20
Rachel bergeming menatapnya, bingung harus menjawab apa. Jika ia berkata jujur tentang Kenzi, ia takut Audy akan menemui pria itu dan memberinya pelajaran. Audy bisa semakin membenci Kenzi jika tahu kalau Kenzi sudah bertunangan dengan wanita lain. Dan itu bisa membuka peluang untuk Kenzi mengetahui keberadaan Kalea.
"Nggak apa-apa, Kak. Aku cuma capek karena tadi turun ke lapangan," kilahnya berbohong. "Tapi, capeknya hilang karena ada Kal di sini." Rachel menghujani wajah Kalea dengan ciuman, seketika suara tawa Kalea pecah di ruangan itu.
Sepertinya, Kalea kelelahan hingga, anak kecil itu tertidur di pangkuan ibunya. Rachel mengelus halus rambut Kalea penuh kasih sayang. Rasanya ingin sekali Rachel mengatakan kepada Kalea kalau ayahnya sudah kembali, ia sudah bertemu dengan ayah yang selama ini ditanyakan Kalea, tapi bibirnya terlalu berat untuk berucap.
Andai saja, pria itu belum dimiliki wanita lain. Rachel pasti sudah memertemukan mereka, Kalea pasti bahagia berjumpa dengan Kenzi dan begitu juga sebaliknya, tapi ... sudahlah, Rachel tidak mau berharap apapun.
"Siniin Kalea biar dipindahin ke kamar," ucap Audy, ia mengambil Kalea untuk dipindahkan ke tempat yang lebih nyaman, setelah memastikan Kalea tidur pulas, ia kembali duduk di samping Rachel.
"Jujur sama kakak, sebenarnya apa sih yang kamu pikirkan?" Audy mengelus lengan Rachel. "Semakin kamu mencoba menutupi apa yang kamu rahasiakan dari kakak, semakin kakak tahu ada yang tidak beres sama kamu, El." Audy masih mencoba membujuk Rachel yang memang terkadang tidak mau terbuka padanya.
Rachel menghela napas panjang, ia dilema saat ini. Tapi, rasanya tidak tega jika ia terus-terusan berbohong kepada kakaknya yang sudah banyak berkorban untuknya.
"Kak...," ucap Rachel lirih, ia memegang tangan kakaknya. "Tapi janji ya jangan marah, aku takut Kalea denger obrolan kita," katanya sedikit ragu.
"Kenapa kamu takut kakak marah?" Audy bertanya penasaran. "Apa ada hubungannya sama Kal?" suaranya tersengar seperti sedang berbisik.
Rachel mengangguk, ia tatap mata Audy intens. "Aku ketemu sama Kenzi," ucapnya dengan satu kali tarikan nafas.
Audy terperanjat mendengarnya, kelopak matanya terbiak sempurna, pandangannya terasa panas karena emosi mulai membakar tubuhnya.
"Di mana kamu ketemu sama si brengs ek itu!" Ingin sekali ia membebaskan kepalan tangannya kepada pria itu. "Kamu diapain lagi sama dia? Apa dia kurang ajar lagi sama kamu?" Audy membombardir adiknya dengan pertanyaan, ia menelisik tubuh Rachel seperti mencari sesuatu, ia khawatir Kenzi menodai adiknya lagi.
"Tenang, Kak ... aku gak sebodoh itu," jawab Rachel, ia tahu kalau Audy mengkhawatirkan dirinya. "Kenzi ...," Rachel menjeda ucapannya, ia melihat pintu kamar memastikan Kalea tidak ada di sana. "Kenzi, bosku di kantor."
"Kok bisa?" Audy lebih terkejut lagi. "Bukannya asal-usulnya gak jelas? Sejak kapan dia jadi bos kamu?"
"Aku juga baru tau, Kak. Makanya aku takut Kenzi tau tentang Kalea. Aku udah berencana berhenti kerja dari perusahaannya, tapi gak bisa! Kenzi pasti mempersulitnya, kak!" Rachel menggigit bibir bagian dalam, sungguh ia masih sangat ketakutan.
"Kakak tahu Kenzi berhak tau tentang anaknya, tapi kakak gak akan biarin dia ambil Kalea dari kita. Kamu tenang aja, kamu bekerja seperti biasa, biar kakak yang jaga Kalea di sini, sementara Jordy ngurus Kalea Bakery!" ujarnya, ia mengira ini adalah keputusan yang tepat. "Kalau kamu gak mau Kenzi bertemu dengan Kalea, jangan sampai Kenzi datang ke sini, El," ucap Audy, ia teringat kejadian di Surabaya saat Kalea bertemu dengan orang asing dan besar kemungkinan kalau pria itu memang Kenzi.
