"Hei, kau mau ke mana?" tanya pria yang berada di samping tubuh Juliet. Ia juga baru bangun dari tidurnya.
Juliet tak mengubris pertanyaan pria itu, dia segera ke toilet, membersihkan badan secepat kilat.
"Pelayananmu sangat memuaskan," ucap pria itu setelah melihat Juliet keluar dari toilet.
Juliet mengangguk pelan.
"Sepertinya kau sangat sibuk, ambil lah ini." Pria itu menyodorkan kertas kecil pada Juliet.
Juliet menyambar cek tersebut."Terimakasih om, maaf aku harus segera pergi. Aku ada urusan mendadak," pungkas Juliet seraya mengayunkan kaki ke ambang pintu.
Pria itu membalas perkataan Juliet dengan tersenyum simpul, sambil kedua netranya menatap punggung Juliet menghilang di balik pintu. "Cantik," gumamnya pelan.
.....
Rumah Sakit Umum Cinta Lama Telah Usai
"Permisi, Sus. Adik saya di mana ya?" tanya Juliet di bagian pelayanan. Ia kebingungan dan resah sebab tidak melihat Gabriel di dalam ruang rawat inap.
Perawat mengangkat wajahnya sedari tadi dia tengah melihat data pasien yang masuk dan keluar dari rumah sakit. "Atas nama siapa pasiennya mbak?"
"Gabriel Aguilera," jawab Juliet cepat. Ia terlihat gusar. Pasalnya tadi pagi seseorang yang berada di rumah sakit mengatakan bahwa Gabriel sedang kritis. Ia pun bergegas ke rumah sakit hendak melihat keadaan Gabriel.
Perawat mengangguk. Jari-jemarinya menekan tombol keyboard dan kursor dengan cepat mencari satu nama yang disebutkan oleh Juliet.
"Pasien atas nama Gabriel Aguilera dipindahkan ke ruangan ICU, mbak," ucap perawat setelah melihat keterangan di layar monitor.
"Baik, terimakasih mbak," tutur Juliet cepat sambil berjalan gesit menuju ruang ICU yang berada di lantai dua.
...****************...
"Dok, bagaimana keadaan Gabriel?" tanya Juliet setelah beberapa menit yang lalu baru saja keluar dari ruang ICU.
Dokter menghela nafas pelan. "Kondisi Gabriel kurang baik, apakah sebelumnya dia pernah telat cuci darah?"
"Mmm, pernah dok. Waktu...," jawab Juliet lirih. Dia tengah berpikir.
Lagi, lagi Dokter membuang nafas. "Saya sarankan untuk rutin cuci darah. Tadi pagi dia mengalami sesak nafas."
Juliet tergugu mendengar penjelasan dari Dokter.
"Baik Dok, akan saya usahakan," ucap Juliet lemah.
Dokter mengangguk. "Kalau begitu saya permisi."
"Silahkan Dok, terimakasih sebelumnya," ujar Juliet.
"Sama-sama." Dokter berlalu pergi meninggalkan Juliet yang tampak tertunduk lesu. Ia mengigit bibir bawahnya. Juliet merasa lalai dalam menjaga Gabriel. Dokter memang sudah mewanti-wanti dirinya untuk tidak boleh telat dalam melakukan cuci darah. Sebab akan berdampak buruk pada ginjal Gabriel, yang bisa saja melemahkan fungsi ginjalnya secara perlahan.
Kemana aku harus mencari uang?
Juliet sekarang berada di luar pelataran rumah sakit. Hasil semalam ia menjajakan tubuhnya baru saja habis, lebih tepatnya tubuh Messa. Tadi dia sudah membayar pengobatan Gabriel.
Minggu depan Gabriel harus menjalani lagi prosedur cuci darah. Juliet ingin meminta pertolongan dari Messa, akan tetapi dia sangat sunkan. Messa sudah terlalu banyak membantunya.
Krucuk.
Suara perut Juliet menggema keluar. Ia menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri menelisik keadaan sekitar apakah ada orang yang mendengar suara perutnya.
Ia menghela nafas lega. Ternyata tidak ada.
Aku lapar.
Juliet membuka cepat tas selempangnya dan merogoh-rogoh isi dompet. Ia tertegun dengan jumlah uang yang ia miliki.
"Baiklah, setidaknya aku bisa membeli roti dan minuman," ucap Juliet tersenyum getir. Ia pun berjalan menuju Lindomaret terdekat.
