Setelah makan malam, keluarga Kusuma seperti biasa berkumpul di ruang keluarga untuk menghabiskan waktu bersama.
“ Lembur lagi suamimu Ran?” tanya Tuan Rahardi
“ Iya Yah, karena perusahaan akan memulai proyek kerja sama dengan Grup Gentara Yah. Jadi Mas Rozi harus mempersiapkan berkas-berkas yang di butuhkan.” Jawab Aran.
“ Ehm,, bagus lah. Semoga semuanya lancar.”
“ Amin.” Timpal Aran dan Nyonya Nissa. Sementara Arlan masih menyimak pembicaraan kedua orangtua dan kakaknya.
“ Ohya Ran, bagaimana hasilnya tadi? Apakah kamu sudah dapat alamat dan nomor teleponnya?” Tanya Nyonya Nissa.
“ Sudah dong Bun, benar dia mahasiswi baru jurusan keguruan Bun. Dan Aran sudah mendapatkan identitasnya.” Ucap Aran sambil menyerahkan beberapa lembar tentang informasi Naura kepada bundanya.
Dengan seksama Nyonya Nissa membaca setiap lembar identitas Naura.
“ Wah, hebat juga gadis ini. Bunda sangat menyukainya. Meskipun dari keluarga yang sederhana tetapi dia dan keluarganya benar-benar hebat.” Puji Nyonya Nissa.
“ Benarkan Bun, beruntung sekali kita bertemu dengannya.”
“ Jadi, kapan kita akan menemuinya secara langsung?”
“ Sabar dong Bun, rencana Aran setelah Arlan Wisuda saja. Kita undang dia makan malam di rumah.” Saran Aran
“ Wah,benar kamu Ran, bunda setuju. Sekalian kita merayakan kelulusan Arlan.” Ucap Nyonya Nissa berbinar - binar tidak sabar untuk bertemu dengan Naura kembali.
“ Sehebat apa sih gadis itu, sampai-sampai Mbak dan Bunda memujinya segala.” Kata Arlan yang tidak mengerti melihat sikap kakak dan bundanya yang berlebihan.
“ Tentu hebat dong Lan, Bunda benar-benar kagum dengan kepribadiannya baru kali ini bunda bertemu dengan seorang gadis seperti dirinya. Zaman sekarang sudah langka lho. Nih kalau kamu tidak percaya,baca sendiri aja.” Jawab Nyonya Nissa sambil menyodorkan kertas yang ia pegang kepada Arlan.
Arlan pun menerima kertas tersebut kemudian ia membaca satu persatu lembaran kertas tersebut. Pada saat membaca,ia terkejut melihat identitas beserta sebuah foto di lembaran tersebut. Sambil mengernyitkan dahi, ia pun bergumam. “ Jadi,wanita itu bernama Naura. Ehmm...menarik juga nih.”
Melihat Arlan senyum-senyum, Nyonya Nissa langsung menarik kembali kertas yang dipegang oleh Arlan.
“ Kamu kenapa, senyum-senyum sendiri?” Kata Nyonya Nissa
“ Siapa yang senyum Bun? Gak ada tuh.” Bela Arlan
“ Jangan bohong kamu Lan, mbak juga lihat lho kamu senyum-senyum sambil melihat foto gadis itu.” Timpal Aran
“ Jangan-jangan kamu tertarik ya dengan Naura?” Goda Nyonya Nissa
"Is bunda ini, siapa juga yang tertarik. Arlan cuma lucu aja melihat fotonya.” Elak Arlan
“ Elehhh,, pake ngeles segala kamu Lan, jangan sok gengsi deh, kalau tertarik ya gak masalah kok. Gaskeun kan aja, nanti kalau keduluan orang baru tau rasa.” Kata Aran sambil melirik ke arah bundanya.
“ Is mbak apaan sih, sama aja dengan bunda.”
“ Ya sudah, kalian ini selalu saja menggoda Arlan. Kalau dia tertarik, dia punya caranya sendiri. Gadis ini cukup manis, Ayah juga kagum dengan kepribadiaannya. Gadis yang sederhana dan natural.” Imbuh ayah
“ Benar sekali Yah.” Ucap bunda dan Aran kompak. Mereka senang Ayah berada dipihak mereka.
