NovelToon NovelToon

Di Ujung Penantian (Kekasih Sang Prajurit)

BAB 1. Awal Pertemuan

"Bunda, sudah kuputuskan jika aku akan mendaftarkan diri di Tes program guru di daerah terpencil itu bu" Ucap Viara yakin

"Tapi nak, apa kau sanggup hidup di daerah terpencil?"

"In syaa Allah Viara sanggup bunda, tolong jangan larang Viara bunda. Dengan Viara tinggal jauh dari bunda dan ayah maka Viara akan belajar mandiri bu. Viara mohon bunda" pinta Viara memelas

"Tapi sayang, selama ini kau sudah hidup mandiri bersama nenekmu di desa. Apa kau siap hidup jauh lagi dari keluargamu?" Tanya Vian menatap putihnya

"Iyah ayah, Viara siap. Ini semua demi cita-cita dan impian Viara selama ini" pinta Viara memohon. Tak tega melihat putrinya yang terus bersikeras,Vian menghela nafas dan menganggukkan kepalanya pada Viara

"Baiklah nak, ayah dan bunda akan mengizinkanmu kesana. Terus wujudkan impian dan cita-cita yang ingin kau raih. Ayah sama Bunda akan mendoakanmu selalu disini" tutur Vian menghapus air mata dipipi putrinya. Viara tersenyum dan berhambur memeluk kedua orang tuanya

"Terimakasih bunda, ayah"

"Iyah sayang, jika kau bahagia, itu adalah hadiah terbaik bagi kami" Ujar Hana mengelus punggung Viara

"Nak, kenapa wajahmu pucat sekali. Apa kau sakit sayang?" tanya Hana khawatir melihat wajah Viara yang seolah tak dialiri darah

"Nggak kok bu, Viara baik-baik aja. Viara pamit yah, Viara mau mengurus semua berkas Viara. Assalamu'alaikum bunda ayah"

"Walaikumsalam sayang" ucap Keduanya serentak sambil menatap punggung Viara yang semakin jauh

"Ternyata putri kita sudah dewasa ya bunda" ucap Vian merangkul pinggang istrinya

"Iyah ayah, ternyata semua didikan dan nasehat kita dipegang teguh oleh anak itu. Aku bangga karena telah mengandung dan melahirkannya" kata Hana tersenyum sambil bersandar didada bidang suaminya

_____

"Maafkanlah aku yang telah berbohong kepada kalian bunda,Aku tidak bisa mengatakan kepada kalian tentang penyakit yang kuderita ini. Biarlah ku simpan ini sendirian agar orang-orang terdekatku tidak akan cemas dan bersedih dengan penyakitku" batin Viara menjatuhkan air matanya dan sekuat tenaga berjalan masuk ke ruangan dokter yang menangani penyakitnya

"Permisi dokter Citra"

"Viara, silahkan masuk" ucap Dokter citra tersenyum kepada pasiennya

"Silahkan berbaring Viara, aku akan memeriksamu sekarang" Viara mengangguk dan mulai berbaring sesuai arahan dokter. Dokter citra yang telah melakukan berbagai pemeriksaan terhadap Viara menghela nafasnya kasar melihat hasil pemeriksaannya

"Ada apa dokter, apa hidup ku sudah tidak lama lagi?" Tanya Viara menatap lekat mata Dokter Citra

"Penyakit yang kau derita telah menyebar di sebagian tubuhmu Viara, bahkan sudah mencapai stadium dua. Apalagi belakang ini kau sering mengalami batuk berdarah dan mudah sekali merasa lelah?"

"Iyah dokter, aku sering merasa lelah padahal baru juga sentuh pekerjaan. Apa penyakitku semakin hari semakin parah dokter?" Tanya Viara menahan air matanya agar tidak tumpah. Dokter Citra menghela nafasnya dan mengangguk pelan kepada Viara

"Benar Viara, tapi penyakit yang kau derita sangat lambat untuk menyebar ke seluruh tubuhmu. Itu karena kau memiliki semangat yang tinggi untuk tetap sembuh seperti sedia kala. Apa kamu memiliki keinginan yang kuat sehingga kamu selalu berusaha untuk bertahan dan tetap berjuang melawan penyakitmu?" Tanya Dokter Citra. Tasya yang sejak tadi terdiam mengamati keduanya mulai angkat bicara

"Iyah Viara, kebanyakan orang akan pasrah dan menerima takdir mereka jika mengalami kanker seganas di tubuhmu. Tapi mengapa kau selalu berusaha untuk tetap bertahan meksipun kau sadar jika usiamu sudah tidak lama lagi?" Tanya Tasya yang setuju dengan dokter Citra

"Aku hanya ingin bertemu seseorang yang sejak dulu aku cintai dan dia adalah cinta pertamaku. aku selalu berdoa agar aku selalu diberikan kekuatan untuk bisa bertemu dengannya sebelum tubuh ini terbalut kain kafan" ucap Viara tersenyum

"Apakah seseorang yang kau maksud itu? Apakah dia adalah bang Andra?" Viara mengangguk tanda membenarkan pertanyaan Tasya

