Di Ujung Penantian (Kekasih Sang Prajurit)
"Bunda, sudah kuputuskan jika aku akan mendaftarkan diri di Tes program guru di daerah terpencil itu bu" Ucap Viara yakin
"Tapi nak, apa kau sanggup hidup di daerah terpencil?"
"In syaa Allah Viara sanggup bunda, tolong jangan larang Viara bunda. Dengan Viara tinggal jauh dari bunda dan ayah maka Viara akan belajar mandiri bu. Viara mohon bunda" pinta Viara memelas
"Tapi sayang, selama ini kau sudah hidup mandiri bersama nenekmu di desa. Apa kau siap hidup jauh lagi dari keluargamu?" Tanya Vian menatap putihnya
"Iyah ayah, Viara siap. Ini semua demi cita-cita dan impian Viara selama ini" pinta Viara memohon. Tak tega melihat putrinya yang terus bersikeras,Vian menghela nafas dan menganggukkan kepalanya pada Viara
"Baiklah nak, ayah dan bunda akan mengizinkanmu kesana. Terus wujudkan impian dan cita-cita yang ingin kau raih. Ayah sama Bunda akan mendoakanmu selalu disini" tutur Vian menghapus air mata dipipi putrinya. Viara tersenyum dan berhambur memeluk kedua orang tuanya
"Terimakasih bunda, ayah"
"Iyah sayang, jika kau bahagia, itu adalah hadiah terbaik bagi kami" Ujar Hana mengelus punggung Viara
"Nak, kenapa wajahmu pucat sekali. Apa kau sakit sayang?" tanya Hana khawatir melihat wajah Viara yang seolah tak dialiri darah
"Nggak kok bu, Viara baik-baik aja. Viara pamit yah, Viara mau mengurus semua berkas Viara. Assalamu'alaikum bunda ayah"
"Walaikumsalam sayang" ucap Keduanya serentak sambil menatap punggung Viara yang semakin jauh
"Ternyata putri kita sudah dewasa ya bunda" ucap Vian merangkul pinggang istrinya
"Iyah ayah, ternyata semua didikan dan nasehat kita dipegang teguh oleh anak itu. Aku bangga karena telah mengandung dan melahirkannya" kata Hana tersenyum sambil bersandar didada bidang suaminya
_____
"Maafkanlah aku yang telah berbohong kepada kalian bunda,Aku tidak bisa mengatakan kepada kalian tentang penyakit yang kuderita ini. Biarlah ku simpan ini sendirian agar orang-orang terdekatku tidak akan cemas dan bersedih dengan penyakitku" batin Viara menjatuhkan air matanya dan sekuat tenaga berjalan masuk ke ruangan dokter yang menangani penyakitnya
"Permisi dokter Citra"
"Viara, silahkan masuk" ucap Dokter citra tersenyum kepada pasiennya
"Silahkan berbaring Viara, aku akan memeriksamu sekarang" Viara mengangguk dan mulai berbaring sesuai arahan dokter. Dokter citra yang telah melakukan berbagai pemeriksaan terhadap Viara menghela nafasnya kasar melihat hasil pemeriksaannya
"Ada apa dokter, apa hidup ku sudah tidak lama lagi?" Tanya Viara menatap lekat mata Dokter Citra
"Penyakit yang kau derita telah menyebar di sebagian tubuhmu Viara, bahkan sudah mencapai stadium dua. Apalagi belakang ini kau sering mengalami batuk berdarah dan mudah sekali merasa lelah?"
"Iyah dokter, aku sering merasa lelah padahal baru juga sentuh pekerjaan. Apa penyakitku semakin hari semakin parah dokter?" Tanya Viara menahan air matanya agar tidak tumpah. Dokter Citra menghela nafasnya dan mengangguk pelan kepada Viara
"Benar Viara, tapi penyakit yang kau derita sangat lambat untuk menyebar ke seluruh tubuhmu. Itu karena kau memiliki semangat yang tinggi untuk tetap sembuh seperti sedia kala. Apa kamu memiliki keinginan yang kuat sehingga kamu selalu berusaha untuk bertahan dan tetap berjuang melawan penyakitmu?" Tanya Dokter Citra. Tasya yang sejak tadi terdiam mengamati keduanya mulai angkat bicara
"Iyah Viara, kebanyakan orang akan pasrah dan menerima takdir mereka jika mengalami kanker seganas di tubuhmu. Tapi mengapa kau selalu berusaha untuk tetap bertahan meksipun kau sadar jika usiamu sudah tidak lama lagi?" Tanya Tasya yang setuju dengan dokter Citra
"Aku hanya ingin bertemu seseorang yang sejak dulu aku cintai dan dia adalah cinta pertamaku. aku selalu berdoa agar aku selalu diberikan kekuatan untuk bisa bertemu dengannya sebelum tubuh ini terbalut kain kafan" ucap Viara tersenyum
"Apakah seseorang yang kau maksud itu? Apakah dia adalah bang Andra?" Viara mengangguk tanda membenarkan pertanyaan Tasya
"Tapi Viara, itu sudah lama sekali. Bahkan kalian tidak pernah berkomunikasi sejak 8 tahun yang lalu. Bagaimana bisa dia mengenali wajahmu yang telah berubah. Bagaimana dia akan mengenalmu kembali setelah terpisah cukup lama" Kata Tasya tak menyangka
"aku hanya ingin bertemu dengannya dan melepaskan semua rindu yang selama ini kupendam. Aku akan sangat bersyukur jika dia masih mengenaliku setelah berpisah cukup lama, tapi jika dia tidak mengenaliku lagi, akan ku katakan padanya jika aku adalah gadis remaja itu. Gadis yang sangat mencintainya meskipun jarak telah memisahkan kami" Dokter Citra terharu mendengar ucapan Viara yang begitu menyentuh hatinya
"sangat jarang ada kekasih seperti mu Viara. Kekasih yang selalu mencintai kekasihnya meskipun berjauhan dan tidak pernah berkomunikasi sama sekali"
"Terimakasih dokter, inilah aku dokter, jika aku telah memberikan hatiku untuk seseorang, maka aku akan terus mencintainya sampai aku tinggal nama saja" balas Viara tersenyum pada kedua temannya
"Maaf jika aku lancang Viara, tapi bisakah kamu ceritakan tentang pertama kali kau bertemu kekasihmu?"