Juliet melihat daftar harga minuman di mesin kulkas. "Aku mau membeli kopi, tapi aku kan maag," ucap Juliet saat melihat minuman kopi merk LODA seharga tiga ribu saja. Juliet sudah lama sekali tidak meneguk air minum kesukaannya itu.
"Ayo, Jul. Kau harus menjaga kesehatanmu!"
Akhirnya Juliet menyambar air botol mineral. Setelah tadi menimbang-nimbang, dia takut saja jika maagnya kambuh lagi.
...----------------...
Tampak seorang gadis bermodel rambut layer panjang duduk di bangku kayu. Ia telah selesai menyantap roti coklat. Kedua netranya teramat pilu.
Ia tengah mendongakkan kepalanya ke atas, lalu memejamkan mata sejenak, dan meresapi hembusan angin yang menerpa wajahnya.
Kedua telinganya menangkap samar-samar suara manusia di sekitar yang menyibukkan diri dengan kegiatan di pagi hari.
Kelopak mata Juliet membuka perlahan. Objek pertama yang dia lihat adalah dahan pohon yang menjulang lebat. Awan di atas sana bergerak sangat lambat.
Juliet memandang ke atas langit, ingin bertanya pada semesta.
Aku ini siapa?
Kenapa kalian membuangku?
Kalian di mana?
Ibu, Ayah aku merindukan kalian, apakah kalian merindukanku? tanya Juliet dalam hati.
Juliet menahan sesuatu yang teramat sesak di relung hatinya.
Aku tidak minta dilahirkan ke dunia ini? Kalau nyatanya kalian akan membuangku.
Boleh kah dia memeluk Ibunya sejenak?
Boleh kah dia mendekap Ayahnya sejenak?
Walaupun hanya sebentar....
Setitik tetesan air mata jatuh dipelupuk matanya. Secepat kilat Juliet menyeka jejak buliran bening itu. Dia menarik nafas lagi.
Selama ini, Juliet selalu bersikap kuat namun pada akhirnya dia hanyalah seorang gadis yang sangat rapuh.
Dia rindu, teramat rindu pada sosok orangtua yang tidak pernah diketahuinya. Kala itu, Ibu Panti menemukan Juliet di tempat sampah, di depan Yayasan Panti, tanpa pesan atau pun tanpa secarik kertas. Hanya dirinya yang terbungkus lampin dan tanda kupu-kupu di belakang leher. Sedangkan nama yang disematkan padanya sekarang adalah nama pemberian Ibu Panti.
Juliet berulang kali, menarik dan membuang nafas. Saat mengingat reka ulang kehidupannya berputar-putar di dalam otak.
Lucu...
Juliet tersenyum getir.
"Gukk, gukkk!"
Suara gonggongan anjing mengusik pikiran Juliet, dia mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.
"Lucunya," desis Juliet pelan.
"Hiroooo! Jangan lari-lari!" teriak seseorang.
Juliet tertegun dengan suara yang tidak asing masuk ke telinganya. Secepat kilat kedua mata Juliet menoleh ke samping.
Si pembuat onar.
Juliet bangkit berdiri seraya netranya mendelik.
"Wow, aku tak menyangka kita bertemu di sini, Jul, Jul." Sepertinya Romeo tengah berolahraga pagi di sekitar taman, hal itu terlihat dari setelan training yang ia kenakan. Romeo menatap Juliet dari kaki hingga ke atas. "Kenapa kau ada di sini?"
"Memangnya ada larangan kalau aku kemari?" Juliet balik bertanya.
"Tidak ada larangan, tapi aneh saja!"
Dahi Juliet berkerut."Aneh kenapa?"
"Ya, tentu saja aneh! Kau pasti menguntitku kan, sama seperti gadis di ujung sana!" Tunjuk Romeo ke arah pohon besar yang berjarak sepuluh meter darinya. Ada seorang gadis mengintip di balik pohon.
Juliet melongo melihat sosok yang dia kenal di ujung sana. Salah satu adik kelasnya. "Untuk apa aku menguntitmu?" tanya Juliet jengah.
"Mana aku tahu, siapa tahu saja kau juga menguntitku? Apartmentku tidak jauh dari taman ini."
"Aku tidak tahu kalau apartmentmu berada di kawasan ini dan aku juga kebetulan tadi ke sini Romeo!"
"Aku tidak percaya!"
"Kenapa kau tidak percaya?
"Mana ada maling mau ngaku!"
"Cih, terserah!" Juliet mendengus kesal.
"Kau memang mengikutiku, Kan? Karena aku ini sangat lah tampan dan mempesona." Romeo menyeringai sombong.
"Hoekkkkk, hoekkk, hoeekkk, aku mau muntah. Tampan di lihat dari sedotan! Lebih baik aku menyukai anjing ini daripada dirimu!" seru Juliet sembari menunjuk Hiro, sedari tadi Hiro duduk terdiam mendengarkan perdebatan Romeo dan Juliet. Ia sedang menikmati semilir angin di sekitarnya, yang menerbangkan bulu-bulu halusnya.
"Whats! Kau membandingkan aku dengan Hiro!?"
"Iya, kenapa? Lihat dia, lucu dan menggemaskan! Daripada dirimu, memuakkan!" Juliet tersenyum sinis dengan kedua mata melebar.
"Kauuu!!" seru Romeo hendak melangkah mendekati Juliet.
"Hei bisakah kalian diam!!" teriak seorang pria yang tengah duduk bersama kekasihnya di bangku sebelah kiri Juliet.
Sontak membuat Romeo dan Juliet terdiam. Mereka lupa tengah berada di tempat terbuka, di samping kanan dan kiri mereka ada beberapa pasang mata.
"Maaf," ucap Juliet sambil menunduk malu. Lalu dia mengalihkan pandangan pada Romeo yang tersenyum tanpa rasa bersalah.
Juliet berjalan cepat menghampiri Romeo. "Ini semua gara-gara kau," ucap Juliet pelan sambil menatap tajam Romeo.
Romeo malah menyeringai tipis menanggapi perkataan Juliet.
Sedangkan Juliet hendak mengayunkan tungkai kaki. Akan tetapi Hiro tiba-tiba mengigit kecil ujung celana jeansnya.
"Hiro, apa yang kau lakukan?!" seru Romeo saat melihat Hiro malah menahan Juliet.
Juliet menoleh ke belakang, melihat Hiro menunjukkan mata memelas.
Ya ampun, lucu sekali.
"Hiro lepaskan!" perintah Romeo.
Namun Hiro tak mengindahkan perkataan Romeo. Ia malah semakin melebarkan mata, sambil menatap lekat Juliet.
Juliet menghela nafas saat melihat Hiro seakan enggan berpisah darinya.
"Hiro lepaskan sekarang, atau mau aku kembalikan pada Darla ha?!" pekik Romeo hingga membuat Hiro terkejut dan segera melepaskan gigitannya.
"Kau ini sangat kasar! Dia itu tidak mengerti!" Juliet mendengus sebal dengan sikap Romeo yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Aku pemiliknya suka-suka aku!" cetus Romeo sambil menatap dingin Juliet.
"Sudah lah aku malas berdebat denganmu! Bye Hiro!" seru Juliet berlalu pergi meninggalkan Romeo dan Hiro.
Kedua mata Hiro mengikuti pergerakkan Juliet. Ia menatap sendu kepergian gadis itu.
"Hiro, kau sudah berani melawanku ya. Dia itu wanita jahat!" Romeo mulai meracuni pikiran Hiro.
Sementara itu, Hiro malah menatap tajam dan dingin Romeo.
Ada apa dengan anjing ini. batin Romeo saat melihat tatapan mata Hiro seakan membencinya.
Sedetik kemudian Hiro melengos pergi sembari melengak-lengokkan pan-tat mungilnya ke kanan dan ke kiri.
"Hei, Hiro tunggu! Sebenarnya siapa di sini yang Tuannya, kenapa aku mengejarnya?! Dan sejak kapan Hiro mau berdekatan dengan seorang wanita."
Romeo keheranan dengan sikap Hiro, yang tidak seperti biasanya. Yang Romeo tahu, Hiro tidak suka berdekatan dengan kaum hawa kecuali Darla dan Lunna, kakak sepupu dan kakak angkatnya. Romeo pun segera berlari kecil hendak menyusul Hiro di depan sana.
.
.
.
...Visual Hiro ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Bella Gareta
Ada nama yg ga asing
2022-07-26
1
tria sulistia
panjang bener nama rumah sakitnya thor 🤣
2022-07-05
2