"Tapi Viara, itu sudah lama sekali. Bahkan kalian tidak pernah berkomunikasi sejak 8 tahun yang lalu. Bagaimana bisa dia mengenali wajahmu yang telah berubah. Bagaimana dia akan mengenalmu kembali setelah terpisah cukup lama" Kata Tasya tak menyangka

"aku hanya ingin bertemu dengannya dan melepaskan semua rindu yang selama ini kupendam. Aku akan sangat bersyukur jika dia masih mengenaliku setelah berpisah cukup lama, tapi jika dia tidak mengenaliku lagi, akan ku katakan padanya jika aku adalah gadis remaja itu. Gadis yang sangat mencintainya meskipun jarak telah memisahkan kami" Dokter Citra terharu mendengar ucapan Viara yang begitu menyentuh hatinya

"sangat jarang ada kekasih seperti mu Viara. Kekasih yang selalu mencintai kekasihnya meskipun berjauhan dan tidak pernah berkomunikasi sama sekali"

"Terimakasih dokter, inilah aku dokter, jika aku telah memberikan hatiku untuk seseorang, maka aku akan terus mencintainya sampai aku tinggal nama saja" balas Viara tersenyum pada kedua temannya

"Maaf jika aku lancang Viara, tapi bisakah kamu ceritakan tentang pertama kali kau bertemu kekasihmu?"

"Baiklah dokter" Viara tersenyum dan mulai menceritakan pengalaman pertamanya saat bertemu kekasih hatinya.

8 tahun yang lalu

Viara yang tengah berjalan-jalan di Batalyon mendengar suara meongan anak kucing. Viara mencari sumber suara itu dan mendapati seekor anak kucing di pinggir pagar. Viara segera mendekati anak kucing itu dan membantu membuka tali yang melilit kaki kecilnya

"Sabar ya kucing, aku sedang berusaha melepaskan ikatan di kakimu" ucap Viara sambil tersenyum dan sesekali mengelus kepala anak kucing yang terus memeong itu.

Andra yang baru saja selesai latihan menembak melihat kearah seorang gadis remaja yang duduk sendirian di pinggir pagar. Andra terus mengamati apa yang dilakukan gadis itu dan tersenyum saat melihat gadis itu tengah berusaha membuka ikatan yang melilit kaki seekor kucing

"Nah sudah selesai, sekarang kakinya bisa jalan lagi" ucap Viara senang. Viara segera membuka sebungkus makanan kucing yang dibelinya tadi dan menuangkannya di wadah agar anak kucing itu memakannya

"Makan yang banyak yah belang, biar cepet gemuk seperti kucingku yang lainnya"

"Meeeongg"

"Sama-sama belang" kata Viara sambil terus bercengkrama dengan kucing kecil itu. Andra menahan tawa dan geleng-geleng kepala sambil terus mengamati kegiatan gadis itu

"Benar-benar gadis yang unik. Dia bahkan berbicara kepada seekor kucing seolah kucing itu mengerti dengan ucapannya"

"Eits... Itu bukan sekedar unik bang, tapi itu bagus. Kata ibuku jika wanita yang menyayangi binatang adalah wanita baik dan berhati lembut" ucap Gery yang sejak tadi ikut mengamati Viara

"Iyah bang, kucing aja dijagain, bagaimana kalau suami dan anak-anaknya nanti" sambung Bayu

"Benar juga ucapan kalian. Ngomong-ngomong siapa gadis itu, aku baru pertama kali melihatnya sejak bertugas disini?"

"Kenapa hayoo, naksir yah" ucap gery menggoda Andra

"Apaan sih, orang cuman nanya dong. Kalau nggak mau jawab juga nggak apa-apa"

"Haha jangan cemberut gitu dong bang, sebenarnya gadis kecil itu adalah putri komandan kita. Lihatlah wajahnya yang sama persis dengan Danyon. Cantik bukan?"

"Iya dia cantik, tapi mengapa dia terus saja memakai masker, emang ada virus yah di negara ini?"

"Soal itu aku nggak tahu bang, tapi coba abang tanya langsung sama ayahnya" saran Gery

"Boro-boro nanya komandan, setiap menghadap saja aku takut salah. Apalagi jika aku bertanya tentang putrinya langsung, bagaimana pikiran danyon tadi. Sungguh aku sangat menyanyangi pekerjaanku dan aku takut kehilangannya" balas Andra tidak setuju dengan usulan temannya

"Yaudah lah, terserah lu aja bang. Gua cabut yah, pengen makan banyak"

"Jangan kebayakan makan loh, nanti gemuk tau rasa kamu"

"Nggak apa-apa gemuk bang, yang penting ganteng" tawa renyah Gery pecah diikuti teman-temannya yang lain. Setelah Gery dan prajurit lainnya pergi, Andra kembali mengamati gadis unik tadi namun Andra kebingungan karena gadis itu sudah tidak terlihat lagi disana

"Loh, cepat banget hilangnya. Baru juga mau kenalan" gumam Andra

"Kenalan sama siapa bang, bu susi yah?" tanya Adit yang baru saja datang

"Ihh bu susi mah udah saya kenal dari dulu bang"

"Lalu?"

