Bab. 9. Pindah Divisi

Setelah mendapat perintah, orang kepercayaan Tuan Jonathan langsung melaksanakan tugasnya. Dia mengecek semua CCTV dimana Sandra bekerja. Tingkah laku Sandra saat selalu berusaha mendekat dan memperhatikan orang orang yang melakukan perbincangan di ruang ruang pertemuan terekam di dalam semua CCTV.

Bukti bukti tingkah laku Sandra yang mencurigakan sudah didapat. Orang kepercayaan Tuan Jonathan lalu melaporkan temuannya kepada Stave kepala divisi HRD. Stave kemudian menghubungi Tuan Jonathan lewat sambungan telpon.

“Jangan dulu dikeluarkan Stave, lihat dulu. Siapa sebenarnya dia dan siapa yang menyuruhnya.” ucap Tuan Jonathan saat menerima sambungan telpon dari Stave.

“Kamu pindah saja di bagian yang tidak berhubungan dengan pembicaraan pembicaraan penting. Di rekaman dia tidak melakukan pengambilan barang atau data data. Dia tidak pernah memegang alat alat penting perusahaan.” ucap Tuan Jonathan selanjutnya, beliau juga mendapat kiriman rekaman CCTV dari orang kepercayaannya.

“Kalau melihat tingkahnya yang memperhatikan perbicaraan pembicaraan penting ada kemungkjnan dia anak pintar. Siapa tahu dia benar benar anak panti yang cerdas dan berpotensi. bisa dimanfaatkan untuk Jonathan Co.” ucapnya lagi

“Baik Bos, kalau dia benar anak yang cerdas dan kesalahan kerja kemarin hanya karena ingin tahu siapa pemilik Jonathan Co, sayang kalau dibuang.” ucap Stave menyetujui keputusan Tuan Jonathan.

“Baiklah, terserah kamu mau kamu tempatkan dimana anak itu. Tapi tetap awasi dia.” ucap Tuan Jonathan lalu mengakhiri sambungan telponnya.

Setelah sambungan telpon dengan Tuan Jonathan terputus. Stave berganti menghubungi Ibu Rina, Stave menceritakan semua hal tentang Sandra. Dan meminta agar Sandra menghadap dirinya. Ibu Rina yang sudah sayang kepada Sandra merasa sedih karena akhirnya Sandra harus keluar dari divisinya.

“San.” panggil Ibu Rina pelan dan pasti. Sandra yang sedang bekerja menoleh ke arah ibu Rina.

“Iya Bu.” jawab Sandra lalu datang mendekat ke meja Ibu Rina.

“Kamu dipanggil kepala divisi HRD.”

“Saya Bu?” tanya Sandra memastikan sambil tangannya menunjuk pada dadanya sendiri. Ibu Rina menganggukkan kepala.

“Sekarang kamu ke sana.” ucap Ibu Rina setelahnya. Sandra lalu bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan ibu Rina.

Wika yang mendengar dan melihat pembicaraan Ibu Rina dan Sandra, merasa sangat penasaran dan juga senang. Ia sudah menduga pasti Sandra mendapat peringatan keras dari HRD. Wika terlihat bibirnya tersenyum puas.

Sandra berjalan menuju ke ruang HRD, bagaimanapun dia kuatir jika dikeluarkan dari Jonathan Co sebelum misi selesai. Sandra memgetuk pintu setelah berada di depan ruang HRD.

“Akhirnya tidak ada lagi yang menolongmu, gembel tetap gembel.” ucap karyawan cantik HRD saat membukakan pintu buat Sandra. Sandra tidak menghiraukan hinaan dari karyawan cantik HRD itu. Dia terus berjalan menuju ke ruangan pimpinan HRD.

“Selamat siang Pak.” sapa Sandra.

“Siang. San, kamu tahu kesalahanmu?”

“Iya Pak, tidak konsentrasi dalam kerja.”

