Sandra cepat cepat berjalan meninggalkan tempat tersebut. Sandra sekarang sudah mengetahui ruang kerja Justin. Sekilas memang hanya seperti ruangan yang tidak terpakai. Dan untuk masuk ke dalam ruangan Justin harus melewati ruangan Dino. Ruangan Dino pula yang ada tulisan ruangan direktur pelaksana. Sambil berjalan Sandra berpikir bagaimana caranya agar bisa kembali ke ruangan Justin tanpa ada yang tahu.
Sesampai di depan pintu ruang CEO, sebelum membuka pintu Sandra melepas kaca matanya. Membersihkan embun yang berada di kacanya dan mengusap keringat yang berada di sekitar matanya. Dia menghadap ke pintu agar tidak ada orang yang tahu.
Namun tiba tiba pintu terbuka dari dalam. Sandra terlonjak kaget dan dengan spontan menatap orang yang membuka pintu di depan.
“Kamu.” ucap Vadeo sambil menatap tajam bola mata Sandra, dan tiba tiba ada desiran di dalam jantungnya.
Sedangkan Sandra terburu buru memakai kembali kacamatanya dengan cepat ceoat dan selanjutnya langsung melangkah masuk berjalan menuju ke kursi kerjanya.
Vadeo masih mematung sejenak, lalu menggelengkan kepalanya mengusir memori yang sudah masuk ke dalam otaknya. Dia lalu menutup pintu dan berjalan menuju ke ruang divisi sekretaris untuk menemui Pak Rio ada hal yang ingin disampaikan sekaligus sidak di divisi tersebut.
Sementara itu Sandra di kursi kerjanya masih mengatur nafasnya, sebab dalam hitungan menit dia dikagetkan oleh beberapa kejadian.
“Kenapa Tuan Vadeo juga berdiri di depan pintu sementara aku masih membersihkan kacamata. Semoga dia tidak mengenal siapa diriku sebenarnya.” gumam Sandra dalam hati sambil kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Dan waktu pun terus bergulir..... Sudah berkali kali Sandra selalu berusaha untuk masuk ke ruangan Justin namun selalu gagal. Selain ada Dino yang mengawasi juga pernah mencoba membuka pintu saat tidak ada Dino dan Justin, namun pass word sudah diubah. Dan Sandra masih gagal dalam meretas pass word pintu Justin. Pengamanan Justin sangat kuat.
Di lain pihak, seiring berjalannya waktu Vadeo merasa nyaman dengan Sandra. Terlebih saat memergoki Sandra lepas kacamata, pandangan mata Sandra mengingatkan Vadeo pada seorang gadis kecil yang sudah pernah mengisi hatinya.
“San, agendaku apa pagi ini?” ucap Vadeo pada Sandra di suatu pagi setelah menyesap kopi buatan Sandra yang sudah sesuai seleranya.
“Ada meeting dengan Tuan Alfredo tetapi Tuan Alfredo merubah tempat pertemuannya. Beliau meminta pertemuan di hotel tempat beliau menginap, sebab jadwal penerbangan beliau dimajukan.” jawab Sandra sambil fokus pada lap top kerjanya.
“Baiklah kamu atur saja.” ucap Vadeo sambil menghabiskan kopi di cangkirnya.
“Baik Pak, saya sudah pesan sopir untuk mengantar kita pagi ini. Materi juga sudah saya siapkan.”
“Eh... Kamu cancel saja Pak Sopir.” ucap Vadeo sambil mengibaskan tangannya. Sebagai isyarat agar membatalkan Pak Sopir.
“Aku akan bawa mobil sendiri.” ucap Vadeo kemudian.
“Terus saya harus naik transportasi umum gitu Pak? Kalau Pak Sopir dicancel, dan Pak Vadeo bawa mobil sendiri...?” tanya Sandra sambil menatap Vadeo
“Ha.... ha.... maksudnya aku nyetir sendiri dan aku akan membawamu.. ha... ha....” jawab Vadeo sambil tertawa. Candaan candaan ringan dari Sandra selalu membuat Vadeo tertawa dan mengurangi tingkat stres pada dirinya.
Sandra terlihat tersenyum lalu mengerjakan perintah Vadeo untuk membatalkan Pak Sopir yang sudah siap akan mengantar mereka. Dan setelah waktu yang ditentukan tiba, Vadeo dan Sandra berjalan menuju lift khusus petinggi Jonathan Co menuju ke tempat parkir mobil yang khusus pula.
“San apa kamu pernah jatuh hati?” tanya Vadeo saat keluar dari pintu lift. Sandra hanya diam saja, Vadeo pun setelah bertanya juga berlalu berjalan menuju ke tempat mobilnya terparkir. Sandra berjalan mengikuti langkah kaki Vadeo yang panjang.
Mobil berjalan pelan pelan keluar dari halaman gedung Jonathan Co, membawa mereka berdua menuju ke hotel bintang lima tempat Tuan Alfredo menginap. Tuan Alfredo pemegang saham lumayan besar yang berasal dari luar negeri itu.
“Kamu belum menjawab pertanyaanku San.” ucap Vadeo sambil menoleh ke arah samping pada Sandra yang duduk di sampingnya.
“Ehmmm belum Pak.” Jawab Sandra dengan jujur.
“Ada berita kamu dan Jojo pacaran, aku dengar saat masuk di ruang divisi sekretaris. Tetapi kata Dino kamu tertarik pada Justin.” ucap Vadeo serius.