"Abang lihat nggak gadis remaja yang ada disini?"

"enggak bang, aduh kenapa lupa gini?" ucap Farhan menepuk jidatnya

"Sana, komandan panggil tuh, katanya disuruh menghadap"

"Siap laksanakan" jawab Andra dan segera berlari ke ruangan Danyon. Sebelum masuk ke pintu, Andra sempat melirik tempat dimana dia melihat gadis tadi

"Semoga kita bisa bertemu lagi"

Bersambung....

BAB 2. Kisah 8 Tahun Yang Lalu

"Cucuku sayang, udah terbalas kangennya sama ayah bunda?" Tanya nenek lula pada cucunya yang baru kembali dari kota

"Masih kangen sih nek, tapi sekolah akan segera dimulai setelah libur panjang"

"Kenapa nggak sekolah di kota saja nak, kan disana lebih bagus sekolahnya, ada ayah bundamu juga disana" Tanya nenek Lula

"Nggak apa-apa kok nek, Aku sengaja bersekolah disini biar bisa jagain nenek" balas Viara memeluk neneknya

"Cucu nenek udah makin pinter aja, cantik lagi"

"Hahha terimakasih nenek. Ngomong-ngomong nek tadi sewaktu perjalanan kesini, Viara ngelihat banyak tentara di koramil di dekat rumah kepala desa. Ada apa yah nek?"

"Mereka ada latihan gabungan disini nak, mereka juga ditugaskan untuk mengamankan desa kita dari serangan kelompok bersenjata baru-baru ini"

"Apa!!desa kita diserang nek?" Tanya Viara terkejut

"Iyah sayang, beberapa hari yang lalu. Tapi semuanya aman terkendali kok." Seketika Viara bernafas lega mendengar penuturan neneknya

"Alhamdulillah. Emang cuman tentara aja yah nek yang jagain desa kita?

"Eits... Makanya mata itu dipake dong, bukan hanya tentara yang ada, tapi polisi juga banyak" ucap mbak Lena, keponakan nenek lula

"Yeeee, orang nggak lewat kantor polisi kok, jadinya nggak lihat"

"Sudah-sudah, sekarang istirahat lah nak, pasti kamu lelah setelah perjalanan jauh kesini"

"Baiklah nek, tapi kok mbak lena bungkus makanan sebanyak itu, ada acara adat yah nek?" Tanya Viara melihat banyaknya lauk dan hidangan di depan mbak Lena

"Nggak sayang, itu semua pesanan para tentara yang kamu lihat tadi"

"Benarkah, sini Viara bantu" seru Viara antusias

"Lahdala nak, baru juga sampai. Udah disuru istirahat malah ngotot mau kerja. Biar mbak aja yang kerja, mbak masih kuat kok"

"Nggak mau mbak, Viara tetap mau bantu kerja" bantah Viara dan segera turut membantu membungkus makanan. Mbak Lena sangat menolak dibantu Viara karena wajah Viara terlihat pucat, apalagi tubuhnya yang cepat lelah walaupun pekerjaannya baru saja dimulai. Namun melihat senyuman nenek lula akhirnya mbak lena pasrah dan membiarkan Viara membantunya

_____________

"Sudah selesai mbak, kalau dihitung jumlahnya ada 160 bungkus. Banyak juga yah tentaranya" ucap Viara

"Itu bukan hanya untuk tentara, tapi untuk polisi juga. Semua bungkusannya dibagi empat yah Viara"

"Oke mbak" kata Viara dan mulai membagi empat tempat semua bungkusan makanan itu

"Sudah mbak, masing-masing tempat berjumlah 40 bungkus"

"Yaudah terimakasih Viara, mbak pergi anterin pesanan om-om ganteng itu yah"

"Viara ikut yah mbak" Pinta Viara

"Tapi Viara, kau kan..."

"Viara janji nggak bakalan repotin mbak. Viara mohon" pinta Viara memelas. Mbak lena yang tidak tega menolak permintaan Viara menghela nafas dan menganggukkan kepalanya

"Yeah terimakasih mbak lena. Tunggu sebentar yah, aku ambil masker dulu" seru Viara senang

"Yaudah sana" Viara mengangguk dan segera mengambil maskernya. Setelah memakai masker,Viara ikut keluar bersama mbak lena untuk mengantar makanan pesanan para abdi negara tersebut

"Nah sudah sampai. Kamu yang bawain semua pesanan pak tentara yah, mbak mau ke asrama polisi dulu mau nganter pesanan mereka. Nggak apa-apa kan?" Tanya mbak lena

"Nggak apa-apa mbak, mbak hati-hati yah, aku kedalam dulu" ucap Viara tersenyum dan mulai berjalan masuk ke koramil sambil menenteng 2 kantung kresek berat ditangannya

