NovelToon NovelToon

I Love You Office Girl

BAB 1. PROLOG

Calista tinggal di sebuah desa terpencil yang ada di salah satu provinsi daerah Sumatera. Terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Tetapi hidup mereka bahagia walau hidup pas-pasan. Bahkan kadang-kadang kekurangan.

Tetapi walau keadaan keluarga Calista seperti itu, mereka tetap bersyukur. Ayahnya bernama Hendrawan dan ibunya bernama Rospita. Calista juga mempunyai kakak kandung yaitu Andika namanya. Tetapi kakak Calista terpaksa harus mengubur impiannya untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke universitas.

Kakak Calista memilih untuk tidak melanjutkan kuliah seperti yang ia impikan. Padahal kakak Calista orang yang sangat pintar dan juga rajin. Tetapi karena keadaan keluarga Calista, yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan sekolahnya ke universitas. Mengingat Calista masih duduk di kelas 3 sekolah menengah atas.

Apalagi kondisi ayahnya sudah sakit-sakitan. membuat Andika menjadi pengganti ayahnya untuk menghidupi keluarga mereka. Andika hanya bekerja sebagai buruh bengkel yang ada di salah satu bengkel di daerahnya.

Bisma Zulkarnain merupakan seorang CEO perusahaan ternama di kota. Ia dipercayakan ayah dan ibunya untuk memimpin perusahaan setelah kepulangannya dari kota san Diego California menempuh pendidikan S3 disana.

Di usia Tuan Zulkarnain yang tidak muda lagi, sehingga Tuan Zulkarnain dan Nyonya Katarina Dona meminta kepada putra sulungnya untuk memimpin perusahaan yang selama ini di kelola oleh Tuan Zulkarnain. Tuan Zulkarnain ingin sekali putranya mampu mengembangkan perusahaan miliknya, agar semakin berkembang.

Umur Bisma yang sudah menginjak 36 tahun, tetapi Bisma belum memiliki niat untuk melepaskan masa lajangnya. Padahal Taun Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona, ingin sekali putranya memiliki pendamping hidup. Agar hidup putranya dapat terarah. kearah yang lebih baik.

Karna Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona sangat paham dengan sikap asli putranya, yang ingin hidup sesukanya saja. Sehingga Tuan Zulkarnain memutuskan untuk mempercayai putranya memimpin perusahaan miliknya.

****

Pagi hari yang indah Calista terbangun dari tidurnya. Dan samar-samar Calista mendengar suara batuk ayahnya. Calista keluar dari kamar kecilnya. Calista mengambil segelas air hangat untuk diminum ayahnya. Berharap agar tenggorokan ayahnya terasa hangat.

"Ayah ini air hangatnya, diminum ya ayah." ucap Calista sambil memberikan air minum hangatnya kepada pak Hendrawan. Agar ayah Calista segera meminumnya.

" Terima kasih nak," sahut pak Hendrawan.

"Calista sini nak," duduk di sebelah ayah." ucap pak Hendrawan membuat Calista sedikit bingung.

Tidak biasanya ayahnya memanggilnya sampai segitunya. Memanggil Calista dengan penuh harap kepada Calista. Calista pun duduk di sebelah ayahnya.

"Nak.... kamu sudah besar mudah-mudahan ayah bisa melihat kamu sampai kamu berhasil nanti . Ucap pak Hendrawan kepada Calista.

"Ayah kok ngomong gitu sih? ayah harus lihat dong Calista sampai berhasil, dan bisa jadi kebanggaan keluarga kita. Ayah juga harus lihat kalau Calista menikah nanti. Dan punya cucu dari yang Calista dan ka Andika." jawab Calista sambil berusaha mengembangkan senyumnya.

"Ayah juga maunya begitu nak!" tetapi melihat kondisi ayah yang sekarang membuat ayah tidak yakin kalau umur ayah tidak lama lagi. "Ayah kok gitu sih? Calista nggak mau kehilangan ayah Calista sangat sayang kepada ayah. Ayah harus optimis harus sembuh.

Tak terasa air mata Calista mengalir di wajah cantik Calista. Karena melihat kondisi pak Hendrawan yang semakin hari semakin memburuk. Calista memutuskan untuk izin tidak masuk sekolah hari ini. Agar Calista bisa menjaga ayahnya.

Sementara ibunya pergi ke kebun tetangga agar bisa mendapat upah harian untuk biaya keluarga mereka sehari-hari. Apalagi kondisi pak Hendrawan yang sakit-sakitan. Gaji Andika yang bekerja di bengkel tidak mencukupi kehidupan mereka sehari-hari.