"Iya, Kak. Apapun alasannya, aku gak akan biarin Kenzi berbuat semaunya terutama bebas keluar masuk di tempat ini!"
Meskupun Rachel sudah berusaha metakinkan Audy, tapi hatinya masih saja gelisah, seperti ada yang mengganjal di sana. Ternyata, ia memang hampir melupakan sesuatu.
"Pak Lian? Pak Lian tahu kalau aku punya anak, kan? Gimana kalau pak Lian kelepasan bicara sampai Kenzi tau tentang ini? Kenzi gak tinggal diam, Kak. Dia pasti bisa menebak kalau Kalea adalah anaknaya!"
"Yaudah, tunggu apa lagi? Kamu hubungi bos kamu itu. Yakinkan dia supaya gak bahas apapun tentang Kalea!"
Sontak, Rachel bergegas menghubungi Lian dan membuat janji untuk bertemu.
Di tempat lain.
"Sial!" umpat Lian, emosi masih menguasainya, sebab sampai detik ini BARA belum juga menjawab panggilannya. "Dibawa ke mana, si Rachel?" ucapnya sembari mengusap wajah gusar. Record Bara di masa lalu semakin membuat Lian khawatir, ia takut Bara melakukan hal yang buruk kepada Rachel. Apalagi apartmen wanita itu terlihat sepi seperti tidak berpenghuni. Kalau saja handpone yang ia pegang tidak berdering, ia pasti sudah menghancurkan benda ini. Nama yang tertera di layar datar itu berhasil meredam emosinya.
"Rachel?" Lian tidak menyiakan kesempatan, ia cepat-cepat menjawab panggilan dari wanita yang hampir seharian ini ia khawatirkan.
***
Menjelang petang, mobil Lian sampai di tempat tujuan, ia sengaja datang menjemput Rachel di apartmen wanita itu. Lian tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Rachel, yang pasti mereka sudah membuat janji bertemu. Tentu saja Lian mengambil kesempatan mengajak Rachel makan malam.
Jendela kaca ia buka sebagian, dari dalam mobil Lian melambaikan tangan kepada Rachel. Wanita itu tersenyum dan langsung menghampirinya. Rachel masuk ke dalam mobil setelah ia membuka pintu secara otomatis.
"You so beutiful," puji Lian setelah Rachel duduk di sampingnya.
"Mulai ngegombal, lagi," jawab Rachel sembari memasang sabuk pengaman. "Kita mau ke mana?" tanya Rachel, ia tidak sabar mengutarakan niatnya minta tolong agar Lian tetap menjaga rahasianya dari siapapun, tapi rasanya tidak sopan kalau membahas itu di mobil.
"Kita ke tempat yang paling special," jawab Lian setelah melajukan mobilnya lagi.
Lian dan Rachel tidak tahu kalau ada mobil yang mengikuti mereka diam-diam. Orang itu adalah Kenzi, ia sengaja datang ke apartmen Rachel untuk mengajak wanita itu makan malam dan bernostalgia dengan tempat favorit mereka dulu, tapi yang terjadi tidak sesuai harapan. Sebelum mereka bertemu, wanita cantik itu sudah masuk ke dalam mobil lain dan Kenzi tidak tahu siapa orang yang ada di balik kemudi tersebut. Cengkraman pada strir itu semakin kuat kala Kenzi terbayang senyuman Rachel tadi, ia tidak suka Rachel tersenyum manis seperti itu kepada orang lain.
"Gak! Kamu gak mungkin segampang itu melupakan aku 'kan, Ra?" gumam Kenzi, ia semakin menambah kecepatan mengejar mobil yang berada tidak jauh di depannya. "Jangan bilang kalau posisiku udah digantikan orang lain, Ra, gak akan aku biarkan ada laki-laki lain di dekatmu, kamu miliku, Ra! Masih milikku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Winy Hardiyani
lama aja up nya thor 🙃🙃🙃
2022-08-12
0
Bunda Aliefyaku
lanjut thoor
2022-08-10
0
tien
next thorrr🤭🤭🤭
2022-08-10
0