“Bagus kalau kamu tahu letak kesalahanmu. Jadi.... agar tidak ada yang mengganggu konsentrasi kerjamu, kamu pindah divisi. Kamu mulai sekarang pindah ke devisi cleaning service.” ucap Stave, Sandra sedikit lega karena tidak dikeluarkan dari Jonathan Co.

“Kamu sekarang balik ke ruang Ibu Rina kamu ringkasi barang barangmu. Kamu kembalikan seragam divisi pantry. Kamu langsung temui Pak Tarno kepala divisi cleaning service.”

“Ruangannya di mana Pak?” tanya Sandra.

“Di basement.”

Sandra dengan lesu meninggalkan ruangan HRD. Hinaan dan cibiran oleh karyawan cantik HRD tidak masuk dalam telinganya. Dia senang masih bisa berada di Jonathan Co, namun sangat menyesal karena tidak tanggap dengan isyarat panggilan Riris jadi hilang kesempatan bisa menguping pembicaraan pembicaraan penting dan mendeteksi orang orang petinggi Jonathan Co.

Sandra memasuki ruang kerja Ibu Rina dia lalu meringkasi barang barangnya. Wika yang melihat Sandra meringkasi barang barangnya, tersenyum senang.

“Ada yang diusir nih.” ucap Wika pelan agar tidak terdengar Ibu Rina.

“Selamat jalan ya mbel.. “ ucapnya lagi sambil tersenyum penuh ejekan.

“Iya selamat tinggal.” ucap Sandra singkat dan datar tanpa menoleh dia masih sibuk meringkasi barang barangnya. Dia tidak ingin membalas hinaan dari Wika karena tidak ingin membuat keributan dan masalah yang tidak penting. Baginya saat ini yang terpenting mencari sasaran. Setelah selesai meringkasi barang barangnya Sandra menghadap Ibu Rina lagi.

“Bu, Sandra pamit dan minta maaf ya. Seragam nanti saya kembalikan setelah saya mendapat seragam dari divisi yang baru Bu.”

“Iya, hati hati, kamu masih boleh tinggal di rumahku San.” ucap Ibu Rina, Sandra menjawab ucapan terimakasih lalu bersalaman dan setelahnya meninggalkan ruangan Ibu Rina.

Sandra berjalan menuju lift khusus karyawan untuk menuju basement, lantai paling bawah. Di sepanjang perjalanan karyawan yang melihatnya tampak wajah wajah dengan senyuman ejekan.

“Kok ke basemet memang ada pertemuan penting di lantai dasar? Mana ada petinggi ke lantai dasar, kan lantai dasar tempatnya cleaning service dan gudang.” ucap salah satu karyawan di dalam lift saat melihat Sandra memencet tombol lantai basement.

“Ha... Ha... mungkin mau memberi jamuan pada kita kita.” ucap seorang karyawan memakai baju seragam cleaning service.

Sandra hanya menjawab dengan senyuman. Setelah pintu lift terbuka di lantai yang dituju, Sandra keluar dari lift dan juga karyawan karyawan di dalam lift yang menghina Sandra. Sandra terus berjalan tujuannya ke ruangan pimpinan cleaning service. Terlihat banyak karyawan dengan seragam cleaning service sedang beristirahat. Mereka semua menatap Sandra dengan tatapan tidak suka. Sandra tampak sedikit bingung mencari ruangan pimpinan sebab ternyata luas juga dan banyak ruangan ruangan tertutup di basement.

“Kak, ruangan Pak Tarno dimana?” tanya Sandra pada salah satu karyawan. Seperti kejadian kejadian sebelumnya pertanyaan Sandra tidak dijawab. Sandra mengulangi pertanyaan pada karyawan lain hasilnya tetap sama tidak dijawab atau hanya mengangkat kedua bahunya.

“Kak, ruangan Pak Tarno dimana?” tanya Sandra sekali lagi.

“Cari di google map.” jawab salah satu karyawan dan karyawan yang lain tertawa.