"Ya ampun Viara, baru juga nginjak halamannya udah capek aja nih badan" guman Viara yang mulai kelelahan

"Begini nih kalau jarang olahraga, tapi kok badanku kurus yah, nggak kayak orang-orang lain yang kegemukan karena jarang olahraga" guman Viara masih berusaha berjalan melawan peluh di tubuhnya

"Sini dek, biar abang bantu" terdengar suara bariton dari arah belakang Viara dan langsung mengambil 2 kantung keresek besar dari tangan Viara. Viara menahan nafasnya melihat keindahan pahatan ciptaan tuhan, pemilik dari suara bariton merdu yang telah berdiri tegak di sampingnya

"Saya tahu saya ganteng, tapi jangan sampai melotot gitu dong matanya" kata Andra tersenyum

"Heheh maaf bang" Viara menjadi salah tingkat dan berjalan mendahului Andra karena senyuman Andra yang kembali meluluhkan hatinya

"Jadi tentara kok ganteng banget sih, padahal di Batalyon ayah banyak yang ganteng, tapi ini lebih ganteng lagi" Kata Viara dalam hati

____

"Ohh jadi awal kalian bertemu itu di desa yah?" Tanya dokter citra

"Benar dokter, dulu di desa kami terjadi serangan kelompok bersenjata jadinya banyak tentara sama polisi yang ikut mengamankan desa" jawab Tasya dibalas anggukan kepala oleh Viara

"Lalu Viara, saat itu berapa usiamu dan usia abang tentaramu itu?" Tanya dokter Citra kembali

"Usia kami beda 8 tahun dokter, saat itu usiaku 14 tahun dan masih kelas 8 SMP, sedangkan abang tentaraku berusia 22 tahun saat itu"

"Wah, cinta beda usia yah. Aku baru tahu sekarang. Kenapa nggak dari dulu ceritanya?" Tanya Tasya memoyongkan bibir

"Hehehe gimana mau cerita kamunya nggak tanyain sama aku sih"

"Maaf jika aku penasaran sama cerita kamu Viara, bisa ceritain lagi nggak, aku makin penasaran sama kisah cinta kamu" pinta dokter Citra

"Nggak apa-apa dokter, aku akan lanjut menceritakannya"

"Lanjutkan"

_________

"Wah, makanannya udah datang. Ayo kalian semua makan dulu" ucap Gery yang kegirangan melihat 2 kantung kresek di tangan Andra

"Iyah teman-teman, makanlah dulu" ucap Andra mulai membagikan satu-persatu bungkus makanan dibantu oleh Viara

"Aku sepertinya pernah melihat gadis ini, tapi dimana yah" batin Andra melirik Viara disampingnya

"Yah makanannya kurang bang, nggak semua prajurit kebagian" ucap Danu

"Berapa banyak prajurit yang belum kebagian?" Tanya Andra

"Sekitar 12 orang lagi" jawab Danu

"Nggak apa-apa bang, kami akan memasak saja di dapur, pak kepala desa baru saja mengantarkan bahan makan kesini" Kata Pandu

"Ohh yaudah bang, semangat"

Pandu dan beberapa prajurit yang belum kebagian makanan mengangguk dan segera menuju ke dapur untuk memasak makanan untuk mereka. Viara yang ingin membantu para prajurit segera keluar dari teras koramil dan berlari mengejar Pandu

"Bang, bisakah saya membantu kalian di dapur?"

"Tentu bisa dek, makin ramai kan makin seru" ucap Pandu tersenyum. Viara mengangguk dan mulai mengikuti langkah prajurit menuju ke dapur

"Apa saja bahan makanan yang tersedia disini?" Tanya Viara yang telah memasuki dapur

"Cuman ada bahan alam saja dek, seperti singkong, jagung, kelor dan pepaya muda" jelas Pandu

"Disitu juga ada nangka sebuah. Mau diapain yah mangkanya?" tanya adam bingung

"Adek punya ide bang, bisakah sebagian dari abang-abang mengupas singkongnya dan sisanya memisahkan kelor dari tangkainya?"

"Bisa dek" ucap para prajurit serentak dan mulai mengikuti arahan Viara. Viara sesekali tertawa mendengar candaan para prajurit yang begitu menyenangkan dan sangat ramah padanya. Viara menyunggingkan senyumnya melihat keseriusan para prajurit yang mengerjakan tugas mereka di dapur

"Ternyata selain menembak mereka juga pandai mengerjakan urusan dapur" batin Viara terus mengamati para prajurit yang bekerja

"Dek, ini singkongnya udah dikupas. Selanjutnya mau diapain?"

"Singkongnya langsung diparut aja bang" perintah Viara yang sejak tadi memotong daging buah nangka

"Siap komandan" ucap para prajurit serentak dan mulai memarut singkong. Setelah singkong selesai di parut, Viara ikut duduk di lantai dan mulai mengolah singkong parut tersebut.

Para prajurit terus mengamati Viara yang tengah mencampur adonan singkong dengan kelapa parut, gula merah, garam dan irisan buah nangka

"Ohh jadi ini gunanya nangka tadi?"

