Lalu Calista pun menceritakan apa sebenarnya yang Calista lakukan di ruang meeting,"Hah.... jadi begitu ceritanya? Bisa mati kutu tuh si cowok tampan tapi dingin dan Arogant itu." ucap Dewi.
"Aduh jadi gimana kata my bos ku yang tampan itu Calista? seandainya aku ada di situ sudah kupeluk si tampan ku itu untuk menenangkan hatinya yang sudah panas. "Hu....hu....hu." ucap Tiwi sambil mengibaskan tangan ke wajahnya.
"Ih dasar manusia aneh," bisa-bisanya kamu suka sama manusia seperti itu. Memangnya tidak ada lagi laki-laki lain apa? sampai segitunya kamu. He.....he.....he.
" Kalau aku sih ogah. Jangankan menikah sama dia, pacaran sama dia aja aku ogah. Bahkan di dalam alam mimpiku aku pacaran sama dia pun, tak sudi." sahut Calista membuat kedua sahabat Calista mencibir Calista Ha....ha....ha.
"Kan sudah kubilang Calista," jangan terlalu membenci orang lain. Nanti bisa-bisa kamu bucin sama dia." ucap Tiwi membuat Calista semakin kesal
"Ah kamu ada-ada saja ti.
"Pulang yuk!" aku ada kelas nih. Nanti aku telat." Ucap Calista kepada kedua sahabatnya lalu Calista mengganti seragam nya dan memakai pakaian yang biasa ia gunakan pergi ke kampus.
Calista masuk ke dalam lift khusus karyawan setelah lima menit kemudian, Calista sampai di lobby. Ternyata Gibran sudah menunggu Calista di sana.
"Hai Calista!" panggil Gibran.
"Ehh kamu Gibran. hai juga." jawab Calista.
"Kamu sudah pulang kan. Dan sekarang kamu pasti mau ke kampus kan? aku antar ya." ucap Gibran kepada Calista.
"Boleh deh, "hitung-hitung ngirit ongkos oceh Calista sambil bercanda dan tertawa bersama Gibran.
"Kamu makin cantik aja Calista." ucap Gibran memuji kecantikan Calista
"Ah kamu bisa saja Gibran. Terima kasih atas pujiannya. Tetapi sayangnya Calista tidak memiliki uang receh." ucap Calista sambil terkekeh.
Tapi serius kamu juga tambah handsome." jawab Calista lalu mereka tertawa bareng. Tanpa mereka sadari sepasang mata sudah memperhatikan mereka. Ya siapa lagi kalau bukan es kutub utara itu. Calista dan Gibran pergi menggunakan motor yang dikemudikan Gibran sebelumnya Gibran pun memasangkan kan helm untuk Calista. Calista duduk di belakang Gibran
"Sudah Lis? Tanya Gibran kepada Calista
"Sudah Gibran!" jawab Calista tarik sis..... semongko." jawab Gibran dengan ala-ala anak muda zaman now.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di kampus Gunadarma"Aku masuk ya, nanti keburu telat." ucap Calista kepada Gibran.
"Oke deh have you nice school." jawab Gibran. "Aku jemput nanti ya."ucap Gibran sedikit berteriak karena posisi Calista sudah agak menjauh darinya. Sementara si es kutub utara itu ternyata mengikuti mereka dari belakang.
"Siapa pria itu apa dia kekasih Calista? dan mengapa aku melihatnya bersama lelaki itu merasa ilfil? dan lagian ngapain aku mengikuti wanita itu sampai ke kampus ini? pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan Bisma di dalam hatinya sendiri.
Karena ia merasa heran mengapa Bisma sampai berada di kampus Gunadarma. Hanya untuk mengikuti seorang Calista yang hanya bekerja sebagai seorang OG di perusahaan milik keluarga Bisma yang dipimpin oleh Bisma saat ini.
"Ah bodoh!" gara-gara wanita itu aku malah nyasar kemari. Lebih baik aku pergi dari sini daripada wanita itu besar kepala melihat keberadaanku di sini. Nanti ia mengira kalau aku mengikutinya." gumam Bisma dalam hati sambil melajukan mobil mewah miliknya ke arah jalan raya menuju salah satu Cafe tempat biasa Bisma nongkrong.
Bisma menghubungi Carlos berharap Carlos bersedia menemaninya pergi ke sebuah klub malam. Padahal semenjak berada di Indonesia, Bisma sudah tidak pernah menginjakkan kaki lagi ke yang namanya klub malam. Tetapi entah mengapa saat ini Bisma ingin sekali menenangkan hatinya.
Entah karena dirinya merasa terpukul akibat ia telah menghina Calista yang ternyata Calista merupakan wanita yang sangat jenius, dan mendapatkan pujian dari beberapa petinggi perusahaan termasuk Tuan Zulkarnain sang pemilik perusahaan.
Kring...
Kring..
Kring ...
Suara ponsel milik Carlos terdengar jelas di telinganya. Ia pun langsung menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Bisma. Ia tidak ingin lebih lama Membuat Bisma menunggunya mengangkat sambungan telepon selulernya.
Karena Bisma dapat marah besar kepadanya.
"Hallo pak bos ada yang bisa saya bantu?" tanya Carlos to the point
"Kamu dimana? temui saya di cafe biasa." ucap Bisma kepada Carlos membuat Carlos tidak dapat menolak apa yang dikatakan big bosnya itu. Siap Bos sebentar lagi Carlos akan tiba di sana." ucap Carlos sambil memutuskan sambungan telepon selulernya setelah selesai berbicara dengan Bisma.
Bersambung....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Devi Handayani
oke thor... lanjut up dahhh😍😍
2022-10-23
0
Bundha Shantie
makin penasaran
2022-08-02
2
Bundha Shantie
up lagi kk. ..
2022-08-02
1