Sandra lalu mengambil hape jadulnya lalu memencet mencet. Tindakan Sandra itu justru membuat karyawan karyawan tertawa terbahak bahak. Sandra tidak menghiraukan tawa mereka. Sandra memasukkan hapenya di saku. Sandra sedikit kuatir sebab tidak mendapatkan getaran apapun. Sandra mengamati sekelilingnya, lalu menduga tempat di basement kemungkinan yang membuat sistem radarnya tidak bekerja. Dia lalu mengambil hapenya lagi, dia memencet modus yang sesuai untuk lokasinya saat ini. Lalu dia memasukkan lagi hapenya ke dalam saku. Benar sekarang dia bisa merasakan getaran radarnya, Sandra lalu berjalan sesuai radar yang dia tangkap.

“Kok langkah dia menuju ke ruangan Pak Tarno?” ucap salah satu karyawan.

“Mungkin tadi sms Bu Rina, siapa lagi yang mau membantu selain Ibu Rina.” ucap yang lain.

“Jojo mungkin juga.”

Sandra berdiri di depan ruangan pimpinan cleaning service. Sandra mengetuk pintu pelan.

“Masuk.” terdengar suara berat dari dalam ruangan. Sandra membuka pintu pelan pelan, tampak seorang laki laki paruh baya berkulit gelap dan kumis tebal melintang di atas bibirnya, sedang duduk di belakang meja.

“Duduk.” ucapnya lagi tanpa menoleh dia masih fokus dengan kertas kertas di atas mejanya. Sandra lalu duduk di kursi di depan meja tersebut.

“Kamu Sandra?”

“Iya Pak, saya disuruh Pak Stave menghadap Anda.”

“Hmmm.... Ini jadwal kerjamu. Kamu harus sampai di kantor jam enam pagi. Kerja membersihkan ruangan kerja sebelum para staf datang. Setelahnya membersihkan ruang ruang meeting yang tidak dipakai. Dan pekerjaan lainnya bisa kamu lihat di job deskripsi.” ucap Pak Tarno sambil menyerahkan kertas pada Sandra.

“Dan ini seragammu, langsung pakai dan kamu masuk ke groupmu itu. Kalau ada pertanyaan langsung tanyakan pada pimpinan group.” ucap Pak Tarjo sambil menyerahkan seragam dalam bungkusan plastik bening.

Sandra lalu keluar dari ruangan Pak Tarno sambil membawa seragam barunya. Dia berjalan mencari group kerjanya sesuai petunjuk Pak Tarno. Saat berada di depan ruangan yang ditunjukkan Pak Tarno tampak beberapa karyawan yang tadi sedang istirahat sudah akan memulai pekerjaannya lagi. Sandra lalu menemui pimpinan group, sama seperti sikap yang dia terima dari Wika. Sikap yang tidak bersahabat.

Terpopuler

Comments

💐Nie Surtian💐

💐Nie Surtian💐

koq seperti itu yach... ditanya ga di jawab... Iri tanda ga mampu... Sadar diri harusnya...

2024-02-28

1

Anie Haruto

Anie Haruto

begitulah kita hidup dijaman cwek good loking lebih dihargai..

