...----------------...
"Guk,guk!" Hiro menyalak tepat di belakang tubuh Romeo. Ia melihat Tuannya tengah mematut diri di depan cermin.
"Ada apa, Hiro?" tanya Romeo sambil menoleh sekilas ke belakang. "Aku tidak akan lama, jam sebelas aku akan pulang." Romeo berbicara dengan anjing kesayangan kakak sepupunya itu.
"Guk!" Seakan mengerti Hiro mengonggong satu kali, sambil berlari kecil mendekati Romeo lalu menempelkan tubuhnya pada Romeo. Ia menunjukkan wajah puppy eyesnya.
Romeo melihat ke bawah seraya tersenyum simpul. "Pandai sekali kau merayuku ya, nanti aku akan membelikanmu ayam goreng!" seru Romeo sebab mengetahui keinginan Hiro jika ia keluar, Hiro pasti selalu meminta makanan.
Kedua telinga Hiro seketika melebar. Ia berlari ke sana kemari, senang dengan permintaannya akan dikabulkan.
Romeo menggelengkan kepala melihat kelakuan absurd Hiro. Sedari tadi kedua tangannya sibuk merapikan rambut.
"Baiklah, selesai!" celetuk Romeo melihat penampilannya di cermin.
Ting Tong Ting Tong.
Suara bell berbunyi.
Reflek Romeo memutar badan. "Pasti Kai," Gumam Romeo pelan. Lalu dengan cepat ia menuju ruang depan.
"Wih, bro keren nih jas!" seru Kai setelah Romeo membukakan pintu.
"Hmm, iya lah keren. Ini di belikan sama Kak Darla!" tutur Romeo menyeringai tipis.
"Cih sombong banget dah! Udah ah aku mau masuk. Ada makanan ngak? Laper nih?" tanya Kai melangkah ke dalam.
"Ckck, kau ini baru saja datang sudah meminta makanan." Romeo menutup pintu. Lalu membalikkan tubuh.
"Hehe, kau tahu kan aku sedang di hukum sama Daddy!" Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aku tidak peduli! Itu salah kau, karena selalu saja mesum!" seru Romeo sebab dia mengetahui asal muasal penyebab Kai tidak diberikan uang saku oleh Daddynya. Satu bulan yang lalu ia tertangkap basah menonton film dewasa 21++++ diapartmentnya saat Daddy dan Mommynya mengunjungi Kai.
"Kau juga mesum, kam-pret! Setiap pagi kau juga menonton kan!" Kai melotot tajam, pasalnya dia mengetahui aktivitas Romeo baru-baru ini.
"Hei, aku juga menonton karena terpaksa, mau melihat bagaimana respon otongku ini!!" seru Romeo sambil melirik ke bawah sana.
"Sama saja!" Kai tak mau kalah. "Mana Hiro?" tanyanya tiba-tiba.
"Dia di dalam kamar," ucap Romeo sambil menyambar arloji di atas meja.
"Hmm, aku ke dapur sebentar Rom. Lapar sekali!" pinta Kai dengan wajah memelas.
"Cepatlah! Padahal kau bisa makan di sana bodoh!"
"Cih, aku sudah tidak mampu menahannya," cetus Kai hendak berjalan ke arah dapur.
....
Hotel Undur-Undur.
Musik hip-hop menggema disebuah ruangan besar dan megah yang berada di lantai dua. Tampak pemuda-pemudi mengenakan jas dan gown terbaik mereka. Ada yang berpasangan, ada pula yang sendirian, karena jones.
Sebuah kendaraan roda empat mewah berwarna hitam berhenti tepat di pelataran Hotel. Dua orang pemuda berparas tampan menyembul keluar dari mobil. Jas berwarna hitam yang dikenakan sangat pas tercetak di tubuh keduanya. Sontak beberapa kepala manusia yang berada disekitar, menolehkan mata saat melihat siapa yang baru saja tiba.
"Oh my God! Romeo my love!" teriak seorang gadis sambil berlari hendak menghampiri pujaan hatinya.
"Stop!" Kai maju satu langkah menghalanginya.
"Kau mencuri hatiku!" Gadis itu malah bernyanyi saat Kai memberikan isyarat padanya untuk berhenti.
