SERAKAH

SERAKAH

Bab 01. Surat Warisan 1

Seorang Ibu baru saja selesai masak, dengan wajah berseri ia meletakkan semua makanan yang baru saja ia masak di atas meja makan. Terlihat ada 5 piring, dan gelas berisi air putih di atas meja. Ibu tersebut menolehkan wajahnya ke sisi kiri, ruang makan yang ternyata terhubung dengan ruang Tv keluarga, dan terlihat 1 pintu kamar. Rumah bergaya klasik modern dengan warna cat krem muda.

“Azzam, Rabbani, Yusi.” Ucap Ibu tersebut memanggil dengan lembut, bibirnya tersenyum manis, kedua mata menatap ketiga orang anak yang berjalan ke arahnya. 2 anak laki-laki berusia 19 dan 21 tahun, dan 1 lagi anak perempuan berusia 16 tahun.

“Iya, Bu.” Sahut ketiga anaknya serentak.

“Sudah waktunya kita untuk makan malam, Ibu akan jemput Ayah di kamar. Jika kalian lapar, kalian boleh makan terlebih dahulu.” Ucap Ibu tersebut, sebut saja Laras. Tangan kanan Laras mengarah ke kamar yang tak jauh dari ruang Tv keluarga. “Ibu ke kamar dulu.”

“Kami akan tunggu Ibu, dan Ayah.” Sahut ketiga anaknya sekali lagi dengan serentak.

“Baik. Ibu akan segera kembali.”

Dengan cepat Laras melangkahkan kedua kakinya menuju kamar yang berada di lantai 1 yang langsung terhubung dengan ruang Tv keluarga dan ruang makan. 5 menit kemudian Laras keluar dengan seorang pria paru baya, rambut di penuhi rambut putih, syal melingkar di jenjang leher, dan baju yang di kenakan semuanya serba panjang dan tebal.

Melihat Laras mendorong pelan kursi roda yang dinaiki seorang pria paruh baya seperti sedang sakit-sakitan, Rabbani segera berdiri. Rabbani mengayunkan kedua kakinya dengan cepat mendekati Laras.

“Aku saja yang mendorong Ayah.” Ucap Rabbani, ia segera menukar posisi Ibunya yang tadinya mendorong kursi roda Ayahnya yaitu Deni, kini Laras berdiri di sisi kanannya.

“Tidak perlu nak.” Sahut Deni, kedua mata melirik ke sisi kiri.

“Ayah tenang saja, Ibu sudah capek masak. Ini saatnya peran Rabbani untuk mengantarkan Ayah ke meja makan buat kita makan bersama di sana.”

“Kamu memang keras kepala.” Sahut Laras, tangan kanan menepuk bahu kanan Rabbani.

Rabbani mendorong kursi roda yang di duduki Deni, sedangkan Laras berjalan di samping kanan Rabbani.

Rabbani adalah putra kedua dari Deni dan Laras. Wajah tampan, kulit hitam manis bersanding dengan sifat dan sikap baik yang ia miliki. Namun, sifat dan sikap baik Rabbani malah di pikir buruk oleh Abang dan Adeknya, yaitu Azzam dan Yusi. Semua semata-mata hanya untuk harta, itulah yang tersirat di dalam pikiran Azzam dan Yusi.

Dari kejauhan terlihat 2 pasang mata menatap Rabbani tajam, tatapan tersebut dari kedua anak Laras, yaitu Azzam dan Yusi. Bukan hanya tatapan saja yang tajam, tapi bibir mereka berdua juga saling mengumpat satu sama lain.

“Lihat itu, Rabbani. Dia selalu cari muka sama Ayah. Aku sangat yakin jika semua perbuatannya semata-mata hanya untuk harta warisan.” Bisik Yusi, kedua mata masih terus menatap tajam Rabbani dan Laras.

“Iya. Aku juga pikir begitu, dasar manusia SERAKAH. Aku sangat yakin jika dirinya akan meminta bagian lebih besar dari kita. Awas saja jika Ayah dan Ibu tidak berlaku adil pada kita berdua.” Sahut Azzam berbisik.

Azzam dan Yusi saling menyikut saat Rabbani, Laras dan Deni mendekati ruang makan yang langsung terhubung ruang Tv keluarga dan kamar milik Laras dan Deni.

Laras menghentikan kedua kakinya, kedua tangan menarik kursi utama dan digantikan dengan kursi roda yang duduki Deni.