Sejujurnya Calista sangat kasihan kepada ibunya. Karena ibunya harus banting tulang untuk menghidupi keluarga mereka. Apalagi semenjak ayahnya sakit jangankan untuk membawa ayahnya ke rumah sakit, buat biaya hidup mereka sehari-hari saja kadang-kadang mereka harus ngutang dulu ke warung tetangga. Menunggu Andika gajian.

Dulu ayahnya sempat dibawa ke rumah sakit. Tetapi karena kondisi keuangan keluarga mereka sudah tidak memungkinkan lagi, membuat ayahnya bersikeras untuk dirawat di rumah saja. Padahal sebenarnya ayahnya harus benar-benar dirawat secara intensif di rumah sakit.

Tetapi karena kondisi mau tidak mau ayahnya harus dibawa pulang ke rumah. Keesokan harinya Calista melihat ayahnya terbaring lemah di kasur lusuh yang sering ditempati ayahnya. Ayahnya memanggil Calista.

"Calista.... kok belum berangkat ke sekolah nak? tanya pak Hendrawan kepada putri kesayangannya. Iya ayah, Calista sudah mau pergi sekolah. Ini sudah siap-siap berangkat ke sekolah." jawab Calista.

" Ya sudah kamu berangkat ya nak, dan kamu harus rajin belajar agar kamu pintar dan bisa berhasil seperti yang kamu cita-citakan." ujar pak Hermawan menyemangati Calista.

Calista harus berjalan sejauh 3 km untuk mencapai tempat Calista mencari ilmu. mengingat di desa tempat kelahiran Calista belum ada fasilitas sekolah menengah atas. Calista harus berjalan kaki setiap hari ke sekolah.

Bagaimana tidak!" desa tempat tinggal Calista dan keluarganya sangat terpencil bahkan akses jalan ke desa Calista masih memprihatinkan. Kadang-kadang Calista berpikir berhenti bersekolah agar bisa membantu keluarga.

Tetapi Andika selalu memarahi Calista kalau Calista berpikir demikian. Andika selalu berkata. "kamu harus sekolah kamu harus berhasil." ucap Andika yang memang Andika sangat sayang kepada Calista. dan Calista juga sayang kepada kakaknya Andika dan kedua orang tuanya.

Tetapi sewaktu penyakit ayahnya semakin memburuk, membuat ibunya tidak punya pilihan lain. Mereka membawa ayahnya ke rumah sakit. Tetapi uang untuk biaya pengobatan pak Hermawan tidak memiliki uang. Membuat ibunya harus menggadaikan surat rumah yang mereka tempati, kepada salah satu rentenir yang ada di desa itu.

****

Papa harap kamu segera pulang, agar dapat membantu papa memimpin perusahaan kita. Umur papa sudah tidak muda lagi, sudah sewajarnya kamu yang memimpin perusahaan." pekik Tuan Zulkarnain di ujung telepon. Membuat Seorang Bisma kesal mendengar apa yang dikatakan orang tuanya yang memintanya agar segera kembali dari kota San Diego California.

Padahal Bisma masih ingin tinggal di kota San Diego. Karena dirinya tidak ingin kedua orangtuanya terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya. Apalagi Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona selalu bertanya dan ingin agar Bisma segera menikah.

Padahal Bisma belum memiliki planning untuk menikah, Apalagi setelah sang kekasihnya menghianati dirinya. Membuat seorang Bisma tidak percaya kepada setiap wanita dan juga yang namanya cinta.

Penghianatan yang dilakukan sang kekasih saat dirinya masih berada di tanah air, membuat Bisma memilih tinggal di kota San diego California. untuk melupakan segala rasa sakit hatinya kepada sang kekasih. yang mana sang kekasih lebih memilih menikah dengan pria lain dibandingkan dirinya.

Bersambung ......

hai hai redears dukung terus karya outhor agar author lebih semangat untuk berkarya .

jangan lupa like, coment, vote dan hadiannya ya .trimakasih

BAB 2. DUKA YANG MENDALAM

Papa harap kamu segera pulang, agar dapat membantu papa memimpin perusahaan kita. Umur papa sudah tidak muda lagi, sudah sewajarnya kamu yang memimpin perusahaan." pekik Tuan Zulkarnain di ujung telepon. Membuat Seorang Bisma kesal mendengar apa yang dikatakan orang tuanya yang memintanya agar segera kembali dari kota San Diego California.

