"Loh dek, adek mau kamana?" tanya Andra yang melihat Viara tengah membereskan barang-barangnya. Viara berbalik menatap Andra dan berjalan mendekatinya yang tengah duduk bersandar di brankarnya. sebelum menjawab pertanyaan Andra, Viara mengontrol nafasnya dan tersenyum manis pada lelaki yang dicintainya itu
"Adek mau pulang bang, nenek adek cuma mengizinkan 2 hari saja untuk adek menjaga abang. Nggak apa-apa kan bang?"
"Iyah dek nggak apa-apa" Jawab Andra mencoba tersenyum
"Mulutku berkata Iyah, tapi hatiku tidak. Aku merasa nyaman bersamamu dek, andai aku masih bisa merasakan perhatian lembutmu setelah ini" batin Andra menghela nafasnya kasar
"aku masih ingin menjagamu disini karena aku takut, masa-masa aku bersamamu akan segera berakhir" kata Viara dalam hati
"Adek pulang dulu yah bang, nanti bang Pandu yang akan menggantikan adek menjaga abang disini. Assalamu'alaikum bang"
"Iyah dek, Walaikumsalam" Viara tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar ruangan Andra
"Kak Tara, tolong jagain bang Andra yah. Adek mau pulang dulu" pinta Viara pada Tara yang berdiri didepan pintu
"Iyah dek, nanti datang main kesini lagi yah"
"Iyah kak" Balas Viara tersenyum dan kembali melanjutkan langkahnya keluar rumah sakit
____________
"Kemana saja kamu, dicariin berkali-kali dirumah nggak ada" gerutu Tasya kesal melihat Viara baru kembali
"Hehe maaf, dua hari belakangan aku nggak ada dirumah. Baru tadi pagi aku pulang dari rumah sakit" tutur Viara sontak membuat Tasya tersentak kaget
"Hah! Rumah sakit. Siapa yang sakit?" Tanya Tasya cemas
"Bang Andra Tasya. Dia tertembak saat penyerangan 2 hari yang lalu" Ucap Viara pelan sambil menghela nafas
"Lalu bagaimana kondisinya?"
"Alhamdulillah dia baik-baik saja dan masih tahap pemulihan"
"Apa kamu yang menjaganya selama dirawat?" Tanya Tasya
"Iyah, emang kenapa?"
"Jangan-jangan kau melakukan sesuatu padanya" Goda Tasya tersenyum nakal
"Yeee kegeeran kamu, masa aku ambil kesempatan dibalik kesempitan sih"
"Yah, harusnya kamu mengambil kesempatan loh Viara, kebetulan ada peluang"
"Yeeee enak aja, pikiranmu kemana sih Tasya, ingat umur kita masih 14 tahun tapi pikiranmu sudah jauh keatas" kesal Viara
"Heheh maklum, pengen pacaran tapi takut dimarahi ortu" ucap Tasya
"Hahaha,dimarahin ortu itu wajar karena seharusnya di usia sekarang kita harus terus belajar, bukan malah mikirin jodoh. Apalagi belum tentu dua jodohmu" Ucap Viara bijak
"Tapi Teman-teman dikelas kita semua punya pacar ara, hanya kita berdua yang jomblo"
"Apa masalahnya jika kita jomblo, dengan begitu kita hanya akan memikirkan pelajaran dan masa depan. Kita tidak akan patah hati hanya karena urusan percintaan, tapi patah hati saat nilai ulangan di bawah standar" Lanjut Viara panjang lebar
"Iyah ucapanmu benar Ara, nanti lanjut belajar matematika lagi yah"
"oke bos"
_______________
"Nenek" ucap Viara berlari memeluk neneknya yang tengah memasak di dapur
"Kamu baru sampai nak?" tanya nenek lula lembut
"Iyah nek, tadi Viara singgah di rumah Tasya sebentar"
"Darimana saja kamu?" Tanya mbak lena yang baru datang
"Dari rumah sakit mbak, jagain abang tentara" Jawab Viara
"Ohh ya, lalu bagaimana kondisi abang tentaramu itu sekarang?" Tanya Mbak Iena sambil mengeluarkan belanjaannya
"Dia baik-baik saja, dia tertidur lama sekali jadi aku menemaninya seharian" Jawab Viara tersenyum mengingat wajah Andra
