Bab. 17. Mengumpulkan Bukti

Sandra dan Vadeo berjalan menuju ke tempat VIP yang sudah ditunjukkan oleh resepsionis hotel. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan tersebut.

“Sudah siap semua materinya kan San?” tanya Vadeo sambil mendudukkan pantatnya.

“Sudah, saya juga bawa hard copy.” jawab Sandra, Vadeo mengangguk anggukan kepalanya tanda setuju sebab Tuan Alfredo sudah setengah baya usianya dia lebih menyukai materi dengan hard copy.

Tidak lama kemudian pintu terbuka muncul sosok laki laki blasteran usia setengah baya namun masih gagah dan tampan. Vadeo dan Sandra bangkit berdiri untuk berjabat tangan dan memberi salam. Selanjutnya mereka bertiga duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut.

“Mana sekretarismu yang kemarin, aku dengar dia menjadi tunanganmu Tuan Vadeo. Maaf aku tidak bisa menghadiri acara pertunangan Tuan.” ucap Tuan Alfredo mengawali pembicaraan. Vadeo menjawab jika Riris resign karena akan fokus mengurus pernikahan. Tuan Alfredo tampak tersenyum dan mengangguk anggukan kepalanya. Vadeo lalu memperkenalkan Sandra sebagai sekretaris barunya.

DEG! DEG! DEG!

Jantung Sandra berdetak lebih kencang sebab Tuan Alfredo menatap tajam pada dirinya. Sandra berdoa dalam hati semoga Tuan Alfredo tidak mengenali jati dirinya. Sandra menganggukan kepala. Lalu Vadeo meneruskan berbicara akan memberikan laporan perkembangan Jonathan Co. Sandra bersyukur ucapan Vadeo memang bisa mengalihkan perhatian Tuan Alfredo dalam memandang Sandra. Sandra lalu menyerahkan materi hard copy pada Tuan Alfredo.

Tuan Alfredo tampak puas dengan laporan yang disampaikan Vadeo, Dia juga mencermati angka angka dan huruf huruf yang tertera di lembaran kertas yang dipegangnya. Tampak dia tersenyum puas.

“Tidak sia sia aku memindah sahamku ke Jonathan Co. William Group memang sudah hampir bangkrut. Aku sudah menawarkan diri untuk membantu William Group tetapi Tuan William tidak menerimanya.” ucap Tuan Alfredo, Sandra yang mendengar terlihat memperhatikan ucapan Tuan Alfredo. Dia sebenarnya hatinya sangat sedih karena belum bisa menyelesaikan misinya, namun dia berusaha menetralkan ekspresi wajahnya.

“Benarkah begitu, kenapa Tuan William menolak?” tanya Vadeo, Sandra juga penasaran menunggu jawaban dari Tuan Alfredo.

“Aku akan membantunya namun tidak dengan cuma cuma. Tuan William memiliki tiga anak gadis yang cantik cantik. Aku hanya mau tukar uangku dengan salah satu dari mereka ha....ha....” jawab Tuan Alfredo sambil tertawa.

Namun jawaban Tuan Alfredo membuat Sandra merasakan pusing di kepalanya.

Sandra memegangi keningnya dan mengurut urut pelan. Melihat hal itu Vadeo menanyakan kepada Sandra apa dia sakit. Sandra hanya menjawab tidak kuat dengan udara AC yang terlampau dingin. Karena laporan perkembangan Jonathan Co sudah selesai dan Tuan Alfredo memutuskan akan menambah sahamnya. Mereka pun mengakhiri pertemuannya.

“Tuan Alfredo kami mohon diri, terimakasih Tuan mempercayai Jonathan Co dengan menambah saham. Maaf karena Sandra sedang tidak fit kami langsung pulang.” ucap Vadeo.

“Iya maaf Tuan, saya mungkin kecapekan sehingga tidak tahan udara AC.” ucap Sandra dengan hati hati.