“Loh! Kenapa kalian berdua belum makan?” tanya Laras kepada Azzam dan Yusi.

“Yusi tidak enak jika makan sendiri tanpa di temani oleh Ayah dan Ibu.”

“Iya, Azzam juga.”

Bibir Laras mengulas senyum manis, kepala menggeleng, kedua tangan menciduk nasi bubur ke dalam mangkuk kaca, “Dasar, punya anak sudah besar-besar tapi kenapa sikap dan sifatnya masih seperti anak kecil. Bagaimana kalau nanti kalian jauh dari Ayah dan Ibu?”

“Itu tidak akan terjadi. Yusi akan terus bersama dengan Ayah dan Ibu.”

“Azzam juga.”

“Sudah-sudah. Nanti lagi kita mengobrol nya, sudah saatnya makan malam sebelum semua masakan Ibu menjadi dingin.” Ucap Laras memutus percakapan mereka.

.

.

.

🍃🍃1 jam kemudian. 🍃🍃

Deni menyuruh Laras mengambil amplop berwarna coklat yang berada di dalam brankas miliknya yang berada di dalam kamar. Dengan langkah cepat Laras berjalan ke arah Deni, memberikan amplop berwarna coklat yang terlihat tebal.

Azzam, dan Yusi saling memandang satu sama lain, bibir mereka melempar senyum manis seolah sudah mengerti isi dari amplop berwarna coklat tersebut. Rabbani sendiri malah sibuk menyusun piring yang baru saja dicucinya ke dalam rak lemari piring gantung.

‘Aku sangat yakin jika itu adalah surat warisan yang akan di bacakan oleh Ayah. Baguslah Ayah membacakannya sekarang, berarti Ayah sadar jika hidupnya sudah tidak lama lagi. Aku anak pertama, sudah pasti hak 'ku lebih banyak dari Rabbani dan Yusi.’ Batin Azzam.

‘Pasti itu surat warisan buat kami. Harta Ayah, ‘kan banyak. Aku anak perempuan satu-satunya, dulu sebelum Ayah mengalami sakit keras, Ayah sangat menyayangiku. Aku yakin jika harta milikku akan jauh lebih banyak dari abang-abangku yang sudah memiliki usaha sejak dini.’ Batin Yusi.

Deni menatap punggung Rabbani yang sedang berdiri di depan lemari gantung piring, kedua tangan masih terus merapihkan piring, mangkuk dan gelas.

“Rabbani. Tolong hentikan sejenak pekerjaan kamu, dan duduk di sini. Ayah ingin menyampaikan sesuatu buat anak-anak Ayah.”

“Baik, Ayah.” Sahut Rabbani, kedua tangan segera menutup pintu lemari piring, kedua tangan yang masih basah di keringkan di serbet yang menggantung di atas wastafel.

Suasana terlihat tenang dan damai, Laras sebagai seorang istri berdiri di belakang kursi roda Deni, bibirnya terus tersenyum manis kepada anak-anaknya.

Deni perlahan mengeluarkan beberapa lembar berkas-berkas terlihat penting dari amplop berwarna coklat. Setelah semua berkas keluar dari dalam amplop berwarna coklat, Deni menatap satu persatu wajah dari ketiga anaknya, dan berakhir pada Azzam.

“Anak-anakku, berkas yang Ayah pegang ini adalah berkas tentang warisan buat Azzam, Rabbani dan juga Yusi. Selagi Ayah masih bisa bernafas dan berbicara walau hanya sedikit, dan tidak tahu kapan Ayah akan kembali ke sisi Allah. Ayah akan meminta tolong kepada Ibu untuk segera membacakan surat warisan yang sudah Ayah tulisan buat anak-anak Ayah.” Ucap Deni, tangan kanan yang gemetar berusaha memberikan surat yang berisi warisan kepada Laras yang berdiri di belakangnya, “Istriku, tolong bacakan isi surat ini buat anak-anak kita.”

“Baik suamiku.” Sahut Laras segera mengambil surat warisan dari tangan Deni. Laras menarik nafas panjang sebelum membaca surat warisan yang berada di tangan kanannya. Tatapan serius ia alihkan ke masing-masing wajah anak-anaknya yang terlihat serius dan tegang.

Laras menarik tatapannya, ia mulai menurutkan pandangannya menatap surat warisan yang berada di hadapannya. Baru saja melihat isi surat warisan yang di buat oleh suaminya, Laras membulatkan kedua matanya dengan sempurna.