2023-11-26

4

Neng Alifa

Neng Alifa

itu satu gedung akhlaknya gitu semua apa gmana. belagu'' banget astaga

2022-12-23

4

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Misi Dimulai
2 Bab. 2. Jonathan Co
3 Bab. 3. William Group
4 Bab. 4. Karyawan Baru
5 Bab. 5. Karyawan Kesayangan
6 Bab. 6. Kacamata Sandra
7 Bab. 7. Radar Bergetar
8 Bab. 8. Curiga
9 Bab. 9. Pindah Divisi
10 Bab. 10. Rahasia Sang Sekretaris
11 Bab. 11. Tawaran Sang Sekretaris
12 Bab. 12. Perjodohan Vadeo
13 Bab. 13. Pertunangan Vadeo
14 Bab. 14. Menjadi Sekretaris Pribadi Vadeo
15 Bab. 15. Titik Terang
16 Bab. 16. Curahan Hati Vadeo
17 Bab. 17. Mengumpulkan Bukti
18 Bab. 18. Jebakan Justin
19 Bab. 19. Dalam Bahaya
20 Bab. 20. Melarikan Diri
21 Bab. 21. Alarm
22 Bab. 22. Rumah Sakit
23 Bab. 23. Vadeo Mencari Sandra
24 Bab. 24. Kedatangan Alexandria
25 Bab. 25. Rencana Alexandria
26 Bab. 26. Laporan Alexandria
27 Bab. 27. Vadeo Memergoki Riris
28 Bab. 28. Rencana Baru Justin
29 Bab. 29. Proses Hukum Dimulai
30 Bab. 30. Justin Melarikan Diri
31 Bab. 31. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
32 Bab. 32. Di Ambang Kebingungan
33 Bab. 33. Rencana Justin Operasi Plastik
34 Bab. 34. Menunda
35 Bab. 35. Balas Dendam Justin
36 Bab. 36. Sesuatu Syarat dari Alexandria
37 Bab. 37. Penguntit Alexandria
38 Bab. 38. Pengintai Di Mension William
39 Bab. 39. Menemukan Obyek Mencurigakan
40 Bab. 40. Menjebak Penguntit
41 Bab. 41. Penguntit Kedua
42 Bab. 42. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
43 Bab. 43. Bungkam
44 Bab. 44. Senjata Api
45 Bab. 45. Data Pelaku
46 Bab. 46. Tembakan
47 Bab. 47. Tertembak
48 Bab. 48. Memori Alexandria
49 Bab. 49. Membujuk Tuan Jonathan
50 Bab. 50. Gelora di Dada
51 Bab. 51. Pertemuan Vadeo dengan Keluarga William
52 Bab. 52. Tim Indipenden
53 Bab. 53. Proses Akuisisi Dimulai
54 Bab. 54. Kecurigaan Vadeo
55 Bab. 55. Datang ke Jonathan Co
56 Bab. 56. Strategi Alexandria
57 Bab. 57. Salah Sasaran
58 Bab. 58. Rencana Menjebak Justin
59 Bab. 59. Ijin Tuan William
60 Bab. 60. Justin Panik
61 Bab. 61. Menghadap Tuan William
62 Bab. 62. Pembicaraan Serius dengan Tuan William
63 Bab. 63. Aksi Dimulai
64 Bab. 64. Strategi Alexandria Berhasil
65 Bab. 65. Strategi Lain
66 Bab. 66. Pingsan
67 Bab. 67. Penculikan
68 Bab. 68. Menuju ke Villa
69 Bab. 69. Mempertahankan
70 Bab. 70. Curiga
71 Bab. 71. Penambah Gairah
72 Bab. 72. Aku Alexandria
73 Bab. 73. Meneruskan Hasrat
74 Bab. 74. Ternoda
75 Bab. 75. Emosi Vadeo
76 Bab. 76. Segerakan
77 Bab. 77. Tidak Fair
78 Bab. 78. Hotel Bintang Lima
79 Bab. 79. Perlawanan