“Tidak apa apa, sebenarnya aku akan menjamu kalian. Tetapi karena Nona Sandra segera membutuhkan istirahat baiklah silahkan.” jawab Tuan Alfredo.

Setelah pulang dari pertemuannya dengan Tuan Alfredo, Sandra diantar pulang oleh Vadeo. Meskipun sudah menjadi sekretaris pribadi sang CEO, Sandra masih tetap tinggal di rumah Ibu Rina karena Sandra merasa aman di sana. Sandra berjalan menuju ke kamarnya yang masih di gudang belakang.

Setelah berganti pakaian Sandra berjibaku dengan alat alatnya. Ucapan Tuan Alfredo membuat dia bertekad bulat untuk segera mendapatkan bukti agar bisa segera menyelamatkan keluarganya. Dia tidak sampai hati jika kedua adiknya yang masih di bawah umur menjadi korban. Tidak terasa air mata Sandra meleleh dia begitu rindu dengan keluarganya.

Sandra tidak kenal lelah berusaha untuk memperbaiki alat alatnya. Pada suatu hari dia datang lebih pagi. Dia langsung berjalan menuju ke ruang rahasia Justin dia mencoba membuka pintu Justin. Sandra tersenyum.

“Tidak sia sia kerja kerasku.” gumam Sandra saat dia sudah berhasil meretas pass word pintu ruang Justin. Sandra mematikan CCTV di ruangan tersebut, lalu dia cepat cepat masuk ke dalam kamar Justin. Dia segera menuju ke komputer Justin lalu memasang sebuah alat yang sangat kecil dan tipis di tempat yang aman tidak akan terlihat oleh siapapun. Dia mengambil hape jadulnya dia pencet pencet sebentar, mengaktifkan dan memastikan semua alat bisa bekerja dengan baik. Tampak Sandra tersenyum semua bisa aktif. Sandra lalu cepat cepat keluar dari kamar Justin.

Sandra berjalan cepat untuk menuju ke ruang kerjanya. Aman belum ada orang yang melihat dirinya. Setelah sampai di ruang kerjanya dia mengambil lagi hape jadulnya. Dia sekarang sudah bisa mengaktifkan alat alat di ruang kerja Justin dari hape jadulnya.

“Ah aku tadi belum mengaktifkan lagi CCTV ruangan Tuan Justin.” gumam Sandra lalu dia mengaktifkan CCTV Justin lewat hape jadulnya. Setelah selesai Sandra memasukkan hape jadulnya lagi ke dalam sakunya. Dia lalu mengaktifkan komputer kerjanya, dia mulai bekerja.

Beberapa waktu kemudian dia melihat jam sudah saatnya dia menyiapkan kopi untuk Vadeo tidak lama lagi sang CEO akan datang. Dia lalu berjalan menuju ke mini pantry untuk membuatkan kopi untuk Vadeo. Saat keluar ruangan sang CEO, Sandra melihat sudah banyak karyawan yang datang.

Detik berganti detik menit berganti menit jam berganti jam. Sandra sudah tidak sabar untuk segera pulang untuk membongkar data data Justin.

“Sepertinya kamu gelisah San. Apa kamu ada janjian dengan Jojo?” tanya Vadeo pada Sandra yang terlihat beberapa kali melihat jam.

“Tidak Pak, hanya janjian dengan Mbok Nah saja mau mencoba resep masakan.” Jawab Sandra berbohong.

“Kamu boleh pulang lebih dulu, aku tahu kamu selalu datang lebih awal dan pulang lebih belakang. Sekarang pulanglah jika kamu ada keperluan lainnya.” ucap Vadeo sebab dia melihat Sandra sangat rajin dan semua pekerjaannya selalu selesai tepat waktu. Padahal Sandra datang lebih pagi dan pulang lebih belakang juga untuk mengerjakan misinya.

“Bener boleh pulang lebih dulu Pak?” tanya Sandra memastikan.

