I Love You Office Girl
Calista tinggal di sebuah desa terpencil yang ada di salah satu provinsi daerah Sumatera. Terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Tetapi hidup mereka bahagia walau hidup pas-pasan. Bahkan kadang-kadang kekurangan.
Tetapi walau keadaan keluarga Calista seperti itu, mereka tetap bersyukur. Ayahnya bernama Hendrawan dan ibunya bernama Rospita. Calista juga mempunyai kakak kandung yaitu Andika namanya. Tetapi kakak Calista terpaksa harus mengubur impiannya untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke universitas.
Kakak Calista memilih untuk tidak melanjutkan kuliah seperti yang ia impikan. Padahal kakak Calista orang yang sangat pintar dan juga rajin. Tetapi karena keadaan keluarga Calista, yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan sekolahnya ke universitas. Mengingat Calista masih duduk di kelas 3 sekolah menengah atas.
Apalagi kondisi ayahnya sudah sakit-sakitan. membuat Andika menjadi pengganti ayahnya untuk menghidupi keluarga mereka. Andika hanya bekerja sebagai buruh bengkel yang ada di salah satu bengkel di daerahnya.
Bisma Zulkarnain merupakan seorang CEO perusahaan ternama di kota. Ia dipercayakan ayah dan ibunya untuk memimpin perusahaan setelah kepulangannya dari kota san Diego California menempuh pendidikan S3 disana.
Di usia Tuan Zulkarnain yang tidak muda lagi, sehingga Tuan Zulkarnain dan Nyonya Katarina Dona meminta kepada putra sulungnya untuk memimpin perusahaan yang selama ini di kelola oleh Tuan Zulkarnain. Tuan Zulkarnain ingin sekali putranya mampu mengembangkan perusahaan miliknya, agar semakin berkembang.
Umur Bisma yang sudah menginjak 36 tahun, tetapi Bisma belum memiliki niat untuk melepaskan masa lajangnya. Padahal Taun Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona, ingin sekali putranya memiliki pendamping hidup. Agar hidup putranya dapat terarah. kearah yang lebih baik.
Karna Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona sangat paham dengan sikap asli putranya, yang ingin hidup sesukanya saja. Sehingga Tuan Zulkarnain memutuskan untuk mempercayai putranya memimpin perusahaan miliknya.
****
Pagi hari yang indah Calista terbangun dari tidurnya. Dan samar-samar Calista mendengar suara batuk ayahnya. Calista keluar dari kamar kecilnya. Calista mengambil segelas air hangat untuk diminum ayahnya. Berharap agar tenggorokan ayahnya terasa hangat.
"Ayah ini air hangatnya, diminum ya ayah." ucap Calista sambil memberikan air minum hangatnya kepada pak Hendrawan. Agar ayah Calista segera meminumnya.
" Terima kasih nak," sahut pak Hendrawan.
"Calista sini nak," duduk di sebelah ayah." ucap pak Hendrawan membuat Calista sedikit bingung.
Tidak biasanya ayahnya memanggilnya sampai segitunya. Memanggil Calista dengan penuh harap kepada Calista. Calista pun duduk di sebelah ayahnya.
"Nak.... kamu sudah besar mudah-mudahan ayah bisa melihat kamu sampai kamu berhasil nanti . Ucap pak Hendrawan kepada Calista.
"Ayah kok ngomong gitu sih? ayah harus lihat dong Calista sampai berhasil, dan bisa jadi kebanggaan keluarga kita. Ayah juga harus lihat kalau Calista menikah nanti. Dan punya cucu dari yang Calista dan ka Andika." jawab Calista sambil berusaha mengembangkan senyumnya.
"Ayah juga maunya begitu nak!" tetapi melihat kondisi ayah yang sekarang membuat ayah tidak yakin kalau umur ayah tidak lama lagi. "Ayah kok gitu sih? Calista nggak mau kehilangan ayah Calista sangat sayang kepada ayah. Ayah harus optimis harus sembuh.
Tak terasa air mata Calista mengalir di wajah cantik Calista. Karena melihat kondisi pak Hendrawan yang semakin hari semakin memburuk. Calista memutuskan untuk izin tidak masuk sekolah hari ini. Agar Calista bisa menjaga ayahnya.