“Itu tidak benar Pak.” ucap Sandra
“Owh.” gumam Vadeo
“Aku hanya tidak ingin kalau sekretarisku yang kerjanya baik, menjadi stres hanya karena masalah hati.... Setahuku, Jojo anaknya baik, tapi kalau Justin... kalau kamu tertarik padanya kamu harus total merubah penampilanmu. Setahuku Justin menyukai tipe tipe cewek sexy.”
“Saya dengan Jojo hanya berteman Pak, dan mana mungkin saya berani tertarik pada Pak Justin.”
“Syukurlah kalau kamu tidak jatuh cinta pada Justin.” ucap Vadeo sebab Vadeo sudah lama mengenal Justin yang tergolong seorang casanova. Dia tidak tega jika Sandra anak panti yang baik dan lugu menjadi korban Justin.
“Iya Pak, saya tidak mau jatuh takut sakit.” ucap Sandra
“Jatuh cinta San.... jatuh cinta...” ucap Vadeo mengulangi kata jatuh cinta dengan penekanan.
“Iya Pak, kenapa namanya pakai jatuh itu pasti ada sakitnya.”
“Hmmmm kamu benar juga, aku pernah jatuh cinta pada seorang gadis kecil... hatiku lagi senang senangnya tahu tahu gadis itu menghilang entah kemana, benar benar seperti mimpi. Ibaratnya sedang bermimpi indah namun tiba tiba terbangun. Sedih, kecewa....”
“Nona Riris?” tanya Sandra
“Bukan, bukan dia. Tapi sudahlah... aku sudah menerima Riris sebagai tunanganku. Aku tidak ingin mengecewakan dia dan orang tuaku. Riris sudah begitu banyak membantu perkembangan Jonathan Co.” jawab Vadeo lalu tampak beberapa menit mereka berdua terdiam suasana hening di dalam mobil hanya suara musik lembut di dalam mobil yang terdengar. Sandra teringat pembicaraan Riris waktu telepon yang berencana mengkhianati Vadeo.
“Aku sebenarnya tidak minat dengan jenis usaha ini San.” ucap Vadeo kemudian.
“Owh.. Pak Vadeo minat di jenis usaha apa?” tanya Sandra, sebenarnya dia ada rasa kasihan pada Vadeo karena rencana jahat Riris. Namun bagaimana lagi dia sendiri pun juga sedang menyelamatkan perusahaannya karena kecurangan Jonathan Co. Dia masih menaruh curiga pada setiap petinggi Jonathan Co.
“Otomotif, aku sudah merintis usaha itu tapi di luar negeri, sekarang aku suruh temanku yang menghandel. Aku dulu selalu berusaha mencari gadis kecilku, ada berita dia berada di luar negeri, setiap negeri yang aku perkirakan ada dirinya aku datangi aku bermukim di sana, sekolah di sana. Aku pindah pindah sekolah hanya karena mencari dirinya, namun tidak menemukan. Dia bagai ditelan bumi. Orang tuaku menuruti semua keinginku. Dan sekarang aku yang harus menuruti kemauan orang tuaku.” jawab Vadeo. Terlihat Sandra sedikit tenang, sebab jika Riris sudah meninggalkan Vadeo. Vadeo sudah memiliki perusahaannya yang sudah dirintis. Entahlah ada perasaan kasihan Sandra pada Vadeo, mungkin karena kebaikan Vadeo pada Sandra yang membuat muncul rasa kasihan di hati Sandra. Namun dia juga menaruh curiga jangan jangan Vadeo yang menyuruh Justin untuk meretas blue print Papanya.
“Benar katamu San, jatuh cinta sakit kalau jatuhnya pada tempat yang tidak tepat. Mungkin kalau jatuhnya pada tempat yang enak tidak sakit. Semoga kamu jatuh pada tempat yang tepat.” ucap Vadeo membuyarkan lamunan Sandra
“Jatuhnya di kasur Pak.” ucap Sandra asal.
“Ha... ha.... “
Tidak terasa mobil sudah memasuki pelataran hotel berbintang tempat pertemuannya dengan Tuan Alfredo. Mereka berdua turun dari mobil setelah mobil terparkir. Sandra berjalan dengan hati hati dia berharap semua berjalan lancar. Dia tahu Tuan Alfredo adalah adalah pemegang saham ternama, dia juga menanamkan sahamnya di William Group. Bahkan menanamkan sahamnya lumayan besar di William Group dalam kurun waktu yang lama. Waktu Sandra masih kecil pernah diajak Papanya saat ada meeting dengan Tuan Alfredo. Sandra berharap Tuan Alfredo tidak mengenal dirinya, selain itu sudah sangat lama dan sekarang dia juga menyamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
aphrodite
emang gak mikir cctv..apa yg kamu lakukan pasti terpantau cctv dong..secara waktu kerja di divisi Bu Rina aja selalu terpantau apalagi ini di tempat petinggi Cctv lebih canggih dong
2024-12-19
0
Santy Listyana Dewi
jangan2 cinta pertama Vadeo itu Sandra.... semoga saja... Justin itu yang nyuruh papanya Vadeo pastinya... karena Vadeo orang nya baik tidak mungkin berbuat curang
2022-11-24
2
Azizah az
Sandra kah gadis kecil ny vadeo
2022-11-22
1