Setelah menyentuh pipi sang adik, tangannya menjadi tremor, bagaimana tidak? Barusan saja, bukan sentuhan lembut seperti selama ini ia berikan kepada Rachel. Tapi, sebuah tamparan keras hingga kelima jarinya membekas di pipi Rachel. Adik satu-satunya yang ia rawat dan besarkan penuh cinta setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia. Audy merasa telah gagal menjaga seorang gadis bernama Rachel Florencia.
"Sejak kapan lo jadi liar gini, hah?" Ia menolak bahu sang adik sampai punggungnya terbentur dinding. "Sejak kapan lo gak tau aturan bergaul? SEJAK KAPAN??!" Suara Audy menggema di kamar mandi, ia berdiri memejamkan mata berharap semua ini tidak nyata.
Siapapun ... tolong katakan ini tidak benar. Jika ia bermimpi, tolong bangunkan ia dari mimpi terburuk yang pernah ada. Jika ini nyata, tolong pastikan bukan Rachel yang ada di depan mata. Tidak ... adik manisnya tidak mungkin sebodoh itu sampai hamil di luar nikah. Bahkan ... baru lulus SMA. Namun, sayangnya ia hapal betul suara tangisan ini.
Rachel masih menunduk dalam, air matanya seperti anak sungai mengalir deras tanpa bisa dihentikan. Pipinya tidak sesakit hatinya saat kak Audy memakai kata 'lo' kepadanya, Rachel tahu sang kakak sangat marah dan kecewa. Oleh sebab itu, ia hanya diam mendengarkan amarah sang kakak.
"Kenzi ...." Suara Audy nyaris tidak terdengar, namun nama itu semakin membuat Rachel menangis. "Jadi, semua ini udah direncanakan? Si brengs*k itu pergi setelah berhasil ngerusak lo? Hamilin lo kayak gini?"
Rachel menggelengkan kepala dan berucap lirih, "Kenzi gak kayak gitu...."
"Lo masih mau belain dia?" sentak Audy dengan dada yang masih berdebar, amarah masih mengumpul di sana.
"Apa yang gue bilang selama ini bener 'kan? Itu cowok badung gak mungkin serius sama lo. Selama ini lo cuma dijadikan bahan sama dia!"
Audy sudah pernah memperingatkan sang adik agar tidak terlalu dekat dengan Kenzi yang recordnya sering bikin onar dan keributan hampir di semua tempat. Bahkan, ntah sudah berapa kali para siswa dari sekolah lain menyerang sekolah PERMANA karena ingin balas dendam kepada Kenzi.
Ya ... Kenzi Barata Abimana memang sebadung itu, terkenal sebagai preman sekolah. Tidak terhitung berapa kali cowok itu melawan para guru dan kepala sekolah, tapi anehnya pihak sekolah tidak juga mengeluarkan Kenzi dari sana. Kenzi benar-benar kebal hukum. Selama ini tidak ada aturan yang bisa menyentuhnya.
Rachel menutup kedua telinganya, ia tidak mau ucapan sang kakak memengaruhi perasaannya. Rachel yang lebih tahu seperti apa watak Kenzi, karena selama ini Kenzi sudah sangat melindunginya. Kenzi bahkan pernah hampir mematahkan tangan siswa lain saat kedapatan menyentuh bo*ongnya di jam istirahat. Kenzi Barata Abimana selalu berusaha melindungi dan menjaga kehormatan Rachel. Tapi malam itu ....
"Gug urkan!"
Satu kata itu berhasil membuat wajah Rachel terangkat, posisinya yang masih duduk di lantai kamar mandi membuat ia harus mengangkat dagu tinggi-tinggi untuk menatap kakaknya yang masih berdiri di depannya.
Rachel menatap kakaknya penuh tanya, ia tidak menyangka sang kakak pemilik hati selembut busa dan penuh kasih sayang bisa mengatakan hal sekejam itu kepadanya. Mau seperti apapun kondisinya, menggugurkan kandungan adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan 'kan?
"Lo dengar'kan? Gug urkan!" titahnya sambil menajamkan tatapannya penuh amarah dan kecewa.
"Kak ...." Rachel meraba perutnya yang masih datar, ntah mengapa ia merasa mendapat kekuatan dari janin yang masih membentuk gumpalan darah di dalam rahimnya kini. Sontak, Rachel berdiri tegak di hadapan kakaknya.
"Ini anakku... sampai kapanpun, aku gak akan pernah ngelakuin itu. Aku akan pastikan anak ini lahir ke dunia dengan selamat meskipun tanpa ada seorang ayah yang mendampinginya, nanti." Rachel menghapus sisa-sisa air mata di pipinya. Cukup sudah, ia tidak akan menangisi keadaannya dan Kenzi lagi.
Audy tersentak mendengarnya, ia tidak menyangka kalau Rachel menolaknya. Namun, ia tetap tenang memainkan perasaan sang adik.
"Lo tau apa artinya'kan?" Ia bertanya setelah menghela nafas panjang, melirik perut adik yang dilapisi kaus warna hitam. "Itu artinya lo harus siap nerima resikonya termasuk sanksi sosial yang akan lo terima dari masyarakat."
"Kita nggak hidup di negara penganut bebas pergaulan di mana hamil di luar nikah sudah biasa terjadi dan diterima masyarakat, kita hidup di negara yang menjunjung tinggi norma hukum dan agama, di mana seharusnya dipatuhi dengan baik supaya bisa hidup tenang. Dan sekarang--
"Aku siap!" pungkas Rachel tanpa ragu. "Aku udah ngelakuin dosa besar ... aku nggak mau ngulangi kesalahan dan dosa yang lebih besar lagi. Demi anak ini ... aku siap nerima semua resikonya termasuk dikucilkan dan dicemooh orang banyak. Apapun ... apapun aku lakuin untuk melindungi keselamatan janin yang ada di rahimku, terutama ... menolak perintah kakak untuk menggugurkannya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
oyen
jangan nambah dosa lagi dgn menggugurkan nya
2022-07-03
0
Tiah Sutiah
sabar rachel semoga indah pada waktu nya
2022-07-03
0
cheepychan
banyak wanita yg ingin banget hamil tapi belum terkabul jadi Rachel harus bertahan n berjuang demi baby yg ada dikandunganmu...
2022-07-03
1