Setelah resmi menjadi tunangan Vadeo.. Riris tampak bahagia, dia merasa langkahnya tinggal satu tahap lagi agar secara resmi bisa menjadi istri Vadeo yaitu pernikahan. Riris bermaksud untuk melepaskan jabatannya sebagai sekretaris pribadi Vadeo, dengan pertimbangan Vadeo sudah di dalam genggaman tangannya. Dia akan memikirkan langkah selanjutnya setelah menjadi istri Vadeo. Agar bIsa cepat menguasai harta Jonathan Co dan membawanya kabur.
“Sayang... aku mau omong sesuatu.” ucap Riris sambil mendekati Vadeo. Dia lalu berdiri di samping kursi Vadeo, tangan Riris memeluk pundak Vadeo sambil mengusap usap pelan.
“Ada apa?” tanya Vadeo tanpa melepas pandangan matanya dari layar lap top yang berada di atas meja kerjanya.
“Aku mau resign.”
“Kamu tidak salah omong?” tanya Vadeo sambil menoleh menatap Riris.
“Tidak sayang, aku mau fokus ngurus persiapan pernikahan kita. Aku akan tetap bantu Jonathan Co dari rumah. Aku sudah minta pertimbangan Mama, beliau sangat setuju. Katanya kalau aku di rumah bisa ngurus anak anak kita kelak dengan baik.” jawab Riris dengan suara manjanya. Dia berbohong padahal dia memutuskan resign untuk memikirkan misi lanjutannya untuk mendapatkan harta Jonathan Co.
“Terus siapa gantimu. Aku belum mendapatkan sekretaris sedetail kamu dalam mengurus segala keperluanku.” ucap Vadeo sambil melanjutkan pekerjaannya.
“Aku sudah punya beberapa kandidat. Nanti kita pilih bersama ya...kalau kamu sudah tidak sibuk. Aku juga akan menyiapkan pekerjaan untuk masa transisi. Aku tidak akan langsung pergi begitu saja sayang....” ucap Riris masih nempel di tubuh Vadeo. Vadeo menganggukkan kepala dan masih sibuk bekerja. Riris pun lalu berjalan menuju ke meja kerjanya dan melanjutkan tugasnya.
Beberapa waktu kemudian setelah pekerjaan Vadeo selesai. Mereka berdua duduk di sofa menyeleksi calon sekretaris Vadeo berdasarkan laporan performa kerja para kandidat. Dari hasil seleksi pilihan Vadeo jatuh pada kandidat bernama Sandra.
“Sandra.” gumam Vadeo tidak habis pikir akhirnya Sandra yang terpilih, di luar dugaannya.
“Sudah aku bilang, dia anak yang berpotensi, cepat dapat mengupgrade diri, rajin, cekatan, detail dalam pekerjaan, tepat waktu....” ucap Riris memuji Sandra. Dia juga setuju jika Sandra yang terpilih karena Sandra tidak cantik dan sexy jadi tidak akan membuat Vadeo berpaling. Juga karena Sandra tidak membocorkan rahasia besarnya.
“Tapi bagaimana dengan make up nya itu.” ucap Vadeo sambil mengurut dahinya. Sebab dia memikirkan bagaimana kalau Sandra ikut meeting dengan koleganya yang kalangan atas.
“Lebih baik dia tanpa make up dari pada dengan make up nya seperti itu.” ucap Vadeo.
“Iya sayang, itu nanti bisa diatur yang penting pekerjaannya bagus.” ucap Riris sambil tersenyum senang.
Setelah deal mereka berdua memilih Sandra sebagai pengganti Riris. Riris lalu menyampaikan informasi tersebut kepada Stave kepala divisi HRD. Dan selanjutnya langsung memanggil Sandra. Divisi sekretaris langsung di bawah tanggung jawab CEO dan sekretaris pribadi CEO.
Sementara itu Sandra yang mendapat panggilan dari Riris terlihat kaget. Dia kuatir jika mendapatkan peringatan atau dipindah divisi lagi. Sebab dia sedang mencari ruangan Justin tetapi belum menemukan. Dan juga sangat sulit untuk bisa bertemu dengan Justin, hanya Dino wakil direktur pelaksana yang sering dia lihat.
“Apa aku membuat kecerobohan lagi menimbulkan kecurigaan.” gumam Sandra dalam hati. Dia sekarang melakukan misinya dengan lebih hati hati agar tidak menimbulkan masalah lagi.
Sandra lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju ke ruangan CEO. Karyawan yang lain saat melihat Sandra dipanggil Riris berharap Sandra mendapat teguran. Sandra mengetuk pelan pintu ruangan CEO, sambil menenangkan hatinya. Tidak lama pintu terbuka dan Sandra melangkahkan kakinya masuk. Pintu lalu otomatis tertutup setelah Sandra masuk ke dalam ruangan tersebut.
Tampak Vadeo duduk bersebelahan dengan Riris di sofa yang panjang. Posisi Mereka berdua sangat dekat dan Riris tampak menempel manja.