Tatapan Laras membuat Azzam dan Yusi mulai merasa tak nyaman, membuat mereka terus bertanya-tanya di dalam hati.

...Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Authophille09

Authophille09

Cinta karena Perjodohan mampir nih kak, bawa paket lengkap nya juga💪

2022-12-18

0

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Kakak, aku datang ya. memberi bunga mawar biar kakak lebih semangat 😂

2022-11-23

0

Zenun

Zenun

pasti warisannya lebih besar Rabani

2022-09-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Surat Warisan 1
2 Bab 02. Isi surat Warisan 2
3 Bab 03. Mengenang perjuangan
4 Bab 04. Apa yang harus aku lakukan?
5 Bab 05. Pasrah
6 Bab 06. Hanya kamu.
7 Bab 07. Rumah Sakit
8 Bab 08. Sampai kapan?
9 Bab 09. Menghibur Istri orang.
10 Bab 10. Pria dan botol Obat Misterius.
11 Bab 11. Mencoba Ikhlas.
12 Bab 12. Hari kedua kepergian Ayah.
13 Bab 13. TEROR 1
14 Bab 14. Aku akan menunggumu
15 Bab 15.
16 Bab 16. Terbawa ke alam nyata
17 Bab 17. Pepet terus
18 Bab 18. Azzam di Labrak
19 Bab 19. Keluar kamu
20 Bab 20. Misi pertama Azzam
21 Bab 21. Perlahan tapi pasti
22 BAB 22. Pantulan Cermin
23 BAB 23. Rayuan Maut.
24 BAB 24. Peluk Ibumu, Nak!
25 BAB 25. Main petak umpet di kamar
26 BAB 26. Hanya teman
27 BAB 27. Karena sakit hati
28 BAB 28. Pesan hangat
29 BAB 29. Awal ketidaksukaan Yusi
30 Bab 30. AKAL YUSI
31 BAB 31. KEKECEWAAN
32 BAB 32. RENCANA BARU
33 BAB 33. TIDAK BEKERJA, tidak Berupah
34 BAB 34. HALUSINASI
35 BAB 35. APAKAH IBU INGIN KE SURGA?
36 BAB 36. Kedatangan ARWAH LARAS
37 BAB 37. JASAD YANG MEMBENGKAK
38 BAB 38. HANTU di tempat KARAOKE
39 BAB 39. KECURIGAAN RABBANI
40 BAB 40. BERAKHIR
41 BAB 41. Gara-gara Clara
42 BAB 42. Menebus kesalahan Azzam
43 BAB 43. WANITA PATUT DIHARGAI
44 BAB 44. Hasrat Janda
45 BAB 45. Dibalik Penolakan Ben
46 BAB 46. Teru-Teru Buzo
47 BAB 47. Aku seperti Seorang PELAKOR
48 BAB 48. Kekuatan KEK RUSDI
49 BAB 49. Demi, Pelet Jaran Goyang
50 BAB 50. Bukan Bulan Madu
51 BAB 51. Clara! wanita Malam
52 BAB 52. Jangan sampai aku!
53 BAB 53. Bantu aku, Clara
54 BAB 54. Di dunia ini Semuanya Nyata
55 BAB 55. Curahan Hati
56 BAB 56. MABUK
57 BAB 57. Suruhan Rashi
58 BAB 58. Balasan buat Rashi
59 BAB 59. Kembali melamar
60 BAB 60. Menunggu Hari H
61 BAB 61. Satu hari menjelang Pernikahan
62 BAB 62. Menjelang Pernikahan.
63 BAB 63. KEMURKAAN Rabbani
64 BAB 64. Kehamilan di hari pernikahan.
65 BAB 65. ITU HARAPANKU
66 BAB 66. Tidak akan pernah menyerah
67 BAB 67. APA KALIAN YAKIN?
68 BAB 68. SOSOK BERBULU
69 BAB 69. 1 minggu setelah Syarat
70 BAB 70. Pak Ustad dan KEK RUSDI
71 BAB 71. Rasa sakit dan sikap berbeda
72 BAB 72. Meja aja bisa basah apa lagi yang lain
73 BAB 73. AKU ADALAH AKU. KAMU ADALAH KAMU!
74 BAB 74. Teror 1 buat Anggun
75 BAB 75. Arwah Clara
76 BAB 76. Kok mirip ya?
77 BAB 77. Bagaimana bisa Usus Mengandung?
78 BAB 78. Di saat hujan petir
79 BAB 79. Berhentilah Anggun
80 BAB 80. Aku akan melakukan apa pun Kek
81 BAB 81. Makanan
82 BAB 82. Aku sangat mencintai kamu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 01. Surat Warisan 1
2
Bab 02. Isi surat Warisan 2
3
Bab 03. Mengenang perjuangan
4
Bab 04. Apa yang harus aku lakukan?
5
Bab 05. Pasrah
6
Bab 06. Hanya kamu.
7
Bab 07. Rumah Sakit
8
Bab 08. Sampai kapan?
9
Bab 09. Menghibur Istri orang.
10
Bab 10. Pria dan botol Obat Misterius.
11
Bab 11. Mencoba Ikhlas.
12
Bab 12. Hari kedua kepergian Ayah.
13
Bab 13. TEROR 1
14
Bab 14. Aku akan menunggumu
15
Bab 15.
16
Bab 16. Terbawa ke alam nyata
17
Bab 17. Pepet terus
18
Bab 18. Azzam di Labrak
19
Bab 19. Keluar kamu
20
Bab 20. Misi pertama Azzam
21
Bab 21. Perlahan tapi pasti
22
BAB 22. Pantulan Cermin
23
BAB 23. Rayuan Maut.
24
BAB 24. Peluk Ibumu, Nak!
25
BAB 25. Main petak umpet di kamar
26
BAB 26. Hanya teman
27
BAB 27. Karena sakit hati
28
BAB 28. Pesan hangat
29
BAB 29. Awal ketidaksukaan Yusi
30
Bab 30. AKAL YUSI
31
BAB 31. KEKECEWAAN
32
BAB 32. RENCANA BARU
33
BAB 33. TIDAK BEKERJA, tidak Berupah
34
BAB 34. HALUSINASI
35
BAB 35. APAKAH IBU INGIN KE SURGA?
36
BAB 36. Kedatangan ARWAH LARAS
37
BAB 37. JASAD YANG MEMBENGKAK
38
BAB 38. HANTU di tempat KARAOKE
39
BAB 39. KECURIGAAN RABBANI
40
BAB 40. BERAKHIR
41
BAB 41. Gara-gara Clara
42
BAB 42. Menebus kesalahan Azzam
43
BAB 43. WANITA PATUT DIHARGAI
44
BAB 44. Hasrat Janda
45
BAB 45. Dibalik Penolakan Ben
46
BAB 46. Teru-Teru Buzo
47
BAB 47. Aku seperti Seorang PELAKOR
48
BAB 48. Kekuatan KEK RUSDI
49
BAB 49. Demi, Pelet Jaran Goyang
50
BAB 50. Bukan Bulan Madu
51
BAB 51. Clara! wanita Malam
52
BAB 52. Jangan sampai aku!
53
BAB 53. Bantu aku, Clara
54
BAB 54. Di dunia ini Semuanya Nyata
55
BAB 55. Curahan Hati
56
BAB 56. MABUK
57
BAB 57. Suruhan Rashi
58
BAB 58. Balasan buat Rashi
59
BAB 59. Kembali melamar
60
BAB 60. Menunggu Hari H
61
BAB 61. Satu hari menjelang Pernikahan
62
BAB 62. Menjelang Pernikahan.
63
BAB 63. KEMURKAAN Rabbani
64
BAB 64. Kehamilan di hari pernikahan.
65
BAB 65. ITU HARAPANKU
66
BAB 66. Tidak akan pernah menyerah
67
BAB 67. APA KALIAN YAKIN?
68
BAB 68. SOSOK BERBULU
69
BAB 69. 1 minggu setelah Syarat
70
BAB 70. Pak Ustad dan KEK RUSDI
71
BAB 71. Rasa sakit dan sikap berbeda
72
BAB 72. Meja aja bisa basah apa lagi yang lain
73
BAB 73. AKU ADALAH AKU. KAMU ADALAH KAMU!
74
BAB 74. Teror 1 buat Anggun
75
BAB 75. Arwah Clara
76
BAB 76. Kok mirip ya?
77
BAB 77. Bagaimana bisa Usus Mengandung?
78
BAB 78. Di saat hujan petir
79
BAB 79. Berhentilah Anggun
80
BAB 80. Aku akan melakukan apa pun Kek
81
BAB 81. Makanan
82
BAB 82. Aku sangat mencintai kamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!