“Silahkan, nanti kalau aku butuh sesuatu aku panggil Pak Rio.” jawab Vadeo. Sandra terlihat sangat senang dia lalu memberesi barang barang dan pekerjaannya. Lalu dia pamit pada Vadeo.

“San...” panggil Vadeo sebelum Sandra membuka pintu.

“Ya Pak.” jawab Sandra sambil menoleh menatap Vadeo.

“Tapi jangan lupa besok kamu bawa masakan yang akan kamu buat.” ucap Vadeo sambil tersenyum. Sandra menganggukan kepalanya namun dalam hati dia berteriak, wadow!

Sandra terus berjalan dengan kaki yang terasa lebih ringan. Dia memesan ojek online agar cepat sampai ke rumah Ibu Rina. Namun tidak lupa dia juga memberi tahu pada Ibu Rina kalau dia pulang lebih dulu, sebab Ibu Rina selalu menawari untuk pulang bersama sama jika waktu pulang mereka bersamaan.

Sesampai di rumah tanpa berganti baju lebih dulu Sandra membuka alat alatnya dan mengaktifkan semua. Dia tersenyum senang saat alat alatnya bisa bekerja dengan baik. Semua data data Justin bisa terkirim masuk ke dalam file di lap topnya yang terlihat seperti buku tulis tebal jika ditutup. Sandra pun juga bisa melihat aktifitas Justin di ruang rahasianya lewat CCTV di ruangan Justin.

Sandra lalu membuka data data milik Justin satu persatu. Dia terlonjak kaget dengan apa yang sudah dilakukan Justin. Justin meretas data data banyak perusahaan besar, termasuk juga perusahaan otomotif Vadeo yang berada di luar negeri.

“Yang terpenting memberesi punya Papa lebih dulu. Meskipun aku penasaran dengan semua data data ini. Tetapi William Group sudah kondisi darurat aku tidak boleh berlama lama lagi.” gumam Sandra dalam hati. Dia lalu membuka data data bukti bukti pencurian Justin.

“Jika semua bukti sudah aku dapat, aku akan keluar dari Jonathan Co dengan baik baik agar tidak menimbulkan kecurigaan.” gumam Sandra lagi sambil tersenyum puas dengan hasil kerjanya hari ini.

Akan tetapi di lain tempat Justin yang selalu waspada dengan pekerjaannya. Dia mengecek CCTV di ruangnya. Namun betapa kagetnya dia saat melihat CCTV di ruangannya mati beberapa saat. Dia lalu mengecek CCTV yang berada di luar ruangannya. Dia terlihat kaget namun kemudian tersenyum licik saat melihat ada sosok Sandra yang berdiri di depan pintunya.

“Hah, tikus got itu mau mengajak bermain main dengan aku. Kamu tunggu saja tanggal mainnya. Aku akan lihat dia mau buat apa. Siapa sebenarnya dia, kenapa ada di depan pintu ruanganku dan setelahnya CCTV ruanganku mati beberapa saat.” ucap Justin sambil tersenyum licik dia mengatur strategi untuk bermain main dengan Sandra.

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

knp kmu ceroboh San.....

2024-04-18

0

💐Nie Surtian💐

💐Nie Surtian💐

mulai tegang lagi... Justin mau apa yach...?!?

