Setelah tiba di rumah sakit, Bisma langsung menuju ruang rawat inap Tuan Zulkarnain.Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kedua orang tuanya. Apalagi ketika Nyonya Katarina Dona memberitahu Kalau tuan Bisma kondisi kesehatannya sedang memburuk dan dirawat di rumah sakit.
Bisma langsung bertanya kepada salah satu petugas resepsionis yang bertugas di rumah sakit tempat Tuan Zulkarnain dirawat. Terlihat petugas resepsionis itu pun memberitahu kepada Bisma ruang rawat inap Tuan Zulkarnaen.
Bisma berlalu dari hadapan resepsionis setelah mendapat informasi dari resepsionis itu. Kalau letak ruang rawat inap Tuan Zulkarnain tidak jauh dari lokasi resepsionis. Yang mana Tuan Zulkarnain dirawat di ruang VVIP yang ada di rumah sakit.
Setelah Bisma tiba di rumah sakit. Ia langsung memberi pelukan hangat kepada Nyonya Katarina Dona, yang merupakan ibu kandungnya. Ia pun memberi salam kepada tuan Zulkarnain yang berbaring lemah di atas Branker yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
Ia menatap Tuan Zulkarnain dengan tatapan penuh arti. Bisma sudah melihat Kalau tuan Zulkarnain saat ini benar-benar membutuhkan bantuannya. Untuk mengelola perusahaan milik keluarga mereka. Ketika Bisma sudah duduk di samping Branker Tuan Zulkarnain. Tuan Zulkarnain pun mengelus pundak putranya dan memohon kepada Bisma agar membantu dirinya di perusahaan yang dikelolanya mulai dari nol.
"Papi tenang saja, Bisma akan berusaha membantu Papi membantu mengelola perusahaan. Mudah mudahan Bisma dapat menjalankan tugas Bisma dengan baik." ucap Bisma kepada Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona.
Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona merasa lega mendengar jawaban dari Bisma Putra kandungnya sendiri.Yang akhirnya bersedia membantu Tuan Zulkarnain mengelola perusahaan miliknya.
Padahal sebelumnya Bisma menolak habis-habisan membantu Tuan Zulkarnain. Tetapi setelah Bisma melihat kondisi kesehatan Tuan Zulkarnain semakin memburuk, sehingga akhirnya Bisma menerima tawaran Tuan Zulkarnain.
****
Calista dan pak Nando Tiba kantor itu mereka menaiki lift yang tujuannya ke lantai sepuluh yang ada di gedung itu. Ternyata ruang kerja pak Nando berada di lantai sepuluh. Pak Nando bekerja sebagai manajer pemasaran. Lalu pak Nando mengarahkan Calista ke ruang HRD. Calista mengikuti arahan pak Nando.
Calista berjalan menuju ruang HRD dan setelah Calista menemukan ruang HRD, Calista mengetuk pintu ruang HRD.
Tok....
Tok....
Tok
"Silakan masuk." sahut seseorang dari salam ruangan HRD
"Selamat pagi pak!" nama saya Calista." ucap Calista kepada petugas HRD yang berada di ruangan itu.
"Oh jadi kamu yang bernama Calista keponakan pak Nando? tanya HRD kepada Calista.
"Ya pak, saya Calista ." sahut Calista sambil mengembangkan senyumnya.
"Jadi betul kamu mau bekerja jadi OG di sini?tanya HRD itu kepada Calista. Karena HRD itu merasa tidak yakin kalau Calista bersedia bekerja sebagai OG di perusahaan itu.
Apalagi di usia Calista yang masih muda membuat HRD itu menatap Calista dengan tatapan tanya. HRD itu menyayangkan seorang Calista bekerja hanya seorang OG di perusahaan itu. Padahal dari paras wajah Calista sungguh tidak patut dirinya bekerja seorang OG.
"Ya pak, saya mau bekerja jadi OG di kantor ini. yang penting saya bekerja dan pekerjaan itu halal." jawab Calista.
" Kalau begitu kamu langsung bekerja saja sekarang. Dan selamat kamu diterima bekerja di sini. Semoga kamu betah kerja di sini." Ucap pak Marlon sambil menyelami Calista.
Mendengar Calista diterima bekerja di gedung yang sangat tinggi dan mewah itu, Calista sangat senang dan bersyukur. Walau Calista bekerja hanya seorang OG. Setidaknya Calista mempunyai penghasilan sendiri. Calista juga merasa tidak enak kepada keluarga pak Nando. Karena sudah jadi beban buat mereka.