80 Bab. 80. Pemeran Pengganti
81 Bab. 81. Rencana Nanti Malam
82 Bab. 82. Salah Paham
83 Bab. 83. Menit Menit Terakhir
84 Bab. 84. Terjebak
85 Bab. 85. Suntik Kebiri
86 Bab. 86. Rencana Pulang untuk Pergi
87 Bab. 87. Menunggu
88 Bab. 88. Jaminan Justin
89 Bab. 89. Menanti Justin
90 Bab. 90. Pasrah
91 Bab. 91. Ke Mension Jonathan
92 Bab. 92. Penculikan Lagi
93 Bab. 93. Menit Menit Kedatangan Justin
94 Bab. 94. Kedatangan Justin 1
95 Bab. 95. Kedatangan Justin 2 (Perjuangan Justin)
96 Bab. 96. Rencana Menjemput Riris
97 Bab. 97. Keraguan Alexandria
98 Bab. 98. Serius
99 Bab. 99. Cincin Spesial
100 Bab. 100. Dingin
101 Bab. 101. Vadeo Harus Pergi
102 Bab. 102. Lamaran
103 Bab. 103. Lamaran 2
104 Bab. 104. Pengakuan Alexandria
105 Bab. 105. Hukuman?
106 Bab. 106. Reward
107 Bab. 107. Pesan Alexandria
108 Bab. 108. Pamit
109 Bab. 108. Dijemput Seorang Perempuan
110 Bab. 110. Pengawal Vadeo
111 Bab. 111. Ulah Chaterine
112 Bab. 112. Dibawa Kabur
113 Bab. 113. Bantuan Alexandria
114 Bab. 114. Curiga
115 Bab. 115. Kecelakaan
116 Bab. 116. Siapa?
117 Bab. 117. Kehilangan Jejak
118 Bab. 118. Hebohnya Keluarga William
119 Bab. 119. Berbagi Tugas
120 Bab. 120. Harapan pada Alexandria
121 Bab. 121. Mual
122 Bab. 122. Rencana Richie
123 Bab. 123. Undangan dari Chaterine
124 Bab. 124. Adu Skenario
125 Bab. 125. Satu Hotel
126 Bab. 126. Menunggu
127 Bab. 127. Melepas Rindu
128 Bab. 128. Rumah Sakit
129 Bab. 129. Emosi Richie
130 Bab. 130. Ancaman Richie
131 Bab. 131. Menemui Chaterine
132 Bab. 132. Pernyataan Vadeo
133 Bab. 133. Tertangkap
134 Bab. 134. Cemas
135 Bab. 135. Richie Lari
136 Bab. 136. Mengejar Richie
137 Bab. 137. Baku Tembak
138 Bab. 138. Pulas
139 Bab. 139. Jatuh?
140 Bab. 140.
141 Bab. 141. Mencari
142 Bab. 142. Ke Kantor Polisi
143 Bab. 143. Bertemu Mobil Richie
144 Bab. 144. Menyerahkan Diri?
145 Bab. 145. Kembali ke Frankfurt
146 Bab. 146. Gerrit Hansen
147 Bab. 147. Seleksi
148 Bab. 148. Fix
149 Bab. 149. Cemburu
150 Bab. 150. Delay
151 Bab. 151. Cemas
152 Bab. 152. Tiba di Indonesia
153 Bab. 153. Persiapan Pernikahan (Dipingit)
154 Bab. 154.
155 Bab. 155. Rencana Menggagalkan Pernikahan
156 Bab. 156. Observasi
157 Bab. 157. Gagal?
158 Bab. 158. Sah
159 Bab. 159. Ekor Alexandria
160 Bab. 160. Kamar Pengantin
161 Bab. 161.
162 Bab. 162.
163 Bab. 163.
164 Bab. 164. Sudah Isi?
165 Bab. 165. Saatnya Periksa
166 Bab. 166. Kabar Buruk
167 Bab. 167.
168 Bab. 168. Kesedihan Alexandria
169 Bab. 169. Penolakan Vadeo
170 Bab. 170. Hadiah
171 Bab. 171. Pengawal untuk Alexandria
172 Bab. 172. Rahasia Keluarga
173 Bab. 173. Tersiksa Gelisah Kecewa