Padahal Bisma masih ingin tinggal di kota San Diego. Karena dirinya tidak ingin kedua orangtuanya terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya. Apalagi Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona selalu bertanya dan ingin agar Bisma segera menikah.

Bisma belum memiliki planning untuk menikah, Apalagi setelah sang kekasihnya menghianati dirinya. Membuat seorang Bisma tidak percaya kepada setiap wanita dan juga yang namanya cinta.

Karena mendapat perintah dari tuan Zulkarnain agar Bisma segera kembali dari kota San Diego California. Maka Bisma pun tidak dapat menolak apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya. Sehingga Bisma pun memutuskan akan segera kembali ke Jakarta untuk membantu kedua orang tuanya, mengelola perusahaan yang selama ini dikelola oleh Tuan Zulkarnain sendiri.

Tetapi untuk saat ini Tuan Zulkarnain sangat membutuhkan sosok Bisma membantu dirinya di perusahaan miliknya. Apalagi kondisi kesehatan Tuan Zulkarnain akhir-akhir ini sudah semakin menurun membuat Nyonya Katarina Dona dan juga tuan Zulkarnain, memohon kepada Bisma agar menerima tawaran Tuan Zulkarnain memimpin atau menjadi CEO di perusahaan milik ayahnya.

Ada rasa khawatir di hati Bisma Ketika Tuan Zulkarnain memohon kepada dirinya agar segera kembali ke Jakarta Ia tak benar-benar akan dijodohkan kepada anak dari sahabat tuan Zulkarnain. Sementara Dirinya belum ingin menjalin hubungan kepada wanita manapun.

***

Di tempat lain ibu Rospita yang merupakan ibu kandung dari Calista sudah kewalahan untuk mencari pinjaman agar Pak Hermawan dapat dibawa ke rumah sakit. Karena kondisi kesehatan Pak Hermawan sudah semakin memburuk.

Setelah ibu Rospita mendapat pinjaman dari salah seorang yang meringankan yang enggan agunan rumah gubuk yang menjadi tempat mereka berteduh selama ini. Agar pak Hermawan dioperasi di rumah sakit yang ada di salah satu kota di daerah Sumatera Utara.

Tetapi Tuhan berkehendak lain, dengan segala usaha sudah mereka lakukan tetapi Pak Hermawan sudah tidak tertolong lagi. Ketika dokter mengatakan kalau pak Hermawan Sudah tidak bisa tertolong lagi, Calista seperti bermimpi di siang bolong dan tidak percaya kalau ayahnya sudah meninggalkan mereka semua.

Ibu Rospita terus menangis Histeris seperti nya ibu Rospita juga berat melepas kepergian suaminya. "Kak ayah masih ada kan?ayah pasti bangun kan kak? pertanyaan demi pertanyaan itulah yang dilontarkan Calista kepada Andika. Andika memeluk Calista dengan erat untuk menenangkan Calista.

Sebenarnya Andika juga masih sulit menerima kepergian ayahnya. Tetapi sepertinya ia lebih kuat dibandingkan Calista untuk menerima kenyataan atas kepergian pak Hermawan. Hari itu juga jenazah pak Hermawan disemayamkan dirumah duka, dan habis sholat jenazah pak Hermawan si kebumikan di TPU terdekat yang ada di desa.

Setelah kepergian Pak Hermawan kondisi kesehatan ibu Rospita semakin menurun. bahkan Andika yang bekerja di bengkel harus bolak-balik izin untuk tidak masuk kerja berniat merawat ibu Rospita. Karena Andika tidak memperbolehkan Calista jika Calista bolos sekolah.

Mengingat ujian akhir tinggal menunggu hari beberapa hari kemudian. Ujian Nasional sekolah Calista pun dimulai. Calista mengikuti dengan penuh harap agar mendapat nilai yang bagus berharap ia lulus dengan mendapatkan nilai yang tinggi.

Setelah selesai ujian, Calista langsung pulang ke rumah dan Calista mendapati sudah ibu Rospita terbaring lemas di tempat tidur yang terlihat sudah buruk.

"Ibu.....

"Ibu.....

"Ibu.....

kenapa Calista berteriak memanggil ibu Rospita berharap ibu Rospita sadar. Tetapi ibu Rospita tak kunjung sadar, Calista berlari untuk meminta bantuan kepada tetangga untuk membawa ibunya ke Puskesmas terdekat yang ada di desa mereka.