Sementara ibunya pergi ke kebun tetangga agar bisa mendapat upah harian untuk biaya keluarga mereka sehari-hari. Apalagi kondisi pak Hendrawan yang sakit-sakitan. Gaji Andika yang bekerja di bengkel tidak mencukupi kehidupan mereka sehari-hari.
Sejujurnya Calista sangat kasihan kepada ibunya. Karena ibunya harus banting tulang untuk menghidupi keluarga mereka. Apalagi semenjak ayahnya sakit jangankan untuk membawa ayahnya ke rumah sakit, buat biaya hidup mereka sehari-hari saja kadang-kadang mereka harus ngutang dulu ke warung tetangga. Menunggu Andika gajian.
Dulu ayahnya sempat dibawa ke rumah sakit. Tetapi karena kondisi keuangan keluarga mereka sudah tidak memungkinkan lagi, membuat ayahnya bersikeras untuk dirawat di rumah saja. Padahal sebenarnya ayahnya harus benar-benar dirawat secara intensif di rumah sakit.
Tetapi karena kondisi mau tidak mau ayahnya harus dibawa pulang ke rumah. Keesokan harinya Calista melihat ayahnya terbaring lemah di kasur lusuh yang sering ditempati ayahnya. Ayahnya memanggil Calista.
"Calista.... kok belum berangkat ke sekolah nak? tanya pak Hendrawan kepada putri kesayangannya. Iya ayah, Calista sudah mau pergi sekolah. Ini sudah siap-siap berangkat ke sekolah." jawab Calista.
" Ya sudah kamu berangkat ya nak, dan kamu harus rajin belajar agar kamu pintar dan bisa berhasil seperti yang kamu cita-citakan." ujar pak Hermawan menyemangati Calista.
Calista harus berjalan sejauh 3 km untuk mencapai tempat Calista mencari ilmu. mengingat di desa tempat kelahiran Calista belum ada fasilitas sekolah menengah atas. Calista harus berjalan kaki setiap hari ke sekolah.
Bagaimana tidak!" desa tempat tinggal Calista dan keluarganya sangat terpencil bahkan akses jalan ke desa Calista masih memprihatinkan. Kadang-kadang Calista berpikir berhenti bersekolah agar bisa membantu keluarga.
Tetapi Andika selalu memarahi Calista kalau Calista berpikir demikian. Andika selalu berkata. "kamu harus sekolah kamu harus berhasil." ucap Andika yang memang Andika sangat sayang kepada Calista. dan Calista juga sayang kepada kakaknya Andika dan kedua orang tuanya.
Tetapi sewaktu penyakit ayahnya semakin memburuk, membuat ibunya tidak punya pilihan lain. Mereka membawa ayahnya ke rumah sakit. Tetapi uang untuk biaya pengobatan pak Hermawan tidak memiliki uang. Membuat ibunya harus menggadaikan surat rumah yang mereka tempati, kepada salah satu rentenir yang ada di desa itu.
****
Papa harap kamu segera pulang, agar dapat membantu papa memimpin perusahaan kita. Umur papa sudah tidak muda lagi, sudah sewajarnya kamu yang memimpin perusahaan." pekik Tuan Zulkarnain di ujung telepon. Membuat Seorang Bisma kesal mendengar apa yang dikatakan orang tuanya yang memintanya agar segera kembali dari kota San Diego California.
Padahal Bisma masih ingin tinggal di kota San Diego. Karena dirinya tidak ingin kedua orangtuanya terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya. Apalagi Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona selalu bertanya dan ingin agar Bisma segera menikah.
Padahal Bisma belum memiliki planning untuk menikah, Apalagi setelah sang kekasihnya menghianati dirinya. Membuat seorang Bisma tidak percaya kepada setiap wanita dan juga yang namanya cinta.
Penghianatan yang dilakukan sang kekasih saat dirinya masih berada di tanah air, membuat Bisma memilih tinggal di kota San diego California. untuk melupakan segala rasa sakit hatinya kepada sang kekasih. yang mana sang kekasih lebih memilih menikah dengan pria lain dibandingkan dirinya.
Bersambung ......
hai hai redears dukung terus karya outhor agar author lebih semangat untuk berkarya .
jangan lupa like, coment, vote dan hadiannya ya .trimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
Assalamualaikum hai 🖐🖐salam kenal dari ku
2023-02-01
1
Sandrie
hai kak aku mampir
2022-09-15
0
LISA
aq baru mampir nih Kak
2022-08-24
2