Bab. 20

Sepulang dari kantor Calvin, Gea bersikap seperti biasa. Ia tetap melayani Calvin dengan begitu baik. Setiap gerak-gerik Gea tak luput dari pandangan Calvin. Sepertinya, ia telah benar-benar tersihir dengan pesona Gea. Mungkin bila dinovelkan, kisah cintanya ini cocok diberi judul "Terjerat Pesona Asisten Pribadi". Dalam diam, Calvin menyunggingkan senyum. Bisa-bisanya ia memikirkan hal tersebut saat melihat Gea sedang menghidangkan makan malam yang dibuatkan khusus untuknya. Salahkah dirinya ingin memperistri Gea sebab Gea memiliki semua kriteria istri idaman? Gea bukan hanya mampu melayaninya dengan baik, tapi ia juga bisa memberikannya kenyamanan.

"Silahkan dimakan, tuan!" ujar Gea setelah semuanya terhidang.

Calvin mengangguk lalu segera menyantap makan malam istimewa itu dengan lahap.

...***...

Seminggu telah berlalu, tapi Gea belum juga memberikan kepastian. Calvin tampak mondar-mandir di depan kamar Gea yang terkunci. Sampai kapan ia harus menunggu jawaban sedangkan ia sudah begitu mendamba Gea menjadi istrinya, pendampingnya.

Ceklek ...

Netra Gea melebar saat melihat Calvin tengah berdiri menjulang tinggi di hadapannya. Gea kebingungan, ada tujuan apa atasannya itu berdiri di sini, pikirnya.

"Tuan butuh sesuatu?" tanya Gea.

Calvin menarik tangan kanannya ke belakang tengkuk dan mengusapnya. Ia salah tingkah sendiri di hadapan Gea. Bisa-bisanya ia bersikap konyol seperti ini hanya karena menanti sebuah jawaban.

"Emmm ... tidak. Aku tidak butuh apa-apa," jawabnya sedikit ragu membuat Gea menarik kedua alisnya ke atas.

"Lalu ... untuk apa tuan berdiri di sini?" tanya Gea bingung.

"Aku ... aku ... Oh itu, aku minta buatkan kopi. Tolong buatkan aku kopi. Iya, benar," ujarnya sambil terkekeh sendiri membuat Gea menganga tak percaya mengapa Calvin terlihat seperti orang bodoh seperti ini.

"Tuan, bukan saya tak mau. Tapi ini sudah malam. Kalau Anda minum kopi, maka Anda pasti nanti tidak bisa tidur. Jadi saya akan membuatkan Anda teh herbal saja atau Anda mau susu? Mau yang mana?" tanya Gea membuat Calvin membelalakkan matanya.

'Susu?' batinnya dengan jakun naik turun. Mungkin karena sudah haus belaian, Calvin justru berpikir yang iya-iya. Apalagi kalau sesuatu yang ada di balik piyama satin yang dikenakan Gea.

'Astaga, otakku kok jadi mesyum kayak gini!'

Calvin menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran nakalnya yang membuat sesuatu di bawah sana meronta-ronta.

Melihat Calvin menggeleng, Gea kira Calvin menolak semua sarannya.

"Anda tidak mau? Oh, atau saya buatkan wedang jahe saja, tuan? Cuaca sedang dingin seperti ini, pasti lebih nikmat bila didampingi secangkir wedang jahe. Saya akan segera membuatkannya," tukas Gea yang segera melenggang jauh meninggalkan Calvin yang kini justru sibuk memperhatikan punggung Gea yang menjauh.

...***...

Semalaman ini, Gea tak bisa tidur. Sudah tepat satu Minggu setelah pernyataan Calvin ingin menikahinya, namun Gea masih saja gamang dengan keputusannya sendiri.

Gea sebenarnya sudah berkonsultasi dengan Nathalia dan anehnya Nathalia justru mendukung. Ia tidak pernah berpikir kalau ia harus bekerja sama sampai menikah dengan Calvin. Walaupun ia ingin, tapi ia tak mau menjadikan pernikahan sebagai permainan. Baginya menikah itu cukup satu kali seumur hidup. Jadi bila pun ia harus menikah, maka ia harus menikah dengan lelaki yang benar-benar mencintainya dan mau menerima dirinya apa adanya. Bukan karena pekerjaan seperti ini.

Yang membuatnya resah tentu saja berapa lama ia harus terikat dengan pernikahan itu? Apakah setelah misinya berhasil, maka Nathalia akan meminta Calvin menceraikannya? Gea merasa miris dengan nasibnya.

"Aku harus bagaimana?" gumamnya dengan pandangan ke lurus ke arah langit-langit kamarnya.

...***...

"Tumben kau ingin menemui mama, Vin?" tanya Nathalia merasa heran melihat kedatangan Calvin ke rumah mereka. Sebab setelah menikah, Calvin tak pernah lagi datang ke rumah itu kecuali ia yang memintanya secara langsung. Hanya karena sikapnya yang belum bisa benar-benar menerima Anastasia sebagai istrinya, lantas membuat hubungan ibu dan anak itu renggang.

"Ma, sebelumnya aku ingin menanyakan apa tujuan Mama mempekerjakan Gea sebagai asisten pribadiku?" tanya Calvin straight to the point.

Nathalia tersenyum lebar lalu tangannya terulur mengambil cangkir berisi teh miliknya dan menyesatnya perlahan. Dengan sabar Calvin menunggu jawaban sang ibu yang menurutnya begitu santai.

"Tentu saja agar ada yang mengurusmu. Bagaimana, apa kau puas dengan pelayanan Gea? Dia melakukan pekerjaannya dengan baik kan?" tanya Nathalia santai.

Calvin mengangguk pasti, "ya, bahkan sangat baik."

"Lalu kenapa? Kenapa kau masih harus bertanya lagi?" Nathalia menaikkan sebelah alisnya.

"Aku yakin, mama pasti punya tujuan khusus kan?"

Nathalia terkekeh mendengar pertanyaan Calvin, "tujuan khusus? Ya, mama hanya ingin anak kesayangan mama ini tidak terlantar. Ada yang mengurus. Kau tahu kan bagaimana mama begitu memanjakanmu selama ini? Mama bahkan rela meninggalkan jabatan mama demi fokus mengurusmu. Setelah menikah, mama pikir tugas mama selesai. Akan ada istrimu yang mengurusmu, namun nyatanya ... " Nathalia tersenyum sinis, "kau tak lebih sapi perah yang dimanfaatkan untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Oke kalau dia mau memanfaatkanmu, mama tak masalah namun asalkan ia mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Tapi ... apakah ia telah melaksanakan tugasnya sebagai istri?" tanya Nathalia membuat Calvin tertunduk lesu.

"Oleh sebab itu, mama mempekerjakan Gea sebagai asisten pribadimu. Berharap ia dapat membantu dan melayani segala kebutuhanmu. Hanya itu. Apa kau tidak menyukai keberadaannya? Kalau tidak, ya sudah, mama tak mau memaksa lagi. Mama akan segera memberhentikannya. Tapi setelah itu, mama tak akan lagi mengurusmu. Silahkan urus dirimu sendiri. Mama angkat tangan. Masa' umur udah hampir kepala 3 tapi masih saja serba mama yang urus.," ketus Nathalia membuat Calvin membelalakkan matanya.

"Bukan ... Calvin ke sini bukan untuk itu. Justru Calvin berterima kasih atas perhatian mama telah mempekerjakan Gea untuk membantu Calvin."

"Lalu?"

"Calvin ke mari ingin meminta pendapat mama. Calvin berniat mempertahankan keberadaan Gea di sisi Calvin. Calvin terlanjur nyaman dengan keberadaan Gea di sisi Calvin. Oleh karena itu ... Calvin berniat untuk memperistri Gea, apakah mama setuju?" tanya Calvin hati-hati.

Nathalia berpura-pura terkejut saat mendengar penuturan putranya.

"Apa? Jadi kamu ingin menikahinya? Apakah harus begitu?"

"Tidak ada cara lain, ma untuk tetap mempertahankan Gea di sisiku. Bila tidak, bisa saja suatu hari nanti Gea mengundurkan diri. Lalu ... bagaimana denganku? Mama tahu sendiri, aku tidak mudah dekat dengan orang lain sebelum benar-benar mengenalnya. Aku membutuhkan Gea, ma. Bolehkah aku menikahinya?"

Bukan tanpa alasan Calvin menanyakan hal tersebut. Cukup satu kali ia menikah dengan restu yang terpaksa diberikan ibunya. Mungkin hal inilah yang menjadi pemicu kurang harmonisannya rumah tangganya. Jadi untuk kali ini, ia akan meminta restu yang tulus dari ibunya. Berharap pernikahan keduanya ini dapat berakhir bahagia.

Nathalia tersenyum lebar, "lakukanlah bila itu yang terbaik," ujar Nathalia dengan senyum merekah.

"Jadi, mama mengizinkannya?" tanya Calvin memastikan dan Nathalia mengangguk pasti. "Terima kasih, ma. Terima kasih," seru Calvin bahagia. "Kalau begitu, aku akan segera menghubungi Anastasia untuk menyampaikan keinginanku menikah dengan Gea," ujar Calvin seraya mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Jangan!" Nathalia berseru lantang saat mendengar itu membuat Calvin menghentikan gerakannya yang ingin menghubungi istrinya. "Kau jangan menghubungi istrimu dahulu," imbuhnya.

"Memangnya kenapa?" tanya Calvin polos membuat Nathalia geleng-geleng kepala.

"Dasar anak bodoh. Kalau kau lakukan itu, bisa-bisa kau gagal menikah. Kau pikir, perempuan mana yang mau dimadu?" tukas Nathalia sambil memutar bola matanya malas. Bodoh sekali putranya itu, pikirnya.

Calvin menganggukkan kepalanya membenarkan. Calvin lantas tersenyum, 'mama benar. Untuk sementara, aku terpaksa merahasiakannya. Semoga saja Gea sudah mau memberikan jawabannya malam ini dan semoga juga Cia mau menerima pernikahan keduaku nanti,' batin Calvin bermonolog.

...***...

Mohon dukungan like, komen, favorit, vote, nonton iklan ya kak! Othor lagi miris. Mau nangis sambil guling-guling rasanya. 😄 5 hari baru sepuluh ribuan. 😝

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

🌻🌹Wathyýyy🌹🌻

🌻🌹Wathyýyy🌹🌻

🤣🤣🤣🤣

2024-07-14

0

Pisces97

Pisces97

menikah diam² juga gk baik sih
Calvin emang gk ada salah nya minta izin menikah 😌
apa gk mikir si Calvin atau mamanya coba saja diam² menikah lagi apa gk sakit hati ..
seburuk²nya istri dia tetap istri dan menantu yang benar saja 😏

2024-06-18

0

Dyah Oktina

Dyah Oktina

wah... dah ngeluarin karya tulisan pakai mumet.. cuma d hargai kurang dari tukang parkir ya thor... 💪🏻💪🏻💪🏻

2024-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!