Setelah tiba di Puskesmas,dokter mengatakan kalau ibu Rospita harus segera dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Karena keadaan ibu Rospita sudah semakin memburuk.

Calista bingung harus berbuat apalagi. Apalagi ia tidak memiliki uang sepeserpun Calista menangis sejadi-jadinya.

"Ya Allah bagaimana ini? Bantu aku ya Allah Calista menjerit di dalam hati. lalu Calista meminta tolong kepada tetangga, supaya mereka memberitahu kepada Andika kakaknya.

Hanya hitungan menit dokter keluar dari ruang periksa Ibu Rospita berkata kalau ibunya sudah pergi untuk selamanya. Calista berlari menghampiri ibunya. Ia sudah mendapati ibunya berbaring kaku di atas branker yang ada di puskesmas.

Calista memanggil memanggil nama ibu Rospita dan menggoyang-goyang tubuh ibunya. Tetapi tetap tidak ada pergerakan dari tubuh ibu Rospita. Bagai petir di siang bolong rasanya sebelum juga ibunya dimakamkan, Calista sudah mendapat kabar bahwasanya kakaknya Andika juga sudah pergi untuk selamanya.

Karena kecelakaan pasca kakaknya menuju Puskesmas untuk melihat ibunya yang lagi sakit. Tetapi Tuhan berkehendak lain,Andika korban tabrak lari hingga Andika tewas ditempat. Calista menangis se jadi-jadinya rasanya Calista juga ingin menyusul mereka. Tetapi sahabatnya listrik menyemangati Calista dan memberi arahan kepada Calista.

Berharap Calista kuat menjalani hidup ini. semua para tetangga dan kerabat memberi nasehat kepada Calista agar Calista kuat menjalani hidup dengan sabar dan tabah. Calista berpikir kenapa Alloh memberi cobaan yang bertubi-tubi kepadanya. sehingga Alloh mengambil orang-orang yang sangat iya sayangi. Ia terus menangis menatap jenazah ibu dan kakaknya berbaring kaku di tengah rumah gubuk yang selama ini tempat mereka berteduh.

Setelah jenazah ibu rospita dan Andika dikebumikan semua para kerabat dan tetangga sudah pulang ke kediaman masing-masing. Tinggallah Calista sendiri hidup sebatang kara di rumah gubuk peninggalan orang tuanya.

Di California

Terlihat Bisma benar benar menikmati hari harinya di kota San Diego, sebelum Bisma kembali ke tanah air. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bersenang-senang di kota San Diego California. Karena ia merasa tidak akan mendapatkan hal yang sama seperti yang ia rasakan selama berada di kota San Diego sama seperti yang ada di kota Jakarta.

"Lebih baik aku menghabiskan waktuku untuk bersenang-senang sebelum aku kembali ke tanah air." gumam Bisma dalam hati sambil meneguh wine yang ada di atas meja. Biasanya Bisma selalu menghabiskan waktu luangnya di Club atau di bar bersama teman-temannya.

Hal itulah salah satunya yang membuat Bisma tidak memiliki niat untuk menjalin hubungan dengan wanita. Apalagi selama berada di kota San Diego California, ia bebas melakukan apa saja yang ia inginkan termasuk bergaul bebas dengan setiap wanita yang ada di sana.

Bersambung....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏

jangan lupa, like, coment, vote, dan hadiahnya ya Trimakasih 🙏🙏🙏🙏

BAB 3. HARAPAN KEDUA ORANGTUA

Hal itulah salah satunya yang membuat Bisma tidak memiliki niat untuk menjalin hubungan dengan wanita. Apalagi selama berada di kota San Diego California, ia bebas melakukan apa saja yang ia inginkan termasuk bergaul bebas dengan setiap wanita yang ada di sana.

Hingga Bisma tidak ada niat untuk menjalin hubungan rumah tangga dengan seorang wanita. Padahal kedua orang tuanya Nyonya Katarina Dona dan Tuan Zulkarnaen sudah menginginkan Bisma agar segera membina rumah tangga dengan wanita pilihan kedua orang tuanya.

Kalaupun tidak dengan wanita pilihan kedua orang tuanya, setidaknya wanita pilihan Bisma sendiri pun tidak apa apa. Mereka tidak mempermasalahkan jika Bisma benar-benar memiliki hubungan yang serius dengan seorang wanita.Tuan Zulkarnain dan nyonya Katarina Dona pasti akan menerimanya dengan lapang dada.