2024-02-28

1

Nia Sulistyowati

Nia Sulistyowati

perang cyber di mulai ini,,
makin deg" an aja

2024-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Misi Dimulai
2 Bab. 2. Jonathan Co
3 Bab. 3. William Group
4 Bab. 4. Karyawan Baru
5 Bab. 5. Karyawan Kesayangan
6 Bab. 6. Kacamata Sandra
7 Bab. 7. Radar Bergetar
8 Bab. 8. Curiga
9 Bab. 9. Pindah Divisi
10 Bab. 10. Rahasia Sang Sekretaris
11 Bab. 11. Tawaran Sang Sekretaris
12 Bab. 12. Perjodohan Vadeo
13 Bab. 13. Pertunangan Vadeo
14 Bab. 14. Menjadi Sekretaris Pribadi Vadeo
15 Bab. 15. Titik Terang
16 Bab. 16. Curahan Hati Vadeo
17 Bab. 17. Mengumpulkan Bukti
18 Bab. 18. Jebakan Justin
19 Bab. 19. Dalam Bahaya
20 Bab. 20. Melarikan Diri
21 Bab. 21. Alarm
22 Bab. 22. Rumah Sakit
23 Bab. 23. Vadeo Mencari Sandra
24 Bab. 24. Kedatangan Alexandria
25 Bab. 25. Rencana Alexandria
26 Bab. 26. Laporan Alexandria
27 Bab. 27. Vadeo Memergoki Riris
28 Bab. 28. Rencana Baru Justin
29 Bab. 29. Proses Hukum Dimulai
30 Bab. 30. Justin Melarikan Diri
31 Bab. 31. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
32 Bab. 32. Di Ambang Kebingungan
33 Bab. 33. Rencana Justin Operasi Plastik
34 Bab. 34. Menunda
35 Bab. 35. Balas Dendam Justin
36 Bab. 36. Sesuatu Syarat dari Alexandria
37 Bab. 37. Penguntit Alexandria
38 Bab. 38. Pengintai Di Mension William
39 Bab. 39. Menemukan Obyek Mencurigakan
40 Bab. 40. Menjebak Penguntit
41 Bab. 41. Penguntit Kedua
42 Bab. 42. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
43 Bab. 43. Bungkam
44 Bab. 44. Senjata Api
45 Bab. 45. Data Pelaku
46 Bab. 46. Tembakan
47 Bab. 47. Tertembak
48 Bab. 48. Memori Alexandria
49 Bab. 49. Membujuk Tuan Jonathan
50 Bab. 50. Gelora di Dada
51 Bab. 51. Pertemuan Vadeo dengan Keluarga William
52 Bab. 52. Tim Indipenden
53 Bab. 53. Proses Akuisisi Dimulai
54 Bab. 54. Kecurigaan Vadeo
55 Bab. 55. Datang ke Jonathan Co
56 Bab. 56. Strategi Alexandria
57 Bab. 57. Salah Sasaran
58 Bab. 58. Rencana Menjebak Justin
59 Bab. 59. Ijin Tuan William
60 Bab. 60. Justin Panik
61 Bab. 61. Menghadap Tuan William
62 Bab. 62. Pembicaraan Serius dengan Tuan William
63 Bab. 63. Aksi Dimulai