“Ehmmm maaf.” ucap Sandra takut mengganggu kemesraan mereka.
“Duduk San.” ucap Riris dengan nada manis. Sandra sampai kaget tidak biasanya Riris berkata dengan nada manis pada dirinya. Sandra lalu duduk di salah satu kursi sofa tersebut. Sandra mendudukkan sebagian pantatnya di ujung tepi sofa.
“Agak mundur dudukmu San, nanti kamu jatuh.” ucap Riris sambil tersenyum. Sandra lalu memundurkan sedikit pantatnya. Vadeo dan Riris lalu menyampaikan maksud tujuannya memanggil Sandra. Sandra tentu saja kaget tidak menyangka diangkat menjadi sekretaris pribadi Vadeo. Mengingat dengan penampilannya.
“Saya tidak salah dengar Pak? Nona?” tanya Sandra sambil menatap Vadeo dan Riris. Vadeo dan Riris tampak tersenyum.
“Nanti kamu dibantu oleh Pak Rio.” ucap Riris kemudian memberitahu Sandra kalau beban tugasnya tidak ditanggung sendiri ada Pak Rio karyawan senior yang akan membantunya.
“Job diskripsi sudah aku kirim ke alamat email mu. Pak Rio juga sudah aku beritahu kalau dia sekarang kerjasama dengan kamu bukan dengan aku lagi. Tetapi ada masa transisi San, aku tidak langsung pergi.” ucap Riris lagi, lalu terlihat Vadeo menoleh menatap Riris mengingatkan syarat dari Vadeo.
“Ha... ha... iya iya... San kamu tidak usah pakai make up ya.. Tuan Vadeo tidak suka dengan make up mu.” ucap Riris sambil tertawa. Sedangkan Sandra tampak tertunduk malu.
Setelah selesai mendapat arahan dari Vadeo dan Riris, Sandra pamit dan tentu saja mengucapkan banyak terimakasih. Sandra senang sebab dengan job barunya dia memperkirakan akan dengan mudah mendapatkan ruangan Justin dan juga akan banyak kemungkinan bjsa bertemu dengan Justin dan orang tua Vadeo.
“Tidak menyangka akhirnya aku mendapat jalan lebih mudah untuk mendapatkan bukti bukti itu.” gumam Sandra dalam hati sambil melangkah menuju ke ruang divisi sekretaris.
Saat memasuki ruangan divisi sekretaris, terlihat wajah masam semua karyawan. Pak Rio yang sudah mendapat informasi dari Riris tentu saja kaget dan menyebarkan berita itu pada seluruh karyawan di divisi sekretaris. Mereka semua iri pada Sandra yang terpilih menjadi sekretaris pribadi Vadeo menggantikan Riris.
“Kok bisa sih badut cupu jadi sekretaris pribadi CEO. Ha... ha... mungkin Nona Riris takut kalau yang gantiin yang canxy canxy kayak kita...” ucap salah satu karyawan yang cantik dan sexy.
Sandra tidak mau ambil peduli pada sindiran dan ejekan dari karyawan karyawan divisi sekretaris. Sandra memandang sekilas Pak Rio, tampak Pak Rio tersenyum padanya. Dia hanya berharap Pak Rio tidak seperti karyawan yang lain karena dia harus banyak bekerja sama dengan Pak Rio.
Sementara Pak Rio hanya diam saja, sebab dia sudah tahu kenapa Sandra yang terpilih menjadi sekretaris pribadi Vadeo. Vadeo dan Riris sudah menyampaikan alasannya memilih Sandra karena performa kerja Sandra.
Berita Sandra menjadi sekretaris pribadi Vadeo dengan cepat langsung tersebar ke seluruh penjuru perusahaan. Termasuk Justin. Di dalam ruangannya Justin tersenyum dengan senyuman yang sulit diartikan.
“Din, anak panti yang dibilang gembel itu sekarang menjadi sekretaris pribadi Vadeo he...he...” ucap Justin pada Dino sang wakilnya.
“Informasi dari Stave itu anak pernah dicurigai Tuan Jonathan tetapi ternyata tidak membahayakan jadi memang diperkirakan dia anak panti yang cerdas. Tingkat penasarannya yang tinggi itu, yang membuat Tuan Jonathan dulu mencurigainya.” ucap Dino sang wakil.
“Tapi aku jadi malas menemui Vadeo di ruangannya, kalau kemarin kemarin kan ada Riris yang segar ha...ha.. besok kamu saja kalau menyampaikan laporan kerja ke Deo ha...ha....”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Santy Listyana Dewi
belum tau mereka siapa Sandra...
2022-11-24
2
Kinan Rosa
ya kalau Justin tak keluar percuma dong
Justin aku peringatkan pada mu awas aja kamu naksir nanti ya
2022-11-16
2
Nit_Nit
haduh kalo Justin tidak mau ke ruangan vadeo jadi susah dong ketemu sandra
2022-08-04
3