"Iyah benar bang, setelah adonan tercampur, maka adonan akan dibungkus daun pisang dan di kukus selama 20 menit"

"Ohh baiklah dek, biarkan kami yang membungkusnya dengan daun pisang"

"Iyah bang, Viara tunjukin caranya yah" Ucap Viara dan mulai mengajarkan cara menbungkus adonan singkong kedalam daun pisang. Viara sangat mudah menjelaskan karena para prajurit langsung mengerti dan mulai membungkus semua adonan singkong sampai habis. Viara tersenyum pada para prajurit dan mulai memanaskan kukusan.

Andra yang sejak tadi berdiri di depan pintu tersenyum senang melihat gadis kecil yang tengah membantu para prajurit di depan sana

"Benar-benar gadis yang sangat unik"

Bersambung.....

BAB 3. Dasar Anak Muda

"Hei Andra, daripada bengong di pintu mending bantuin yuk" ajak Pandu. Andra menganggukan kepalanya dan ikut serta membantu para prajurit bekerja di dapur. Sesekali Andra mencuri pandang dan menyunginggkan senyumnya melihat Viara yang tengah mencincang pepaya muda

"Dek, buka dulu dong maskernya, apa adek nggak kepanasan?" Tanya Pandu yang bingung karena sejak tadi Viara terus saja memakai masker. Andra yang juga penasaran dengan wajah Viara mendongkakkan kepalanya dan menatap wajah Viara

"Nggak bisa bang, saya punya masalah pernapasan jadinya harus tetap memakai masker.Maaf yah bang" Tolak Viara sopan

"Iyah dek nggak apa-apa" kata Pandu sambil tersenyum

Para prajurit kembali melanjutkan pekerjaan mereka dengan penuh semangat, apalagi dengan adanya Viara yang membantu mereka jadi mereka tidak perlu bingung untuk mengolah bahan makanan dari alam itu.

Makan yang dibuat mereka juga beragam, seperti sayur kelor campur pepaya, bakwan jagung, ikan air tawar bakar ,sambal ijo, dan singkong campur yang mereka buat tadi.

Kini pada prajurit telah duduk berjejer rapi di lantai dan mulai memakan makanan buatan mereka

"Masya Allah enaknya" ucap salah satu prajurit yang dibalas anggukan para rekannya. Hati Viara menghangat melihat para prajurit yang begitu lahap memakan makanan yang bersumber dari idenya

"Dek ini enak loh, adek nggak ikutan makan?" Tanya Pandu pada Viara yang duduk disampingnya

"Enggak bang, adek udah kenyang saat makan dirumah tadi"

"Ohh yaudah dek, kalau adek lapar lagi nanti adek tinggal ambil saja yah"

"Iyah bang, adek permisi ke belakang dulu yah bang" Bang Pandu mengangguk sambil tersenyum manis pada Viara. Sementara Viara yang telah berada di dapur diam-diam mengamati Andra yang begitu lahap memakan makanannya

Setelah para prajurit selesai makan bersama, para prajurit segera membersihkan piring bekas makanan mereka. Viara yang baru saja keluar dari toilet kebingungan karena tidak mendapati adanya para prajurit di ruang tengah

"Bang Pandu, dimana prajurit lainnya, kok sepi?" tanya Viara bingung

"Mereka di sumur dek, nyuci piring. Kalau mau kesana sekalian bareng aja dek"

"Ayo bang" Viara tersenyum dan mulai mengikuti langkah bang Pandu menuju ke sumur.

Setelah tiba di sumur, Viara tersenyum dan menyapa semua prajurit yang tengah membersihkan piring bersama-sama

"Wah dek, lebih baik adek duduk cantik aja yah, biar abang-abang semua yang nyuci piring disini"

"Nggak apa-apa bang, adek bantu yah, adek jadi nggak enak sama abang-abang"

"Yaudah adek atur aja piringnya kedalam keranjang yah"

"Siap bang" jawab Viara dan mulai menata piring bersih kedalam keranjang

"Loh Iyah dek, kita kan baru bertemu dan kami semua belum tahu nama adek" kata Pandu yang ikut menyusun piring bersama Viara

"Ohh iya yah, perkenalkan nama saya Viara bang, kalau abang-abang siapa namanya?" para prajurit mengangguk dan mulai memperkenalkan nama mereka

"Adek aslinya orang sini?" Tanya Bayu

"Nggak bang, saya aslinya dari kota B, hanya saja saya tinggal dan sekolah disini untuk menjaga nenek saya" balas Viara sambil tersenyum

"Usia kamu berapa dek?" Tanya Andra yang sejak tadi terus terdiam sambil memandangi Viara

"Usia saya 14 tahun bang" balas Viara ramah

"Jadi masih kelas 8 yah?" pertanyaan Andra dibalas anggukan kepala oleh Viara sambil tersenyum

"Benar-benar gadis yang unik. Sekecil ini sudah bisa memasak dan membantu orang tua" batin Andra terus mengamati Viara yang tengah tertawa mendengar candaan prajurit lainnya

"Abang-abang semua, saya pamit pulang dulu yah, nenek saya sudah nungguin di rumah" pamit Viara

"Biar abang mengantarmu dek" ucap Andra lembut

"Nggak perlu bang, tante saya sudah ada di depan. Saya pamit pulang dulu yah, assalamu'alaikum semua"

"Walaikumsalam Viara" ucap para prajurit serentak membalas lambaian tangan Viara.