Calista berjanji di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, kelak suatu saat akan membalas kebaikan keluarga pak Nando yang sudah rela menampung Calista walau mereka tidak mengenal Calista sebelumnya.
Hari demi hari Calista lalui. Calista bekerja dengan semangat dan tidak kenal lelah. Karena di dalam hati Calista, Calista bertekad kalau Calista sudah punya uang nanti. Calista akan melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Seperti yang sudah mereka cita-citakan dulu bersama sahabatnya.
Calista bekerja dengan rajin dan jujur. Ia benar-benar melakukan tugas dan tanggung jawabnya yang diberikan oleh atasan kepadanya. Ia selalu memiliki prinsip bekerja amanah itu sungguh nikmat rasanya. itulah yang dilakukan Calista selama bekerja di perusahaan milik Tuan Zulkarnain.
Yang mana Pak Nando juga bertugas di sana sebagai salah satu petinggi perusahaan. Calista tidak ingin membuat Pak Nando kecewa dengan cara kerja Calista. Sehingga ia benar-benar menekuni pekerjaannya. berharap suatu saat nanti, Calista dapat melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi hasil dari kerjanya di perusahaan itu.
Ketika Calista mengerjakan pekerjaannya, Pak Nando datang menghampiri Calista. Ia memberikan beberapa lembar Uang pecahan Lima puluh ribu untuk uang saku Calista selama belum gajian. Calista merasa tidak enak hati karena Pak Nando sudah ia repotkan.
"Tidak perlu Om, saya masih ada uang sisa ongkos dari kampung." ucap Calista menolak dengan secara halus uang pemberian Pak Nando. Tetapi Pak Nando langsung memberikan uang itu ke tangan Calista. Karena ia tahu Calista Pasti membutuhkannya.
Pak Nando berpamitan kepada Calista menuju ruang kerjanya. Sementara rekan kerja Calista yang satu divisi dengannya datang menghampirinya."Ada hubungan apa kamu dengan Pak Nando?apa dia saudara kamu? tanya Dewi kepada Calista.
"Dia om saya, Saya tinggal di rumah Pak Nando dan Ibu Intan." sahut Calista jujur.
"Wah ternyata Pak Nando merupakan Om kamu, Tetapi kamu mengapa mau bekerja sebagai OG di kantor ini? Apakah tidak ada pekerjaan lain atau devisi lain yang ada di perusahaan ini tepat mu bekerja di berikan pak Nando?" tanya Dewi penasaran.
Calista mengembangkan senyumnya kemudian Ia pun menjelaskan kepada Dewi, kalau dirinya hanyalah tamatan SMA dari kampung. Tidak ada memiliki pengalaman sedikitpun. Sehingga Dewi pun mengangguk paham akan Apa maksud dari Calista.
"Jujur aku salut kepadamu, walaupun kamu memiliki om salah satu petinggi perusahaan ini, Tetapi kamu mau bekerja dengan ulet sebagai OG di sini." ucap Dewi rekan kerja Calista. Pekerjaan itu akan nikmat rasanya jika kita mengerjakannya dengan ikhlas dan amanah." sahut Calista sambil mengembangkan senyumnya ke arah Dewi.
Tiba tiba rekan kerja mereka datang menghampiri mereka.
"Hai semuanya apa kabar kalian? pasti belum sarapan kan? nih aku bawakan mi balap yang dijual di daerahku. Rasanya maknyus murah meriah." ucap Tiwi sambil memberikan dua bungkus mie balap yang sudah ia beli sebelumnya.
" Wah Kamu baik sekali membawakan sarapan pagi untuk kami, ada angin apa nih?" sahut Dewi kepada Tiwi. Tiwi menatap Dewi dengan tatapan penuh arti. "Kamu gimana sih dibawakan sarapan bukannya mengucapkan terima kasih malah menuduh yang bukan bukan." gerutu Tiwi merasa komplain.
"Bukan menuduh yang bukan bukan, tetapi ini salah satu pertanyaan besar bagi seorang Tiwi berbaik hati Pagi ini." ucap Dewi sambil terkekeh.
hai hai readers yang baik author istirahat dulu Yach nanti kita lanjutkan lagi, dukung terus karya author dengan beri like coment dan votenya ya. kalau boleh di share juga agar rame yang baca 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏💓💓💓💓💓💓💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Rialina Cornelius
wahh penasaran ceritanya hehehehhe
2022-07-27
1