Sontak suara teriakan Romeo menarik perhatian adik kelas dan teman-temannya. Mereka pun mengerumuni Romeo dan Juliet.
"Oh my God!" seru Kai dari belakang. Dialah sedari tadi yang memanggil nama Romeo. Ia berjalan cepat ke depan menghampiri Romeo yang tengah mengaduh kesakitan.
"Kenapa kau menciumku ha?!" seru Juliet menatap tajam, nafasnya memburu.
Romeo tidak menyahut. Ia masih tak bergeming dari posisi semula, lututnya menumpu di lantai. Sentuhan kuat yang mengenai belalainya membuatnya tidak mampu menggerakkan anggota badannya. Saat ini kepalanya serasa ingin meledak.
"Rom!" Kai memapah Romeo perlahan.
"Hei Kai, katakan padanya! Ngak usah nyosor-nyosor orang kayak bebek!! Teman mu itu sudah merebut...."
"Merebut apa?" Bukan Kai yang menyahut melainkan Romeo, ia menatap dingin musuhnya di depan.
Juliet enggan melanjutkan perkataannya. Namun malah mengusap bibirnya dengan sangat kasar, berusaha menghapus jejak bibir Romeo.
"Aku membencimu, Romeo!" teriak Juliet berapi-api menggepalkan kedua tangan.
"Cih, aku lebih membencimu!" Romeo melototkan kedua mata seraya menahan rasa sakit yang masih menjalar di bawah sana.
Juliet melengos pergi meninggalkan Romeo dan Kai.
"Rom, kita ke UKS dulu," ucap Kai, ia tampak khawatir dengan keadaan Romeo. Bisa mampus nanti dia jika Romeo sampai kenapa-kenapa. Pasalnya Mommynya Romeo, meminta Kai untuk menjaga Romeo dengan baik.
Romeo hanya mengangguk lemah. Dia pun berjalan tertatih-tatih.
"Rom, my love are you okay?" tanya seorang gadis yang berada di tempat kejadian.
"Rom mau aku bantu?" Seorang gadis yang lain menawarkan diri untuk membantu Romeo.
"Rom, aku punya obat jamu agar belalai mu cepat sembuh!" seru seorang pemuda yang disinyalir teman Romeo.
Mendengar perkataan teman-temannya, Romeo hanya mengibas-ngibaskan tangan memberikan kode untuk jangan mendekat.
**
"Cepat buka celana mu!" sahut Kai setelah merebahkan badan Romeo di atas brangkar.
"Tidak mau!" sahut Romeo cepat, raut wajahnya terlihat masih meringis kesakitan.
"Bagaimana aku mau melihat keadaan otong mu. Kalau kau tidak mau membuka celana bodoh!?" Kai menahan sabar menghadapi sikap Romeo.
"Biarkan saja!" Romeo malah menutup kelopak matanya berusaha menenangkan diri.
Melihat Romeo yang nampak kesakitan, Kai hanya mendengus kesal lalu menjatuhkan bokongnya di kursi yang berada di dekat brangkar.
"Sebenarnya ada apa antara Romeo dan Juliet?" Kai menerka-nerka, ada apakah gerangan yang membuat Juliet menyerang Romeo. Tidak mungkin ada asap, kalau tidak ada api. Begitu lah otak kecil Kai menganalisis kejadian tadi.
Sebab di tempat kejadian Kai berada jauh dari Romeo dan Juliet, sehingga ia tidak dapat melihat dengan jelas. Belum lagi, tubuh Romeo terhalang oleh lalu lalang teman-teman kelasnya tadi. Jadi, dia hanya melihat sepenggal kejadian, saat otong Romeo di hantam oleh Juliet.
"Lebih baik, aku tanyakan saja padanya nanti," Kai memutuskan untuk menunggu Romeo terbangun dari tidurnya, sebab sekarang Kai dapat mendengar suara dengkuran halus dari hidung Romeo.
"Apa sebaiknya aku periksa saja sekarang ya, memastikan otongnya baik-baik saja," gumam Kai pelan sembari melihat bagian bawah Romeo.
Kai pun bangkit berdiri, berjalan perlahan mendekati Romeo. Ia menyibak kaos Romeo lalu...
Ceklek.
"Bocah gendeng, apa yang kalian lakukan ha?!" seru Pak Babat baru saja menyelenong masuk tanpa ketukan, tanpa permisi, ia berjalan cepat seperti cheetah.
Kai terlonjak kaget. "Ini tidak seperti yang bapak pikirk....awh sakit pak!"
Pak babat malah menarik telinga Kai dengan sangat kuat. Matanya melotot seakan-akan Kai adalah musuhnya. Seperti ada dendam pribadi.
"Sakit pakkkkk!" Kai mengaduh kesakitan.
"Berisik sekali!" seru Romeo tanpa membuka mata. Saat mendengar keributan disekitarnya.
Pak Babat dengan mode seperti Dewa Hades juga menjewer telinga Romeo.
Seketika kedua mata Romeo terbuka lebar. "Awh sakit!!! Pak ba ba-t!" Romeo melihat pak Babat dihadapannya seperti iblis yang akan menjemputnya. Dia pun bangkit duduk.
"Sakit pakkkkkkk!" seru Romeo dan Kai serempak.
Mendengar kegaduhan kedua muridnya, Pak Babat mengurangi sedikit cubitan di telinga.
"Kalian itu dari mana saja ha? Sebentar lagi kalian harus cap kaki gajah!"