"Aish gadis gila!" Kai memutar mata dengan malas.
"Aku ini sudah cantik di bilang gila," ucap si gadis mengerucutkan bibir dengan sangat tajam.
"Sok imut, minggir-minggir!" Kai melirik sekilas pada Romeo, sedari tadi hanya terdiam membisu melihat interaksi Kai dan teman kelasnya itu.
"Come on, Rom!" ajak Kai.
Romeo mengangguk sambil memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. Keduanya berjalan memasuki Ballroom hotel.
"Romeooooo, kekasihku!"
"Duh ganteng banget sih!"
"Si Kai juga ngak kalah ganteng!"
"Emaknya ngidam apa coba, bisa kayak gitu!"
"Astaga, My hubby datang!"
"Kalau dia jadi artis pasti dinobatkan menjadi artis paling tampan!"
"Aku mau jadi pacarnya! Kalau dia belum punya pacar!"
"Eh, kau ngak tahu aku ini istrinya!"
"Idih ngaku-ngaku! Aku kemarin udah nikah sama Romeo!"
Begitulah cuit-cuitan kerumuman gadis disepanjang langkah kaki Romeo. Romeo bergedik ngeri dengan kelakuan kaum hawa disekitarnya, yang halunya tingkat Dewa melebihi level Dewa malah.
"Dasar cewek genit!" Kai mendelikkan mata menanggapi ucapan mereka.
Sedangkan Romeo tersenyum tipis.
"Rom, aku ke sana dulu mau makan!" seru Kai melirik sejenak.
Romeo mengangguk. Dia berdiri tegap, kedua netra berwarna coklat pekat itu bergerak ke kanan dan ke kiri.
Aku harus bertanya pada Juliet, di mana dia kuliah? Kemana perempuan itu sih? Mana orang ramai lagi?
Sedari tadi, Romeo merasa gundah gulana jika memang benar Juliet lah, wanita yang dapat memusnahkan kutukan. Maka dari itu dia harus mengantisipasi sedini mungkin, agar Mommynya tidak bertemu Juliet.
Itu dia!
Romeo melangkah pada sosok gadis yang berjarak lima meter darinya. Ayunan kakinya tiba-tiba terhenti ketika seorang gadis sengaja menghalangi jalannya, ia mundur satu langkah sambil menatap tajam.
"Hai kak, aku boleh minta nomor handphone kakak, boleh ngak?
Gadis itu tersipu malu saat Romeo memandanginya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
"Kak!" panggilnya saat melihat Romeo tak membalas pertanyaannya.
Romeo malah mengubah haluan jalan, secepat kilat ia mengayunkan kaki menuju Juliet.
"Jul!"
Romeo menarik tangan Juliet tanpa permisi.
Sontak Juliet terkejut saat telapak tangannya di tarik paksa. Ia memberontak namun cengkraman tangan Romeo sangat kuat seperti lem yang susah untuk dilepaskan
"Romeo, lepas!"
"Romeo! Kau tuli atau apa ha?!"
Sepanjang langkah Romeo enggan merespon umpat-umpatan yang dilayangkan Juliet padanya. Dia berjalan mencari tempat yang nyaman untuk berbicara dengan Juliet.
Nafas Juliet terengah-engah mengikuti langkah kaki Romeo yang lebar.
Di ujung sana, sebagian manusia tergugu melihat kepergian Romeo dan Juliet, mereka menerka-nerka dan menatap penuh curiga. Apakah benar gosip yang beredar jikalau Romeo dan Juliet menjalin kasih. Video singkat kemarin membuat mereka memekik saat melihat bibir Romeo dan Juliet saling bersentuhan.
Romeo berjalan menuju belakang hotel. Dia menelisik tempat yang setidaknya aman dari penglihatan teman-temannya.
"Romeo, kau dengar tidak?!"
Romeo mengibaskan tangan Juliet setelah berada di luar, lalu mengapit tubuh Juliet ke dinding tembok.
"Romeo, apa ya-ng kau laku-kan?"
Juliet tergagap saat tubuhnya bersentuhan dengan Romeo.
"Menurut mu?" Keduanya saling bersitatap satu sama lain. Romeo mengangkat sebelah alis mata.
"Sudah biasa kan?" Pancaran mata Romeo menyiratkan tatapan hina.
Juliet menggeram sebal. Lantas kedua tangannya mendorong dada Romeo, namun perawakan Romeo yang tinggi dan besar menyulitkannya, belum lagi heels dan gown yang melekat di tubuh Juliet membuatnya kesusahan untuk bergerak. Ekor mata Juliet melirik ke bawah.
Romeo yang cepat tanggap, semakin menekan tubuh Juliet hingga tak ada celah sedikit pun di antara keduanya.
Secepat kilat Juliet memalingkan wajah saat batang hidung Romeo dan Juliet hampir bersentuhan. Akan tetapi, sedetik kemudian dia mengerutkan dahi saat merasakan sesuatu yang keras menyentuh tubuh bagian bawahnya.
"Romeo lepas!"
Juliet dapat merasakan hembusan nafas Romeo menerpa wajahnya. Ia tak bergeming di posisi semula. Masih membuang muka.
"Rom, please! Apa maumu?"
Juliet hendak mendorong lagi namun Romeo menghimpit tubuh Juliet dengan kuat.
Pemuda itu tak menyahut. Hanya menatap datar pada sosok dihadapannya.
Hening.
Ada apa dengan anak ini, apa maunya? Mengapa sangat keras sih?!
Sudahku duga, ternyata 36 D!
"Kau kuliah di mana?" tanya Romeo memecah keheningan.
Dahi Juliet berkerut saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan padanya. "Apa pedulimu?"
"Cepat jawab saja! Kau kuliah di mana?!" seru Romeo dengan suara yang meninggi membuat Juliet terkesiap.
"Aku tidak kuliah! Puas!" Juliet langsung menatap ke dalam bola mata Romeo.
Keduanya saling menatap satu sama lain, tanpa berkedip.
Deg.
Deg.
Deg.
Deg.
Deg.
Deg..........
Ada apa dengan jantung ku, apa aku juga mengalami sakit jantung? Romeo bertanya pada dirinya sendiri.
Kenapa dengan jantung ku? Tidak mungkin karena aku belum makan kan? Tadi aku sudah makan, jadi tidak mungkin maag. Batin Juliet saat merasakan jantungnya berpacu dengan sangat cepat.
Putttttt........
Suara gas beracun dari bokong seseorang menyadarkan Romeo dan Juliet. Romeo pun segera melepaskan tubuh Juliet.
"Leganya," desis pemuda itu berada dua meter dari Romeo dan Juliet. "Ya ampun aku tidak tahu ada orang di sini, hehe maaf ya," ucap pemuda tanpa rasa bersalah sedikit pun saat ekor matanya baru menyadari keberadaan dua insan manusia disekitarnya. "Ya udah lanjutin aja ciumannya!" Pemuda itu berlari secepat kilat.
"Kami tidak berciuman!!" seru Romeo dan Juliet serempak sembari mendengus kesal.
Juliet hendak mengayunkan kaki, namun lagi dan lagi Romeo mencengkram tangan kanannya menyebabkan tali heels Juliet terlepas. "Kau benar-benar tidak kuliah kan?"
"Apakah kau tuli! Aku bilang tidak kuliah!" seru Juliet berapi-api.
Mendengar penuturan Juliet, Romeo tersenyum tipis lalu berlalu pergi mendahului musuhnya.
Sementara itu, Juliet melihat ke bawah, membungkukkan badan, memperbaiki tali yang menjuntai di kaki mulusnya. Setelah selesai, ia pun berjalan, namun baru satu langkah. Terdengar bunyi patah dari heelsnya.
"Sia-alan kau! Rooommmeeooooooo!" umpat Juliet, sebab dia yakin seribu persen jika heelsnya rusak karena tadi mengikuti langkah kaki Romeo yang lebar itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Tekan favorit, like, vote dan sesajennya ya 😋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
loey13
emang ada ya hotel undur undur?? gas beracun 🤣🤣
2022-07-09
1
tria sulistia
sesajen sudah di kirim mbah
2022-07-03
1
tria sulistia
🤣🤣🤣
2022-07-03
1