Aku Sang Pelakor

Aku Sang Pelakor

Bab. 1

"Permisi Bu, ini pakaian ibu," ujar Gea Morina seraya menyerahkan kantong hitam besar berisi pakaian yang sudah ia cuci dan setrika.

"Oh, nak Gea! Makasih ya nak! Tunggu sebentar ya!" Ujar ibu yang menjadi langganan Gea untuk minta cucikan bajunya. Lalu ibu itu masuk ke dalam rumahnya dan tak lama keluar lagi. "Nih nak, itu upah Minggu ini dan ini ambil. Ibu kemarin buat kue. Silahkan dicicip ya, nak!" ujar ibu itu seraya menyerahkan uang senilai 250 ribu dan sebuah box kecil berisi kue.

"Ya ampun, makasih banyak ya Bu! Tau aja Gea belum sempat sarapan. Hehehe ... " ujar Gea seraya terkekeh ceria.

"Tuh, bener dugaan ibu! Kamu itu terlalu bekerja keras, nak sampai mengabaikan kesehatan kamu sendiri," tukas ibu bernama Ayu itu yang memang sudah tahu bagaimana kehidupan Gea sejak kecil sebab ibu Ayu merupakan tetangga Gea. Ibu Ayu iba melihat gadis 23 tahun itu, dimana gadis-gadis seusianya sedang sibuk bersenang-senang dengan teman-temannya, Gea justru sibuk banting tulang untuk mengobati penyakit ibunya juga memenuhi segala kebutuhan hidup ia dan ibunya.

"Gea nggak papa kok, Bu. Gea sehat. Nih, lihat, berkat kerja keras, Gea jadi ada ototnya," gurau Gea seraya terkekeh geli. Ibu Ayu pun ikut terkekeh melihat tingkah Gea yang tetap ceria meskipun hidupnya jauh dari kata bahagia. "Gea pamit dulu ya, Bu! Udah waktunya buka minimarket," pamit Gea.

"Hati-hati di jalan ya nak! Jangan lupa makan kue dari ibu biar tambah strong!" ucap Bu Ayu sambil melambaikan tangan pada Gea yang sudah mulai mengayuh sepedanya yang dibalas Gea dengan lambaian tangan pula.

***

"Selamat datang di Happy Mart! Selamat berbelanja!" ucap Gea saat ada pelanggan yang masuk ke dalam minimarket tempat dia bekerja dengan tangan yang tetap sibuk menscreening belanjaan pelanggan.

"Mau tambah pulsa, kak?" tawar Gea pada pelanggan yang usianya sepertinya tidak jauh berbeda dengan dirinya.

"Oh, boleh! Saya mau yang 100 ya!"

"Nomornya?"

"08575xxxxxxx."

"Udah kak, silahkan dicek," ujar Gea setelah mengisikan pulsa pelanggan tersebut.

"Ya, udah masuk," sahutnya setelah mengecek ponselnya.

"Jadi totalnya 289.000 kak," ujar Gea. Lalu perempuan itu menyerahkan 3 lembar uang seratus ribuan pada Gea. Gea pun segera mengambilnya dan menyerahkan kembaliannya seraya mengucapkan terima kasih dengan ramah.

Sore hari, sepulang bekerja, Gea kembali mampir ke rumah Bu Ayu dan pelanggan lainnya untuk mengambil pakaian kotor. Ia akan mencucinya pagi-pagi sekali. Sedangkan menyetrikanya saat malam hari, sehingga keesokan harinya bisa segera ia antarkan ke pelanggan dalam keadaan yang sudah bersih, rapi, dan wangi.

"Bu, makan yuk!" ajak Gea pada sang ibu yang tengah bersandar di sandaran ranjang yang terbuat dari rangkaian besi yang merupakan ranjang model lama peninggalan mendiang orang tua sang ibu.

Ibu Gea, Martini pun tersenyum lalu mengusap surai panjang Gea yang masih basah karena belum lama selesai mandi.

"Maafkan ibu, ya nduk, sudah buat kamu kesusahan kayak gini," ucap Ibunya dengan mata berkaca-kaca. Sebenarnya ia tak tega membuat anaknya tersebut harus banting tulang setiap hari. Bahkan Gea sampai tak pernah menyempatkan bersenang-senang ataupun berkumpul dengan teman-temannya karena terlalu sibuk mencari pundi-pundi rupiah dari pagi hingga matahari terbenam.

"Bu, kok masih aja sih ngomong gitu! Entar Gea ngambek lho!" cebik Gea yang kesal karena ibunya selalu saja merasa bersalah saat melihatnya harus banting tulang setiap hari.

Martini tersenyum lirih, anaknya memang sangat tak suka melihat ibunya tampak melow karena melihatnya selalu bekerja keras tak kenal waktu.

"Iya, iya, maaf. Kamu masak apa, nduk?"

Gea pun tersenyum sumringah melihat senyum sang ibu.

"Gea masak tumis udang brokoli, Bu. Eh, ada kue juga. Tadi dikasih sama Bu Ayu. Kuenya enak lho, Bu," ujar Gea semangat.

Kuenya memang sangat enak. Karena terlalu enak, ia pun tak rela menghabiskannya seorang diri. Setelah mencicipi satu potong, Gea kembali menyimpan kue tersebut agar bisa ia santap bersama sang ibu.

"Oh ya! Ayu itu emang dari kecil baik banget sama ibu. Padahal ibu sama Ayu itu udah terpisah bertahun-tahun, tapi waktu kita ketemu lagi saat pindah ke sini, eh dia masih ingat dengan ibu dan masih baik aja sama kayak dulu. Anak-anaknya juga baik," cerita Martini saat mengingat masa lalunya dahulu dengan Bu Ayu.

"Iya, Bu. Keluarganya juga harmonis. Pak Toni juga sayang banget sama Bu Ayu. Udah baik, cantik, beruntung banget ya Bu jadi Bu Ayu." Mata Gea menerawang. Mengapa nasib mereka tak seindah keluarga Bu Ayu.

"Udah yuk, katanya mau makan! Ibu udah lapar nih!" ujar Martini lemah.

Lalu Gea pun segera mengambilkan nasi dan sayur untuk ibundanya. Gea pun menyuapi ibunya dengan telaten dan penuh kasih sayang. Setelah selesai menyuapi ibunya makan, Gea mengambil obat dan segelas air putih kemudian membantu ibunya minum obat. Setelah selesai, barulah ia makan sembari menunggui sang ibu terlelap.

"Ibu yang kuat ya! Gea akan berjuang agar ibu bisa sehat. Gea nggak mau kehilangan ibu. Gea nggak punya siapa-siapa lagi selain ibu. Gea nggak masalah kok banting tulang setiap hari asalkan ibu tetap sehat dan tersenyum, itu udah buat Gea bahagia," gumam Gea sembari menggenggam erat tangan ibunya kemudian mengecupinya.

Setelah selesai makan, ia segera membereskan piring kotor dan mencucinya. Sesudahnya, ia mulai menyetrika semua pakaian yang sudah kering agar besok pagi bisa segera ia antarkan kepada pemiliknya.

***

"Istri kamu mana?" tanya Nathalia pada sang putra setelah masuk ke dalam rumah super besar milik putranya itu.

Calvin hanya bisa menghela nafas panjang, selalu saja seperti itu. Setiap ibunya datang, pasti yang ia tanyakan keberadaan istrinya, bukan bertanya bagaimana kabar dirinya. Tapi ia maklum, itu karena setiap ibunya datang, istrinya tak pernah ada di rumah.

"Cia sedang berada di Prancis, ma. Dia ada peragaan busana di sana. Ia didapuk sebagai desainer berbakat dari Asia mewakili Indonesia," ujar Calvin seraya menghempaskan bokongnya di sofa yang berseberangan dengan sang ibu.

"Kontes, peragaan busana, parade busana, lomba, ini, itu, segalanya diikutin, kayak nggak ada puasnya. Mau sampai kapan kalian kayak gini? Kamu itu harusnya tegas Vin sama istri kamu itu? Mana tanggung jawab dan kewajiban dia sebagai seorang istri? Sampai sekarang, mama nggak pernah melihat sekalipun dia ngurusin kamu. Nikah itu bukan cuma itu menyenangkan hasrat duniawi, Vin. Istri itu bukan cuma partner di atas ranjang. Ada hak dan kewajiban yang mesti dilakukan. Kamu lihat mama, sebelum menikah mama juga wanita karir, setelah menikah pun masih tapi mama masih ingat tanggung jawab dan kewajiban mama sebagai seorang istri. Apalagi saat kamu lahir. Mama rela melepaskan karir mama demi fokus sama kamu. Setelah kamu cukup umur, baru mama terjun lagi ke dunia bisnis yang sempat mama tinggal tapi tetap mama nggak serta merta melepaskan tanggung jawab mama ke kamu dan papa. Seharusnya kalian ngerti itu. Jangan cuma mikirin karir dan popularitas aja. Kalian ini udah 3 tahun menikah, tapi masih kayak gitu-gitu aja. Apalagi mama juga udah kepingin gendong cucu, tapi istri kamu itu malah nggak mau. Takut bener karirnya hancur gara-gara hamil. Pemikiran istri kamu itu benar-benar kacau. Nyesel mama kasih restu ke kalian. Kalau tahunya begini, mending kamu nggak usah nikah sekalian. Udah nikah tapi masih kayak bujangan, nggak ada yang ngurusin. Apa kamu nggak pingin kayak papa kamu, ada yang urusin? Makan disiapin, tidur ditemenin, pulang kerja ada yang menyambut, pergi kerja ada yang antar sampai ke depan pintu, pakaian disiapin, dasi dipasangin, mau ke pesta ada yang temenin. Kamu nggak pingin kayak gitu?" omel Nathalia yang sudah sangat jengah melihat kelakuan sang menantu yang jauh dari harapannya.

Calvin terdiam membisu. Ia tak mampu berkata-kata. Dalam hati pun sebenarnya ia ingin seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, istrinya lebih mementingkan karirnya dan ia tidak ingin menjadi penghambat karir sang istri. Ya, mungkin ini merupakan definisi bucin. Sepertinya Calvin Alviano telah mejadi bucin seorang Anastasia Hill sehingga ia menerima saja apa yang ingin dilakukan sang istri. Mungkin sebagian orang akan menilainya bodoh, tapi mau bagaimana lagi bila cinta sudah membutakan akal sehat seseorang sehingga apapun yang dilakukan meskipun itu salah tetap saja ia benarkan.

Halo kak, mohon dukungannya ya! Mohon tap love, like, komen, dan vote, serta tonton iklannya ya! Novel ini othor ikutin lomba dengan tema konflik rumah tangga dan POV pelakor. Terima kasih. 🙏🙏🙏🥰🥰🥰

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

tapi karir juga penting lho ma...
istri bukan pembantu ya suruh ini itu 😂
kadang jadi ibu rumah tangga juga disepelekan gk dianggap karena gk punya penghasilan

2024-06-13

0

lindsey

lindsey

wah temennya eza nih😁

2024-03-16

0

🌸 Airyein 🌸

🌸 Airyein 🌸

Baru mampir kayanya seru

2024-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!