"Cap tiga jari pak!!" Romeo dan Kai membenarkan perkataan Pak Babat.
"Iya itu, cap tiga jari!" Lalu Pak Babat menurunkan tangan.
"Aduhh duhh sakit!" sungut Romeo sambil mengusap telinganya.
"Panjang entar ni kuping ngalahin belalai di bawah!" ucap Kai melakukan hal yang serupa seperti Romeo. Bibirnya mengerucut dengan sangat tajam.
Mendengar sungutan muridnya, Pak Babat menarik nafas sedalam-dalamnya.
"Sekarang kalian cepat ke ruangan A3!" perintah Pak Babat sambil berkacak pinggang.
Romeo dan Kai mengangguk cepat seraya mengayunkan kaki menuju pintu.
"Heran sama anak zaman sekarang, ada lubang yang enak. Malah cari lubang yang lain!" seru Pak Babat dengan menatap kedua punggung kedua muridnya menghilang dari balik pintu.
***
"Rom, aku ke rumah kau ya!" Kai menyambar tas ranselnya. Mereka baru saja selesai cap tiga jari.
Romeo tidak menyahut, ia tengah memperhatikan Juliet dari kejauhan.
Kenapa badan ku tidak gatal-gatal ya, aneh. Aku harus memastikannya sendiri.
"Rom!" Kai membuyarkan lamunan Romeo dengan menepuk kuat pundaknya.
Romeo segera tersadar. "Hm." Ia berdeham dengan mode cool.
"Sebenarnya ada apa antara kau dan Juliet?" Kai menaikkan sebelah alis mata. Sedari tadi, dia melihat Romeo memandangi Juliet.
"Tidak ada!" Romeo bangkit berdiri. "Kau ke rumah lah dulu, belikan makanan untuk Hiro juga. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Aku akan menyusul!" Romeo memberikan kunci apartmentnya.
"Mana uangnya?" Kai menengadahkan tangan.
"Pakai punya kau dulu!" seru Romeo sembari mengibaskan tangan Kai.
Kedua mata Kai mendelik. "Cih, dasar parasit!"
"Kau juga parasit! Ganti sabun dan shampo ku!!" Romeo melebarkan mata.
Mendengar perkataan Romeo, Kai mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu terkekeh pelan.
**
"Juliet tunggu!" panggil Romeo membuat Juliet menghentikan ayunan kaki yang hendak pergi ke perpustakan mengembalikan buku.
Juliet membalikkan badan. Kedua matanya menatap tajam, setajam silet.
"Apa?!" tanya Juliet ketus.
"Aku mau berbicara!" ucap Romeo tak kalah ketusnya.
"Untuk apa? Aku tidak akan memaafkan kau!" hardik Juliet sambil menunjuk.
"Cih, jangan kegeeran. Siapa juga yang mau meminta maaf!" Romeo menatap hina pada Juliet.
"Lalu apa! Cepat katakan!"
Entah mengapa, rasa benci Juliet terhadap Romeo semakin bertambah di relung hatinya. Bukannya meminta maaf malah menghinanya melalui sorotan matanya, ia tentu saja paham dengan tatapan itu. Pancaran mata yang mengatakan bahwa dia adalah wanita yang paling menjijikan di dunia.
"Dari mana kau mendapatkan tato kupu-kupu itu? Lalu kenapa baru sekarang aku melihat ada tato di belakang lehermu?!" tanya Romeo mengebu-gebu. Ia teramat penasaran mengapa Juliet selama bertahun-tahun bersekolah baru sekarang mengikat rambutnya dan mengapa pula ada tato kupu-kupu di belakang lehernya.
"Apa urusanmu? Terserah aku!" seru Juliet berapi-api. Dia sempat keheranan dengan pertanyaan dari Romeo yang tidak berbobot sama sekali. Memang betul selama bersekolah ia jarang sekali mengikat rambutnya. Tentu saja ia takut ketahuan guru di sekolah. Juliet juga tidak mengetahui sejak kapan di belakang lehernya terukir tanda kupu-kupu. Tanda itu ia dapatkan sedari kecil.
"Aku cuma bertanya!" ucap Romeo sinis.
"Iya! Kalau tidak ada lagi pertanyaan, enyah kau dari hadapanku? Aku muak melihat wajahmu?!" seru Juliet.
"Aku lebih muak! Jangan pernah menampakkan wajah mu dihadapanku! Paham!?"
"Cihh!! Tanpa kau suruh! Aku juga tidak mau bertemu denganmu!"
Keduanya pun melengos pergi dengan arah yang berlawanan.
"Aku membenci mu, Romeo. Sampai kapan pun aku tidak akan memaafkan mu!" Juliet berbicara sendiri sambil memeluk erat buku yang sedari tadi ia bawa. Juliet berjalan cepat ingin segera sampai ke ruang perpustakaan.
"Julietttt!" panggil seseorang dari belakang.
"Oh my God, siapa lagi ini!" Juliet berdecak kesal di dalam hati. Mengapa di hari terakhir ia datang ke sekolah malah banyak orang yang selalu menganggu dirinya. Tidak bisa kah dia hidup damai tanpa gangguan sedikit pun.
Lalu dengan terpaksa Juliet membalikkan badan.
Plakkkkkk.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Na Gi Rah
aku datang pemimpin penerus ANDRILOS telah hadir
2022-08-17
1
Bella Gareta
Juliet juliet
2022-07-13
1
Zia_Lin
apakah itu salah satu fans Romeo🤭
2022-07-02
1