Asalkan Bisma benar-benar mencintai dan menyayangi wanita itu. Kedua orang tua Bisma Zulkarnain tidak pernah mempermasalahkan atau membandingkan seseorang itu dari segi ekonomi. Yang terpenting bagi mereka, sosok pendamping Bisma merupakan wanita yang santun dan berakhlak.

Tetapi sampai saat ini Bisma belum pernah memperkenalkan seorang wanita yang menjadi calon istrinya kepada kedua orang tuanya. Setelah penghianatan yang dilakukan Kezia kepadanya. Kezia wanita yang sangat dicintai Bisma.

Ketika rencana pernikahan mereka tinggal menghitung hari, dan semuanya sudah dipersiapkan kedua orang tua Bisma, Kezia lebih memilih menikah dengan lelaki yang menjadi selingkuhannya. Ketika masih menjalin hubungan dengan Bisma.

Bahkan Bisma memergoki Kezia sedang bercumbu mesra di kamar sebuah hotel yang ada di kota Jakarta. Hal itu yang tidak bisa dimaafkan oleh Bisma, hingga sampai sekarang Bisma tidak pernah menjalin hubungan serius dengan setiap wanita.

Ia hanya memperlakukan Wanita hanya cinta satu malam saja. Apalagi setelah Bisma memilih tinggal di kota San Diego California membuat kehidupannya semakin bebas. Hingga ia tidak memiliki keinginan untuk menjalin hubungan rumah tangga.

****

Setelah kedua orang tua dan kakak Calista meninggalkan Calista untuk selamanya, hidup Calista terasa hampa. Calista kesepian, Calista hanya duduk merenungi nasibnya disudut kamar rumah gubuk peninggalan orantuanya.

Tiba-tiba Calista dikagetkan dengan suara pintu yang digedor gedor dari luar.

"Tok.....

"Tok....

" Tok.....

Siapa ya? gumam Calista yang ternyata ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Calista. lalu Calista membukanya.

"Calista bayar hutang-hutang ibumu beserta bunganya kepadaku. Kalau kamu tidak bisa membayarnya silakan kamu angkat kaki dari rumah ini. Karena ibumu sudah menggadaikan rumah ini kepadaku." ucap pak Karim yang merupakan salah satu rentenir di desa.

Pak Karim terkenal dengan kekejamannya dalam menagih hutang. Calista bingung dengan pernyataan pak Karim yang mengatakan kalau rumah peninggalan orang tuanya satu-satunya sudah digadaikan ibunya. Karena selama ini ibunya tidak pernah cerita kalau ibunya sudah menggadaikannya kepada pak Karim.

"Apa?

" Tidak mungkin ibuku menggadaikan rumah ini sama bapak!" jawab Calista karena Calista tidak percaya

"Apa kamu bilang?

"Tidak mungkin?nih buktinya kalau kamu tidak percaya." ucap pak Karim lalu pak Karim memberikan secarik kertas berupa surat perjanjian yang sudah ditandatangani ibu Rospita.

Membaca surat perjanjian itu tangan Calista gemetar. Bahkan seperti disambar petir di siang bolong. Belum kering air mata Calista sepeninggalan kedua orang tuanya beserta kakaknya Calista, harus terusir dari rumah yang ditempati Calista.Setelah sepeninggalan kedua orang tuanya.

Tetapi apa boleh buat, hidup harus tetap berjalan."Ya Tuhan aku harus bagaimana?" gumam Calista dalam hati.

"Bagaimana Calista mana hutang-hutang ibumu? Ucap pak Karim dengan suara meninggi membuat para tetangga, yang mendengar mulai berdatangan ke halaman rumah Calista.

"Kalau kamu tidak mampu membayar silahkan angkat kaki dari rumah ini sekarang juga. Rumah ini sudah menjadi milik saya.

"Saya mohon pak jangan usir saya dari sini, kalau bapak mengusir saya, saya mau tinggal di mana pak? Calista bersujud memohon kepada pak Karim agar pak Karim berbaik hati dan tidak mengusir Calista dari rumah peninggalan orang tuanya.

"Itu bukan urusanku!" kamu mau tinggal di mana yang penting kalau kamu tidak membayar hutang ibumu beserta bunganya kamu harus segeralah angkat kaki dari rumah ini." ucap pak Karim. Calista tetap bersujud di kaki pak Karim agar tidak mengusir Calista

Tetapi pak Karim tetap bersikeras untuk mengusir Calista.

