My Boss My Ex

My Boss My Ex

1. Hamil

Hamil

"Hamil? Ak-aku hamil?" Mata Rachel membola sempurna, mulutnya terbuka lebar, sekujur tubuhnya mulai bergetar saat melihat benda pipih warna biru yang ia pegang terdapat tulisan yang menyatakan bahwa ia kini sedang mengandung. Rachel tidak menyangka ketakutannya beberapa hari ini menjadi kenyataan. Ada calon manusia baru di dalam rahimnya.

Benda pipih itu jatuh di lantai kamar mandi, air mata sudah mulai mengalir deras membasahi wajahnya, sepasang kaki yang semula kuat berdiri, kini lemas dan tidak mampu menopang tubuhnya. Hingga akhirnya Rachel terduduk lemas tidak berdaya di lantai.

"Kenzi...," cicitnya menahan sesak kala mengingat kekasihnya. Kenzi Barata Abimana, seorang siswa tampan nan keras kepala yang paling ditakuti di sekolah itu merupakan cinta pertama Rachel, tiga minggu yang lalu mereka merayakan kelulusan sekolah bersamaan dengan hari jadi mereka yang ke dua tahun, karena terlalu larut dalam kebahagiaan keduanya berakhir di atas ranjang.

"Kamu jangan khawatir, aku pasti bertanggung jawab."

Rachel memejamkan mata, berusaha membuang bayangan wajah Ken saat mengatakan akan bertanggung jawab, ternyata semua hanya omong kosong belaka. Buktinya, setelah kejadian malam itu Kenzo mengilang begitu saja tanpa meninggalkan pesan atau jejak sedikitpun untuknya.

"Akhhhhhh!!! Rachel bodoh! Bodoh! Bodoh!" Tangisannya semakin kencang, hatinya hancur tidak menyangka Kenzo bisa setega ini kepadanya. Pria yang amat sangat ia cintai itu benar-benar berhasil menorehkan luka begitu lebar di hatinya.

"Aku bahagia karena ini anakmu, tapi kenapa kamu biarkan aku menghadapi semua ini sendirian? Aku harus gimana sekarang, Ken ... kamu bahkan gak tau kalau aku hamil."

Dada Rachel sesak seperti tak berongga, tubuh yang semula kuat sudah seperti tak bertulang, pikirannya kacau tidak bisa mencari jalan keluar dari kepelikkan yang saat ini ia hadapi.

Harusnya, Rachel menghubungi Ken dan mengatakan kalau kini ia tengah mengandung anaknya 'kan? Tapi, sudah tiga minggu Ken tidak bisa dihubungi.

Harusnya, Rachel mendatangi rumah pria itu 'kan? Tapi, sayangnya selama mereka berhubungan Ken menetap di kosan salah satu temannya yang bahkan tidak tahu sekarang Ken ada di mana.

Harusnya, Rachel menemui orang tua Ken 'kan? Tapi kenyataannya Rachel tidak tau siapa orang tua Ken. Selama ini Ken tidak pernah membahas tentang keluarganya, bahkan pihak sekolah pun menutupi informasi tentang Kenzi Barata Abimana.

Ini Jakarta, di bagian mana lagi Rachel harus mencarinya? Ia sudah pernah mencoba mencari Kenzi, tapi tidak membuahkan hasil. Pertanyaan kian menumpuk di benak. Kenapa Kenzi tega meninggalkannya begitu saja? Padahal, hubungan mereka baik-baik saja, lalu mengapa Kenzi menghilang bak ditelan samudera?

Rachel membenamkan wajahnya di atas lengan yang tertumpu pada kaki yang baru ia tekuk. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menangis.

"Rachel, kamu kenapa?" Audy terkejut mendapati adiknya terlihat kacau di dalam kamar mandi. Tangisan Rachel terdengar memilukan, Audy tahu semua ini pasti karena cowok itu.

"Kenzi lagi?" Audy berjongkok di samping Rachel. "Kakak tau gak mudah buat kamu lupain dia, tapi mau kamu nangis kejer setiap hari kayak gini, itu gak akan ngembaliin keadaan, kenyataannya dia udah pergi ninggalin, kamu!"

Rachel semakin terisak.

Audy menghembuskan nafas panjang, lalu kembali bicara, "Kamu gak harus kayak gini juga, sudahi air mata yang terbuang percuma karena Kenzi, dia aja bisa lupain dan ninggalin kamu gitu aja, masak kamu gak bisa lupain dia?"

Percayalah ... melupakan orang tercinta, tidak semudah mengatakannya. Lagi, Rachel masih perlu waktu untuk mencerna apa yang terjadi.

Membayangkan Kenzi benar-benar melupakannya membuat hati Rachel semakin nyeri, terlalu banyak kenangan manis yang mereka lewati, tapi kenapa Kenzi semudah itu menghapusnya?

Punggung yang masih bergetar karena pemiliknya masih menangis mendapat sentuhan lembut. Audy masih berusaha membujuk adiknya.

"Udah, dong Rachel jangan nangis lagi, kamu...." Benda pipih yang tertangkap mata membuat mulutnya berhenti bicara. Tangannya ikut bergetar saat mengambil taspack tersebut. Seketika, matanya semakin terbuka lebar.

"Hamil?" Audy meraih kedua bahu Rachel dan mendapati wajah sembab adikknya. "Rachel, kamu HAMIL?"

Tespack yang dipegang Audy terpampang di depan wajah Rachel. Mata Audy menyelidik penuh tanya pada adiknya tersebut.

"Apa tespack ini punya kamu?" Bibirnya bergetar, tidak ... adik kecilnya ini baru tiga minggu yang lalu lulus SMA dan belum menikah, tespack ini pasti bukan punya Rachel. Audy berharap begitu.

Rachel sekilas memejamkan mata, tidak tahu harus menjawab apa, tidak mungkin ia berbohong karena lambat laun perutnya semakin membesar.

"Kenapa kamu diam aja?" Ia guncangkan bahu adiknya hingga Rachel menatapnya dan ia pun kembali bertanya. "Bilang sama kakak kalau ini bukan punya kamu, kamu nggak hamil 'kan?"

Mendapati pertanyaan seperti itu membuat Rachel semakin terisak, rasanya ia tidak sanggup membuat kakaknya kecewa.

"Rachel! Apa artinya ini?" Audy melemparkan tespack itu ke sembarangan arah. "JAWAB!!!"

"A-aku hamil...."

Plak!!!

Terpopuler

Comments

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

hadir thor

2022-07-27

0

oyen

oyen

kenapa oca kau gantung thor pdhl cuacanya terik banget kan kasihan ntar gosong

2022-07-03

0

Tiah Sutiah

Tiah Sutiah

aku mampir thor

2022-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!