64 Bab. 64. Strategi Alexandria Berhasil
65 Bab. 65. Strategi Lain
66 Bab. 66. Pingsan
67 Bab. 67. Penculikan
68 Bab. 68. Menuju ke Villa
69 Bab. 69. Mempertahankan
70 Bab. 70. Curiga
71 Bab. 71. Penambah Gairah
72 Bab. 72. Aku Alexandria
73 Bab. 73. Meneruskan Hasrat
74 Bab. 74. Ternoda
75 Bab. 75. Emosi Vadeo
76 Bab. 76. Segerakan
77 Bab. 77. Tidak Fair
78 Bab. 78. Hotel Bintang Lima
79 Bab. 79. Perlawanan
80 Bab. 80. Pemeran Pengganti
81 Bab. 81. Rencana Nanti Malam
82 Bab. 82. Salah Paham
83 Bab. 83. Menit Menit Terakhir
84 Bab. 84. Terjebak
85 Bab. 85. Suntik Kebiri
86 Bab. 86. Rencana Pulang untuk Pergi
87 Bab. 87. Menunggu
88 Bab. 88. Jaminan Justin
89 Bab. 89. Menanti Justin
90 Bab. 90. Pasrah
91 Bab. 91. Ke Mension Jonathan
92 Bab. 92. Penculikan Lagi
93 Bab. 93. Menit Menit Kedatangan Justin
94 Bab. 94. Kedatangan Justin 1
95 Bab. 95. Kedatangan Justin 2 (Perjuangan Justin)
96 Bab. 96. Rencana Menjemput Riris
97 Bab. 97. Keraguan Alexandria
98 Bab. 98. Serius
99 Bab. 99. Cincin Spesial
100 Bab. 100. Dingin
101 Bab. 101. Vadeo Harus Pergi
102 Bab. 102. Lamaran
103 Bab. 103. Lamaran 2
104 Bab. 104. Pengakuan Alexandria
105 Bab. 105. Hukuman?
106 Bab. 106. Reward
107 Bab. 107. Pesan Alexandria
108 Bab. 108. Pamit
109 Bab. 108. Dijemput Seorang Perempuan
110 Bab. 110. Pengawal Vadeo
111 Bab. 111. Ulah Chaterine
112 Bab. 112. Dibawa Kabur
113 Bab. 113. Bantuan Alexandria
114 Bab. 114. Curiga
115 Bab. 115. Kecelakaan
116 Bab. 116. Siapa?
117 Bab. 117. Kehilangan Jejak
118 Bab. 118. Hebohnya Keluarga William
119 Bab. 119. Berbagi Tugas
120 Bab. 120. Harapan pada Alexandria
121 Bab. 121. Mual
122 Bab. 122. Rencana Richie
123 Bab. 123. Undangan dari Chaterine
124 Bab. 124. Adu Skenario
125 Bab. 125. Satu Hotel
126 Bab. 126. Menunggu
127 Bab. 127. Melepas Rindu
128 Bab. 128. Rumah Sakit
129 Bab. 129. Emosi Richie
130 Bab. 130. Ancaman Richie
131 Bab. 131. Menemui Chaterine
132 Bab. 132. Pernyataan Vadeo
133 Bab. 133. Tertangkap
134 Bab. 134. Cemas
135 Bab. 135. Richie Lari
136 Bab. 136. Mengejar Richie
137 Bab. 137. Baku Tembak
138 Bab. 138. Pulas
139 Bab. 139. Jatuh?
140 Bab. 140.
141 Bab. 141. Mencari
142 Bab. 142. Ke Kantor Polisi
143 Bab. 143. Bertemu Mobil Richie
144 Bab. 144. Menyerahkan Diri?
145 Bab. 145. Kembali ke Frankfurt
146 Bab. 146. Gerrit Hansen
147 Bab. 147. Seleksi
148 Bab. 148. Fix
149 Bab. 149. Cemburu
150 Bab. 150. Delay
151 Bab. 151. Cemas
152 Bab. 152. Tiba di Indonesia
153 Bab. 153. Persiapan Pernikahan (Dipingit)
154 Bab. 154.
155 Bab. 155. Rencana Menggagalkan Pernikahan
156 Bab. 156. Observasi
157 Bab. 157. Gagal?
158 Bab. 158. Sah
159 Bab. 159. Ekor Alexandria
160 Bab. 160. Kamar Pengantin
161 Bab. 161.
162 Bab. 162.
163 Bab. 163.
164 Bab. 164. Sudah Isi?
165 Bab. 165. Saatnya Periksa
166 Bab. 166. Kabar Buruk
167 Bab. 167.
168 Bab. 168. Kesedihan Alexandria
169 Bab. 169. Penolakan Vadeo
170 Bab. 170. Hadiah
171 Bab. 171. Pengawal untuk Alexandria
172 Bab. 172. Rahasia Keluarga
173 Bab. 173. Tersiksa Gelisah Kecewa
174 Bab. 174. Anti Radiasi
175 Bab. 175. Pulau Alexandria
176 Bab. 176. Tiga Perempuan
177 Bab. 177. Take Off
178 Bab. 178. Rumah Baru
179 Bab. 179.
180 Bab. 180.
181 Bab. 181.
182 Bab. 182.
183 Bab. 183.
184 Bab. 184.
185 Bab. 185.
186 Bab. 186.
187 Bab. 187.
188 Bab. 188.
189 Bab. 189.
190 Bab. 190.
191 Bab. 191
192 Bab. 192.
193 Bab. 193.
194 Bab. 194.
195 Bab. 195.
196 Bab. 196.
197 Bab. 197.
198 Bab. 198.
199 Bab. 199.
200 Bab. 200.
201 Bab. 201.
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205.
206 Bab. 206
207 Bab. 207.
208 Bab. 208.
209 Bab. 209.
210 Bab. 210.
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213.
214 Bab. 214.
215 Bab. 215.
216 Bab. 216
217 Bab. 217.
218 Bab. 218.
219 Bab. 219
220 Bab. 220.
221 Bab. 221.
222 Bab. 222.
223 Bab. 223.
224 Bab. 224.
225 Bab. 225
226 PENGUMUMAN
227 Bonchap 1. Inisial
228 Bonchap 2. Kedatangan Richardo
229 Bonchap 3. Ulah Baby Twins ( Anak Ajaib?)
230 Bonchap 4. Mengajak Baby Twins ke Pulau Alexandria
231 Bonchap. 5. Menuju Bukit Pohon Asam
232 Bonchap. 6. Berteman dengan Ular
233 Bonchap. 7. Vadeo Pingsan
234 Bonchap. 8. Ke Sungai
235 Bonchap. 9. Hadiah Buat Oma William
236 PROMO NOVEL BARU
237 PROMO NOVEL BARU
238 Promo Novel Married with Daddy
Episodes