"Sepertinya aku pernah bertemu gadis itu, Ohh Astagafirullah aku lupa, gadis itu kan putrinya komandan. Dia gadis yang kulihat 2 bulan yang lalu. Kenapa aku sepikun ini astaga" batin Andra menepuk jidatnya

"Kenapa bang? Pengen gegar otak yah"

"Nggak lah, masa cakep-cakep gini penyakitan"

"Lalu? wajah abang kayak orang yang baru inget sesuatu"

"Aku hanya teringat seseorang, dan orang itu adalah gadis tadi" Kata Andra

"Apa maksudmu bang? Kita baru pertama kali bertemu Viara tadi. Emang abang tahu siapa itu Viara?" tutur Bayu

"Iyah, gawat kalian semua. Kalian berani-beraninya menyuruh dan menggoda anak gadis komandan" kata Andra menakut-nakuti teman-temannya

"Prankkk" gelas yang dipegang bang Pandu seketika terlepas dari tangannya

Saking terkejutnya para prajurit, mereka membulatkan matanya sempurna dan menatap tajam kearah Andra

"Apa maksudmu bang, jadi Viara adalah... "

"Iyah, dia adalah putri komandan kita, aku pernah melihatnya berjalan-jalan di batalyon 2 bulan yang lalu"

"Kenapa abang nggak ngomong dari dulu sih" kesal Pandu

"Aku juga baru teringat sekarang"

________

"Loh nak, baru menang undian yah. Senang amat mukanya" ucap nenek lula yang membawa cemilan ke kamar Viara

"Ini lebih dari menangin undian nek"

"Wah bagus dong, apa yang membuat hatimu sebahagia ini sayang?" Tanya nenek lula lembut

"Viara suka sama salah satu tentara tadi nek" Kata Viara menyunggingkan senyumnya mengingat wajah Andra. Sementara nenek lula yang mendengar penuturan cucunya menghela nafas kasar dan menaruh nampan makanan di depan Viara.

Viara menyadari jika wajah neneknya berubah kusut mulai berbicara

"Ada apa nek? Apa nenek nggak setuju jika Viara suka sama tentara itu?" Tanya Viara pelan

"Bukan begitu sayang, nenek justru senang jika kau bahagia. Tapi sekarang bukanlah waktumu untuk jatuh hati pada seseorang sayang. Jalanmu masih sangat panjang" turut nenek lula

"Tapi nek, ayah bilang tidak ada salahnya mencintai seseorang asal jangan berlebihan"

"Iyah sayang, ayahmu memang benar. Nenek takut jika kau mencintai seseorang secara berlebihan. Nenek takut kau begitu menaruh harapan pada seseorang yang belum tentu jodohmu"

"Jika nenek nggak mendukung Viara untuk mencintai seseorang di usia Viara sekarang nggak apa-apa nek. Nenek pasti punya alasan yang kuat. Nenek jauh lebih tua dan berpengalaman dari Viara" ucap Viara mencoba tersenyum pada neneknya

"Bukan begitu sayang, nenek akan selalu mendukungmu jika kau mencintai orang itu. Hanya satu pesan nenek, kejarlah cita-citamu lalu cintamu. Jangan pernah menaruh harapan yang lebih, karena nenek takut masa depan dan semua impianmu hancur sayang" ucap nenek lula mengusap kepala cucunya

"Iyah nek, Viara janji nggak akan menaruh harapan lebih padanya. Jika dia memang jodoh Viara, semoga didekatkan dengan cara yang terbaik menurut-Nya" kata Viara tersenyum pada neneknya

"Iyah sayang, teruslah berdoa yang baik-baik untuk hidupmu dan orang-orang tercinta mu"

_______

"Nenek Viara pamit yah, Viara mau pergi ke rumahnya Tasya untuk kerjain tugas" pamit Viara

"Iyah nak, Hati-hati dijalan"

"Iyah nek" setelah memakai masker, Viara melangkahkan kakinya di jalanan menuju rumah Tasya

"Assalamu'alaikum Tasya" panggil Viara setelah sampai di depan rumah Tasya

"Walaikumsalam Viara, silahkan masuk. Tasya nya udah tungguin di kamarnya" ucap ayahnya Tasya

"Baiklah paman" balas Viara tersenyum dan berjalan masuk kedalam rumah Tasya

Ketika tiba di ruang tamu, Viara tertegun melihat 5 orang tentara yang tengah bercengkrama dengan pak Dimas

"Hai Viara" sapa prajurit serentak yang diangguki Viara sambil tersenyum. Andra beralih menatap Viara dan tersenyum manis padanya membuat yang ditatap menjadi salah tingkah.