“ Ayah juga, kenapa malah membela bunda dan kakak sih.” Kesal Aran
Bukannya kasian,mereka semakin kompak untuk menggoda Arlan. Meskipun kesal, Arlan tidak marah sedikitpun dengan tingkah kedua orangtua dan kakaknya. Perbincangan tersebut terus berlangsung hingga terdengar suara tertawa mereka yang puas menggoda Arlan.
***
“ Kamu kapan mulai masuk kuliahnya Ra?” tanya Dara di sela-sela sarapannya bersama Naura.
“ Masih lama kak, tiga minggu lagi.” Jawab Naura sambil mengunyah makanannya.
“ Terus waktu luang kamu, mau buat apa?”
“ Kerja kak, kebetulan kemarin Naura dapat teman baru namanya Abel. Tadi malam kami chatingan, dia menawarkan kerja paruh waktu di kafe milik kakaknya. Kebetulan kakaknya, baru membuka kafe baru dan membutuhkan karyawan baru.”
“ Terus kalau kamu sudah masuk kuliah apa tidak terbentur waktunya.”
“ Mudah-mudahan tidak kak, karena Naura sudah mendapat jadwal kuliah. Sepulang kuliah, Naura masuk kerja jam 1.5.00 sampai jam 21.00 malam kak.”
“ Ehm, baguslah Ra. Kakak bangga dengan kamu, bisa kuliah sambil bekerja. Yang penting kamu jangan lupa jaga kesehatan kamu Ra.”
“ Assiiiaaapp.” Ucap Naura seraya memberi hormat kepada Naura.
“ Ok. Lah ayo siap-siap. Kakak mau berangkat sudah jam 06.45. kamu mau apa habis ini?”
“ Mau ke kafe kak, boleh tidak Naura nebeng kakak?kalau tidak salah kafenya melewati kampus di ujung jalan sana kak.”
“ Ok.” Ucap Dara sambil keluar dari kamar Naura.
Pukul 07.45, Naura tiba di sebuah kafe yang memiliki desain bangunan minimalis, yang mendominasi gaya anak-anak muda zaman sekarang memiliki warna yang cerah dan beragam. Agar menimbulkan suasana yang nyaman untuk hangout atau pun tempat nongkrong bagi anak-anak muda. Naura bergegas memasuki kafe yang terlihat masih baru. Ya, ini adalah kafe milik kakaknya Abel, yang akan beroperasi hari ini. Naura ditawarkan bekerja paruh waktu di kafe ini sebagai karyawan. Karena baru merintis, masih membutuhkan empat orang karyawan termasuk kakaknya Abel. Open house kafe ini akan di buka pukul 08.30.
“ Selamat datang Ra,” Sapa Abel ketika melihat Naura masuk.
“ Pagi Bel.”
“ Ayo Ra, kita bertemu dengan kakakku.”
Ajak Abel semangat sambil menarik tangan Naura kesebuah ruangan yang terletak di dekat dapur.
Tok tok tok. Abel mengetuk pintu ruangan kakaknya yang bertuliskan Owner di papan kecil di atas pintu. Setelah terdengar jawaban dari dalam, Abel dan Naura membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
“ Pagi kak, ini Naura temanku yang kuceritakan itu kak.”
“ Pagi Bel,” jawab kakaknya Abel sambil mengangkat wajahnya ke depan dan bergegas berdiri menghampiri mereka.
“ Mari silahkan duduk.”
“ Ok kak.”
Mereka pun bergegas menuju sofa yang ada di pojok ruangan, Naura duduk berhadapan dengan kakaknya Abel. Sementara kakaknya Abel merasa terpana dn kagum pada saat bertemu dengan Naura namun ia bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya.
“ Nah, kak. Ini Naura, meskipun kami baru bertemu aku yakin Naura ini adalah orang yang jujur dan bertanggungjawab. Makanya aku merekomendasikan dia sebagai karyawan di sini.” Ucap Abel bangga.
“ Halo, Tuan. Nama saya Naura. Saya senang sekali bisa diterima bekerja di kafe ini.”
“ Salam kenal juga Naura. Nama saya Nizam. Panggil saja kakak, biar sama dengan Abel. Saya belum setua itu jika dipanggil tuan.” Terang Nizam.
