"Kapan kamu kembali dari California, Papa sudah tidak mampu mengelola perusahaan, Jadi papa mohon sama kamu bantu Papa di sini." ujar Tuan Zulkarnain kepada Bisma agar Bisma segera kembali ke tanah air. Padahal sebelumnya Tuan Zulkarnain dengan Nyonya Katarina Dona sudah menghubungi Bisma beberapa kali. Agar Bisma segera kembali ke tanah air.
Tetapi sepertinya Bisma belum memiliki niat untuk segera kembali. Ia masih ingin menghabiskan waktunya di California. Karena jika dirinya berada di tanah air, ia tidak dapat bebas lagi melakukan apa saja yang akan ia lakukan.
Tiba-tiba kondisi kesehatan Tuan Zulkarnain semakin memburuk membuat Nyonya Katarina Dona kembali menghubungi Bisma dengan sambungan video call. Agar Bisma percaya kalau kondisi kesehatan Tuan Zulkarnain saat ini sedang berburuk dan dirawat di rumah sakit.
Melihat Tuan Zulkarnain berbaring lemah di atas branker yang disediakan oleh pihak rumah sakit, Bisma merasa tidak tega sehingga ia pun memilih segera kembali ke tanah air. Ia tidak ingin kalau perusahaan keluarganya, akan hancur jika tidak ada yang mengelolanya atau mengendalikannya.
Apalagi dengan kondisi kesehatan Tuan Zulkarnain yang memburuk membuat Bisma langsung meminta kepada asistennya yang ada di California untuk segera mengatur perjalanannya menuju tanah Air.
"Persiapkan semuanya saya ingin segera kembali ke negaraku. Karena papaku sekarang sedang sakit dan aku ingin membantu mengelola perusahaan papaku." ujar Bisma kepada asistennya yang ada di California.
Sementara wanita yang satu malam ini bersama Bisma bercumbu mesra di apartemen milik Bisma, datang menghampiri Bisma. Ia Meraung Raung dan meminta kepada Bisma agar tidak meninggalkannya begitu saja di sana.
Bisma menatap wanita itu dengan tatapan sinis. "Siapa kamu memerintah memerintahku. Aku tidak pernah suka diperintah wanita manapun selain ibuku." ucap Bisma dengan nada Ketus. Padahal wanita yang satu malam bercumbu mesra dengan Bisma, ia sangat mencintai Bisma.
Tetapi Bisma menganggapnya hanya untuk pemuas nafsu belaka. Tidak perlu berdrama di hadapanku. lebih baik kamu berkemas dan tinggalkan tempat ini. Karena saya akan segera kembali ke negaraku.
"Bagaimana dengan cinta kita? tanya wanita itu kepada Bisma. "Cinta yang bagaimana maksudmu? saya benar-benar tidak mencintai kamu." ucap Bisma kepada Elsioni yang sedari tadi memohon kepada Bisma agar Bisma tidak meninggalkan dirinya.
Tetapi Bisma tidak peduli kepada Elsioni cinta satu malam saja. Tetapi berbeda dengan Elsioni. Ia benar-benar cinta kepada Bisma. Ia bercumbu mesra dengan Bisma Karena ia memiliki rasa cinta kepada Bisma. Tetapi Bisma menegaskan kepada Elsioni, kalau Bisma tidak memikirkan rasa cinta terhadap Elsioni dan meminta agar Elsioni tidak berharap apa apa darinya.
Lalu Bisma pergi begitu saja dari hadapan Elsioni yang masih meratapi nasibnya, jika lelaki yang ia cintai meninggalkannya dan memilih kembali ke negaranya.
****
Si tempat lain Calista merenungi nasibnya bertemu dengan listra sahabatnya. Ingin rasanya Calista seperti listra dapat melanjutkan kuliahnya. Tetapi apa boleh buat Calista harus mengubur dalam-dalam keinginan dan impiannya untuk melanjutkan kuliah. Jangankan kuliah tempat tinggal dan makan sehari-hari saja Calista sudah tidak ada lagi. gumam Calista dalam hati tanpa terasa air mata mengalir begitu deras.
"Kamu kenapa Calista? Kamu jangan menangis gitu dong!" kan, aku juga ikut sedih. Aku yakin Calista, suatu saat kamu akan berhasil nanti. Kamu harus optimis jangan pesimis." ucap distra menyemangati Calista.
" Ingat Calista!" apa cita-cita kita dulu. Kita harus berhasil dan membangun desa kita ini supaya lebih maju." ucap listra sambil mengelus pundak Calista. Nanti setelah kamu tiba di kota Jakarta, jangan lupa mengabari ku, dan jangan sungkan-sungkan kalau kamu butuh bantuan dariku. Siapa tahu saya bisa membantu kamu." ucap listra kepada Calista.
Tidak berapa lama setelah pertemuan dengan Listra Bus ke kota Medan datang dan listra pun pamit kepada Calista. Kalau begitu saya duluan ya Calista." ucap listra sambil berlalu naik ke dalam bus yang akan ia tumpangi sambil melambaikan tangannya kepada Calista.
Lima belas menit kemudian, bus tujuan kota Jakarta datang dan Calista naik ke dalam bus. di dalam bus, Calista melamun dengan pikirannya sendiri. Tanpa memperhatikan sekelilingnya yang ternyata di dalam bus yang ditumpangi Calista, Gibran juga ada di sana teman satu kelas Calista.
Ternyata Gibran melanjutkan kuliahnya di kota Jakarta. Orang tua Gibran bisa dikatakan orang yang berada di desa tempat tinggal Calista. Dulu Gibran sempat menyatakan rasa cinta dan sayangnya kepada Calista. Maklum cinta monyet gitu deh.
Tetapi orang tua Gibran mengetahui kalau Gibran menyukai Calista membuat kedua orang tua Gibran melarang Gibran bergaul kepada Calista. Dengan alasan Calista hanya anak orang miskin yang notabennya keluarga Calista tidak selevel dengan keluarga Gibran menurut orang tua Gibran.
Tetapi Calista tidak mempermasalahkan hal itu. Karena setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya. Tidak ada orangtua yang menginginkan menantu miskin dan tidak berpendidikan tinggi.
Tetapi karna Calista menganggap Gibran hanya sekedar teman satu kelas saja tidak lebih dari itu maka Calista tidak merasa sakit hati sedikitpun. Calista sibuk dengan pikirannya sendiri. Sampai tiba saatnya jam istirahat mengingat perjalanan masih jauh.
Gibran meraih tangan Calista membuat Calista terkejut. "Calista kamu mau ke mana? tanya Gibran kepada Calista. "Oh saya mau ke Jakarta." jawab Calista singkat.
"Kamu mau kuliah di sana juga sama sepertiku? pertanyaan itu dilontarkan oleh Gibran kepada Calista.
Calista hanya menatap dengan sendu dan berkata ."Maaf Gibran saya pergi ke kota bukan untuk kuliah, melainkan saya mau mencari pekerjaan. Kamu tahu sendiri kan keadaan keluargaku bagaimana. Apalagi sekarang aku sudah hidup sebatang kara. Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi.
Bahkan rumah peninggalan kedua orang tuaku sudah diambil alih pak Karim untuk melunasi hutang-hutang ibuku. Mana mungkin aku sebanding dengan kamu dan bisa kuliah sepertimu. Hidupku dan hidupmu bagaikan langit dan bumi. Kamu anak orang berada sementara aku rakyat jelata ."ucap Calista kepada Gibran.
Calista langsung berlalu meninggalkan Gibran dan pergi membeli roti dan air mineral untuk mengganjal perut Calista yang sudah kosong. Maklumlah Calista harus mengirit uang pemberian pak Rohdian agar cukup kelak sampai Kalista mendapatkan pekerjaan di kota.
Calista berharap kalau kerabat Pak Rohdian bisa membantu Calista cepat mendapatkan pekerjaan di Kota Jakarta. Mengingat kondisi keuangan Calista cukup menipis. Calista hanya dapat mempergunakan sisa ongkos pemberian Pak Rohdian kepadanya. Wali kelas Calista itu memang begitu baik kepada Calista. karena Calista merupakan siswa yang rajin dan berprestasi di sekolah.
Bersambung....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Rialina Cornelius
calista anakbhebat ...mga cpt ketzmu Bisma
2022-07-25
2
Leni Ani
di tunggu kelanjutan nya thor
2022-07-25
2
Syarifah
😥😥😥😥😥Sabar y calista
2022-07-25
2