Calista tidak punya pilihan lain, selain Calista meninggalkan rumah peninggalan orang tuanya.

"Ya Allah begitu berat cobaan ini kepadaku, dosa apa yang sudah aku perbuat ya Allah sehingga engkau mengambil orang-orang yang aku sayangi dengan secepat ini. Sekarang rumah tempat aku berteduh pun sudah tidak ada lagi, aku harus bagaimana ya Allah?" doa Calista di dalam hati.

Tiba-tiba pak Karin mengeluarkan seluruh barang-barang Calista dari rumah peninggalan orang tuanya. Calista menangis jadi jadinya.

"Pergi kamu dari sini, jangan sampai saya lihat kamu di sini lagi."ucap pak Karim dan langsung mengunci rumah peninggalan orang tua Calista yang sudah direbut pak Karim.

Calista duduk lemas dan sambil membereskan barang-barang yang masih bisa Calista pergunakan.

Pak. Rohdian datang menghampiri Calista yang merupakan guru wali kelas Calista. Ternyata Calista lupa kalau hari ini adalah pengumuman hasil ujian akhirnya telah keluar.

" Apa yang terjadi nak? Tanya pak Rohdian kepada Calista. lalu Calista menceritakan segala sesuatu yang dialami Calista. membuat Rohdian saat tiba kepada Calista.

"Jadi kamu mau ke mana nak? pak Rohdian Balik bertanya.

Calista menggelengkan kepalanya. Pertanda Calista tidak tahu harus ke mana pergi.

"Kalau begitu untuk sementara waktu kamu tinggal di rumah bapak dulu nak. Ujar pak Rohdian kepada Calista karena ia merasa tidak tega melihat keadaan Calista saat ini.

Tetapi Calista segan dan tidak mau terlalu merepotkan Pak Rohdian membuat Calista menolak tawaran pak Rohdian dengan secara halus.

"Jadi kalau kamu tidak tinggal di rumah bapak kamu mau tinggal di mana nak Calista? tanya pak Rohdian kepada Calista. Rencana Calista Calista mau ke kota Pak mau mencari pekerjaan di kota. Kalau Calista di sini mau kerja apa pak?sedangkan rumah Dan ladang kami sudah dikuasai pak Karim." jawab Calista.

Lalu pak Rohdian memberikan kartu nama seseorang kepada Calista.."Kalau kamu ke kota, coba kamu temui kerabat bapak di sana siapa tahu bisa membantumu mencari pekerjaan di sana." Pak rohdian juga memberikan lima lembar pecahan seratus ribu untuk ongkos Calista ke kota.

Calista memeluk Pak Rohdian dan menangis sejadi-jadinya.

"Terima kasih pak, sudah membantu Calista kalau tidak ada bapak, Calista tidak tahu harus bagaimana lagi." ucap Calista sambil terisak.

Pak Rohdian mengusap punggung Calista dan berkata"kamu harus kuat nak kamu harus berhasil kelak bapak yakin itu." jawab pak Rohdian menyemangati Calista.

Lalu Calista berangkat dan berjalan sejauh tiga kilometer untuk mendapatkan angkutan umum. Maklum dari desa Calista tinggal sangat terpencil. Bahkan akses jalan ke sana pun masih memperhatikan.

Setelah tiba di persimpangan tempat Calista menunggu angkutan umum, Calista bertemu dengan sahabatnya listrik yang ternyata listra juga mau ke kota untuk melanjutkan sekolahnya ke universitas.

"Eh kamu Lis kamu mau ke mana? Tanya listra kepada Calista yang melihat Calista membawa tas yang lumayan besar. "Rencananya Calista ingin pergi ke kota Jakarta." sahut Calista sambil berusaha mengembangkan senyumnya.

"Kalau kamu mau ke mana Lis? saya hanya ingin pergi ke kota Medan untuk melanjutkan kuliah. Sahut listra sambil menatap Calista dengan tatapan penuh tanya. Mendengar listra mau melanjutkan kuliahnya, hati Calista sangat sedih.

" Ingin rasanya Calista seperti listra bisa melanjutkan kuliahnya. Tetapi apa boleh buat Calista harus mengubur dalam-dalam keinginan dan impiannya untuk melanjutkan kuliah. Jangankan kuliah, tempat tinggal dan makan sehari-hari saja Calista sudah tidak ada lagi." gumam Calista dalam hati tanpa terasa air mata mengalir begitu deras.

Bersambung.....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!