Updated 238 Episodes

1
Bab. 1. Misi Dimulai
2
Bab. 2. Jonathan Co
3
Bab. 3. William Group
4
Bab. 4. Karyawan Baru
5
Bab. 5. Karyawan Kesayangan
6
Bab. 6. Kacamata Sandra
7
Bab. 7. Radar Bergetar
8
Bab. 8. Curiga
9
Bab. 9. Pindah Divisi
10
Bab. 10. Rahasia Sang Sekretaris
11
Bab. 11. Tawaran Sang Sekretaris
12
Bab. 12. Perjodohan Vadeo
13
Bab. 13. Pertunangan Vadeo
14
Bab. 14. Menjadi Sekretaris Pribadi Vadeo
15
Bab. 15. Titik Terang
16
Bab. 16. Curahan Hati Vadeo
17
Bab. 17. Mengumpulkan Bukti
18
Bab. 18. Jebakan Justin
19
Bab. 19. Dalam Bahaya
20
Bab. 20. Melarikan Diri
21
Bab. 21. Alarm
22
Bab. 22. Rumah Sakit
23
Bab. 23. Vadeo Mencari Sandra
24
Bab. 24. Kedatangan Alexandria
25
Bab. 25. Rencana Alexandria
26
Bab. 26. Laporan Alexandria
27
Bab. 27. Vadeo Memergoki Riris
28
Bab. 28. Rencana Baru Justin
29
Bab. 29. Proses Hukum Dimulai
30
Bab. 30. Justin Melarikan Diri
31
Bab. 31. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
32
Bab. 32. Di Ambang Kebingungan
33
Bab. 33. Rencana Justin Operasi Plastik
34
Bab. 34. Menunda
35
Bab. 35. Balas Dendam Justin
36
Bab. 36. Sesuatu Syarat dari Alexandria
37
Bab. 37. Penguntit Alexandria
38
Bab. 38. Pengintai Di Mension William
39
Bab. 39. Menemukan Obyek Mencurigakan
40
Bab. 40. Menjebak Penguntit
41
Bab. 41. Penguntit Kedua
42
Bab. 42. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
43
Bab. 43. Bungkam
44
Bab. 44. Senjata Api
45
Bab. 45. Data Pelaku
46
Bab. 46. Tembakan
47
Bab. 47. Tertembak
48
Bab. 48. Memori Alexandria
49
Bab. 49. Membujuk Tuan Jonathan
50
Bab. 50. Gelora di Dada
51
Bab. 51. Pertemuan Vadeo dengan Keluarga William
52
Bab. 52. Tim Indipenden
53
Bab. 53. Proses Akuisisi Dimulai
54
Bab. 54. Kecurigaan Vadeo
55
Bab. 55. Datang ke Jonathan Co
56
Bab. 56. Strategi Alexandria
57
Bab. 57. Salah Sasaran
58
Bab. 58. Rencana Menjebak Justin
59
Bab. 59. Ijin Tuan William
60
Bab. 60. Justin Panik
61
Bab. 61. Menghadap Tuan William
62
Bab. 62. Pembicaraan Serius dengan Tuan William
63
Bab. 63. Aksi Dimulai
64
Bab. 64. Strategi Alexandria Berhasil
65
Bab. 65. Strategi Lain
66
Bab. 66. Pingsan
67
Bab. 67. Penculikan
68
Bab. 68. Menuju ke Villa
69
Bab. 69. Mempertahankan
70
Bab. 70. Curiga
71
Bab. 71. Penambah Gairah
72
Bab. 72. Aku Alexandria
73
Bab. 73. Meneruskan Hasrat
74
Bab. 74. Ternoda
75
Bab. 75. Emosi Vadeo
76
Bab. 76. Segerakan
77
Bab. 77. Tidak Fair
78
Bab. 78. Hotel Bintang Lima
79
Bab. 79. Perlawanan
80
Bab. 80. Pemeran Pengganti
81
Bab. 81. Rencana Nanti Malam
82
Bab. 82. Salah Paham
83
Bab. 83. Menit Menit Terakhir
84
Bab. 84. Terjebak
85
Bab. 85. Suntik Kebiri
86
Bab. 86. Rencana Pulang untuk Pergi
87
Bab. 87. Menunggu
88
Bab. 88. Jaminan Justin
89
Bab. 89. Menanti Justin
90
Bab. 90. Pasrah
91
Bab. 91. Ke Mension Jonathan
92
Bab. 92. Penculikan Lagi
93
Bab. 93. Menit Menit Kedatangan Justin
94
Bab. 94. Kedatangan Justin 1
95
Bab. 95. Kedatangan Justin 2 (Perjuangan Justin)
96
Bab. 96. Rencana Menjemput Riris
97
Bab. 97. Keraguan Alexandria
98
Bab. 98. Serius
99
Bab. 99. Cincin Spesial
100
Bab. 100. Dingin
101
Bab. 101. Vadeo Harus Pergi
102
Bab. 102. Lamaran
103
Bab. 103. Lamaran 2
104
Bab. 104. Pengakuan Alexandria