Sebelum merasa malu karena salah tingkah, Viara segera berlalu dan langsung masuk ke kekamar Tasya tanpa mengetuk pintu

"Kau ini Viara, bikin jantungan aja. Mau aku cepat mati?" Kesal Tasya sambil mengusap dadanya

"Aku yang mati jika terus berlama-lama di depan"

"Apa karena abang tentara Tamvan yang kau suka itu?"

"Yang kau maksud siapa?" Tanya Viara bingung

"Siapa lagi kalau bukan bang Andra, aku tahu jika kau menyukainya bukan" Jawab Tasya tepat mengenai sasaran

"Ba...Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Viara gugup

"Hahah nggak usah gugup kali Ara, aku tahu jika kamu mencintai lelaki itu. Tatapan matamu yang begitu dalam padanya seolah kau menyimpan namanya indah dihatimu. Ucapanku benar kan Viara?" Viara mengangguk megiyakan ucapan Tasya

"Sepertinya bang Andra juga tertarik padamu Viara" sambung Tasya yakin

"Bagaimana bisa kau seyakin itu. Dia bahkan belum terlalu mengenalku, bagaimana mungkin dia akan mencintai anak kecil sepertiku" bantah Viara

"Aku yakin dia juga tertarik padamu Viara, aku sering memergokinya diam-diam mencuri pandang padamu. Dari tatapannya melihatmu seolah dia juga ingin memiliki dirimu" Jawab Tasya kembali

"Baiklah budak cinta, aku percaya dengan ucapamu. Sekarang bukalah buku matematika halaman 78, aku akan menjelaskan cara menyelesaikan soal itu seperti permintaanmu tadi"

"Tapi Viara, pikirkan kata-kataku baik-baik" ucap Tasya dan mulai membuka bukunya

__________

Viara sejak tadi mondar mandir didalam kamar Tasya karena para tentara yang berada di rumah Tasya belum pulang, bahkan tawa mereka masih menggema sehingga menambah kegelisahan Viara

"Kenapa Viara, kayak dikejar maling aja?" Tanya Tasya sambil membaca buku catatannya

"Aduh tentara di depan rumahmu belum juga pulang Tasya" ucap Viara cemas

"Lalu apa yang harus ku lakukan untuk membantumu sobat?"

"Usir mereka semua" Tasya membulatkan matanya mendengar perintah Viara

"What? Jika aku mengusir mereka maka aku lah yang akan ditendang ayahku karena menganggu tamunya" Jawab Tasya tak percaya

"Jadi aku harus bagaimana lagi, jika aku meloncat dari jendela, 20 detik kemudian kau akan menangisi ku"

"Menunggu lebih baik Viara" Ucap Tasya tersenyum. Viara menghela nafasnya kasar dan kembali membaca bukunya

20 menit kemudian

"Ehh Viara, kayaknya semua tentara udah pulang deh" seru Tasya

"Iya yah suara mereka tidak kedengaran lagi"

"Sebentar yah aku cek dulu"

_____________________

"Mereka sudah pulang Viara" ucap Tasya yang baru kembali dari ruang tamu

"Alhamdulillah, kalau begitu aku pamit pulang dulu yah, assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam, Hati-hati Viara" Viara tersenyum dan berlalu ke luar kamar Tasya.

"Kok perasaanku jadi nggak menentu gini. Disaat bang Andra ada, aku takut menemuinya. Disaat dia nggak ada, aku malah ingin bertemu dengannya. Ada apa denganmu Viara" gerutu Viara menepuk-nepuk pipinya.

Viara yang sejak tadi melamun sambil berjalan tidak menyadari adanya Andra dibelakangnya

Andra membunyikan klakson motornya membuat Viara tersentak kaget dan mengepalkan tangannya

"Hei, bisa nggak..." kekesalan Viara sirna setelah melihat orang yang membuatnya terkejut

"Eh abang, hehehe" cengir Viara merasa pipinya telah memanas

"Maafin abang yang ngagetin kamu yah dek"

"Ehh nggak apa-apa kok, salah adek juga yang melamun dijalan" balas Viara tersenyum.

Deg...

"Mengapa senyumanmu selalu berhasil menggoda hatiku dek" batin Andra terus menatap senyuman Viara padanya

"Abang kok bengong?" Kata Viara berhasil membuyarkan lamunan Andra

"Ahh nggak dek, adek bisa nggak temanin abang sebentar?"

"Boleh bang, temanin kemana?" Tanya Viara lembut

"Temani abang jalan-jalan di desa ini yah dek, sekalian kita cari martabak jika martabaknya ada yang jual di desa Ini"

"Baiklah bang"

"Ayo naik kebelakang dek" Viara mengangguk dan mulai menaiki jok belakang motor Andra. Setelah memastikan Viara duduk dengan nyaman di belakangnya, Andra tersenyum dan menjalankan motornya membela jalanan desa yang asri

Selama jalan-jalan sore, Viara terus menjelaskan pertanyaan yang ditanyakan Andra mengenai desanya.

