Memori Alexandria
49
Bab. 49. Membujuk Tuan Jonathan
50
Bab. 50. Gelora di Dada
51
Bab. 51. Pertemuan Vadeo dengan Keluarga William
52
Bab. 52. Tim Indipenden
53
Bab. 53. Proses Akuisisi Dimulai
54
Bab. 54. Kecurigaan Vadeo
55
Bab. 55. Datang ke Jonathan Co
56
Bab. 56. Strategi Alexandria
57
Bab. 57. Salah Sasaran
58
Bab. 58. Rencana Menjebak Justin
59
Bab. 59. Ijin Tuan William
60
Bab. 60. Justin Panik
61
Bab. 61. Menghadap Tuan William
62
Bab. 62. Pembicaraan Serius dengan Tuan William
63
Bab. 63. Aksi Dimulai
64
Bab. 64. Strategi Alexandria Berhasil
65
Bab. 65. Strategi Lain
66
Bab. 66. Pingsan
67
Bab. 67. Penculikan
68
Bab. 68. Menuju ke Villa
69
Bab. 69. Mempertahankan
70
Bab. 70. Curiga
71
Bab. 71. Penambah Gairah
72
Bab. 72. Aku Alexandria
73
Bab. 73. Meneruskan Hasrat
74
Bab. 74. Ternoda
75
Bab. 75. Emosi Vadeo
76
Bab. 76. Segerakan
77
Bab. 77. Tidak Fair
78
Bab. 78. Hotel Bintang Lima
79
Bab. 79. Perlawanan
80
Bab. 80. Pemeran Pengganti
81
Bab. 81. Rencana Nanti Malam
82
Bab. 82. Salah Paham
83
Bab. 83. Menit Menit Terakhir
84
Bab. 84. Terjebak
85
Bab. 85. Suntik Kebiri
86
Bab. 86. Rencana Pulang untuk Pergi
87
Bab. 87. Menunggu
88
Bab. 88. Jaminan Justin
89
Bab. 89. Menanti Justin
90
Bab. 90. Pasrah
91
Bab. 91. Ke Mension Jonathan
92
Bab. 92. Penculikan Lagi
93
Bab. 93. Menit Menit Kedatangan Justin
94
Bab. 94. Kedatangan Justin 1
95
Bab. 95. Kedatangan Justin 2 (Perjuangan Justin)
96
Bab. 96. Rencana Menjemput Riris
97
Bab. 97. Keraguan Alexandria
98
Bab. 98. Serius
99
Bab. 99. Cincin Spesial
100
Bab. 100. Dingin
101
Bab. 101. Vadeo Harus Pergi
102
Bab. 102. Lamaran
103
Bab. 103. Lamaran 2
104
Bab. 104. Pengakuan Alexandria
105
Bab. 105. Hukuman?
106
Bab. 106. Reward
107
Bab. 107. Pesan Alexandria
108
Bab. 108. Pamit
109
Bab. 108. Dijemput Seorang Perempuan
110
Bab. 110. Pengawal Vadeo
111
Bab. 111. Ulah Chaterine
112
Bab. 112. Dibawa Kabur
113
Bab. 113. Bantuan Alexandria
114
Bab. 114. Curiga
115
Bab. 115. Kecelakaan
116
Bab. 116. Siapa?
117
Bab. 117. Kehilangan Jejak
118
Bab. 118. Hebohnya Keluarga William
119
Bab. 119. Berbagi Tugas
120
Bab. 120. Harapan pada Alexandria
121
Bab. 121. Mual
122
Bab. 122. Rencana Richie
123
Bab. 123. Undangan dari Chaterine
124
Bab. 124. Adu Skenario
125
Bab. 125. Satu Hotel
126
Bab. 126. Menunggu
127
Bab. 127. Melepas Rindu
128
Bab. 128. Rumah Sakit
129
Bab. 129. Emosi Richie
130
Bab. 130. Ancaman Richie
131
Bab. 131. Menemui Chaterine
132
Bab. 132. Pernyataan Vadeo
133
Bab. 133. Tertangkap
134
Bab. 134. Cemas
135
Bab. 135. Richie Lari
136
Bab. 136. Mengejar Richie
137
Bab. 137. Baku Tembak
138
Bab. 138. Pulas
139
Bab. 139. Jatuh?
140
Bab. 140.
141
Bab. 141. Mencari
142
Bab. 142. Ke Kantor Polisi
143
Bab. 143. Bertemu Mobil Richie
144
Bab. 144. Menyerahkan Diri?
145
Bab. 145. Kembali ke Frankfurt
146
Bab. 146. Gerrit Hansen
147
Bab. 147. Seleksi
148
Bab. 148. Fix
149
Bab. 149. Cemburu
150
Bab. 150. Delay
151
Bab. 151. Cemas
152
Bab. 152. Tiba di Indonesia
153
Bab. 153. Persiapan Pernikahan (Dipingit)
154
Bab. 154.
155
Bab. 155. Rencana Menggagalkan Pernikahan
156
Bab. 156. Observasi
157
Bab. 157. Gagal?
158
Bab. 158. Sah
159
Bab. 159. Ekor Alexandria
160
Bab. 160. Kamar Pengantin
161
Bab. 161.
162
Bab. 162.
163
Bab. 163.
164
Bab. 164. Sudah Isi?
165
Bab. 165. Saatnya Periksa
166
Bab. 166. Kabar Buruk
167
Bab. 167.
168
Bab. 168. Kesedihan Alexandria
169
Bab. 169. Penolakan Vadeo
170
Bab. 170. Hadiah
171
Bab. 171. Pengawal untuk Alexandria
172
Bab. 172. Rahasia Keluarga
173
Bab. 173. Tersiksa Gelisah Kecewa
174
Bab. 174. Anti Radiasi
175
Bab. 175. Pulau Alexandria
176
Bab. 176. Tiga Perempuan
177
Bab. 177. Take Off
178
Bab. 178. Rumah Baru
179
Bab. 179.
180
Bab. 180.
181
Bab. 181.
182
Bab. 182.
183
Bab. 183.
184
Bab. 184.
185
Bab. 185.
186
Bab. 186.
187
Bab. 187.
188
Bab. 188.
189
Bab. 189.
190
Bab. 190.
191
Bab. 191
192
Bab. 192.
193
Bab. 193.
194
Bab. 194.
195
Bab. 195.
196
Bab. 196.
197
Bab. 197.
198
Bab. 198.
199
Bab. 199.
200
Bab. 200.
201
Bab. 201.
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205.
206
Bab. 206
207
Bab. 207.
208
Bab. 208.
209
Bab. 209.
210
Bab. 210.
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213.
214
Bab. 214.
215
Bab. 215.
216
Bab. 216
217
Bab. 217.
218
Bab. 218.
219
Bab. 219
220
Bab. 220.
221
Bab. 221.
222
Bab. 222.
223
Bab. 223.
224
Bab. 224.
225
Bab. 225
226
PENGUMUMAN
227
Bonchap 1. Inisial
228
Bonchap 2. Kedatangan Richardo
229
Bonchap 3. Ulah Baby Twins ( Anak Ajaib?)
230
Bonchap 4. Mengajak Baby Twins ke Pulau Alexandria
231
Bonchap. 5. Menuju Bukit Pohon Asam
232
Bonchap. 6. Berteman dengan Ular
233
Bonchap. 7. Vadeo Pingsan
234
Bonchap. 8. Ke Sungai
235
Bonchap. 9. Hadiah Buat Oma William
236
PROMO NOVEL BARU
237
PROMO NOVEL BARU
238
Promo Novel Married with Daddy
239
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!