"Jangan-jangan kau melakukan sesuatu padanya sehingga dia tertidur cukup lama" ucap mbak Iena menerka
"Yeeee jangan menuduh sembarangan mbak, aku hanya menemaninya kok"
"Beneran hanya nemenin, nggak melakukan hal yang lebih?" goda mbak lena. Pipi Viara merona merah saat mengingat ketika dia merawat Andra semalaman dan membuka perban di bahunya
"Ahh nggak kok, cuman nemenin nggak lebih" sangkal Viara sambil menunjukkan deretan giginya
"Sudah-sudah, Sekarang makan dulu yah sayang, nenek sudah siapin makanan kesukaanmu di atas meja" ucap nenek lula mengelus kepala cucunya
"Baik nek" balas Viara dan beranjak duduk di kursi
"Nek, disini ada dua mangkuk, satu penuh dan satunya sudah habis. Siapa yang memakannya nek?" Tanya Viara bingung
"Tadi ayahmu datang nak, dia mampir sebentar dan dia yang memakan makanan di mangkuk kosong itu" ucap nenek Lula menjelaskan
"Viara juga ketemu ayah dirumah sakit nek, setelah itu ayah pergi lagi"
"Apa kau marah ketika ayahmu pergi meninggalkan mu demi tugas negara?" Tanya nenek lula yang duduk di seberang meja. Viara menaruh sendok yang dipegangnya dan beralih menatap neneknya sambil tersenyum
"Tidak nek, Viara nggak merah kok sama ayah. Memang Viara sedikit kecewa karena Viara hanya bisa bertemu ayah sangat singkat, tapi Viara tetap bangga sama ayah. Ayah rela meninggalkan keluarganya demi negara kita, dan berjuang demi keamanan negara kita. Bukankah itu tugas yang mulia nek"
"Iyah nak, kamu benar" ucap nenek lula membenarkan ucapan Viara
"Lalu bagaimana tipe suami yang kau inginkan sayang?" Tanya nenek lula. Viara tersenyum dan kembali menjawab pertanyaan neneknya sama seperti dulu
"Yang seperti ayah"
___________________
Keesokan harinya di rumah sakit desa sebelah, Andra hanya terdiam menatap keluar jendela, mencari sosok yang ingin dilihatnya setelah sosok itu pamit pulang 20 jam yang lalu
"Abang sudah bangun, ayo dimakan dulu buburnya" Kata Pandu yang baru saja datang menemui Andra
"Baru datang bang?" Tanya Andra
"Iyah habis dari desa, ada apa?" Tanya Pandu kembali
"Apa Viara ikut bersamamu. Apa dia ada disini?" Tanya Andra penuh harapan
"Tidak bang, tadi aku melihatnya pergi ke sekolah bersama temannya". Mendengar ucapan pandu, Andra menghela nafasnya kasar
"Ada apa bang? Aku perhatikan sepertinya abang mulai tertarik dengannya"
"Iyah benar bang, aku tertarik dengan gadis kecil itu. Sejak pertamakali aku melihatnya, aku mulai mengaguminya. Gadis remaja yang begitu lugu dan berhati mulia. Jika bukan karenanya, aku mungkin sudah tertutup gundukan tanah" ucap Andra tersenyum mengingat saat pertama kali dia melihat Viara
"Apa abang merindukannya?"
"Setiap saat, aku merindukan kehadirannya" balas Andra kembali
"Cepatlah sembuh bang, agar kau bisa bertemu lagi dengannya. Sepertinya dia juga memiliki perasaan yang sama seperti abang, tapi dia malu karena perbedaan usia kalian berdua yang cukup jauh"
"Benar bang, saat aku menatap matanya, matanya seolah mengisyaratkan sesuatu. Pandangannya begitu dalam dan teduh saat menatapku. Aku jadi penasaran seperti apa rupa yang tertutup masker itu"
"sepertinya dugaanku benar, kamu mencintai Viara dan Viara juga mencintaimu" batin Pandu merasa ada sesuatu yang aneh dalam hatinya
"Wah, ada yang lagi jatuh cinta nih" Kata Pandu diangguki Andra sambil tersenyum
"Saat waktunya tiba, aku akan mengatakan perasaanku padamu. Semoga kau dapat menerimaku dengan baik"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments