Romeo Dan Wanita Malam

Romeo Dan Wanita Malam

Poor Romeo

"Argh!"

Seorang pemuda tengah menggeram kesakitan sambil memejamkan kedua mata. Tangan kirinya menumpu pada dinding yang didominasi dengan cat berwarna hijau mint.

Sementara itu, tangan kanannya memegang benda panjang namun tertunduk lesu, yang bersemayam di bawah perutnya. Ia tengah mengurut-urut berusaha mengeluarkan sesuatu.

"Damn! Kenapa harus aku ha?!" teriak si pemuda dengan sangat frustrasi, membuat suaranya semakin menggema di dalam ruangan berukuran 2 x 3 meter itu.

Tes..tes..tes..tes.

Susu kental asin menetes, terjatuh di lantai keramik. Benih-benih kecebong, akhirnya keluar jua.

Pemuda itu menghela nafasnya. Lega, rasa itu lah yang menjalar di relung hatinya. Seketika tubuhnya terasa lemas dan tak berdaya.

Perlahan ia membuka kelopak mata. Iris mata berwarna coklat pekat itu terlihat amat pilu. Ia menoleh ke bawah sana. Terdapat cairan kental berwarna keruh, tergeletak tidak beraturan.

"Selamat datang Indro, panggil aku, Daddy," desisnya pelan.

Hari ini Indro kemarin kalau tidak salah, Dono?

Esok, siapa lagi namanya?

Lalu pemuda itu, menyambar gagang shower yang berada tak jauh darinya. Dia menyiram anaknya yang masih berbentuk cairan itu.

"Selamat tinggal! Daddy tidak akan merindukanmu!" seru Romeo menyeringai tipis.

Nama pemuda lengkap itu adalah Romeo Andersean, putra bungsu, dari pasangan Leon Andersean dan Lily Marques, salah satu pengusaha ternama dan terkaya di Negeri Seribu Pulau.

Selama kurun waktu satu minggu ini, ucapan itu selalu Romeo lontarkan berkali-kali di pagi hari. Terkadang Romeo lelah dengan semua perjuangannya selama ini yang tak membuahkan hasil sama sekali.

Yaps, perjuangan Romeo dalam melepaskan kutukan "Belalai Tunduk."

Apa?

Belalai Tunduk?

Iya, belalai yang bersemayam di bawah perutnya, terkulai layu, bagai bunga putri malu yang tertunduk lesu. Kutukan ia dapatkan ketika dirinya belum terbentuk menjadi zigot. Ia masih berada di atas awang-awang antara ada dan tiada.

Karena satu kesalahan kedua orangtuanya sewaktu terdampar di pulau antah berantah. Seorang pria asing menyumpah jika salah satu anaknya akan mendapatkan kutukan belalai tunduk. Konon katanya, kutukan dapat musnah, jika anaknya menikah pada seorang wanita yang memiliki tanda kupu-kupu kecil yang terukir di belakang leher.

Akan tetapi, waktu itu kedua orangtua Romeo, menjadikan kutukan itu hanya angin lalu saja.

Namun hingga pada akhirnya..

Keanehan mulai terjadi ketika Romeo berusia delapan tahun, sewaktu itu Romeo kecil sedang kencing namun tiba-tiba entah mengapa belalainya layu. Hal itu membuat dirinya berlari ke sana kemari sambil menangis tersedu-sedu.

Semula kedua orangtuanya mengira bahwa putranya mengalami tanda-tanda impoten atau disfungsi ereksi, namun setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan hasilnya baik-baik saja.

Hal itu membuat Leon dan Lily terheran-heran, ada apakah dengan otong putranya?

Lambat laun Romeo pun beranjak remaja. Masa pubertas Romeo semakin membuatnya menggila, setelah mimpi basah pertama, anunya susah sekali untuk di ajak berkerjasama.

Mommynya pun tidak tinggal diam, melihat penderitaan putra bungsunya. Dia membawa Romeo pergi ke dukun, sampai membuat sayembara agar belalai anaknya tegak sempurna.

Namun hasilnya, nihil.

Akhirnya Romeo berjuang sendirian demi menegakkan tongkatnya. Dia pun berolahraga rutin, melakukan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulannya. Walaupun sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kutukan akan musnah.

Akan tetapi Romeo tidak akan menyerah!

Di mansion, Romeo hampir setiap hari selalu dijadikan bahan candaan oleh Nickolas dan Samuel, kakak kedua dan ketiganya. Kedua kakak kembarnya itu selalu menjahilinya, dengan memamerkan tongkat tegaknya.

Hal itu, tentu saja membuat Romeo semakin frustrasi. Ia pun meminta izin kepada Daddy dan Mommynya untuk keluar dari mansion, ia ingin bersekolah di suatu tempat nun jauh agar terhindar dari Nickolas dan Samuel.

Leon dan Lily pun terpaksa mengizinkan putra bungsunya setelah Romeo meraung-raung seperti orang kerasukan reog di mansion, namun dengan satu syarat, Romeo harus mandiri.

Tanpa ba bi bu, Romeo menyetujui syarat dari kedua orangtuanya. Dia amat riang gembira, sebab akan terbebas dari keusilan kedua kakaknya. Romeo pun pergi dari kota Jakarta, ke Kota xxx.

Di Kota xxx, Romeo menyewa apartment dari hasil menabungnya dulu. Di sini dia juga berkerja part-time (paruh waktu) untuk membuktikan bahwa dia bisa mandiri.

Kelak Romeo ingin menjadi seperti kakak pertamanya, Kendrick. Kakak yang tidak pernah sedikit pun menjahilinya. Romeo teramat mengagumi Kendrick. Dia ingin menjadi pengusaha sukses seperti kakaknya.

"Kenapa tidak Kak Nick saja!" umpat Romeo, setelah membuka pakaian atasnya dan melempar asal.

"Cihh, Kak Sam juga bisa, arghhhhhhhhhh!" jerit Romeo dengan mengacak-acak rambut.

"Hah!" Romeo membuang nafas kasar, lalu menekan tombol shower dan mulai menguyur tubuh kekarnya.

Romeo menoleh ke samping, mencari shampo merk P-L E R. Ia menyambar benda panjang dan berwarna biru dongker itu dengan cepat. Lalu membuka penutup.

Romeo mengernyitkan dahi sebab cairan tak kunjung keluar. "Damn! Habis?" serunya sembari menghela nafas berat.

"Pasti ulah Kai! Gara-gara sabun cair tidak ada, shampo ku yang kena imbas. Awas saja dia! Belalainya akan aku kutuk seperti punyaku, argh!" umpat Romeo kesal.

"Lebih baik aku memakai metode rakyat jelata!" Romeo memasukkan air ke dalam botol shampo dan mengguncang cepat.

Sekitar sepuluh menit, Romeo telah selesai dengan aktivitasnya.

Ceklek.

Pintu terbuka.

"Gukk gukkk!" Hiro menyalak, saat Romeo menyembul dari balik pintu kamar mandi. Ekornya mengibas-ngibas ke segala arah sambil menjulurkan lidah.

"Kenapa Hiro?" tanya Romeo sembari menyeka rambut basahnya dengan handuk.

"Gukk, gukk!" Hiro memberikan kode dengan mengarahkan kepalanya ke layar monitor Romeo, yang terpampang blue film 21+++. Hiro tanpa sengaja meneteskan air liurnya saat melihat video berdurasi 1 jam itu masih menari-nari.

"Astaga, lupa aku matikan!" Romeo berjalan menuju meja belajar.

**

SMA N 1 TEGAK.

Sebuah motor matic berwarna hitam pekat, berhenti tepat di parkiran sekolah. Romeo menurunkan standar motornya lalu menyambar kunci dan menaruhnya cepat di saku celana jeans.

Romeo menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, menelisik keberadaan Kai si penghabis sabun. Teman kecilnya sedari dulu.

"Ke mana cecunguk itu, kenapa belum datang?" Gumam Romeo pelan sebab tak melihat kendaraan roda empat milik Kai.

Romeo mengambil handphone di dalam tas ransel.

"Woi, kau di mana?" tanya Romeo tanpa basa-basi.

"Otw!" jawab Kai singkat, padat dan jelas.

"Ckk, jangan bilang otw kalau kau masih di wc bang-sat!" sahut Romeo cepat, di ujung sana terdengar suara gemercik air yang menandakan bahwa Kai sedang mandi atau main sabun.

Kai malah tertawa keras menanggapi kekesalan temannya.

Sedangkan Romeo mendengus kesal. "Cepatlah ke sekolah, hari ini kita ada cap tiga kaki!"

"Cap tiga jari, bodoh!" balas Kai.

"Terserah! Cepatlah, GPL! Nggak pakai lama!"

"Bilang saja kau takut ciwi-ciwi mendekatimu!" balas Kai diiringi kekehan di sebrang sana.

"Salah satunya itu," pungkas Romeo lalu mematikan sambungan secara sepihak.

Romeo memutar bola mata dengan malas melihat gadis-gadis di parkiran, mencuri-curi pandang padanya. Ini lah yang paling ia takutkan, entah mengapa kutukan itu tidak hanya mengenai belalainya namun juga tubuhnya. Jika ia terlalu berdekatan dengan makhluk hidup berjenis kelamin perempuan, sekujur tubuhnya selalu gatal-gatal tanpa sebab yang jelas,terkecuali Mommy, kakak perempuan, kakak sepupunya dan satu teman kecilnya.

Romeo pun terheran-heran, apa salah dan dosanya. Mengapa tubuhnya hanya merespon pada orang tertentu saja?

Romeo bergegas berjalan cepat masuk ke dalam pelataran sekolah, setelah melihat kerumunan perempuan ingin menghampirinya.

"Kenapa sih dengan mereka itu!" sungut Romeo risih dan jengah dengan kegenitan adik kelas mau pun teman-temannya.

**

"Kemana cecunguk itu, lama sekali!" Romeo melirik arloji di pergelangan tangan. Dia baru saja selesai menyantap nasi kuning di kantin, sekarang dia masih duduk sembari menunggu Kai untuk datang.

Tiba tiba seorang gadis berwajah oval muncul seperti jelangkung di hadapan Romeo, hendak meletakkan kotak di atas meja Romeo. "Hai kak, aku ada buatin kakak brownies, ini untuk kakak!"

Romeo mode siaga. "Stop! Jangan dekat-dekat, mundur dua langkah. Letakkan dengan cepat!"

Gadis itu mengulum senyum saat Romeo menerima kue buatannya, walaupun raut wajah Romeo terlihat dingin dan datar. Dia pun menurut patuh dengan perintah pujaan hatinya.

"Bye kak, di makan ya!"

"Hmm." Romeo hanya berdeham, ia terpaksa menerimanya. Mau tidak mau, ia akan memberikan brownies itu kepada Kai seperti sebelum-belumnya.

Gadis itu segera berlalu pergi meninggalkan Romeo sambil menengok sesekali ke belakang.

Sedangkan Romeo mendengus kesal.

**

"Lebih baik aku ke kelas dulu!" Romeo bangkit berdiri dan menyambar tas ransel.

Pemuda itu berjalan di tengah lorong, menelisik keberadaan Kai. Seketika kedua mata Romeo memicing, melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di depan sana.

"Tunggu dulu. Kok kayak tato kupu-kupu ya," gumam Romeo pelan. Lantas dia pun berjalan ingin melihat lebih dekat.

"Wow, bodynya sebelas dua belas sama Kim Kardashian!" Romeo tengah memandangi body seorang gadis yang membelakanginya.

"Itu bokong asli, apa palsu?" tanyanya lagi dalam hati.

"Romeo!" panggil seseorang dari belakang.

"Pinggangnya mirip pinggang Miyabi ni, wah mantap!" Romeo asik meracau sendiri dengan pikirannya yang sudah melanglang buana entah kemana.

"Romeo!" panggil seseorang lagi.

"Gila sih ini, pasti 36 C atau D, hm ngak tahu ah!" Romeo mengekori gadis itu dengan jarak yang aman.

Deg.

Seketika jantung Romeo berdetak kencang sebab tadi ia tidak salah melihat sebuah tanda yang terukir di belakang leher gadis itu. Dia melangkah lagi, sekarang jarak Romeo hanya satu jengkal di belakang gadis itu. Dia pun membungkukkan badan, dan melihat dengan seksama.

Namun tiba-tiba.

Cup.

Gadis itu memutar badannya dengan cepat, bibirnya dan Romeo saling bersentuhan. Kedua netra mereka terbelalak.

Secara bersamaan pula, Romeo dapat merasakan belalainya berdiri tegak dengan sempurna di bawah sana.

Satu detik.

Dua detik...

Sepuluh detik.

Plakkkkkkkkk.

Tamparan tepat di pipi kanan Romeo. Sontak membuat Romeo terkejut.

"Kauuuuuuuuuuu!" seru gadis itu, rahangnya mengeras, kedua matanya berkilat menyala.

Sepersekian detik.

BUGHHH.

Tendangan melayang kuat tepat di belalai Romeo.

Seketika Romeo merosot ke bawah sambil memegang otongnya.

"Juuuuullllllliiiiiiieeeeetttttttttttttttttt!" teriak Romeo nyaring.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Penampakkan Belalai Tunduk Romeo

Ket : Geoduck di ambil dari mbah gulu-gulu.

**

Hai, semua ini adalah karya kedua kak Nana, jangan lupa tinggalkan like, vote, sesajen dan jangan lupa di favorit ya!!!

KISAH INI SPIN OFF DARI "Pelangi Untuk Lily"

Anak paling bungsu, baiklah kak Nana pamit undur-undur dulu entar balik lagi kok hehe...

Terpopuler

Comments

Edi Setia

Edi Setia

baru mulai baca udah ngakak aja🤣🤣🤣

2024-02-09

0

Chandra Dollores

Chandra Dollores

kesini setelah kekenyangan makan semur jengkolnya Darla

2023-02-13

0

Umy Mealix Aby

Umy Mealix Aby

karyamu thorr bikin perutku kocak2

2022-12-24

0

lihat semua
Episodes
1 Poor Romeo
2 Butterfly Tatoo
3 Obsesi
4 Prom Night
5 Kupu-Kupu Malam
6 Who am I
7 Romeo is Back
8 Tegakkan Belalaimu
9 Nenek Gayung
10 Merantau ke Jakarta
11 Jakarta
12 Pindah ke Apartment
13 1001 Cara - Upaya Romeo
14 Hari 1 - Ospek
15 Ratu Halu
16 Salah Pegang
17 Kue Apem vs Terong
18 Belalai Mencium Lantai
19 Sayembara
20 Nikah Kontrak
21 di Atas Kertas
22 Satu Kamar
23 Operasi Belalai Tunduk
24 Gelud di Atas Ranjang
25 Hari Pertama - Pengantin Baru
26 Ulat Bulu vs Ratu Gila
27 Queen Berulah
28 OSPEK Lanjutan
29 Bukan Anak SMA Lagi!
30 Tatapan Penuh Arti
31 Visual Romeo & Juliet
32 Semakin Membenci
33 Jantungku Bermasalah
34 Permintaan Mommy
35 Demi Mommy
36 Jebakan Batman
37 Jaga Dia Untukku
38 Tak Terkendali
39 MaraMaraMara
40 Sanubariku' Menginginkanmu
41 Solo
42 Banyak Maunya
43 Deg Deg Ser
44 Leadership Camping
45 Cie Cie Cie
46 Finally ~ Hutan Anggora
47 Gosip Baru
48 Pemilik Hatiku
49 Remuk
50 Risalah Hati
51 Jangan Plin Plan
52 Reza ~ Si Penganggu
53 Terbakar
54 Terpana
55 Air Permintaan - Upaya Romeo
56 Jurik Malam - Panik
57 Jurik Malam - Kanker Nenen
58 Queen Meradang
59 Romeo DiPerkoas
60 Jeritan Malang
61 Juliet! Help Me!
62 Hormon Cinta
63 Perih
64 Di Mana Noda Merahnya?
65 Bukti Kesucian
66 Bukan Sinetron Naga Terbang
67 Aku Istrimu!
68 Sick - Sakit
69 Hujan dan Berembun
70 Menyebalkan
71 I Hate U, but I Love U
72 Otak Picik Reza
73 Cinta Membuatmu Bodoh
74 Mati Kau Iblis!
75 Tekanan
76 Sudut Pandang Romeo (1)
77 Sudut Pandang Romeo (2)
78 Aku Mencintaimu
79 Katakan Dengan Lantang
80 Wujud Queen
81 Markas Q
82 Mata-Mata Lily
83 Pegumuman
84 Berjumpa Gabriel
85 Juliet vs Queen
86 Kita Akan Selalu Bersama
87 You and I
88 Pengumuman penting!
89 Anak Kembar Tuan Dingin
90 Kissing Strangers - Promo Novel Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Poor Romeo
2
Butterfly Tatoo
3
Obsesi
4
Prom Night
5
Kupu-Kupu Malam
6
Who am I
7
Romeo is Back
8
Tegakkan Belalaimu
9
Nenek Gayung
10
Merantau ke Jakarta
11
Jakarta
12
Pindah ke Apartment
13
1001 Cara - Upaya Romeo
14
Hari 1 - Ospek
15
Ratu Halu
16
Salah Pegang
17
Kue Apem vs Terong
18
Belalai Mencium Lantai
19
Sayembara
20
Nikah Kontrak
21
di Atas Kertas
22
Satu Kamar
23
Operasi Belalai Tunduk
24
Gelud di Atas Ranjang
25
Hari Pertama - Pengantin Baru
26
Ulat Bulu vs Ratu Gila
27
Queen Berulah
28
OSPEK Lanjutan
29
Bukan Anak SMA Lagi!
30
Tatapan Penuh Arti
31
Visual Romeo & Juliet
32
Semakin Membenci
33
Jantungku Bermasalah
34
Permintaan Mommy
35
Demi Mommy
36
Jebakan Batman
37
Jaga Dia Untukku
38
Tak Terkendali
39
MaraMaraMara
40
Sanubariku' Menginginkanmu
41
Solo
42
Banyak Maunya
43
Deg Deg Ser
44
Leadership Camping
45
Cie Cie Cie
46
Finally ~ Hutan Anggora
47
Gosip Baru
48
Pemilik Hatiku
49
Remuk
50
Risalah Hati
51
Jangan Plin Plan
52
Reza ~ Si Penganggu
53
Terbakar
54
Terpana
55
Air Permintaan - Upaya Romeo
56
Jurik Malam - Panik
57
Jurik Malam - Kanker Nenen
58
Queen Meradang
59
Romeo DiPerkoas
60
Jeritan Malang
61
Juliet! Help Me!
62
Hormon Cinta
63
Perih
64
Di Mana Noda Merahnya?
65
Bukti Kesucian
66
Bukan Sinetron Naga Terbang
67
Aku Istrimu!
68
Sick - Sakit
69
Hujan dan Berembun
70
Menyebalkan
71
I Hate U, but I Love U
72
Otak Picik Reza
73
Cinta Membuatmu Bodoh
74
Mati Kau Iblis!
75
Tekanan
76
Sudut Pandang Romeo (1)
77
Sudut Pandang Romeo (2)
78
Aku Mencintaimu
79
Katakan Dengan Lantang
80
Wujud Queen
81
Markas Q
82
Mata-Mata Lily
83
Pegumuman
84
Berjumpa Gabriel
85
Juliet vs Queen
86
Kita Akan Selalu Bersama
87
You and I
88
Pengumuman penting!
89
Anak Kembar Tuan Dingin
90
Kissing Strangers - Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!