"Abang itu ada penjual martabak" Andra mengikuti arah pandang Viara dan menghentikan motornya di seberang jalan

"Kamu tunggu disini saja yah dek, abang mau kesana dulu" Viara tersenyum dan mengangguk kepalanya pada Andra. Andra mengelus lembut kepala Viara dan segera berlari menyebrang jalan untuk membeli martabak

"Wah nak, itu pacarnya yah" ujar ibu penjual martabak itu

"Bukan bu, dia teman saya. Tapi do'ain yah bu biar dia jadi pacar saya nanti" Ucap Andra setengah berbisik

"Aaamiin ini syaa Allah nak, jika kalian berjodoh, berapapun perbedaan usia kalian pasti akan tetap dipersatukan" jawab ibu itu tersenyum

"Iyah bu, terimakasih. Ini uangnya"

"Iyah nak sama-sama" balas ibu penjual tersebut tersenyum menatap Andra yang berjalan menghampiri Viara

"Dasar anak muda"

__________

Andra kemudian memberhentikan motornya tepat di depan rumah Viara

"Terimakasih yah dek telah nemenin abang jalan-jalan"

"Sama-sama Kak, adek juga senang kok nemenin abang?" ucap Viara tersenyum sambil menatap wajah indah yang ada didepannya

"Masya Allah senyumannya itu" batin Viara terus menatap Andra tanpa berkedip

"Abang tahu abang ganteng kok dek" Viara tersadar dari lamunannya dan langsung membuang mukanya yang telah memanas kembali

"Aduhhh, kenapa bisa lupa begini sih, sadar Viara sadar" gumam Viara yang masih bisa didengar Andra

"Hahaha, abang pamit pulang yah dek, cepatlah masuk udah mau magrib nih, assalamu'alaikum adek"

"Walaikumsalam bang" ucap Viara tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Andra

"Ciee yang lagi deket sama abang tentara" Goda Tasya yang berdiri dibelakang Viara

"Kamu, kenapa ada disni? Bukannya kita sudah bertemu tadi"

"Pantas dicariin nggak pulang-pulang ternyata lagi main sama abang tentara yah"

"Yeeee kegeeran lu, aku cuman jalan-jalan doang bareng bang Andra"

"Jalan-jalan ke mana, ke KUA yah" goda Tasya kembali

"Sudah ah, katakan apa alasanmu datang menemuiku?" tanya Viara serius

"Nih bukumu, kamu menjatuhkannya di depan teras rumahku tadi"

"Ohh alhamdulillah, terimakasih baby"

"Hmm sama-sama. Boleh nanya sesuatu nggak Viara"

"Emang harus minta izin dulu yah kalau mau ngomong sama sahabat sendiri" kata Viara sambil memperhatikan bukunya

"Hehehe, gimana caranya yah biar bisa dapat abang tentara juga. Pengen juga kayak kamu Viara" ucap Tasya memelas

"Aku juga bingung Tasya, tapi aku punya ide untukmu"

"Ide apaan?"

"Kalau pengen dapat abang tentara, langsung ke markasnya aja, terus bilang deh sama komandan, komandan, tentaranya satu buat gua bawa pulang"

"Yeeee dikira barang dagangan. Sudahlah biar nanti akun tanyain sama ayahku saja"

"Yaudah sana, kalau udah tahu caranya ngasih tau aku juga yah"

"Hmmm aku pamit, assalamu'alaikum baby"

"Walaikumsalam" balas Viara melambaikan tangannya pada Tasya.

_____________

"Habis dari mana nak, kok adzan magrib baru pulang?" Tanya nenek lula yang tengah memasak di dapur

"Habis nemenin abang tentara jalan-jalan nek" jawab Viara antusias

"Abang tentara? Pak Darman maksudnya?" ucap mbak lena yang baru saja datang

"Yeeeee yang itu mah sudah kakek-kakek, yang aku maksud itu abang tentara yang msih muda, ganteng lagi" ucap Viara sambil memikirkan wajah Andra

"Sudah-sudah, sekarang kalian masuk dan shalatlah, setelah itu kita makan bersama" perintah nenek lula lembut

"Baik nek" Viara segera berjalan meninggalkan dapur dan masuk ke kamarnya untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim

Setelah mengaminkan doa nya, Viara tertegun melihat mukena putihnya yang terdapat beberapa bercak darah. Viara segera bangkit menghadap cermin dan alangkah terkejutnya ia melihat jika hidungnya telah mengeluarkan darah segar

"Ada apa ini? Apa masalah pernapasan ku makin parah yah" gumam Viara khawatir

"Nak, kau didalam. Segera keluar dan makanlah bersama" ucap nenek lula dibalik pintu kamar Viara

"Iyah nek, sebentar Viara beres-beres dulu" Viara segera membersihkan noda darah di hidungnya agar neneknya tidak khawatir melihatnya

"Semoga semuanya baik-baik saja. Berikanlah aku umur panjang Ya Rabb"

Bersambung..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!