105
Bab. 105. Hukuman?
106
Bab. 106. Reward
107
Bab. 107. Pesan Alexandria
108
Bab. 108. Pamit
109
Bab. 108. Dijemput Seorang Perempuan
110
Bab. 110. Pengawal Vadeo
111
Bab. 111. Ulah Chaterine
112
Bab. 112. Dibawa Kabur
113
Bab. 113. Bantuan Alexandria
114
Bab. 114. Curiga
115
Bab. 115. Kecelakaan
116
Bab. 116. Siapa?
117
Bab. 117. Kehilangan Jejak
118
Bab. 118. Hebohnya Keluarga William
119
Bab. 119. Berbagi Tugas
120
Bab. 120. Harapan pada Alexandria
121
Bab. 121. Mual
122
Bab. 122. Rencana Richie
123
Bab. 123. Undangan dari Chaterine
124
Bab. 124. Adu Skenario
125
Bab. 125. Satu Hotel
126
Bab. 126. Menunggu
127
Bab. 127. Melepas Rindu
128
Bab. 128. Rumah Sakit
129
Bab. 129. Emosi Richie
130
Bab. 130. Ancaman Richie
131
Bab. 131. Menemui Chaterine
132
Bab. 132. Pernyataan Vadeo
133
Bab. 133. Tertangkap
134
Bab. 134. Cemas
135
Bab. 135. Richie Lari
136
Bab. 136. Mengejar Richie
137
Bab. 137. Baku Tembak
138
Bab. 138. Pulas
139
Bab. 139. Jatuh?
140
Bab. 140.
141
Bab. 141. Mencari
142
Bab. 142. Ke Kantor Polisi
143
Bab. 143. Bertemu Mobil Richie
144
Bab. 144. Menyerahkan Diri?
145
Bab. 145. Kembali ke Frankfurt
146
Bab. 146. Gerrit Hansen
147
Bab. 147. Seleksi
148
Bab. 148. Fix
149
Bab. 149. Cemburu
150
Bab. 150. Delay
151
Bab. 151. Cemas
152
Bab. 152. Tiba di Indonesia
153
Bab. 153. Persiapan Pernikahan (Dipingit)
154
Bab. 154.
155
Bab. 155. Rencana Menggagalkan Pernikahan
156
Bab. 156. Observasi
157
Bab. 157. Gagal?
158
Bab. 158. Sah
159
Bab. 159. Ekor Alexandria
160
Bab. 160. Kamar Pengantin
161
Bab. 161.
162
Bab. 162.
163
Bab. 163.
164
Bab. 164. Sudah Isi?
165
Bab. 165. Saatnya Periksa
166
Bab. 166. Kabar Buruk
167
Bab. 167.
168
Bab. 168. Kesedihan Alexandria
169
Bab. 169. Penolakan Vadeo
170
Bab. 170. Hadiah
171
Bab. 171. Pengawal untuk Alexandria
172
Bab. 172. Rahasia Keluarga
173
Bab. 173. Tersiksa Gelisah Kecewa
174
Bab. 174. Anti Radiasi
175
Bab. 175. Pulau Alexandria
176
Bab. 176. Tiga Perempuan
177
Bab. 177. Take Off
178
Bab. 178. Rumah Baru
179
Bab. 179.
180
Bab. 180.
181
Bab. 181.
182
Bab. 182.
183
Bab. 183.
184
Bab. 184.
185
Bab. 185.
186
Bab. 186.
187
Bab. 187.
188
Bab. 188.
189
Bab. 189.
190
Bab. 190.
191
Bab. 191
192
Bab. 192.
193
Bab. 193.
194
Bab. 194.
195
Bab. 195.
196
Bab. 196.
197
Bab. 197.
198
Bab. 198.
199
Bab. 199.
200
Bab. 200.
201
Bab. 201.
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205.
206
Bab. 206
207
Bab. 207.
208
Bab. 208.
209
Bab. 209.
210
Bab. 210.
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213.
214
Bab. 214.
215
Bab. 215.
216
Bab. 216
217
Bab. 217.
218
Bab. 218.
219
Bab. 219
220
Bab. 220.
221
Bab. 221.
222
Bab. 222.
223
Bab. 223.
224
Bab. 224.
225
Bab. 225
226
PENGUMUMAN
227
Bonchap 1. Inisial
228
Bonchap 2. Kedatangan Richardo
229
Bonchap 3. Ulah Baby Twins ( Anak Ajaib?)
230
Bonchap 4. Mengajak Baby Twins ke Pulau Alexandria
231
Bonchap. 5. Menuju Bukit Pohon Asam
232
Bonchap. 6. Berteman dengan Ular
233
Bonchap. 7. Vadeo Pingsan
234
Bonchap. 8. Ke Sungai
235
Bonchap. 9. Hadiah Buat Oma William
236
PROMO NOVEL BARU
237
PROMO NOVEL BARU
238
Promo Novel Married with Daddy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!