"Baiklah dokter" Viara tersenyum dan mulai menceritakan pengalaman pertamanya saat bertemu kekasih hatinya.
8 tahun yang lalu
Viara yang tengah berjalan-jalan di Batalyon mendengar suara meongan anak kucing. Viara mencari sumber suara itu dan mendapati seekor anak kucing di pinggir pagar. Viara segera mendekati anak kucing itu dan membantu membuka tali yang melilit kaki kecilnya
"Sabar ya kucing, aku sedang berusaha melepaskan ikatan di kakimu" ucap Viara sambil tersenyum dan sesekali mengelus kepala anak kucing yang terus memeong itu.
Andra yang baru saja selesai latihan menembak melihat kearah seorang gadis remaja yang duduk sendirian di pinggir pagar. Andra terus mengamati apa yang dilakukan gadis itu dan tersenyum saat melihat gadis itu tengah berusaha membuka ikatan yang melilit kaki seekor kucing
"Nah sudah selesai, sekarang kakinya bisa jalan lagi" ucap Viara senang. Viara segera membuka sebungkus makanan kucing yang dibelinya tadi dan menuangkannya di wadah agar anak kucing itu memakannya
"Makan yang banyak yah belang, biar cepet gemuk seperti kucingku yang lainnya"
"Meeeongg"
"Sama-sama belang" kata Viara sambil terus bercengkrama dengan kucing kecil itu. Andra menahan tawa dan geleng-geleng kepala sambil terus mengamati kegiatan gadis itu
"Benar-benar gadis yang unik. Dia bahkan berbicara kepada seekor kucing seolah kucing itu mengerti dengan ucapannya"
"Eits... Itu bukan sekedar unik bang, tapi itu bagus. Kata ibuku jika wanita yang menyayangi binatang adalah wanita baik dan berhati lembut" ucap Gery yang sejak tadi ikut mengamati Viara
"Iyah bang, kucing aja dijagain, bagaimana kalau suami dan anak-anaknya nanti" sambung Bayu
"Benar juga ucapan kalian. Ngomong-ngomong siapa gadis itu, aku baru pertama kali melihatnya sejak bertugas disini?"
"Kenapa hayoo, naksir yah" ucap gery menggoda Andra
"Apaan sih, orang cuman nanya dong. Kalau nggak mau jawab juga nggak apa-apa"
"Haha jangan cemberut gitu dong bang, sebenarnya gadis kecil itu adalah putri komandan kita. Lihatlah wajahnya yang sama persis dengan Danyon. Cantik bukan?"
"Iya dia cantik, tapi mengapa dia terus saja memakai masker, emang ada virus yah di negara ini?"
"Soal itu aku nggak tahu bang, tapi coba abang tanya langsung sama ayahnya" saran Gery
"Boro-boro nanya komandan, setiap menghadap saja aku takut salah. Apalagi jika aku bertanya tentang putrinya langsung, bagaimana pikiran danyon tadi. Sungguh aku sangat menyanyangi pekerjaanku dan aku takut kehilangannya" balas Andra tidak setuju dengan usulan temannya
"Yaudah lah, terserah lu aja bang. Gua cabut yah, pengen makan banyak"
"Jangan kebayakan makan loh, nanti gemuk tau rasa kamu"
"Nggak apa-apa gemuk bang, yang penting ganteng" tawa renyah Gery pecah diikuti teman-temannya yang lain. Setelah Gery dan prajurit lainnya pergi, Andra kembali mengamati gadis unik tadi namun Andra kebingungan karena gadis itu sudah tidak terlihat lagi disana
"Loh, cepat banget hilangnya. Baru juga mau kenalan" gumam Andra
"Kenalan sama siapa bang, bu susi yah?" tanya Adit yang baru saja datang
"Ihh bu susi mah udah saya kenal dari dulu bang"
"Lalu?"
"Abang lihat nggak gadis remaja yang ada disini?"
"enggak bang, aduh kenapa lupa gini?" ucap Farhan menepuk jidatnya
"Sana, komandan panggil tuh, katanya disuruh menghadap"
"Siap laksanakan" jawab Andra dan segera berlari ke ruangan Danyon. Sebelum masuk ke pintu, Andra sempat melirik tempat dimana dia melihat gadis tadi
"Semoga kita bisa bertemu lagi"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Lanjut semangat ya thor 💪💪💪
2022-08-03
1