174 Bab. 174. Anti Radiasi
175 Bab. 175. Pulau Alexandria
176 Bab. 176. Tiga Perempuan
177 Bab. 177. Take Off
178 Bab. 178. Rumah Baru
179 Bab. 179.
180 Bab. 180.
181 Bab. 181.
182 Bab. 182.
183 Bab. 183.
184 Bab. 184.
185 Bab. 185.
186 Bab. 186.
187 Bab. 187.
188 Bab. 188.
189 Bab. 189.
190 Bab. 190.
191 Bab. 191
192 Bab. 192.
193 Bab. 193.
194 Bab. 194.
195 Bab. 195.
196 Bab. 196.
197 Bab. 197.
198 Bab. 198.
199 Bab. 199.
200 Bab. 200.
201 Bab. 201.
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205.
206 Bab. 206
207 Bab. 207.
208 Bab. 208.
209 Bab. 209.
210 Bab. 210.
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213.
214 Bab. 214.
215 Bab. 215.
216 Bab. 216
217 Bab. 217.
218 Bab. 218.
219 Bab. 219
220 Bab. 220.
221 Bab. 221.
222 Bab. 222.
223 Bab. 223.
224 Bab. 224.
225 Bab. 225
226 PENGUMUMAN
227 Bonchap 1. Inisial
228 Bonchap 2. Kedatangan Richardo
229 Bonchap 3. Ulah Baby Twins ( Anak Ajaib?)
230 Bonchap 4. Mengajak Baby Twins ke Pulau Alexandria
231 Bonchap. 5. Menuju Bukit Pohon Asam
232 Bonchap. 6. Berteman dengan Ular
233 Bonchap. 7. Vadeo Pingsan
234 Bonchap. 8. Ke Sungai
235 Bonchap. 9. Hadiah Buat Oma William
236 PROMO NOVEL BARU
237 PROMO NOVEL BARU
238 Promo Novel Married with Daddy
239 Promo Novel Baru
240 Promo Novel Baru
241 Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
242 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Bab. 1. Misi Dimulai
2
Bab. 2. Jonathan Co
3
Bab. 3. William Group
4
Bab. 4. Karyawan Baru
5
Bab. 5. Karyawan Kesayangan
6
Bab. 6. Kacamata Sandra
7
Bab. 7. Radar Bergetar
8
Bab. 8. Curiga
9
Bab. 9. Pindah Divisi
10
Bab. 10. Rahasia Sang Sekretaris
11
Bab. 11. Tawaran Sang Sekretaris
12
Bab. 12. Perjodohan Vadeo
13
Bab. 13. Pertunangan Vadeo
14
Bab. 14. Menjadi Sekretaris Pribadi Vadeo
15
Bab. 15. Titik Terang
16
Bab. 16. Curahan Hati Vadeo
17
Bab. 17. Mengumpulkan Bukti
18
Bab. 18. Jebakan Justin
19
Bab. 19. Dalam Bahaya
20
Bab. 20. Melarikan Diri
21
Bab. 21. Alarm
22
Bab. 22. Rumah Sakit
23
Bab. 23. Vadeo Mencari Sandra
24
Bab. 24. Kedatangan Alexandria
25
Bab. 25. Rencana Alexandria
26
Bab. 26. Laporan Alexandria
27
Bab. 27. Vadeo Memergoki Riris
28
Bab. 28. Rencana Baru Justin
29
Bab. 29. Proses Hukum Dimulai
30
Bab. 30. Justin Melarikan Diri
31
Bab. 31. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
32
Bab. 32. Di Ambang Kebingungan
33
Bab. 33. Rencana Justin Operasi Plastik
34
Bab. 34. Menunda
35
Bab. 35. Balas Dendam Justin
36
Bab. 36. Sesuatu Syarat dari Alexandria
37
Bab. 37. Penguntit Alexandria
38
Bab. 38. Pengintai Di Mension William
39
Bab. 39. Menemukan Obyek Mencurigakan
40
Bab. 40. Menjebak Penguntit
41
Bab. 41. Penguntit Kedua
42
Bab. 42. Pertemuan Vadeo dan Alexandria
43
Bab. 43. Bungkam
44
Bab. 44. Senjata Api
45
Bab. 45. Data Pelaku
46
Bab. 46. Tembakan
47
Bab. 47. Tertembak
48
Bab. 48. Memori Alexandria
49
Bab. 49. Membujuk Tuan Jonathan
50
Bab. 50. Gelora di Dada
51
Bab. 51. Pertemuan Vadeo dengan Keluarga William
52
Bab. 52. Tim Indipenden
53
Bab. 53. Proses Akuisisi Dimulai
54
Bab. 54. Kecurigaan Vadeo
55
Bab. 55. Datang ke Jonathan Co
56
Bab. 56. Strategi Alexandria
57
Bab. 57. Salah Sasaran
58
Bab. 58. Rencana Menjebak Justin
59
Bab. 59. Ijin Tuan William
60
Bab. 60. Justin Panik
61
Bab. 61. Menghadap Tuan William
62
Bab. 62. Pembicaraan Serius dengan Tuan William
63
Bab. 63. Aksi Dimulai
64
Bab. 64. Strategi Alexandria Berhasil
65
Bab. 65. Strategi Lain
66
Bab. 66. Pingsan
67
Bab. 67. Penculikan
68
Bab. 68. Menuju ke Villa
69
Bab. 69. Mempertahankan
70
Bab. 70. Curiga
71
Bab. 71. Penambah Gairah
72
Bab. 72. Aku Alexandria
73
Bab. 73. Meneruskan Hasrat
74
Bab. 74. Ternoda
75
Bab. 75. Emosi Vadeo
76
Bab. 76. Segerakan
77
Bab. 77. Tidak Fair
78
Bab. 78. Hotel Bintang Lima
79
Bab. 79. Perlawanan
80
Bab. 80. Pemeran Pengganti
81
Bab. 81. Rencana Nanti Malam
82
Bab. 82. Salah Paham
83
Bab. 83. Menit Menit Terakhir
84
Bab. 84. Terjebak
85
Bab. 85. Suntik Kebiri
86
Bab. 86. Rencana Pulang untuk Pergi
87
Bab. 87. Menunggu
88
Bab. 88. Jaminan Justin
89
Bab. 89. Menanti Justin
90
Bab. 90. Pasrah
91
Bab. 91. Ke Mension Jonathan
92
Bab. 92. Penculikan Lagi
93
Bab. 93. Menit Menit Kedatangan Justin
94
Bab. 94. Kedatangan Justin 1
95
Bab. 95. Kedatangan Justin 2 (Perjuangan Justin)
96
Bab. 96. Rencana Menjemput Riris
97
Bab. 97. Keraguan Alexandria
98
Bab. 98. Serius
99
Bab. 99. Cincin Spesial
100
Bab. 100. Dingin
101
Bab. 101. Vadeo Harus Pergi
102
Bab. 102. Lamaran
103
Bab. 103. Lamaran 2
104
Bab. 104. Pengakuan Alexandria
105
Bab. 105. Hukuman?
106
Bab. 106. Reward
107
Bab. 107. Pesan Alexandria
108
Bab. 108. Pamit
109
Bab. 108. Dijemput Seorang Perempuan
110
Bab. 110. Pengawal Vadeo
111
Bab. 111. Ulah Chaterine
112
Bab. 112. Dibawa Kabur
113
Bab. 113. Bantuan Alexandria
114
Bab. 114. Curiga
115
Bab. 115. Kecelakaan
116
Bab. 116. Siapa?
117
Bab. 117. Kehilangan Jejak
118
Bab. 118. Hebohnya Keluarga William
119
Bab. 119. Berbagi Tugas
120
Bab. 120. Harapan pada Alexandria
121
Bab. 121. Mual
122
Bab. 122. Rencana Richie
123
Bab. 123. Undangan dari Chaterine
124
Bab. 124. Adu Skenario
125
Bab. 125. Satu Hotel
126
Bab. 126. Menunggu
127
Bab. 127. Melepas Rindu
128
Bab. 128. Rumah Sakit
129
Bab. 129. Emosi Richie
130
Bab. 130. Ancaman Richie
131
Bab. 131. Menemui Chaterine
132
Bab. 132. Pernyataan Vadeo
133
Bab. 133. Tertangkap
134
Bab. 134. Cemas
135
Bab. 135. Richie Lari
136
Bab. 136. Mengejar Richie
137
Bab. 137. Baku Tembak
138
Bab. 138. Pulas
139
Bab. 139. Jatuh?
140
Bab. 140.
141
Bab. 141. Mencari
142
Bab. 142. Ke Kantor Polisi
143
Bab. 143. Bertemu Mobil Richie
144
Bab. 144. Menyerahkan Diri?
145
Bab. 145. Kembali ke Frankfurt
146
Bab. 146. Gerrit Hansen
147
Bab. 147. Seleksi
148
Bab. 148. Fix
149
Bab. 149. Cemburu
150
Bab. 150. Delay
151
Bab. 151. Cemas
152
Bab. 152. Tiba di Indonesia
153
Bab. 153. Persiapan Pernikahan (Dipingit)
154
Bab. 154.
155
Bab. 155. Rencana Menggagalkan Pernikahan
156
Bab. 156. Observasi
157
Bab. 157. Gagal?
158
Bab. 158. Sah
159
Bab. 159. Ekor Alexandria
160
Bab. 160. Kamar Pengantin
161
Bab. 161.
162
Bab. 162.
163
Bab. 163.
164
Bab. 164. Sudah Isi?
165
Bab. 165. Saatnya Periksa
166
Bab. 166. Kabar Buruk
167
Bab. 167.
168
Bab. 168. Kesedihan Alexandria
169
Bab. 169. Penolakan Vadeo
170
Bab. 170. Hadiah
171
Bab. 171. Pengawal untuk Alexandria
172
Bab. 172. Rahasia Keluarga
173
Bab. 173. Tersiksa Gelisah Kecewa
174
Bab. 174. Anti Radiasi
175
Bab. 175. Pulau Alexandria
176
Bab. 176. Tiga Perempuan
177
Bab. 177. Take Off
178
Bab. 178. Rumah Baru
179
Bab. 179.
180
Bab. 180.
181
Bab. 181.
182
Bab. 182.
183
Bab. 183.
184
Bab. 184.
185
Bab. 185.
186
Bab. 186.
187
Bab. 187.
188
Bab. 188.
189
Bab. 189.
190
Bab. 190.
191
Bab. 191
192
Bab. 192.
193
Bab. 193.
194
Bab. 194.
195
Bab. 195.
196
Bab. 196.
197
Bab. 197.
198
Bab. 198.
199
Bab. 199.
200
Bab. 200.
201
Bab. 201.
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205.
206
Bab. 206
207
Bab. 207.
208
Bab. 208.
209
Bab. 209.
210
Bab. 210.
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213.
214
Bab. 214.
215
Bab. 215.
216
Bab. 216
217
Bab. 217.
218
Bab. 218.
219
Bab. 219
220
Bab. 220.
221
Bab. 221.
222
Bab. 222.
223
Bab. 223.
224
Bab. 224.
225
Bab. 225
226
PENGUMUMAN
227
Bonchap 1. Inisial
228
Bonchap 2. Kedatangan Richardo
229
Bonchap 3. Ulah Baby Twins ( Anak Ajaib?)
230
Bonchap 4. Mengajak Baby Twins ke Pulau Alexandria
231
Bonchap. 5. Menuju Bukit Pohon Asam
232
Bonchap. 6. Berteman dengan Ular
233
Bonchap. 7. Vadeo Pingsan
234
Bonchap. 8. Ke Sungai
235
Bonchap. 9. Hadiah Buat Oma William
236
PROMO NOVEL BARU
237
PROMO NOVEL BARU
238
Promo Novel Married with Daddy
239
Promo Novel Baru
240
Promo Novel Baru
241
Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
242
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!