“ Baiklah kak Nizam. Mohon bimbingannya ya kak.”
“ Baiklah, mulai sekarang kamu bisa langsung bekerja. Nanti apa tugasmu akan di jelaskan oleh Abel. Sekarang bersiap-siaplah, kafe akan segera kita buka.”
“ Baik kak.” Jawab Naura dan Abel serentak. Mereka pun berpamitan keluar dari ruangan Nizam.
Nizam baru saja menyelesaikan study S2 nya di LN. Setelah ia di terima bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota ini, ia pun kembali ke negara kelahirannya dan mulai merintis usaha bisnis yang ia lakoni.
Di ruang ganti karyawan, sudah ada Abel, Naura dan Nabila. Selesai mereka memakai seragam, Abel menjelaskan tugas masing-masing yang akan di kerjakan oleh mereka. Di sini Abel di percaya sebagai asisten Nizam untuk membantu mengolah kafenya. Setelah selesai, mereka segera keluar dari ruangan dan langsung menuju ruangan yang berada di dekat dapur. Di sana sudah ada Nizam yang sedang menunggu. Setelah semua berkumpul Nizam memberi pengarahan kepada karyawannya. Dan tepat pukul 08.30 kafe secara resmi sudah di buka. Terlihat di luar kafe sudah ada beberapa orang yang mengantri untuk mencoba menu baru di kafe ini. Hal ini tidaklah sulit bagi Nizam dalam mempromosikan kafe barunya. Perlahan-lahan banyak anak-anak muda yang berdatangan ke kafe, meskipun hanya membeli segelas kopi. Ada yang sekalian untuk sarapan. Karena kafe baru, banyak anak-anak muda penasaran untuk mencobanya.
Melihat pelanggan yang begitu antusias, Naura, Abel dan Nabila bersemangat untuk bekerja. Meskipun suasana kafe menjadi ramai, dan mulai banyak pelanggan yang berdatangan, membuat semua meja sudah terisi penuh. Mereka bekerja dengan ramah, dan tak lupa selalu tersenyum pada setiap pelanggan.
Hari terus beranjak, tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.00 siang. Naura, Abel dan Nabila beristirahat sambil memakan bekal mereka. Suasana kafe tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pelanggan yang masih betah berlama-lama di kafe ini. Selesai makan, Naura izin untuk melaksanakan shalat Dzuhur terlebih dahulu.
Sementara Abel dan Nabila sudah berada di posisi mereka. Karena sebentar lagi kafe akan ramai untuk makan siang.
Benar saja, tidak lama setelah itu, para pelanggan sudah mulai berdatangan. Diantara para pelanggan yang memasuki kafe, terlihat tiga orang pria yang memiliki paras di atas rata-rata. Tubuh yang atletis yang hanya di balut oleh kaus santai yang ketat dan celana jeans. Hal ini langsung menarik perhatian para pengunjung lainnya, terutama kaum hawa mereka hanya fokus menatap ketiga pria tersebut.
Melihat hal itu, Abel langsung terkejut melihat mereka. Meskipun Abel mahasiswa baru, ia sudah mengenal sosok ketiga pria tersebut. Ia tidak menyangka dapat bertemu dengan mereka secara langsung.
Ya, mereka adalah Arlan, Dennis dan Galih. Mereka merupakan mahasiswa populer di kampus yang berada di seberang jalan kafe ini. Selain memiliki paras yang tampan, mereka juga memiliki kemampuan yang di atas rata-rata dan dari kalangan keluarga yang berpengaruh di kota ini. Meskipun mereka dari keluarga yang kaya,tidak membuat mereka menjadi terlena dan memanfaatkan keluarga mereka untuk bertindak semena-mena terhadap mahasiswa lainnya. Hal ini membuat mereka di segani dan di kagumi. Meskipun mereka terlihat ramah tetapi mereka sulit untuk di dekati. Terutama Arlan, ia sangat cuek dan bersikap dingin kepada orang-orang yang dianggapnya tidak penting terutama bagi kaum hawa.
Meskipun ia, cuek dan dingin tidak membuat kaum hawa berhenti untuk mengaguminya. Mereka berharap suatu hari, sang idola mereka mau mengobrol ataupun tersenyum kepada mereka. Kaum hawa hanya bisa mengagumi Arlan dalam diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments